Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST)

dokumen-dokumen yang mirip
KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

PERANCANGAN SOFTSENSOR STEAM QUALITY PADA STEAM GENERATOR DENGAN OPTIMASI NILAI SPESIFIK VOLUM DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA STACK HASIL KELUARAN HRSG (HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR) DENGAN METODE JARINGAN SYARAF TIRUAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

Mahasiswa: Muhimmatul Khoiro Dosen Pembimbing: M. Arief Bustomi, S.Si, M.Si.

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

Oleh : Alif Tober Rachmawati

Korosi telah lama dikenal sebagai salah satu proses degradasi yang sering terjadi pada logam, khusunya di dunia body automobiles.

POSITRON, Vol. V, No. 1 (2015), Hal ISSN :

Analisa Unjuk Kerja Heat Recovery Steam Generator (HRSG) dengan Menggunakan Pendekatan Porous Media di PLTGU Jawa Timur

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

PERANCANGAN SISTEM KONTROL POSISI DAN KECEPATAN PADA KAPAL SELAM MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

PERAMALAN BEBAN LISTRIK MENGGUNAK AN JARINGAN SARAF TIRUAN METODE KOHONEN ABSTRAK

Implementasi Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation dan Steepest Descent untuk Prediksi Data Time Series

Perancangan Sistem Pemodelan Kontrol Level Air Steam Drum Berbasis Jaringan Syaraf Tiruan

METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

Presentasi Tugas Akhir

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

Prediksi Curah Hujan Di Kota Pontianak Menggunakan Parameter Cuaca Sebagai Prediktor Pada Skala Bulanan, Dasarian Dan Harian Asri Rachmawati 1)*

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

3. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

PEMODELAN DAN SISTEM INFORMASI PREDIKSI KAPASITAS PEMBANGKIT LISTRIK MENGGUNAKAN NEURAL NETWORK (SEKTOR RUMAH TANGGA)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print) F-56

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA STEAM DRUM BOILER 1102 DI PT. PETROKIMIA GRESIK

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

PERAMALAN JUMLAH KUNJUNGAN WISATAWAN MANCANEGARA KE LOMBOK MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

PREDIKSI DAYA SERAP PERUSAHAAN TERHADAP ALUMNI TEKNIK INFORMATIKA IBI DARMAJAYA BERBASIS JARINGAN SYARAF TIRUAN. 1Chairani

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI ESTIMASI CURAH HUJAN, SUHU DAN KELEMBABAN UDARA DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM KROMATOGRAFI GAS MENGGUNAKAN SENSOR SEMIKONDUKTOR DAN NEURAL NETWORK UNTUK KLASIFIKASI MINYAK MENTAH

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGENDALI TEMPERATUR FLUIDA PADA HEAT EXCHANGER DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN PREDIKTIF

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

JARINGAN SYARAF TIRUAN PREDIKSI PENYAKIT LUDWIG ANGINA

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini, memerlukan banyak hal yang harus

Aplikasi Artificial Neural Network (ANN) untuk Memprediksi Perilaku Sumur Geotermal

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI JUMLAH PESERTA KB BARU DI KABUPATEN SEMARANG DENGAN METODE BACKPROPAGATION

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

Gambar 3.1 Desain Penelitian

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) ( X Print) A-31

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA DATA

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE BERBASIS ANDROID MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Prediksi Performa Linear Engine Bersilinder Tunggal Sistem Pegas Hasil Modifikasi dari Mesin Konvensional Yamaha RS 100CC

Analisa Kekuatan Material Carbon Steel ST41 Pengaruh Preheat dan PWHT Dengan Uji Tarik Dan Micro Etsa

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

PERANCANGAN SOFTSENSOR KADAR GAS BUANG PADA

Halaman Judul Lembar Pengesahan Pembimbing Lembar Pengesahan Penguji Halaman Persembahan. Abstraksi Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat. Alat dan bahan yang digunakan sebelum pengujian:

Optimalisasi Identifikasi Sidik Jari Menggunakan Metode Neural network pada Sistem Keamanan Sepeda Motor

ANALISIS PENGARUH SALINITAS DAN TEMPERATUR AIR LAUT PADA WET UNDERWATER WELDING TERHADAP LAJU KOROSI

Fe Fe e - (5.1) 2H + + 2e - H 2 (5.2) BAB V PEMBAHASAN

Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB III METODE EGARCH, JARINGAN SYARAF TIRUAN DAN NEURO-EGARCH

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

PENGENALAN POLA GARIS DASAR KALIMAT PADA TULISAN TANGAN UNTUK MENGETAHUI KARAKTER SESEORANG DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILIENT BACKPROPAGATION

