BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada. ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

KORELASI KESULITAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN COMPUTER NUMERICAL CONTROL SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek utama suksesnya program

BAB I PENDAHULUAN. Bagi negara yang sedang berkembang seperti negara Indonesia, ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya tujuan pembangunan nasional dibidang pendidikan yaitu. atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan peran dan fungsi, guna mencapai tujuan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini banyak tersebar berbagai media pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Hilda Nur Fadilah,2013 MANFAAT HASIL BELAJAR BUSANA PENGANTIN SEBAGAI KESIAPAN MEMBUKA USAHA BUSANA PENGANTIN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Jalur pendidikan di Indonesia terbagi menjadi tiga arah yaitu. pendidikan informal, pendidikan formal, dan pendidikan nonformal.

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang berupaya melakukan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memegang peranan yang amat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting untuk menjamin

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah. Pendidik diharapkan mampu menghasilkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Asep Tarbini, 2015 IMPLEMENTASI MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN ALAT UKUR OSCILLOSCOPE

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang sengaja diciptakan

PENGARUH KEDISIPLINAN MENGGUNAKAN WAKTU BELAJAR DAN PERILAKU SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada siswa untuk memahami nilai-nilai, norma, dan pedoman bertingkah laku karena

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. 1. Fasilitas Belajar a. Pengertian Fasilitas Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Aliyah (MA) merupakan lembaga pendidikan tingkat menengah. setara dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tujuan pendidikan MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam proses belajar disiplin belajar sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2014 PENERAPAN HASIL BELAJAR LAYANAN PRIMA PADA PRAKTIKUM TATA HIDANG

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin, sehingga akan diperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) UPI. Lulusan JPTM FPTK UPI

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. yang tertuang dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam Dunia Pendidikan. Jogjakarta: Diva Press.

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan suatu bangsa ditentukan oleh maju mundurnya Bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini mempercepat modernisasi segala bidang, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimanakah belajar di perguruan tinggi itu? Jika pertanyaan ini diajukan

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Guru di dalam kelas dihadapkan pada sejumlah siswa yang mempunyai latar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Richard Suchman (dalam Widdiharto: 2004) mencoba mengalihkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Fakultas. Salah satu program studi yang terdapat di UPI yaitu Pendidikan Tata

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini bangsa Indonesia sedang melaksanakan pembangunan di segala

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Karena keberhasilan pendidikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. satu usaha yang dilakukan agar peran pendidikan dapat tercapai, maka kita. sebagai Warga Negara Indonesia harus berusaha belajar.

keluarga yang lain. Terutama dengan orang tua.. Karena orang tua menyediakan fasilitas belajar siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat diera

2015 PENGUASAAN PENGETAHUAN GIZI CALON GURU PAUD SEBAGAI HASIL BELAJAR KESEHATAN DAN GIZI II DI PG-PAUD UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan Negara Indonesia termuat dalam pembukaan UUD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan Nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan dibidang pendidikan merupakan keniscayaan agar suatu bangsa dapat

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari kompetensi guru sebagai pendidik. Sesuai dengan Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Adanya anggapan bahwa tidak semua mahasiswa keguruan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan ilmu

A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan suatu tempat dimana bagi peserta didik untuk

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Pada bab V akan dikemukakan mengenai kesimpulan dari seluruh kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan. pembangunan nasional, karena pada hakekatnya pendidikan bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha melaksanakan pembangunan nasional di

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini budaya disiplin belum sepenuhnya terwujud baik di. lingkungan keluarga, masyarakat, maupun di lingkungan kampus.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Siti Sya adah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah instansi pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan kompetensinya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Upaya tersebut meliputi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dalam bidang kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peran guru mulai dari persiapan, proses sampai tindak lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menghadapi tantangan era globalisasi, diperlukan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sosial kultural secara individu maupun secara berkelompok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peran strategis dalam mewujudkan sumber daya manusia dalam menghadapi perkembangan dan modernisasi kehidupan. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses perubahan tingkah laku tiada henti semasa seseorang hidup dengan cara belajar, baik itu dalam lingkungan formal (sekolah) ataupun dalam lingkungan nonformal (keluarga, masyarakat). Dalam sistem pendidikan di sekolah ada tiga variabel saling berkaitan yakni kurikulum, guru dan proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar sebagai realisasi pelaksanaan kurikulum merupakan inti dari proses pendidikan formal di sekolah, didalamnya terdapat interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi ini pun melibatkan berbagai macam komponen seperti metode, media, sumber pembelajaran dan sarana pembelajaran. Dalam proses pembelajaran seorang guru diharapkan mampu menciptakan suasana belajar menyenangkan sehingga siswa dapat menerima dan memahami materi dengan baik. Hal tersebut tidak dapat dengan begitu saja terjadi tanpa adanya hambatan, salah satunya adalah kesulitan belajar siswa. Ada dua faktor yang mempengaruhi belajar siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa, menurut Slameto (2003:54) faktor internal terdiri dari faktor jasmani, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari luar diri

