IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

dokumen-dokumen yang mirip
III KERANGKA PEMIKIRAN

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. ditentukan dengan metode purposive sampling, yaitu suatu metode penentuan lokasi

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Metode Pengumpulan Data

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

III. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

IV. METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III. METODE PENELITIAN

MAKSIMISASI KEUNTUNGAN USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT DI DESA LALOMBI KECAMATAN BANAWA SELATAN KABUPATEN DONGGALA

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN. pada sayuran organik PT. Masada Organik Indonesia secara optimal. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. masyarakat Indonesia. Usahatani padi dan kedelai merupakan salah satu usaha

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

FLORENT ROSTRINA IDANI H

BAB IV. METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Usaha Kecil Menengah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis, Sumber, dan Metode Pengumpulan Data 4.3. Metode Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

Fakultas Pertanian Unlam ABSTRACT

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN. 8 [15 Januari 2010]

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

ANALISIS MODEL LINEAR PROGRAMMING

BAB III METODE PENELITIAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

III. METODE PENELITIAN. dianalisis. Menurut Supardi (2005) penelitian deskripsi secara garis besar

III. METODE PENELITIAN. metode survey. Metode survey digunakan untuk memperoleh fakta-fakta dari

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

PENGARUH SISTEM PENGELOLAAN USAHATANI CABAI MERAH TERHADAP JUMLAH PRODUKSI DAN TINGKAT PENDAPATAN

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

VII. KEPUTUSAN PRODUKSI AKTUAL DAN OPTIMAL

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

III KERANGKA PEMIKIRAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 1 Maret 2013

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga,

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Purwasari, Kecamatan Dramaga

IV METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kelompok Tani Pondok Menteng Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan bahwa Kelompok Tani Pondok Menteng merupakan salah satu kelompok tani yang melakukan usahatani sayuran. Hal lain yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan lokasi penelitian yang dilakukan adalah ketersediaan data dan ketersediaan pihak Kelompok Tani Pondok Menteng untuk dijadikan sebagai lokasi penelitian. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni sampai bulan Juli 2012. 4.2 Jenis dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan langsung di lapangan. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan petani responden. Data ini digunakan untuk mengetahui karakteristik petani dan menganalisa pendapatan usahatani, serta pola tanam yang diterapkan oleh petani. Wawancara dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya dalam bentuk kuesioner, antara lain mengenai nama, umur, tingkat pendidikan, pengalaman bertani, dan luas lahan yang diolah. Pertanyaan tentang jenis tanaman yang diusahakan, produksi yang dihasilkan, kebutuhan tenaga kerja, benih, pupuk, dan pestisida yang digunakan untuk satu jenis tanaman sayuran digunakan untuk menganalisa pendapatan usahatani dan pola tanam. Data sekunder adalah data yang diperoleh dan dikumpulkan dari sumbersumber yang telah ada. Data sekunder digunakan sebagai data pelengkap dan penunjang yang diperoleh dari penelitian-penelitian terdahulu, buku, artikel, skripsi, disertasi, jurnal, Departemen Pertanian, Badan Pusat Statistik, perpustakaan, serta situs-situs yang terkait dengan penelitian. Sifat data yang diperoleh dari kegiatan pengumpulan data tersebut adalah data berbentuk kualitatif dan kuantitatif.

4.3 Metode Penentuan Sampel Teknik penentuan sampel dilakukan melalui metode Probability Sampling (Random Sampling) dengan Simple Random Sampling, dimana setiap petani yang menjadi anggota Kelompok Tani Pondok Menteng memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih. Hal ini dilakukan karena semua anggota Kelompok Tani Pondok Menteng melakukan kegiatan usahatani sayuran. Kelompok Tani Pondok Menteng memiliki anggota sebanyak 104 petani (populasi). Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah sesuai dengan kriteria sebaran normal, yakni sebanyak 30 orang petani. Petani sampel dipilih dengan sistem arisan, dimana ke-30 sampel tersebut kemudian akan digolongkan menjadi petani luas dan petani sempit. 4.4 Metode Pengolahan Data Metode pengolahan data yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan secara deskriptif dengan memberikan gambaran tentang pendapatan usahatani petani. Data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah data usahatani sayuran. Analisis yang digunakan adalah analisis terhadap biaya, penerimaan, pendapatan, dan efisiensi usahatani dengan menggunakan rasio penerimaan atas biaya (R/C). Data kuantitatif diperoleh setelah dilakukan proses pengolahan untuk menemukan variabel dan koefisien yang ditabulasikan berdasarkan aktivitas-aktivitas yang ada dan akan dianalisis dengan menggunakan Linear Programming. 4.4.1 Analisis Pendapatan Usahatani Pendapatan usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dan pengeluaran total usahatani (Soekartawi. et al, 1986). Pendapatan usahatani menjadi ukuran yang digunakan untuk melihat penggunaan faktor-faktor produksi, pengelolaan, dan penggunaan modal petani. Penerimaan merupakan hasil kali jumlah fisik output dengan harga yang diterima oleh petani. Sedangkan pengeluaran adalah pengeluaran usahatani untuk benih/ bibit, tenaga kerja, pupuk, obat-obatan, penyusutan alat, serta sewa lahan. Menurut Sokartawi. et al (1986), pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya yang dirumuskan dengan: 34