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PADA PROSES PERLAKUAN PANAS BAJA AISI 304 TERHADAP LAJU KOROSI

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB 4 DATA HASIL PENGUJIAN

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

PENENTUAN MODEL RETURN HARGA SAHAM DENGAN MULTI LAYER FEED FORWARD NEURAL NETWORK MENGGUNAKAN ALGORITMA RESILENT BACKPROPAGATION

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM PENGHITUNGAN PERSENTASE KEBENARAN KLASIFIKASI PADA KLASIFIKASI JURUSAN SISWA DI SMA N 8 SURAKARTA

Analisis Prediksi Indeks Harga Konsumen Berdasarkan Kelompok Kesehatan Dengan Menggunakan Metode Backpropagation

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B- Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan(JST) Bangkit Dwijo Saputro, Zulkifli, dan Detak Yan Pratama Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 e-mail: detak@ep.its.ac.id Abstrak Telah dilakukan penelitian tugas akhir dengan judul Prediksi Laju Korosi pada Instalasi Pipa Logam Aliran Fluida Cair Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan. Hal yang biasa dilakukan untuk permasalahan korosi adalah pengurangan laju korosi dengan penambahan inhibitor, pelapisan, penggantian bahan logam dilakukan untuk mengurangi besar nilai laju korosi. Prediksi nilai laju korosi menggunakan jaringan saraf tiruan dapat dilakukan untuk mengurangi terjadinya korosi. Metode prediksi ini menggunakan arsitektur jaringan backpropagation. Arsitektur ini dapat melatih jaringan dengan cepat karena dapat secara otomatis memperbarui bobot untuk mendapatkan tingkat kesalahan yang kecil. Tingkat kesalahan ditinjau dari nilai mean square error (mse). MSE menunjukan performa dari jaringan. Dengan menggunakan layer pada arsitektur jaringan, didapat 9 node pada hidden layer dengan bobot tertentu mampu memberikan nilai performa terbaik dalam pembuatan jaringan. Performa yang didapat dalam jaringan ini mencapai,6616e-4. Didapat hasil prediksi hubungan antara laju korosi dengan perubahan suhu, laju aliran dan sesuai dengan teori sumber data. Laju korosi akan turun saat netral dan saat suhu pada titik tertentu akibat adanya presipitat, sedang laju korosi akan naik seiring naiknya laju aliran. Kata kunci Laju korosi, prediksi, jaringan saraf tiruan, backpropagation. I. PENDAHULUAN ROSES korosi dapat terjadi dimana saja dan tidak dapat Pdihentikan karena memang merupakan proses dimana lingkungan bereaksi dengan logam yang degradasi pada logam. Berbagai macam faktor dapat menyebabkan terjadinya korosi, mulai dari suhu,, laju aliran maupun lingkungan menjadi penyebab utama hal ini terjadi [1]. Gas-gas korosif pada lingkungan yang kerap kali menjadi hal utama yang diperbincangkan. Hal ini terjadi pada industri-industri pengolah minyak maupun gas. Gas CO seringkali terkandung pada minyak dan gas. Pada dasarnya CO tidak membahayakan, akan tetapi apabila