2 siswa, menurut Slameto (2003:60) faktor eksternal yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat. Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, media pendidikan serta sarana dan prasarana belajar. Kelengkapan sarana dan prasarana belajar erat hubungannya dengan prestasi belajar siswa. Lengkapnya sarana dan prasarana belajar akan memperlancar penerimaan bahan ajar yang disampaikan guru. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan menguasainya maka belajar siswa akan lebih giat dan lebih maju. Maka dapat dikatakan bahwa peranan sarana dan prasarana sekolah merupakan fasilitas penting untuk mencapai baik atau tidaknya hasil belajar. Salah satu sarana penting dalam menunjang prestasi belajar siswa di sekolah adalah adanya laboratorium. Setiap lembaga pendidikan tentu saja memerlukan laboratorium untuk menunjang kelancaran belajar siswa dan menjadikan mutu pendidikan lebih baik. SMA Negeri Jatinangor sebagai salah satu lembaga pendidikan memerlukan laboratorium untuk menunjang kegiatan pembelajaran tak terkecuali pada mata pelajaran berbasis keunggulan lokal (PBKL) elektronika. Tujuan dari mata pelajaran berbasis keunggulan lokal (PBKL) elektronika dapat tercapai jika pihak sekolah dapat mengoptimalkan laboratorium sehingga laboratorium sebagai faktor eksternal prestasi belajar siswa mampu membuat siswa betah belajar, puas dan bermutu.

3 Banyak indikator dalam menentukan mutu pendidikan, salah satunya adalah adanya kepuasan siswa dalam belajar. Ukuran kepuasan siswa merupakan salah satu elemen dari perencanaan penilaian institusional secara komprehensif, dan pelayanan sebagai suatu penilaian kebutuhan yang bersifat formal. Selain itu, penilaian kepuasan siswa dapat membentuk strategi dan taktik suatu institusi untuk melakukan perbaikan secara cepat dengan cara mengembangkan rencana dan prioritas kegiatan pendidikan dan dapat membantu sekolah untuk mengetahui harapan-harapan siswa terhadap semua aspek pelayanan yang diberikan. Atas dasar pemikiran kepuasan siswa di atas, laboratorium sebagai bagian kecil dari suatu sistem dan bagian sekolah harus memberikan rasa puas kepada siswa dalam penggunaan atau pelayanannya. Kepuasan siswa terhadap laboratorium dijadikan salah satu tolak ukur apakah pihak sekolah sudah melakukan optimalisasi laboratorium atau belum. Optimalisasi laboratorium ini merupakan langkah yang dilakukan agar laboratorium sebagai tempat belajar siswa semakin bermutu dan siswa merasa puas dalam penggunaannya. Pemenuhan kepuasan siswa bertujuan meningkatnya hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Laboratorium PBKL yang ada pada SMA Negeri Jatinangor dengan keterbatasannya ternyata menunjang proses belajar mengajar serta mampu menghasilkan produk sederhana. Namun sejauh mana kepuasan siswa terhadap penggunaan laboratorium dan seberapa besar pengaruhnya terhadap hasil belajar siswa, inilah yang merupakan pokok permasalahan dalam penelitian ini. Atas dasar itulah penulis mengambil judul:

4 PENGARUH KEPUASAN SISWA DALAM PENGGUNAAN LABORATORIUM ELEKTRONIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL (PBKL) DI SMA NEGERI JATINANGOR. 1.2 Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana tingkat kepuasan siswa terhadap penggunaan laboratorium elektronika. 2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PBKL elektronika. 3. Seberapa besar pengaruh kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika terhadap hasil belajar mata pelajaran PBKL di SMA Negeri Jatinangor. 1.3 Pembatasan Masalah Penelitian lebih diarahkan pada aspek kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika dan pengaruhnya terhadap hasil belajar mata pelajaran PBKL kelas X yaitu: 1. Penelitian dilakukan pada siswa SMA Negeri Jatinangor kelas X tahun pelajaran 2011/2012.

5 2. Penulis meneliti melalui pengamatan langsung serta melalui pendapat siswa mengenai kondisi dan kelengkapan sarana prasarana laboratorium elektronika. 3. Kompetensi mata pelajaran PBKL dibatasi hanya pada tiga kompetensi dasar yaitu menjelaskan konsep arus dan tegangan dalam elektronika, mengidentifikasi komponen dasar elektronika dan mengukur besaran listrik dalam rangkaian elektronika. 4. Hasil belajar aspek kognitif menurut Bloom dibatasi hanya empat aspek yakni pengetahuan, pemahaman, penerapan dan analisis. 5. Hasil belajar aspek afektif dan psikomotor diketahui melalui lembar penilaian praktikum buatan guru PBKL elektronika SMA Negeri Jatinangor. 1.4 Definisi Operasional Agar tidak terjadi penafsiran berbeda, maka peneliti memberikan definisi istilah dalam penelitian sebagai berikut: 1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia 1998:849). 2. Kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika merupakan suatu sikap positif siswa terhadap pelayanan pihak sekolah dalam optimalisasi laboratorium elektronika. Optimalisasi penggunaan laboratorium merupakan suatu tindakan pihak sekolah untuk meningkatkan dari kondisi yang ada menuju kondisi yang dinginkan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan.

