BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian... 31

KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA TALK SHOW

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB V PEMANFAATAN HASIL ANALISIS KESANTUNAN BERBAHASA POLITISI DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB SEBAGAI BAHAN AJAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sedang mengalami perubahan menuju era globalisasi. Setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. dalam pikiran kita. Dengan demikian bahasa yang kita sampaikan harus jelas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam berkomunikasi yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesantunan berbahasa pada hakikatnya erat kaitannya dengan hubungan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam mendukung berbagai aktivitasnya. Teknologi pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaannya melalui tindak bahasa (baik verbal maupun non verbal).

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

PENERAPAN PRINSIP KERJASAMA DALAM DIALOG ILC (INDONESIA LAWYERS CLUB), TINJAUAN PRAGMATIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB 1 PENDAHULUAN. Fungsi bahasa secara umum adalah komunikasi (Nababan, 1993: 38).

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

Tindak tutur dan peristiwa tutur merupakan dua gejala yang terdapat pada. suatu proses komunikasi dalam menyampaikan atau menyebutkan satu maksud

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. dalam berkomunikasi menjadi sangat penting. Hal ini ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. kreativitas dari pemandu acara, suatu acara akan berjalan biasa sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi keinginannya sebagai mahluk sosial yang saling berhubungan untuk

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga pada pemilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang digunakan,

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Televisi merupakan salah satu media yang kuat pengaruhnya dalam

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa menunjukkan cerminan pribadi seseorang. Karakter, watak, atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan bersama (Suwito dalam Aslinda dkk, 2010: 06). Bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk menjaga kesopanan dalam bertutur atau mengucapkan bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa dapat menjalin hubungan yang baik, dan dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan apa yang mereka ingin sampaikan dan juga bagaimana respon. menyampaikan gagasan, pikiran dan perasaan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. perlu diragukan lagi. Bahasa tidak hanya dipergunakan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. mengkaji makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai bahasa Indonesia, baik lisan maupun tulisan. pandangan sebagian masyarakat yang tidak merasa perlu untuk

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana komunikasi, baik dia bertindak sebagai komunikator (pembicara atau

BAB III METODE PENELITIAN. mengadakan akumulasi data dasar. Metode penelitian deskriptif kualitatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE TERHADAP KESADARAN HUKUM MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai seorang politisi yang menggunakan bahasa lisan dalam berkomunikasi

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dengan berbagai kegiatan

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Bahasa lisan dan bahasa tulis salah satu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran sebagai penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan bahwa tidak semua orang dapat berbahasa dengan santun, orang sering menyamakan berbahasa halus dengan berbahasa santun, tetapi ternyata berbahasa halus tidak sama dengan berbahasa santun. Kesantunan berbahasa menekankan pada penciptaan situasi yang baik dan menguntungkan bagi mitra tutur sehingga mitra tutur tidak merasa terbebani dengan isi dan maksud tuturan. Kesantunan merupakan suatu kondisi komunikasi yang didalamnya terjadi interaksi antara dua orang partisipan (atau lebih) yang dikendalikan oleh aspek bahasa, aspek sosial, dan aspek budaya. Kesantunan sebagai sebuah perilaku berbahasa masih menjadi bagian yang penting dalam tindak berkomunikasi. Teori teori kesantunan sudah banyak ditulis, namun ini tidak dapat digunakan sebagai tolak ukur akan terwujudnya kesantunan berbahasa. Teori tersebut hanyalah kumpulan gejala, data, dan fakta dari realitas bahasa yang ada. Kesantunan yang sesungguhnya adalah bagaimana kita menerapkan bahasa ketika kita berkomunikasi. Leech (1993:119) mengatakan bahwa kesantuan berbahasa merupakan salah satu bidang kajian pragmatik. Istilah pragmatik itu diartikan berbeda oleh para ahli, tetapi pada intinya adalah mengacu pada telaah penggunaan bahasa secara konkret dengan mempertimbangkan situasi pemakaiannya atau lazim disebut konteks. Dalam situasi nyata, orang mempergunakan bahasa tidak hanya berurusan dengan unsur bahasa itu sendiri, tetapi juga memperhitungkan unsur unsur lain di luar bahasa yang melingkupi percakapan, seperti orang orang yang 1