gas tersebut bereaksi dengan liquid lain akan terjadi reaksi yang menyebabkan korosi. Pada fase cair, CO membentuk asam karbonat yang merupakan penyebab korosi yang kuat pada baja. Pada dunia industri korosi yang disebabkan oleh CO disebut sweet corrotion. Penyerangan korosi ini terjadi dibagian internal pipa. Korosi CO atau sweet corrotion memiliki proses korosi yang cukup rumit, karena disebabkan oleh banyak parameter yang berbeda-beda, seperti suhu, tekanan parsial dan []. Pencegahan terhadap korosi telah banyak dilakukan untuk mengurangi laju korosi. Hal yang bisa dilakukan untuk permasalahan korosi hanyalah pengurangan laju korosinya karena dari asalnya korosi memang tidak dapat dihilangkan hanya dapat dikurangi nilai laju korosinya dan dilakukan pencegahan berupa penghitungan prediksi laju korosinya. Penambahan inhibitor, pelapisan, penggantian bahan logam dilakukan untuk mengurangi besar nilai laju korosi. Tapi terkadang hal tersebut dapat memperbesar pembiayaan pengadaan. Untuk itu hal lain yang dapat dilakukan adalah proses penghitungan laju korosi menggunakan prediksi agar dapat diketahui nilai laju korosi dengan parameter yang berbeda-beda. Penelitian dalam tugas akhir ini melakukan prediksi laju korosi dengan parameter yang telah ditentukan yaitu suhu, jenis logam, lingkungan, laju aliran dan. Penghitungan prediksi dilakukan dengan simulasi pada Matlab dengan metode back propagation jaringan saraf tiruan. Metode ini ditemukan oleh [] dan [4]. Model back propagation merupakan model yang baik untuk pelatihan dengan jumlah input pada simulasi ini tergolong kompleks [5]. Dengan adanya prediksi ini, penghitungan laju korosi dapat diketahui sebelumnya untuk pencegahan korosi sebelum melakukan pembangunan plant yang sebenarnya. Usaha untuk mengurangi tingkat laju korosi akan terus dilakukan, diharapkan penelitian ini mampu menjadi salah satu acuan untuk pengembangan lebih lanjut tentang permasalahan yang kompleks mengenai korosi ini. II. METODE PENELITIAN Tahap penelitian tersebut dimulai dari proses persiapan alat yaitu Software Matlab R9a sebagai alat untuk membuat sistem prediksi. Selanjutnya dilakukan pengumpulan data sekunder yang diambil dari jurnal-jurnal dengan keadaan tertentu. Jurnal tersebut diasumsikan sama dalam segala keadaan hanya dibedakan dari sisi komposisi logam,, suhu, dan laju aliran. Untuk itu analisa dan validasi dilakukan dengan mencakup parameter tersebut. Sedang tinjauan dari parameter yang lain diabaikan. Setelah data didapatkan, dilakukan pembuatan bahasa pemrograman untuk membentuk sistem prediksi denganparameter yang telah ditentukan. Hasil simulasi dibandingkan dengan data yang dari jurnal yang telah ada. Sehingga dapat ditentukan kebenaran dari program. Sistem prediksi ini dibuat untuk memprediksikan nilai laju korosi pada batas-batas yang telah ditentukan pada parameter.. A. Pengumpulan Data

