Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [ ] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGENALAN MOTIF BATIK MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER DAN NEURAL NETWORK

IMPLEMENTASI TEMU KEMBALI CITRA TEKSTUR MENGGUNAKAN ROTATED WAVELET FILTER

Latar Belakang. Perlunya inventarisasi data dari tiap motif batik dari seluruh daerah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Tekstur adalah salah satu elemen dasar citra. Elemen dasar ini berupa ciriciri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

MAKALAH SIDANG TUGAS AKHIR PERIODE JULI 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391

SALIENT POINTS PADA CITRA TULANG CORTICAL BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET

Uji Coba 1 : Learning Rate. Nama variabel Nilai. Grafik Uji Coba % Inisial Variabel : % 80.00%

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: b. Memori : 8192 MB. c. Sistem Model : Lenovo G40-45

Teknik Watermarking dalam Domain Wavelet untuk Proteksi Kepemilikan pada Data Citra Medis

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Timor Leste terletak di antara garis lintang 8 dan 10 S, dan bujur 124

BAB IV PEMBAHASAN. Bab IV berisi pembahasan yang meliputi proses penelitian yakni hasil

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 1980

Identifikasi Iris Mata Menggunakan Alihragam Wavelet Haar dan Transformasi Hough

II. TINJAUAN PUSTAKA

TEMU KEMBALI CITRA UNTUK PENGENALAN BATIK PADA CITRA 2D MENGGUNAKAN FITUR TEKSTUR MATRIKS KOOKURENSI ARAS KEABUAN DAN FUNGSI JARAK CANBERRA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

KLASIFIKASI MOTIF BATIK BESUREK MENGGUNAKAN METODE ROTATED HAAR WAVELET TRANSFORMATION DAN BACKPROPAGATION

PERBANDINGAN KINERJA EKSTRAKSI FITUR TINGKAT RENDAH MENGGUNAKAN METODE

DAFTAR ISI. BAB II... Error! Bookmark not defined.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Teknik Informatika Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap tahun 2004/2005

PERBAIKAN KUALITAS CITRA BERWARNA DENGAN METODE DISCRETE WAVELET TRANSFORM (DWT)

PENEMUAN KEMBALI CITRA TENUN DENGAN KEMIRIPAN MOTIF MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

APLIKASI BIOMETRIKA PENCOCOKAN CITRA DAUN TELINGA BERBASIS TEKSTUR DAN BENTUK MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET DAN CHAIN CODE

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pengenalan Spesies Tanaman Berdasarkan Bentuk Daun Menggunakan Metode Klasifikasi Move Median Center (MMC) Hypersphere

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. bit serta kualitas warna yang berbeda-beda. Semakin besar pesat pencuplikan data

Jln. Telekomunikasi No.1 Terusan Buah Batu Bandung Indonesia

BAB IV PEMBAHASAN. A. Hasil Model Radial Basis Function Neural Network (RBFNN) Langkah-langkah untuk menentukan model terbaik Radial Basis Function

PENGENALAN CITRA WAJAH DENGAN MENGGUNAKAN TRANSFORMASI WAVELET DISKRIT DAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACK-PROPAGATION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... PRAKATA... DAFTAR LAMBANG... DAFTAR GAMBAR...

BAB 2 LANDASAN TEORI. mencakup teori speaker recognition dan program Matlab. dari masalah pattern recognition, yang pada umumnya berguna untuk

Watermarking Video Menggunakan Transformasi Wavelet Diskrit

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

JURNAL PENGENALAN JENIS MOTIF KAIN BATIK MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR DAN BRAY CURTISE DISTANCE

KOMPRESI IMAGE DALAM SOURCE CODING MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI WAVELET

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

ANALISA ENERGY COMPACTION PADA DEKOMPOSISI WAVELET

2.Landasan Teori. 2.1 Konsep Pemetaan Gambar dan Pengambilan Data.