2 terlibat, masalah yang dipercakapkan, tempat dan waktu terjadinya percakapan, dan sebagainya. Kesantunan berbahasa juga tidak bisa lepas dari teori tindak tutur. Chaer (2010) memperlihatkan bahwa jenis tindak tutur beragam (misalnya: representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif), fungsi tindak tutur beragam (misalnya: fungsi meminta, memerintah, dan melarang), dan strategi penyampaian tindak tutur tersebut juga beragam (misalnya, disampaikan secara langsung atau tidak langsung) yang terkait dengan konteks sosial budaya. Oleh karena itu, pengkajian mengenai tindak tutur kesantunan berbahasa perlu melibatkan teori tindak tutur. Salah satu kelompok masyarakat yang harus memperhatikan kesantunan dalam tuturannya adalah politisi. Kaum politisi merupakan orang yang berkecimpung di dunia politik, dan dianggap`sebagai warga negara terhormat oleh masyarakat. Mereka bukan warga masyarakat biasa karena mereka memiliki kemampuan sekaligus kekuasaan yang tidak dimiliki oleh masyarakat biasa. Karena mereka mempunyai kelebihan tersebut mereka sering menjadi sorotan baik dari segi perilakunya maupan juga dari tutur sapa dan bahasa yang digunakannya. Politisi diharapkan mampu berkomunikasi secara santun terhadap orang lain. Mereka diharapkan dapat mengkomunikasikan gagasan dan pemikiran mereka secara jelas. Politisi harus menanggapi serta memberi respon yang baik terhadap segala masukan, nasihat, kritik, dan sanggahan terhadap pemikiran maupun kinerja mereka. Dengan berbahasa santun dalam setiap komunikasi yang dilakukannya maka secara tidak langsung akan meningkatkan citra mereka demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu kesantunan berbahasa pada politisi merupakan hal yang mutlak. Bahasa kaum politisi merupakan hal yang menarik untuk diteliti karena mereka adalah panutan masyarakat tetapi sering kali kita menemukan para politisi

3 kita berbicara kurang santun. Pada era demokrasi ini kita dapat melihat bagaimana politisi kita berkomunikasi dalam berbagai kesempatan terutama di televisi. Salah satu acara di televisi yang menyiarkan bagaimana politisi kita berbahasa adalah acara talk show. Tayangan-tayangan tersebut menampilkan narasumber yang berasal dari berbagai kalangan. Narasumber tersebut dapat berasal dari kalangan masyarakat biasa dengan keahlian tertentu, tetapi dapat juga berasal dari kalangan pemerintah atau politisi. Narasumber yang diundang tersebut berdialog, yaitu saling bertukar pendapat dan informasi tentang suatu topik yang sudah ditentukan oleh pembawa acara. Bahasa yang digunakan oleh para narasumber itu adalah bahasa lisan yang menurut Wahyu (www@t_wahyu.staff.gunadarma.ac.id) mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1) memerlukan kehadiran orang lain; 2) unsur gramatikal tidak dinyatakan dengan lengkap; 3) terkait ruang dan waktu; dan 4) dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara. Salah satu televisi yang menayangkan talk show adalah TV One dengan program acara Indonesia Lawyers Club yang tayang setiap hari Selasa pukul 19.30 WIB yang dipandu oleh Karni Ilyas. Program ini sangat menarik karena membahas isu isu yang berkembang saat ini dengan mendatangkan narasumber narasumber yang kompeten dibidangnya. Narasumber yang paling sering didatangkan dalam acara ini adalah politisi karena masalah yang sering diangkat dalam acara ini adalah masalah yang berkaitan dengan pemerintahan dan politisi sebagai pelaksananya. Acara Indonesia Lawyers Club yang ditayangkan di TV One ini merupakan acara yang mengajak masyarakat untuk mengulas topik untuk mendapatkan kebenaran dari topik tersebut dengan mendatangkan narasumber narasumber yang kompeten dalam bidangnya. Karni Ilyas sebagai pembawa acara merupakan orang yang sangat kompeten sehingga bisa membuat diskusi menjadi kocak dan serius.

4 Para peserta diskusi akan melakukan kegiatan diskusi yang dipandu oleh Karni Ilyas. Dalam acara ini kita akan melihat bagaimana politisi mengungkapkan pendapatnya tentang sesuatu hal dan merespon pendapat orang lain maupun pembawa acara. Politisi politisi yang didatangkan dalam acara ini juga merupakan politisi yang memiliki kedudukan tinggi dalam pemerintahan sehingga diharapakan dapat berkomunikasi dengan santun dan pada umumnya acara ini ditayangkan live oleh TV One sehingga tidak ada pengeditan dalam penayangannya. Dalam tayangan tersebut kita dapat melihat segala tindak tanduk politisi terutama dalam berkomunikasi. Penelitan mengenai kesantunan berbahasa sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya antara lain kesantunan imperatif bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Rahardi (2005) dan kesopanan berbahasa politisi Indonesia menjelang pemilu 2004 yang dilakukan oleh Nadar (2004). Rahardi mengatakan bahwa kesantunan pemakaian imperatif bahasa Indonesia mencakup dua perwujudan, yakni (1) kesantunan linguistik dan (2) kesantunan pragmatik. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Nadar tersebut kesimpulan bahwa para politisi Indonesia yang sopan mengikuti maksim kesopanan berbahasa sedangkan bahasa politisi yang tidak sopan melanggar maksim kesopanan berbahasa. Afiyani (2012) juga pernah melakukan penelitian mengenai strategi kesantunan berbahasa siswa pada tuturan menolak dalam berkomunikasi dengan guru dari hasil penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa sebanyak 88,75% tuturan penolakan yang siswa terhadap guru direalisasikan secara tidak langsung, dan 11,25 % lainnya direalisasikan secara langsung. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah selain mengkaji kesantunan berbahasa politisi juga akan mengkaji wujud dan fungsi tuturan. Sehingga dari hasil analisis dapat dilihat wujud kesantunan berbahasa politisi (representatif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif) dan fungsi