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B- Gambar. 1. Pengaruh terhadap laju korosi [1]. 4 Pengaruh PH Terhadap Laju Korosi Suhu 5 suhu 45 Suhu 65 Suhu 75 5, 5,5 6, 6,5 7, Pengaruh Suhu Terhadap Laju Korosi 5.5 6 6.5 1 Suhu 4 6 8 Gambar.. Pengaruh suhu terhadap laju korosi [1]. Nama Unsur Tabel 1. Komposisi Logam Baja BS 97 Komposisi()% C. 15 Mn 1. 1 Si. 175 P. 1 S. Cr. 69 Mo. 14 Al Ni. 65 Fe 98. 85 Data-data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil dari jurnal terkait. Data yang digunakan berupa komposisi logam, nilai, laju aliran, suhu dan laju korosi. Berikut contoh data yang nantinya akan diolah dengan software Matlab 7.8(R9a) menggunakan metode Jaringan Saraf Tiruan back propagation.pada gambar 1 dan didapatkan data pengaruh suhu terhadap laju korosi dan pengaruh terhadap laju korosi. Pengambilan data dilakukan dengan pembacaan grafik diatas. Dari pembacaan grafik akan didapatkan data tabel yang bisa digunakan sebagai input untuk pelatihan jaringan. Tabel 1 adalah komposisi logam baja BS 97 yang digunakan dalam penelitian sebelumnya dengan hasil yang didapat pada gambar 1 dan. Laju korosi yang didapat terkondisi pada keadaan logam tersebut. INPUT: C Mn Si P S Cr Mo Al Ni Fe Laju aliran Suhu PROSES JST Gambar. 6. Diagram blok simulasi prediksi laju korosi. OUTPUT: Laju Korosi Maka akan di dapat data, suhu, laju korosi dan komposisi logam yang menyesuaikan keadaan sumber data. Sedang laju aliran tidak ditemukan pada sumber data, sehingga diasumsikan data pada laju aliran fluida statis. Gambar. dan. mengacu pada penelitian yang dilakukan Yuningtyas pada tahun 1. B. Pembentukan Database Dari seluruh sumber data yang didapatkan berupa grafik, didapatkan data sejumlah 456, data tersebut akan dibagi untuk dimasukan ke jaringan sebanyak 91 data dan untuk testing sebanyak 65 data. Data yang tidak dimasukan di jaringan digunakan dalam pengujian jaringan untuk dibandingkan dengan hasil simulasi. Agar mengetahui penyebaran data input, maka dilakukan penghitungan standart deviasi. Berikut penyebaran data dari keseluruhan data input. Pada jaringan saraf tiruan backpropagation telah tersedia fasilitas untuk memvalidasi dan tes dari hasil jaringan. Hal itu dilakukan agar mengetahui error yang terjadi pada jaringan. Pada hal ini dilakukan metode validasi dengan divideran, yaitu diambil 9% data sebagai pelatihan dan 1% sebagai validasi. Pelatihan dan validasi tersebut diambil dari 85% data yang dimasukan pada jaringan. Dengan kata lain dari semua data sejumlah 456 data, pelatihan menggunakan 75% data keseluruhan yaitu sejumlah 188 data, validasi menggunakan 1% dari keseluruhan data yaitu sejumlah 11 data dan testing diambil sebesar 15% darikeseluruhan data yaitu sejumlah 65 data. C. Pembentukan Jaringan Saraf Tiruan Setelah data input dan output didapatkan, pembentukan jaringan bisa dilakukan dengan metode backpropagation. Pembentukan jaringan dilakukan dengan membentuk layer yaitu 1 layer input, 1 hidden layer dan 1 layer output. Dari seluruh data akan dibagi menjadi bagian yaitu kelompok data yang dimasukan dalam jaringan berjumlah 85% atau sebanyak 91 data dan kelompok data testing yang tidak dimasukan dalam jaringan berjumlah 15% dari data total atau sekitar 65 data. Pada gambar 6, input data sejumlah 1 dengan parameter komposisi,, laju aliran dan suhu. Parameter tersebut menjadi masukan pada Jaringan Saraf Tiruan untuk selanjutnya dilakukan pengolahan data oleh jaringan. Setelah itu keluaran akan berupa nilai laju korosi.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B-4 node terbaik, dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk mendapat nilai kesalahan paling kecil. Tiap pengulangan simulasi akan mendapatkan nilai kesalahan dan nilai bobot yang berbeda. Nilai kesalahan paling kecil akan memiliki bobot terbaik. Bobot tersebut yang nantinya digunakan dalam jaringan.. Gambar. 