6 3. Hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa. 4. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal yaitu segala sesuatu yang merupakan ciri khas kedaerahan yang mencakup aspek ekonomi, budaya, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain. Dedidwitagama (Nur Anan, 2011:http://anan-nur.blogspot.com/2011/02/konsep-dasar-pendidikanberbasis.html) mengatakan bahwa Keunggulan lokal adalah hasil bumi, kreasi seni, tradisi, budaya, pelayanan, jasa, sumber daya alam, sumber daya manusia atau lainnya yang menjadi keunggulan suatu daerah. Dari kedua pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa Keunggulan Lokal adalah suatu proses dan realisasi peningkatan nilai dari suatu potensi daerah sehingga menjadi produk/jasa atau karya lain yang bernilai tinggi, bersifat unik dan memiliki keunggulan komparatif. 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan siswa terhadap hasil optimalisasi laboratorium elektronika di SMA Negeri Jatinangor. 2. Mendapatkan gambaran hasil belajar siswa dalam mata pelajaran PBKL elektronika.

7 3. Mengetahui seberapa besar pengaruh kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PBKL kelas X SMA Negeri Jatinangor. 1.6 Manfaat Penelitian. Penelitian ini mempunyai manfaat apabila data berhasil dihimpun, diolah dan dianalisa. Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis, sebagai tambahan pengalaman dan kemampuan meneliti. Dari penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang ketersediaan sarana dan prasarana laboratorium elektronika di SMA Negeri Jatinangor dan seberapa besar pengaruh kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika terhadap hasil belajar mata pelajaran PBKL kelas X di SMA Negeri Jatinangor. 2. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa. 3. Bagi sekolah dan guru, penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan strategi agar penggunaan laboratorium lebih optimal guna meningkatkan mutu pendidikan. 4. Bagi Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK UPI, penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh kepuasan peserta didik dalam penggunaan laboratorium terhadap suatu mata diklat/ mata pelajaran, sehingga JPTE FPTK UPI dapat mempersiapkan mahasiswanya sebagai calon

8 guru dalam upaya mengoptimalkan segala aspek pembelajaran di sekolahnya kelak. 1.7 Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sanafiah Faisal (1990:42) secara terperinci mengemukakan bahwa penelitian deskriptif tujuannya adalah mendeskriptifkan apa-apa yang terjadi saat ini. Terdapat upaya pencatatan deskripsi, analisa dan menginterpretasikan kondisi-kondisi sekarang yang terjadi. Penelitian ini didalamnya memuat berbagai tipe perbandingan dan mungkin juga sampai pada usaha menemukan hubungan yang terdapat diantara variabel-variabel. Variabel atau peubah dapat diartikan ciri dari individu, objek, gejala, peristiwa yang oleh peneliti dimanipulasi dan diamati. Variabel ada dua macam, variabel bebas dan terikat. Variabel bebas adalah variabel perlakuan atau sengaja dimanipulasikan dan diukur oleh peneliti untuk menentukan hubungan atau pengaruh gejala yang diamati, disebut juga variabel penyebab yang mempengaruhi variabel lain, variabel ini diberi notasi (X). Variabel terikat adalah faktor yang diamati dan diukur untuk mengetahui efek dari variabel bebas, disebut juga variabel akibat karena akan berubah apabila variabel bebas berubah, variabel ini diberi notasi (Y).

9 1.8 Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian kali ini yaitu: Kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika dapat mempengaruhi hasil belajar mata pelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) di SMA Negeri Jatinangor. 1.9 Hipotesis Hipotesis penelitian kali ini sebagai berikut: 1. Hipotesis nol (H 0 ): Tidak terdapat pengaruh antara kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika dengan Hasil belajar mata pelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL). 2. Hipotesis kerja (H 1 ): Terdapat pengaruh antara kepuasan siswa dalam penggunaan laboratorium elektronika dengan Hasil belajar mata mata pelajaran pendidikan berbasis keunggulan lokal (PBKL) 1.10 Lokasi dan Sampel Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Jatinangor yang berlokasi di Jalan Raya Bandung - Sumedang Km.22 Tlp. (022) 7782096 Fax. 7782096 Kode Pos 4536. Adapun sampel penelitian ini adalah siswa kelas X 3 dan siswa kelas X 3 tahun pelajaran 2011/2012 dengan jumlah 30 siswa.

10 1.11 Sistematika Penulisan Penelitian ini tersusun atas lima bab yang terdiri dari bab pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil penelitian serta pembahasan dan kesimpulan. Kelima bab ini berisikan uraian-uraian penelitian yang telah penulis buat dengan penuh pertimbangan agar dimanfaatkan pembaca sebaik mungkin.