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 2 NO. 1 SEPTEMBER 2010

Deteksi Batik Parang Menggunakan Fitur Co-Occurrence Matrix Dan Geometric Moment Invariant Dengan Klasifikasi KNN

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

Penggunaan Gray Level Co-Occurance Matrix Dari Koefisien Aproksimasi Wavelet untuk Deteksi Cacat Tekstil

PENGELOMPOKAN CITRA BATIK MENGGUNAKAN ALGORITMA K-MEANS BERDASARKAN FITUR TEKSTUR DENGAN METODE GLCM

Identifikasi Tanda Tangan Menggunakan Transformasi Gabor Wavelet dan Jarak Minskowski

BAB II LANDASAN TEORI

PENGENALAN POLA SIDIK JARI BERBASIS TRANSFORMASI WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI) Volume 2, Nomor 1, Januari 2013

KLASIFIKASI MOTIF BATIK BANYUWANGI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI CIRI WAVELET DAN METODE KLASIFIKASI FUZZYLOGIC

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM. Pembahasan analisa program meliputi tahapan analisis, perancangan dan pembuatan.

Mempelajari dasar-dasar teori dan mengumpulkan referensi yang berhubungan dengan batubara, jenis batubara, metode ekstraksi ciri Discrete Wavelet

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal

Segmentasi Citra Berwarna Menggunakan Deteksi Tepi dan Fuzzy C-Means yang Dimodifikasi Berdasarkan Informasi Ketetanggaan

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x

PENGENALAN TULISAN TANGAN MENGGUNAKAN EKSTRAKSI CIRI WAVELET TRANSFORM DARI PROJECTION PROFILE

KLASIFIKASI BENTUK DAUN MENGGUNAKAN METODE KOHONEN ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. sekunder berupa citra Magnetic Resonansi Image (MRI) yang diperoleh dari

PENERAPAN DISCRETE DAUBECHIS WAVELET TRANSFORM D A L A M W A T E R M A R K I N G C I T R A D I G I T A L

Penyusun Tugas Akhir : Ivan Hardiyanto (NRP : ) Dosen Pembimbing : Yudhi Purwananto, S.Kom, M.Kom Rully Soelaiman, S.Kom, M.

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. penelitian laboratorium. Studi kepustakaan dilakukan untuk mencari teori atau

KLASIFIKASI JENIS IKAN KOI MENGGUNAKAN GRAY LEVEL CO- OCCURRENCE MATRIX DAN ALGORITMA NAIVE BAYES

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

IDENTIFIKASI POLA RUGAE PALATINA MENGGUNAKAN GABOR WAVELET DAN DWT DENGAN METODE KLASIFIKASI ANN- BACKPROPAGATION

UKDW BAB I PENDAHULUAN

PENERAPAN ALGORITMA K MEANS UNTUK PENENTUAN PENCOCOKAN PEWARNAAN CLUSTERING SECARA OTOMATIS PADA PRODUK FASHION

Segmentasi Motif Batik Menggunakan Metode Fuzzy C-Means

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dicolokan ke komputer, hal ini untuk menghindari noise yang biasanya muncul

Identifikasi Otentifikasi Citra Tanda Tangan Menggunakan Wavelet dan Backpropagation

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KLASIFIKASI BATIK MENGGUNAKAN METODE K-NEAREST NEIGHBOUR BERDASARKAN GRAY LEVEL CO-OCCURRENCE MATRICES (GLCM)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Model sistem presensi biometri sidik jari yang dikembangkan secara garis

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan dengan sejumlah pendekatan selama bertahun-tahun. Klasifikasi

KLASIFIKASI JENIS JAMBU AIR BERDASARKAN TULANG DAUN MENGGUNAKAN METODE K-MEANS SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Pencocokan Citra Digital

KLASIFIKASI KANSEI MULTI LABEL DENGAN PROBABILISTIC NEURAL NETWORK PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN KOMBINASI FITUR WARNA, TEKSTUR, DAN BENTUK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

ANALISIS DIGITAL AUDIO WATERMARKING BERBASIS LIFTING WAVELET TRANSFORM PADA DOMAIN FREKUENSI DENGAN METODE SPREAD SPECTRUM

Bab III ANALISIS&PERANCANGAN

Transkripsi:

Penyusun Tugas Akhir Alvian Adi Pratama [5106100108] Dosen Pembimbing Diana Purwitasari, S.Kom, M.Sc. Dr. Eng. Nanik Suciati, S.Kom., M.Kom.