7. Struktur jaringan. Node Tabel. Nilai MSE Rata-rata Tiap Node Mse Train Rata-Rata Mse Validasi 1.9176164.1175749.478591.17497.1485184 4.1841 4.685965.1148141 5.4677.5517 6.145617.694715 7.18919.68898 8.459168.56976 9.81.1768 1.14498.11459 Gambar 7 merupakan jaringan yang akan digunakan dalam jaringan saraf tiruan yaitu dengan menggunakan 1 input dan hidden layer antara 1 sampai 1 node. Struktur jaringan yang akan dirancang untuk sistem ini ditunjukkan oleh Gambar. 8. Sedangkan algoritma pelatihan yang dicoba adalah tranilm (Lavenberg Marquardt) dengan fungsi aktivasi tansig (tangent sigmoid) pada input ke hidden layer dan logsig pada hidden layer ke output D. Penentuan Node dan Bobot Hidden Layer Untuk menentukan node pada jaringan dilakukan pengambilan data kesalahan jaringan (mean square error) dengan mengubah jumlah node. Pada penelitian ini dilakukan pengubahan jumlah 1 node sampai 1 node. Saat melakukan simulasi pada tiap node akan didapatkan nilai bobot yang berbeda tiap kalinya. Pada tiap node dilakukan pengambilan data kali. Setelah melakukan simulasi untuk semua node maka diambil nilai rata-rata kesalahan untuk dibandingkan mulai 1 node sampai 1 node. Node dengan nilai rata-rata paling kecil akan digunakan dalam hidden layer jaringan. Setelah itu dilakukan simulasi kembali dengan menggunakan E. Pengujian Hasil Simulasi Pengujian hasil simulasi dilakukan dengan membandingkan secara grafik hasil simulasi dengan data sekunder. Apabila kedua grafik tersebut memiliki hasil yang serupa maka sistem prediksi dapat dikatakan baik. Dari 15% data testing yang tidak dimasukan dalam jaringan. Jaringan saraf tiruan mempelajari data yang diberikan dari awal, maka apabila diberi data baru yang tidak dilatih pada jaringan dan jaringan dapat memberikan hasil yang baik dalam artian sesuai dengan data sebenarnya maka jaringan sudah dapat dikatakan baik. Nilai yang dibandingkan adalah hasil simulasi 15% data testing dengan nilai sebenarnya pada data testing yang telah didapat dari sumber data. Pengujuan dilakukan dengan parameter pengaruh suhu, pengaruh, pengaruh laju aliran dan pengaruh komposisi terhadap laju korosi. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Arsitektur Jaringan Jaringan Saraf Tiruan Menggunakan Software Matlab R9a Untuk mendapatkan jaringan dengan performa yang baik diperlukan pola hubungan antar neuron atau node dan bobot tertentu. Pada setiap jaringan jumlah layer dan node pada hidden layer tidak sama, harus dilakukan pengambilan sampel node dan bobot agar performa dapat menjadi baik. Performa ditentukan dari error yang didapat dari hubungan antara target dengan output. Dalam hal ini output dan target yang dibutuhkan adalah laju korosi. Gambar berikut akan menjelaskan cara mendapatkan bobot dan node terbaik berdasarkan sample. Saat menentukan jumlah node di awal pembentukan jaringan dilakukan pengambilan data performa saat jaringan menggunakan 1 node sampai 1 node. Tiap tiap node dilakukan pengulangan sebanyak kali. Performa pada penelitian ini menggambarkan mean square error (mse) dari jaringan. Semakin kecil performa atau mse maka jaringan akan semakin baik, karena memiliki nilai kesalahan yang kecil. Pada jaringan ini digunakan data sebanyak 91 data sebagai data yang dilatihkan ke jaringan, sedangkan sisanya sejumlah 65 tidak dilatih ke jaringan karena digunakan untuk testing atau pengujian jaringan. Dari 91 jumlah data yang dimasukan pada jaringan, sejumlah 9% atau 188 digunakan untuk pelatihan jaringan, sedang 1% atau 11 data sebagai validasi. Dari data pelatihan dan validasi tersebut akan didapatkan hasil simulasi.hasil simulasi tersebut dibandingkan dengan nilai sebenarnya, kesalahan dari hasil simulasi dan data sebenarnya merupakan nilai MSE. Dari nilai MSE pelatihan atau training dapan dibandingkan dengan MSE validasi untuk mendapatkan node dan bobot terbaik. Didapat pada 9 node memiliki bobot terbaik karena nilai MSE bernilai paling kecil