Dimana: Pd = TR TC Pd = Pendapatan usahatani TR = Total penerimaan TC = Total biaya Metode perhitungan pendapatan usahatani yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada uraian berikut ini. Pendapatan usahatani diperoleh dengan menghitung selisih total penerimaan dengan total biaya pada setiap musim tanam. 1. Penerimaan: a. Hasil penjualan cabai keriting xxx b. Hasil penjualan caisin xxx c. Hasil penjualan kacang panjang xxx d. Hasil penjualan tomat xxx e. Hasil penjualan timun xxx f. Hasil penjualan bawang daun xxx g. Hasil penjualan buncis Total penerimaan 2. Biaya variabel a. Sarana produksi - Bibit xxx - Pupuk kandang xxx - Pupuk kimia xxx - Pestisida xxx b. Tenaga kerja luar xxx c. Tenaga kerja keluarga xxx Total Biaya Variabel 3. Biaya tetap a. Sewa lahan xxx b. Penyusutan xxx Total biaya tetap Total biaya (2 + 3) Pendapatan usahatani (1-2-3) xxx xxx xxx xxx Selain analisis pendapatan, analisis efisiensi pendapatan juga dilakukan, yaitu analisis rasio penerimaan dan biaya total (R/C Ratio atas total biaya). Rasio penerimaan dan biaya merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima petani dari setiap rupiah yang dikeluarkan dalam proses produksi. Suatu xxx 35

usahatani dapat dikatakan efisien jika R/C > 1. Semakin besar nilai R/C, maka usahatani tersebut semakin efisien. R/C ratio atas total biaya dirumuskan sebagai berikut. R/C ratio atas biaya total = Dimana, TR TC : Total penerimaan, merupakan hasil kali jumlah produk dengan harga : Total biaya, merupakan penjumlahan total biaya variabel dengan total biaya : Harga produk : Total produksi P Q TVC : Total biaya variabel TFC : Total biaya tetap 4.4.2 Indeks Diversifikasi Indeks diversifikasi merupakan indeks untuk mengukur keragaan diversifikasi dalam konteks perusahaan atau usahatani. Indeks diversifikasi pertanian dapat diukur dengan menggunakan rumus Indeks Diversifikasi Simpson. Semakin besar nilai diversifikasi Simpson, maka semakin banyak jenis komoditi yang ditanam, artinya semakin kegiatan usahatani yang dilakukan semakin terdiversifikasi. Indeks diversifikasi pertanian dituliskan dalam bentuk persamaan berikut. Dimana, q 1 = penerimaan masing-masing komoditi q = penerimaan total usahatani 4.4.3 Analisis Optimalisasi Pola Tanam Tujuan utama yang diinginkan oleh petani dari kegiatan usahataninya adalah memperoleh keuntungan maksimum guna meningkatkan kesejahteraan keluarga dan untuk mengembangkan kegiatan usahanya. Upaya yang dapat dilakukan oleh petani dalam memaksimalkan pendapatannya adalah dengan memilih kombinasi jenis tanaman serta alokasi sumberdaya yang optimal. Kombinasi jenis tanaman dan sumberdaya yang optimal dapat diperoleh dengan melakukan analisis optimalisasi dengan menggunakan Linear Programming. 36