Latar Belakang Batik merupakan harta kebudayaan Indonesia yang telah diakui UNESCO dan perlu dilindungi. Perhatian serius terhadap batik perlu dilakukan untuk mencegah hilangnya batik sebagai warisan budaya karena kurangnya informasi dan dokumentasi yang baik. Perlu dilakukan pengelompokkan data untuk batik yang mempunyai lebih dari satu motif. Penggunaan Grey Level Cooccurence Matrix (GLCM), Discrete Wavelet Transform (DWT), dan Rotated Wavelet Filter (RWF) mempunyai akurasi lebih baik dalam pengenalan tekstur dibandingkan dengan metode yang banyak digunakan sebelumnya (Hazra, D. 2011).

Rumusan Masalah Bagaimana mengekstraksi fitur suatu citra menggunakan GLCM, DWT, dan RWF. Bagaimana penerapan Fuzzy C-Means untuk klasifikasi citra batik.

Batasan Masalah Data yang digunakan adalah batik Indonesia yang berasal dari Pulau Jawa dengan motif parang, semen, ceplok, lereng, lung-lungan, dan buketan. Output dari aplikasi ini adalah tingkat kemiripan suatu citra dengan motif-motif di atas. Implementasi aplikasi dilakukan menggunakan bahasa Java dengan bantuan program Netbeans 7.1

Tujuan dan Manfaat Tugas akhir ini bertujuan untuk membuat suatu aplikasi yang mampu mengenali citra batik yang memiliki lebih dari satu motif. Sistem ini diharapkan mampu membantu pendataan batik multi-label di Indonesia dan mempermudah penyebaran informasinya.

Diagram Alir Sistem Proses Pengklasteran Citra Batik Training Preproses (Greyscaling) Ekstraksi Fitur GLCM, DWT dan RWF Pembuatan Vektor Fitur Pengklasteran Database Fitur pusat Cluster Informasi Pusat Kelas Citra Masukan Testing Preproses (Greyscaling) Ekstraksi Fitur GLCM, DWT dan RWF Hitung Jarak Nilai keanggotaan semua klaster Pengenalan Data Baru

Tampilan Amplikasi

Preproses Dalam tahap ini dilakukan proses greyscaling, yaitu proses pengubahan pixel berwarna menjadi skala abuabu (greyscale). Proses greyscaling dilakukan berdasarkan persamaan grey = 0.299 red + 0.587 green + 0.114 blue

Ekstraksi Fitur Fitur yang diambil dari setiap citra adalah 1. Homogenitas dari GLCM 2. Energi dari hasil transformasi DWT 3. Energi dari hasil transformasi RWF

Grey Level Coocurrence Matrix Anggota GLCM dengan alamat (i,j) dihitung berdasarkan berapa sering suatu pixel dengan grey-level i muncul di horisontal, vertikal, atau diagonal berpasangan dengan pixel dengan grey-level j. Contoh GLCM untuk arah horisontal ke kanan (θ = 0 o ) Nilai Homogenitas dari GLCM dihitung berdasarkan persamaan GLCM i, j Homogenitas = 1 + i j i,j Setiap citra diambil fitur homogenitasnya dari GLCM untuk empat arah yaitu horisontal ke kanan (θ = 0 o ), diagonal ke kanan bawah (θ = 45 o ), vertikal ke bawah (θ = 90 o ), dan diagonal ke kiri bawah (θ = 135 o ).

Discrete Wavelet Transform Discrete Wavelet Transform (DWT) adalah transformasi wavelet dimana data inputnya berupa nilai diskrit (nonkontinyu). Untuk kasus sinyal pada ruang 2-D biasanya dilakukan dengan menerapkan struktur bank filter secara terpisah terhadap sinyal citra. Digunakan Low-Pass Filter atau LPF (L) dan High-Pass Filter atau HPF (H). Dua filter diatas dikombinasikan untuk membuat 4 buah filter yang digunakan untuk proses dekomposisi citra sebagai berikut. 1. H LL = L T H menghasilkan Image Approximation (I ll ) 2. H LH = L T H menghasilkan Image Horizontal Detail (I lh ) 3. H HL = H T L menghasilkan Image Vertical Detail (I hl ) 4. H HH = H T H menghasilkan Image Diagonal Detail (I hh )