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B-5 Tabel. Nilai MSE Pada Pengulangan 9 Node Pengulangan ke Mse train Mse Validasi 1.188184.151165.468151.7961.451.1414 4.15511.551649 5.8971.49117 Gambar. 8. Perbandingan laju korosi pada perubahan suhu. Gambar. 9. Perbandingan laju korosi pada perubahan. Laju Korosi (mmpy 8 7 6 5 4 1,9,7,5, Perngaruh Suhu Terhadap Laju Korosi Data Testing 4 6 8 Suhu(C) Pengaruh Terhadap Laju Korosi Data Testing Hasil Simulasi 5, 6, 7, Pengaruh laju Aliran Terhadap Laju Korosi Data Testing Hasil Simulasi,5 1 1,5 Laju Aliran(m/s) Gambar. 1. Perbandingan laju korosi pada perubahan laju aliran. Dengan menggunakan 9 node pada pengulangan ke 5, performa atau MSE secara keseluruhan pada jaringan didapat MSE sebesar.661e-4. B. Hasil Simulasi Dalam hal ini dikarenakan data yang digunakan untuk proses pelatihan jaringan diambil dari data sekunder dari grafik. Hasil simulasi dibandingkan dengan data testing masing-masing sumber data yang ada. 1) Pengaruh Perubahan Suhu Pada Hasil Korosi Setelah dilakukan simulasi secara keseluruhan menggunakan data training dan validasi. Maka dapat dilakukan pula prediksi mengenai perubahan suhu terhadap laju korosi.prediksi ini mengacu pada sumber data dari penelitian milik Yuningtyas. Pada hal ini dikondisikan dengan komposisi logam Baja BS 97 yaitu C =.15, Mn = 1.1, Si =.175, P =.1, S =., Cr =.69, Mo =.14, Al =, Ni =.65, Fe = 98.85, = 5.5, Laju Aliran =, Suhu = 5-75 Pada gambar 8 dilakukan perbandingan hasil simulasi dengan data pada jurnal ynag dimasukan sebagai data pelatihan. Garis biru merupakan hasil pelatihan sedang merah merupakan data pada jurnal. Terlihat bahwa laju korosi naik seiring bertambahnya suhu, Data setelah Acuan itu saat suhu menuju 65 terlihat laju korosi naik kembali. Hal ini sesuai dengan data hasil penelitian yang dilakukan Yuningtyas, 1. Data yang dimasukan pada jaringan adalah data milik Yuningtyas, saat dilakukan simulasi terlihat jaringan dapat membentuk pola prediksi sama seperti hasil yang dimiliki Yuningtyas.Pada penelitian Yuningtyas, sampel uji mengalami pelapisan oksida pada suhu 65 sehingga laju korosi menjadi turun. Pada hasil simulasi juga dapat mengikuti pola yang dimiliki Yuningtyas. Simulasi tersebut menyesuaikan komposisi logam yang telah ditetapkan sebelumnya. ) Pengaruh Perubahan Terhadap Laju Korosi Pada hal ini dikondisikan dengan komposisi logam dari jurnal 1. Prediksi ini mengacu pada sumber data dari penelitian milik Yuningtyas dengan komposisi logam BS 97 sebagai berikut; C=.15, Mn=1.1, Si=.175, P=.1, S=., Cr=.69, Mo=.14, Al=, Ni=.65, Fe=98.85, =5.5-6.5, Laju Aliran=, Suhu=5 Gambar 9 menunjukan bahwa perubahan berpengaruh terhadap laju korosi. Sesuai dengan penelitian yang sebelumnya dilakukan Yuningtyas mengenai perubahan suhu terhadap laju korosi akan menurun seiring dengan naiknya nilai. Semakin menuju netral maka laju korosi akan semakin turun. ) Pengaruh Perubahan Laju Aliran Terhadap Laju Korosi Laju aliran akan mempengaruhi nilai laju korosi, pada penelitian yang dilakukan oleh Nuraziz. Nilai laju aliran berubah dan parameter komposisi, dan suhu dibuat pada keadaan yang sama. Keadaan logam dan lingkungan dikondisikan dengan komposisi sebagai berikut. C=.14, Mn=.66, Si=.11, P=, S=, Cr=.7, Mo=, Al=.47, Ni=.5, Fe=99.7, ph=6.87, laju aliran=- 1.87m/s, suhu=5