Hasil analisis yang dilakukan dapat digunakan oleh petani dalam mempertimbangkan komoditas apa yang akan diusahakan. Menurut Soekartawi (1995), Linear Programming adalah metode perhitungan untuk perencanaan terbaik di antara kemungkinan-kemungkinan tindakan yang dapat dilakukan. Linear Programming akan menghasilkan berbagai alternatif pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan. Namun, hanya akan ada satu pemecahan masalah yang optimum (maksimum atau minimum). Umumnya, penerapan model ini menggunakan asumsi bahwa alokasi sumberdaya sebelum penerapan perencanaan belum optimal atau belum efisien dan sesudah penerapan pola alokasi sumberdaya menjadi optimal. Linear programming pada hakekatnya merupakan suatu teknik perencanaan yang bersifat analitis dengan menggunakan model matematik dengan tujuan menemukan beberapa kombinasi alternatif pemecahan masalah. Dari alternatif tersebut kemudian dipilih mana yang terbaik dalam rangka menyusun strategi dan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut tentang alokasi sumberdaya optimal. Pilihan alternatif tersebut berkaitan dengan alokasi sumberdaya yang terbatas guna mencapai tujuan dan sasaran perusahaan secara optimal (Nasendi dan Anwar, 1985). Pendekatan dengan metode Linear Programming memiliki lima asumsi (Nasendi dan Anwar, 1985), yaitu: 1. Linearitas, fungsi tujuan dan faktor-faktor pembatas harus dinyatakan sebagai faktor linear. 2. Proporsionalitas, naik turunnya nilai tujuan (Z) dan penggunaan sumberdaya atau fasilitas yang tersedia akan berubah secara sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. 3. Aktivitas, nilai tujuan setiap kegiatan tidak saling mempengaruhi atau kenaikan dapat ditambah tanpa mempengaruhi bagian nilai Z yang diperoleh dari kegiatan lain. 4. Divisiblitas, keluaran (output) yang dihasilkan setiap kegiatan dapat berupa bilangan pecahan, demikian pula dengan nilai Z yang dihasilkan. 5. Deterministik, semua parameter dalam program linear adalah tetap, diketahui, dan tidak dapat diperkirakan secara pasti. 37

Analisis optimalisasi dilakukan dengan menggunakan Linear Programming. Data yang diperoleh ditabulasikan berdasarkan aktivitas yang ada dan dimasukkan ke dalam bentuk Linear Programming. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan bantuan komputer, yaitu melalui program LINDO (Linear, Interactive, and Discrete Optimizer). Hasil analisis ini akan berupa analisis primal, analisis dual, analisis sensitivitas, dan post optimal. a. Analisis Primal Analisis primal memberikan informasi tingkat kegiatan yang terbaik dan menghasilkan tujuan yang maksimum dengan keterbatasan sumberdaya yang tersedia. Dari analisa ini juga dapat diketahui kegiatan-kegiatan apa yang tidak menghasilkan tujuan maksimum dan berapa besar kerugian per satuan kegiatan bila kegiatan tersebut dipaksa diusahakan. b. Analisis dual Pada analisis dual akan diperoleh hubungan antara tingkat kegiatan optimal dengan keterbatasan sumberdaya yang dimilikinya. Nilai slack/ surplus memberikan jumlah kelebihan dan kekurangan pemanfaatan sumberdaya pada tingkat kegiatan optimal. Apabila nilai slack-nya nol, berarti sumberdaya tersebut habis terpakai (langka). Sebaliknya, jika nilai slack-nya tidak sama dengan nol, berarti sumberdaya tersebut tersedia dalam jumlah yang berlebih, dimana angka slack-nya menunjukkan jumlah kelebihan (surplus). Nilai bayangan (dual prices) sumberdaya yang langka tidak sama dengan nol, sedangkan sumberdaya yang tidak langka mempunyai nilai bayangan sama dengan nol. Dari nilai bayangan tersebut, akan diketahui sumberdaya yang menjadi kendala utama dalam mencapai hasil yang optimal, dimana sumberdaya yang menjadi kendala merupakan sumberdaya yang memiliki nilai bayangan tertinggi. Sumberdaya ini dapat memberikan tambahan pendapatan bersih paling tinggi jika ketersediaannya ditambah satu satuan. c. Analisis Sensitivitas Setelah menemukan kombinasi optimal dan melihat hubungannya dengan sumberdaya yang tersedia, melalui slack/ surplus, maka selanjutnya akan dilakukan analisis sensitivitas (kepekaan). Analisis ini memberikan informasi 38

