BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. adalah mengurangi tingkat pengangguran. Monacelli et al (2010), IMF (2010),

10. Aspek Ekonomi, Sosial, dan Politik

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

Oleh: Hendry Wijaya, SE., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan meningkatnya tingkat kemiskinan. suatu negara. Gambar 1.1 dibawah ini menunjukkan tingkat inflasi yang terjadi di


KEBIJAKAN FISKAL 30/04/2016. Kebijakan fiskal

08. Tabel biaya dan produksi suatu barang sebagai berikut : Jumlah produksi Biaya tetap Biaya variabel Biaya total 4000 unit 5000 unit 6000 unit

BAB I PENDAHULUAN. atau bahkan tercapainya full employment adalah kondisi ideal perekonomian yang

BAB 2 Ilmu Ekonomi Makro

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan perkapita akan selalu mengalami kenaikan. Adanya resesi

ANALISIS PENGARUH INVESTASI, INFLASI, PENGELUARAN PEMERINTAH, PENAWARAN UANG DAN EKSPOR TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN

Malang Study Club. Latihan Ekonomi SMA XII IPS

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. Pembangunan di negara-negara berkembang akan melaju secara lebih mandiri

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 1998 yang melanda negara negara

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

ekonomi K-13 KEBIJAKAN MONETER DAN KEBIJAKAN FISKAL K e l a s A. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER Tujuan Pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. sedangkan untuk negara yang sedang berkembang digunakan istilah pembangunan

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dihindarkan. Hal ini disebabkan karena pemerintah merupakan salah satu pelaku

Universitas Sumatera Utara

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

Pengertian Inflasi, Jenis, Penyebab, Dan Cara Mengatasi Inflasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SURVEI PERSEPSI PASAR

KEBIJAKAN HARGA. Kebijakan Yang Mempengaruhi Insentif Bagi Produsen : Kebijakan Harga_2. Julian Adam Ridjal, SP., MP.

Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri. Muhamad Yunanto

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010


BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. konsisten, perekonomian dibangun atas dasar prinsip lebih besar pasak dari pada

III. KERANGKA TEORITIS

STAN KEBIJAKAN FISKAL PENGANTAR PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA. oleh: Rachmat Efendi

BAB I PENDAHULUAN. secara tepat dan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman serta sesuai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

faktor yang dimiliki masing-masing negara, antara lain sistem ekonomi, kualitas birokrasi. Sistem ekonomi yang dianut oleh suatu negara akan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

KAJIAN DAMPAK KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI DAN PERDAGANGAN TERHADAP SEKTOR PERTANIAN RENI KUSTIARI

BAB I PENDAHULUAN. Stabilitas perekonomian suatu bangsa dapat digambarkan dengan stabilitas

Kebijakan Makro Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sebagian masyarakat telah menganggap pajak sebagai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

VII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Begitu juga dengan investasi yang merupakan langkah awal

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Kebijakan Pemerintah KEBIJAKAN PEMERINTAH. Kebijakan Pemerintah. Kebijakan Pemerintah 4/29/2017. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di berbagai bidang perekonomian. Pembangunan ekonomi secara

Pertemuan ke-4 KONSUMSI DAN INVESTASI

ANALISIS KEBERADAAN TRADEOFF INFLASI DAN PENGANGGURAN (KURVA PHILLIPS) DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Menurut Baasir (2003) yang dikutip oleh Andrianus (2006) dalam

BAB I PENDAHULUAN. didunia, termasuk Indonesia. Apabila inflasi ditekan dapat mengakibatkan

Pengantar Teori Ekonomi dan Moneter

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER. Oleh : Muhlisin

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

ANALISIS PENGARUH PENGELUARAN PEMERINTAH TERHADAP PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA 1) Muhammad Nur Afiat 2) ABSTRAK

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU INFLASI DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selaku otoritas kebijakan moneter telah berupaya melakukan fungsi

Kepala Badan Pengelola Keuangan Kota Ambon. R.SILOOY,SE.MSi PEMBINA TK I Nip

Kebijakan Fiskal dan Keseimbangan Pendapatan Nasional. Pengantar Ilmu Ekonomi

KEBIJAKAN FISKAL. Sayifullah, SE., M.Akt

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. mengejar ketertinggalan pembangunan dari negara-negara maju, baik di kawasan

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

I. PENDAHULUAN. Salah satu tujuan negara adalah pemerataan pembangunan ekonomi. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai macam kegiatan untuk melakukan investasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fungsi sebagai penyimpan nilai, unit hitung, dan media pertukaran.

Pertemuan ke: 03 KEBIJAKAN FISKAL. POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS) Pengampu: Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP Amirudin, S.IP, M.Ec.