5 kesantunan berbahasa politisi (menyatakan, menanyakan, memerintah, meminta maaf, dan mengkritik). Pentingnya memperhatikan kesantunan berbahasa bagi kaum politisi merupakan hal yang mutlak terutama dalam acara talk show karena pada umumnya acara tersebut ditayangkan secara langsung. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk menganalisis kesantunan berbahasa tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club selama bulan November 2013. Pemilihan bulan November untuk mewakili data karena pada bulan tersebut narasumber politisi ada dalam setiap acara yang ditayangkan selama bulan tersebut. Politisi sebagai narasumber selama bulan November tersebut akan dianalisis kesantunan berbahasa, wujud tuturan, dan fungsi tuturan. Peneliti juga berasumbsi bahwa dari hasil penellitian kesantunan berbahasa para politisi dalam Indonesia Lawywers Club dapat dijadikan sebagai bahan ajar di SMA. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasi masalah masalah sebagai berikut: 1. kesantunan berbahasa merupakan hal yang sangat penting diperhatikan ketika berkomunikasi; 2. kesantunan berbahasa dapat dilihat dari segi wujud dan fungsi; 3. tuturan politisi merupakan hal yang menarik untuk diteliti kesantunannya; 4. penyusunan bahan ajar berdasarkan penelitian, khususnya penelitian tentang kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dikemukanan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut 1. Bagaimana kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club?

6 2. Bagaimana wujud kesantunan berbahasa dicerminkan oleh tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club? 3. Bagaimana fungsi kesantunan berbahasa dicerminkan oleh politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club? 4. Bagaimanakah bahan ajar berbicara yang dihasilkan dari realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club? D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang kesantunan, wujud, dan fungsi kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club. Berdasarkan hal di atas secara operasional penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan berikut ini: 1. kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club; 2. wujud kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club; 3. fungsi kesantunan berbahasa dalam tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club; 4. bahan pembelajaran kesantunan berbahasa yang dihasilkan dari tuturan politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis. Manfaat secara teoritis adalah sebagai berikut ini. 1. Penelitian ini sebagai masukan untuk menambah wawasan dalam bidang pragmatik khususnya dalam kesantuan berbahasa. 2. Penelitian ini diharapkan dapat menyingkap wujud dan fungsi kesantuan berbahasa dalam tuturan politisi. Adapun manfaat secara praktisnya adalah sebagai berikut ini.

7 1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan pengajaran di SMA. 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat politisi untuk lebih memperhatikan kesantunan berbahasa dalam setiap tuturannya. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membuat pengajar dan peserta didik semakin santun dalam berbahasa serta menerapkan tata cara berbahasa santun ini dalam proses belajar mengajar sehingga tercipta keharmonisan berbahasa yang lebih baik dengan siswa. F. Struktur Organisasi Dalam penulisan tesis ini peneliti membagi ke dalam enam bab, diantaranya: Bab I tersusun atas latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis. Bab II ini berisikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang pragmatik, tindak tutur, fungsi fungsi pertuturan, politisi, prinsip kerja sama Grice dan kesantunan berbahasa dari Leech. Bab III tersusun atas metode penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan alur penelitian. Bab IV merupakan gambaran berkenaan dengan bagaimana peneliti menganalisis hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian meliputi data dan analisis data. Pembahasan meliputi deskripsi kesantuan berbahasa politisi, wujud tuturan, dan fungsi tuturan dalam acara Indonesia Lawyers Club. Bab V merupakan pemanfataan hasil analisis kesantunan berbahasa politisi dalam acara Indonesia Lawyers Club sebagai bahan ajar di kelas X SMA. Bab VI merupakan simpulan dan saran yang berisi penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap kesantunan berbahasa politisi.

8