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (1) ISSN: 7-59 (1-971 Print) B-6 Tabel 4. Komposisi Jenis logam Logam Baja BS 97 Baja Karbon A16 Baja API 5L X-5 C.15..14 Mn 1.1 1.6.66 Si.175.1.11 P.1.5 S..5 Cr.69.4.7 Mo.14.15 Al.47 Ni.65.4.5 Fe 98.85 97.5 99.7 ph 5.5 5.5 5.5 laju aliran suhu 5 5 5 Tabel 5. Hasil Prediksi Laju Korosi Terhadap Perubahan Logam No Jenis Logam Laju Korosi (mmpy) 1 Baja BS 97.787 Baja Karbon A16.1749 Baja API 5L-X5.986 Pada gambar 1 terlihat hasil simulasi sudah dapat mengikuti hasil yang dimiliki nuraziz pada jurnal ke-. Laju korosi akan naik seiring naiknya laju aliran. Hasil simulasi telah sesuai dengan data testing. Jaringan dapat mengikuti pola walaupun data yang diuji merupakan data yang tidak dilatihkanpada jaringan. 4) Prediksi Laju Korosi Dengan Pengubahan Jenis logam Setelah dilakukan validasi terkait parameter fisik berupa suhu, dan laju aliran telah didapatkan hasil simulasi yang sesuai dengan data sebenarnya. Pada poin ini dilakukan analisa prediksi perubahan jenis logam dengan parameter suhu, ph dan laju aliran dikondisikan sama. Berikut keadaan jenis logam beserta parameter fisisnya. Dengan parameter diatas, dilakukan prediksi laju korosi untuk mengetahui pengaruh komposisi pada logam terhadap laju korosi. Dari hasil prediksi diatas terlihat logam kedua memiliki nilai laju korosi yang paling rendah yaitu.17 mmpy. Sedang pada komposisi logam ketiga memiliki nilai laju korosi.98 mmpy. Hal itu disebabkan karena pada logam ketiga tidak memiliki kandungan unsur fosfor dan sulfur dalam komposisi logamnya. Sedang pada logam kedua memiliki kandungan unsur tersebut. Ditambah lagi komposisi besi terbanyak pada logam terletak pada logam ketiga Dari segi kandungan Kromium, logam ketiga juga memiliki kandungan paling sedikit sehingga menjadikan lebih mudah terserang korosi. Pada data input yang dilatihkan ke jaringan. Logam Baja API 5L X-5 memiliki laju korosi paling besar. Sehingga saat dimasukan nilai prediksi pada jaringan, logam tersebut menunjukan nilai paling besar. Ditambah lagi komposisi yang berbeda dari logam lain. Pada jaringan saraf tiruan, pelatihan akan membentuk pola yang digunakan jaringan untuk memprediksi nilai output yaitu laju korosi. Pola pelatihan dengan data input yang telah disiapkan membentuk nilai laju korosi pada logam Baja API 5L X-5 memiliki nilai paling tinggi dibanding logam lainya. IV. KESIMPULAN 1. Pengaruh Pemodelan prediksi laju korosi menggunakan jaringan saraf tiruan dapat dilakukan. Jaringan saraf tiruan dapat digunakan dalam sistem prediksi laju korosi dengan arsitektur jaringan layer yaitu 1 input, 1 hidden layer dan 1 output. Pada hidden layer menggunakan jumlah 9 node dengan bobot yang telah ditentukan pada input ke hidden layer dan hidden layer ke output serta bobot pada kedua bias. Performa atau mean square error pada jaringan didapat sebesar. 661e-4.. Perubahan suhu mempengaruhi laju korosi, saat suhu naik laju korosi meningkat dan mencapai puncak laju korosi (mmpy). Perubahan mempengaruhi laju korosi, ketika menuju keadaan netral laju korosi akan menurun. Perubahan laju aliran berpengaruh terhadap laju korosi dimana saat laju aliran naik pada nilai tertinggi didapat laju korosi tertinggi. DAFTAR PUSTAKA [1] Adiyanti, Yuningtyas R.,Kurniawan,Budi Agung., 11. Pengaruh Temperatur dan Terhadap Karakterisasi Korosi Baja BS 97 di Lingkungan CO. Journal of Corrotion Rate, hal. 1-7. [] Fang, Haitao,M.S.,November 9. Low temperature and high salt concentration effects on General co corrosion for carbon steel. Chemical and Biomolecular hal. 18. [] Sarver, Emily., Edwards, Marc., 11. Effects of Flow Brass Location, Tube Materials and Temperature on Corrosion of Brass Plumbing Devices. Corrosion Science 5(11)181 184 hal. 1815-1817 [4] Aji, Gofar Ismail., 1. Analisa Laju Korosi Berdasarkan Perbandingan Hasil Kupon, Corrotion modeling, dan Pengukuran Metal Loss Pada Sistem Perpipaan. 61, hal 798 85 [5] Kusumadewi,S.,., 4. Analisis Jaringan Saraf Tiruan dengan metode Back Propagation Untuk Mendeteksi Gangguan Psikologi hal 1-4Baldwin, S.F.,5. Principle Desain Wood Burner [6] Siang,JJ. 5. Jaringan Saraf Tiruan dan Pemrogramanya Menggunakan Matlab.Diterbitkan : ANDI Yogyakarta. [7] Biomorgi, J., Hernandez, S., Rodiguez, E., Lara, M.,Viloria,A., 11. Natural Dyes ss Photosensitizers for Dye-Sensitized Solar Cell. Chemical Engineering Research and Design, hal.1 9 [8] Mork, M. F., Fahim,N.F., Cole,I.S., 1. Environmental Phospat Coating for Corrotion Preventing in CO Pipelenes. Material Letter 94, hal. 95 99 [9] Yang, Y.,Cheng,Y.F., 11. Parametric effects on the erosion corrosion rate and mechanism of carbon steelpipes in oil sands slurry. Wear, hal. 1 8.