tentang berapa perubahan (naik atau turun) harga atau biaya kegiatan yang diperbolehkan agar tidak merubah hasil optimal dan berapa perubahan (naik atau turun) kuantitas sumberdaya yang masih diperbolehkan sehingga hasil optimal tidak berubah. d. Anaisis Post Optimal Analisis post-optimal digunakan untuk mempelajari nilai-nilai dari peubah pengambilan keputusan dalam suatu model. Jika satu atau beberapa parameter model tersebut berubah, maka kondisi optimal akan berubah. Analisis postoptimal dilakukan setelah diketahui kondisi optimal awal dari suatu model. 4.4.3.1 Penentuan Variabel Keputusan Variabel keputusan ditentukan berdasarkan pola tanam sayuran yang akan dioptimalkan. Variabel keputusan menunjukkan kegiatan usahatani sayuran yang dilakukan oleh Kelompok Tani Pondok Menteng. Pola tanam yang dipilih adalah pola tanam aktual yang paling dominan dilakukan oleh petani. Jenis sayuran yang diusahakan oleh Kelompok Tani Pondok Menteng terdiri dari tujuh jenis. Jenis kombinasi sayuran yang diusahakan berbeda untuk setiap musim tanam yang dilakukan. Variabel keputusan yang ditentukan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 7. Matriks Variabel Keputusan Produksi Sayuran Selama Periode Satu Tahun Jenis Komoditas Musim Tanam Cabai Caisin Timun Tomat Buncis Kacang Jagung Keriting Panjang Manis MT I X 11 X 21 X 31 X 41 X 51 X 61 X 71 MT II X 12 X 22 X 32 X 42 X 52 X 62 X 72 MT III X 13 X 23 X 33 X 43 X 53 X 63 X 73 4.4.3.2 Penentuan Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dari penelitian ini adalah memaksimumkan pendapatan bersih petani dengan kombinasi jenis tanaman dan alokasi sumberdaya yang optimal. Pendapatan usahatani diperoleh dengan mengurangi biaya total dari seluruh penerimaan. Penerimaan merupakan hasil perkalian antara harga per satuan kegiatan dengan jumlah produksi yang dihasilkan. Sedangkan biaya total 39

merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam melaksanakan kegiatan produksi. Penentuan jenis aktivitas diawali dengan menggolongkan kegiatankegiatan ekonomi dan permasalahan menjadi aktivitas-aktivitas yang berdiri sendiri. Adapun aktivitas-aktivitas tersebut adalah: 1. Aktivitas produksi merupakan kegiatan memproduksi jenis sayuran tertentu untuk dijual. Aktivitas ini dibedakan berdasarkan musim tanam, yaitu musim tanam 1, 2, dan 3. Aktivitas produksi diukur dalam satuan hektar lahan yang diusahakan. Nilai koefisien fungsi tujuan yang diperoleh merupakan rata-rata biaya produksi di luas biaya pembelian pupuk dan sewa tenaga kerja. Biaya tersebut meliputi biaya pembelian benih, pestisida, dan sarana produksi lainnya, seperti bambu, mulsa, tali rapia, karet gelang, sewa lahan, dan penyusutan. 2. Aktivitas pembelian pupuk dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pupuk dalam kegiatan produksi tanaman sayuran. Aktivitas ini dibedakan berdasarkan jenis pupuk. Pembedaan atas musim tanam terdiri dari musim tanam 1, 2, dan 3. Nilai koefisien fungsi tujuan sama dengan harga beli per kilogram pupuk yang dinyatakan dalam satuan rupiah. 3. Aktivitas menyewa tenaga kerja luar keluarga dilakukan karena tenaga kerja keluarga yang dimiiliki tidak cukup untuk melakukan kegiatan produksi sayuran. Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja pria dan tenaga kerja wanita. Pembedaan tenaga kerja atas musim tanam terdiri dari musim tanam 1, 2, dan 3. Nilai koefisien fungsi tujuan sama dengan tingkat upah per hari kerja yang dinyatakan dalam rupiah. 4. Aktivitas penjualan yang meliputi seluruh hasil tanaman yang diproduksi dari lahan yang tersedia untuk dijual. Aktivitas ini dibedakan berdasarkan jenis tanaman. Nilai koefisien fungsi tujuan sama dengan harga jual hasil produksi per kilogram yang dinyatakan dalam rupiah. Secara matematis, model linear programming ditunjukkan dalam persamaan berikut. Maks Z = 40