Discrete Wavelet Transform Proses dekomposisi suatu citra bisa di gambarkan sebagai berikut H ll I ll2 H lh I lh2 H ll I ll1 H hl I hl2 Citra H lh I lh1 H hh I hh2 H hl I hl1 Citra Citra yang akan di proses H hh I hh1 H ll Proses konvolusi citra dengan filter H ll Downsampling (Pengambilan nilai matrix berindeks genap)

Rotated Wavelet Filter Rotated Wavelet Filter (RWF) adalah filter transformasi yang dibuat dari rotasi filter-filter DWT. Dalam tugas akhir ini filter DWT dirotasi sebesar 45 0. Proses dekomposisi citra dengan menggunakan RWF langkahlangkahnya sama seperti DWT, yang membedakan adalah filterfilternya saja. HR ll I ll2 HR ll I ll1 HR lh I lh2 Citra HR lh I lh1 HR hl I hl2 2-D Downsampling Citra Citra yang akan di proses HR hl 2-D Downsampling I hl1 HR ll Proses konvolusi citra dengan filter HR ll Downsampling (Pengambilan nilai matrix berindeks genap)

Fitur Energi dari DWT dan RWF Nilai energi setiap subbidang hasil dekomposisi DWT dan RWF dihitung berdasarkan persamaan Energi = 1 MxN M i=1 N j=1 Dekomposisi dilakukan sebanyak 5 level. Untuk DWT setiap subbidang diambil energinya, sedangkan untuk RWF hanya bidang LH dan HL saja karena hanya dua subband ini yang mengandung informasi diagonal yang dibutuhkan. X ij

Fuzzy C-Means Fuzzy C-Means (FCM) adalah salah satu metode yang digunakan dalam proses pengelompokan data (Data Clustering). Data clustering adalah proses membagi elemenelemen data ke klaster-klaster sehingga elemenelemen di klaster yang sama menjadi semirip mungkin, sedangkan elemen di klaster yang berbeda menjadi setidak mirip mungkin. Algoritma FCM digunakan karena dengan FCM sebuah data mempunyai nilai keanggotaan ke semua klaster.

Fuzzy C-Means Algoritma FCM adalah sebagai berikut 1. Tentukan nilai keanggotaan suatu data dengan semua klaster secara random 2. Ulangi langkah-langkah berikut ini sampai terjadi konvergensi nilai keanggotaan a) Hitung pusat dari masing-masing klaster b) Hitung keanggotaan setiap data untuk masing-masing klaster

Fuzzy C-Means Pusat klaster c j dengan parameter fuzziness m dihitung berdasarkan persamaan n i=1 μ m ij x i c j = n i=1 μ ij m Sedangkan nilai keanggotaan data ke-i x i dengan klaster ke-j µ ij menggunakan persamaan 1 μ ij = 2 c d ik (m 1) k=1 d ij

Penghitungan Jarak Untuk jarak antara dua vektor x dan y dengan jumlah anggota p dihitung menggunakan Canberra Distance p x a y a d xy = x a + y a a=1 Persamaan ini digunakan karena nilai-nilai dalam satu vektor fitur mempunyai skala yang berbeda-beda sehingga diperlukan normalisasi yang sudah diperhitungkan dalam Canberra Distance.

FCM Modifikasi FCM biasa mempunyai kelemahan yang disebabkan oleh tiap data masih dipengaruhi klaster yang jaraknya jauh. Yang membedakan dengan FCM biasa adalah persamaan keanggotaan untuk FCM modifikasi menggunakan sebagai berikut. μ ij = n 2 1 d ij c k=1 1 m 1 1 d ik 1 m 1

Uji Coba Proses uji coba ini adalah setelah proses clustering selesai, dilakukan penentuan kelas secara manual berdasarkan banyaknya anggota kelompok data yang diketahui sebelumnya paling banyak ikut kelas tersebut. Setelah kelas-kelas tersebut ditentukan, baru dilakukan proses testing data baru. Pengukuran kinerja dari aplikasi ini menerapkan beberapa skenario uji coba sebagai berikut: Uji coba variabel fuzziness (m). Uji coba penggunaan FCM. Uji coba penggunaan fitur DWT saja, DWT & RWF, serta DWT, RWF, & GLCM. Uji coba untuk pengenalan multi-label