Dimana, i j k a Z C ij L ij U ik P ik O ik T H Q : musim tanam, i=1,2,3 : jenis komoditi, j=1,2,3,,7 : jenis pupuk, k=1,2,3,,8 : jenis tenaga kerja, a=1,2 : maksimumkan pendapatan : biaya lain yang dikeluarkan (Rp/ha) untuk komoditi j pada MT ke i : luas lahan (hektar) yang digunakan untuk komoditi j pada MT ke i : harga beli pupuk (Rp/kg) jenis k pada MT ke i : jumlah pupuk (kg) jenis k yang dibeli pada MT ke i : tingkat upah (Rp/HOK) tenaga kerja jenis a pada MT ke i : jumlah tenaga kerja (HOK) jenis a yang disewa pada MT ke i : tingkat harga jual (Rp) komoditi yang dihasilkan pada MT ke i : jumlah komoditi j (kg) yang diproduksi pada MT ke i 4.4.3.3 Penentuan Fungsi Kendala Kendala yang ditetapkan untuk fungsi tujuan adalah kendala lahan, kendala transfer pembelian pupuk, kendala tenaga kerja, kendala transfer penjualan, dan kendala modal. 1. Kendala lahan adalah ketersediaan lahan yang digunakan pada musim tanam ke i (b i ) dimana lahan yang digunakan untuk usahatani komoditi j pada musim tanam ke i (L ij ) lebih kecil atau sama dengan ketersediaan lahan. Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut. Kendala lahan = 2. Kendala transfer pembelian pupuk merupakan perpindahan (transfer) pupukdari aktivitas produksi ke aktivitas pembelian pupuk. Besarnya rata-rata kebutuhan pupuk per hektar komoditi j pada MT ke i (dl ij ) harus lebih kecil atau sama dengan pembelian pupuk jenis k pada musim tanam ke i (P ik ). Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut. Kendala transfer pembelian = 3. Kendala tenaga kerja adalah ketersediaan jumlah tenaga kerja yang dapat digunakan untuk kegiatan produksi. Tenaga kerja luar keluarga akan digunakan jika tenaga kerja keluarga tidak memenuhi kebutuhan tenaga kerja. Koefisien tenaga kerja dinyatakan dalam HKP untuk tenaga kerja pria dan 41

HKW untuk tenaga kerja wanita. Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut. Kendala tenaga kerja = 4. Kendala transfer penjualan adalah hasil dari aktivitas produksi ke aktivitas penjualan (fl ij ) yang jumlahnya lebih kecil atau sama dengan jumlah produksi (Q ij ). Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut. Kendala transfer penjualan = - flij + Qij 0 5. Kendala modal sendiri adalah jumlah modal sendiri yang dimiliki petani pada musim ke i (Mi) dimana modal yang diperlukan per hektar lahan (ylij) lebih kecil atau sama dengan jumlah modal yang dimiliki. Secara matematis dapat dilihat pada persamaan berikut. Kendala modal sendiri = Setelah dilakukan analisis model optimalisasi, selanjutnya adalah analisis post optimal yang akan dibuat menjadi beberapa pengaruh. Analisis post optimal dilakukan untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada pendapatan usahatani dan R/C ratio akibat perubahan harga output dan lahan. Penentuan besarnya nilai-nilai perubahan pada harga output tersebut dilakukan secara sengaja dengan melihat perkembangan harga yang terjadi di lokasi penelitian. Perubahan harga output terdiri atas peningkatan dan penurunan harga jual. Perubahan terhadap luas lahan terdiri atas peningkatan dan penurunan luas lahan. Perubahan terhadap harga komoditi sayuran dan perubahan luas lahan dilakukan untuk menguji adanya pengaruh terhadap pola tanam dan pendapatan usahatani. 4.4.3.4 Koefisien-koefisien dari Input dan Output Koefisien kendala lahan adalah luas lahan yang dibutuhkan untuk usahatani sayuran dengan satuan hektar. Koefisien kendala tenaga kerja ditentukan dari kebutuhan tenaga kerja untuk usahatani, satuannya adalah HOK (Hari Orang Kerja). Koefisien kendala pupuk adalah jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu musim tanam. Koefisien kendala modal ditentukan dari jumlah modal yang diperlukan untuk usahatani dengan satuan rupiah. 42

4.5 Definisi Operasional 1. Luas lahan adalah satuan areal lahan yang dikuasai oleh petani untuk melakukan usahatani sayuran dengan satuan hektar. 2. Total biaya adalah semua jenis pengeluaran dalam usahatani baik yang tunai maupun yang tidak tunai dengan satuan rupiah. 3. Penerimaan usahatani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani dengan satuan rupiah. 4. Pendapatan usahatani adalah pendapatan yang diperolah petani setelah penerimaannya dikurangi total biaya yang dikeluarkan dengan satuan rupiah. 5. Pola tanam adalah suatu pola bercocok tanam yang terdiri dari beberapa kali bertanam dari satu atau beberapa jenis tanaman secara bergiliran, sisipan, atau secara tumpangsari dengan maksud untuk meningkatkan produksi usahatani atau meningkatkan pendapatan petani tiap satuan luas per satuan waktu. 6. Biaya tunai adalah semua jenis pegeluaran yang dibayarkan secara tunai untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani dengan satuan rupiah. 7. Biaya sewa lahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa lahan. Pembayarannya dilakukan untuk jangka waktu satu tahun dengan satuan rupiah. 8. Biaya penyusutan adalah biaya yang terjadi karena pemakaian alat. Biaya penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus, dengan rumus sebagai berikut. 43