Hasil Uji Coba (1) Untuk m = 1.1 Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 0 17 1 1 2 1 22 S 6 2 2 2 19 5 36 % 0 89.47 33.33 33.33 9.52 16.66 37.93 Untuk m = 1.5 Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 2 17 0 1 9 2 31 S 4 2 3 2 12 4 27 % 33.33 89.47 0.00 33.33 42.86 33.33 53.45 Untuk m = 2 Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 0 18 2 2 4 1 27 S 6 1 1 1 17 5 31 % 0.00 94.74 66.67 66.67 19.05 16.67 46.55

Hasil Uji Coba (2) Penggunaan FCM yang dimodifikasi Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 1 18 2 2 4 1 28 S 5 1 1 1 17 5 30 % 16.67 94.74 66.67 66.67 19.05 16.67 48.28 FCM Normal Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 0 18 2 2 4 1 27 S 6 1 1 1 17 5 31 % 0.00 94.74 66.67 66.67 19.05 16.67 46.55

Hasil Uji Coba (3) Penggunaan fitur DWT, RWF, dan GLCM Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 0 18 2 2 4 1 27 S 6 1 1 1 17 5 31 % 0.00 94.74 66.67 66.67 19.05 16.67 46.55 Penggunaan fitur DWT dan RWF Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 1 18 0 2 4 1 26 S 5 1 3 1 17 5 32 % 16.67 94.74 0.00 66.67 19.05 16.67 44.83 Penggunaan fitur DWT saja Parang Ceplok Lereng Semen Lung-Lungan Buketan Total B 2 13 0 1 4 1 21 S 4 6 3 2 17 5 37 % 33.33 68.42 0.00 33.33 19.05 16.67 36.21

Uji Coba untuk multi-label Pada percobaan ini digunakan data hasil clustering dengan fuzziness 1.5 yang merupakan nilai akurasi terbesar. Percobaan hanya dilakukan berdasarkan pengamatan visual saja, sehingga ada kemungkinan hasilnya tidak objektif. Hanya contoh 4 buah data dari dataset testing yang ditunjukkan.

Hasil Uji Coba multi-label (1) Dari citra Diperoleh labelnya adalah Lereng, Ceplok, dan Buketan. Lereng : 0.32000891 Ceplok: 0.29608577 Buketan: 0.16174722 Lung-Lungan: 0.09470890 Parang : 0.07750342 Semen : 0.04994576

Hasil Uji Coba multi-label (2) Dari citra Diperoleh labelnya adalah Lung-Lungan, Lereng, dan Buketan. Lung-Lungan : 0.23120019 Lereng : 0.19799454 Buketan : 0.1941992 Semen : 0.15778538 Parang : 0.13752886 Ceplok : 0.08129177

Hasil Uji Coba multi-label (3) Dari citra Diperoleh labelnya adalah Lung-Lungan, Semen, dan Buketan. Lung-Lungan : 0.67931820 Semen : 0.15153598 Buketan : 0.12998466 Parang : 0.02508306 Lereng : 0.01055163 Ceplok : 0.00352644

Hasil Uji Coba multi-label (4) Dari citra Diperoleh labelnya adalah Semen, Parang, dan Lung- Lungan. Semen : 0.26606910 Parang : 0.24041014 Lung-Lungan : 0.17196684 Buketan : 0.16486041 Lereng : 0.09438052 Ceplok : 0.06231296

Kesimpulan 1. Penggunaan Grey Level Co-occurance Matrix, Discrete Wavelet Transform, dan Rotated Wavelet Filter dalam ekstraksi fitur memberikan hasil yang cukup efektif dalam mengenali suatu motif. 2. Fuzzy C-Means Clustering tidak terlalu cocok digunakan dalam mengklasifikasikan data yang terlalu tersebar seperti motif batik ini. Tetapi modifikasi dari FCM standar memberikan sedikit bantuan untuk menutupi kelemahan yang dimilikinya. Di sisi lain penggunaan FCM untuk klasifikasi multi-label cukup memuaskan. 3. Penentuan nilai fuzziness mempengaruhi hasil akurasi secara signifikan. Akurasi tertinggi didapat saat penggunaan fuzziness sebesar 1.5 dengan akursai yang di peroleh adalah 53.45%.

TERIMA KASIH