PENGUKURAN INFLASI. Dalam menghitung Inflasi secara umum digunakan rumus: P P

Pokok Bahasan 1 RUANG LINGKUP EKONOMI MAKRO

PERTEMUAN KE 12 Peran dan Kebijakan Pemerintah. B. Uraian Materi PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH. pemerintah haruslah diarahkan untuk:

PENDAHULUAN. menyediakan sarana dan prasarana,baik fisik maupun non fisik. Namun dalam

BAB II TINJAUAN TEORI. landasan teori yang digunakan dalam penelitian yaitu mengenai variabel-variabel

Pengantar Ekonomi Makro. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Melalui hal ini Indonesia diharapkan dapat bersaing dengan Negara-negara lain di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DERIVASI FUNGSI DAN KURVA IS

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

Sesi 13: Permintaan dan Penawaran Agregat: Analisis Jangka Panjang C H A N D R A T. P U T R A F A K U L T A S E K O N O M I UI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SURVEI PERSEPSI PASAR

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

Ekonomi. untuk SMA/MA Kelas XI Semester 1. Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Inung Oni Setiadi Irim Rismi Hastyorini. Dibuat oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pasar uang (money market) dan pasar modal (capital market)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia selalu berkembang sejalan dengan tuntutan zaman, tidak

PERTEMUAN III ASPEK EKONOMI, POLITIK,

Keputusan Melakukan Investasi

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 1. Pengeluaran rutin dan modal mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka pada tahun 1995-2012. Kenaikan pengeluaran rutin dan modal pemerintah menyebabkan tingkat pengangguran terbuka menjadi berkurang. Nilai koefisien paramater masing-masing pengeluaran ini bersifat inelastis, dimana persentase penurunan dalam tingkat pengangguran terbuka lebih kecil daripada persentase peningkatan dalam pengeluaran rutin dan modal. Dengan demikian kinerja pemerintah dalam mengalokasikan pengeluaran tersebut belum baik. 2. Pajak, suku bunga, dan upah mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka pada tahun 1995-2012. Kenaikan ketiga variabel tersebut menyebabkan tingkat pengangguran terbuka turut naik. Namun nilai koefisien parameternya bersifat inelastis, dimana persentase kenaikan dalam tingkat pengangguran terbuka lebih kecil daripada persentase kenaikan dalam ketiga variabel tersebut. Hal ini berarti kinerja pemerintah dalam mengelola ketiga variabel itu baik. Kemudian inflasi mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka selama periode tersebut. Nilai koefisien parameter inflasi bersifat inelastis, artinya persentase penurunan dalam

tingkat pengangguran terbuka lebih kecil daripada persentase kenaikan dalam tingkat inflasi, sehingga kinerja pemerintah dalam mengendalikan inflasi belum baik. Krisis moneter 1997/1998 berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap tingkat pengangguran terbuka selama periode penelitian (1995-2012). Hal ini disebabkan karena selama periode penelitian terdapat beberapa krisis ekonomi lain sehingga pengaruh krisis moneter menjadi lemah. 5.2. Saran 5.2.1. Untuk Pengambil Kebijakan (Pemerintah Pusat dan Daerah) 1. Pengelolaan anggaran pengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran modal yang tepat akan menurunkan tingkat pengangguran terbuka. Pengelolaan ini berkaitan dengan usaha peningkatan penyerapan anggaran pengeluaran pemerintah di sektor-sektor ekonomi. Oleh sebab itu sebaiknya dilakukan langkah-langkah berikut ini: Meningkatkan pengawasan dari pemerintah mengenai alokasi dan realisasi dari pengeluaran tersebut. Mengupayakan pengeluaran pemerintah yang tepat sasaran, seperti mengevaluasi kebijakan subsidi agar mencapai segmen masyarakat yang dituju. Upaya untuk memerangi korupsi terhadap anggaran pengeluaran pemerintah.

Mengevaluasi penyerapan anggaran pengeluaran pemerintah di masing-masing lembaga dan instansi pemerintah. 2. Pajak merupakan salah satu sumber dana yang digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pengeluarannya dalam menjalankan proses pembangunan. Pajak adalah sumber dana mandiri untuk membiayai pengeluaran pemerintah. Jika pemerintah meningkatkan tarif pajak dengan maksud meningkatkan penerimaan maka akan terjadi distorsi yaitu meningkatnya tingkat pengangguran terbuka apabila efek pajak bersifat subtitusi. Oleh karena itu untuk meningkatkan pendapatan dari sektor pajak sebaiknya pemerintah mempertimbangkan potensi pajak, bukan dengan menaikkan tarif. Mempertimbangkan potensi pajak berarti mengurangi upaya terjadinya penyimpangan pajak (tax evasion) baik yang bersifat tunggakan pajak maupun penggelapan pajak. Upaya pengurangan tax evasion akan memaksimalkan penerimaan pajak sehingga pemerintah tidak harus meningkatkan tarif pajak untuk meningkatkan pendapatan dalam rangka membiayai pengeluaran pemerintah. 3. Pengeluaran pemerintah yang dibiayai dengan utang akan menyebabkan tingkat suku bunga meningkat, jika nilai suku bunga besar dari mec (marginal efficiency of capital) maka investasi akan turun sehingga tingkat pengangguran terbuka meningkat. Agar nilai mec besar maka diperlukan langkah-langkah berikut ini: Memperbaiki iklim investasi melalui stabilisasi kondisi politik dan keamanan.

Mempermudah proses investasi melalui pelayanan terpadu satu pintu Mengendalikan tingkat inflasi agar suku bunga tidak naik untuk mengurangi jumlah uang yang beredar 4. Tingkat upah yang tinggi berdampak pada kenaikan tingkat pengangguran terbuka, karena perusahaan belum mempunyai kemampuan untuk membayar tenaga kerja pada tingkat upah tersebut. Tingkat upah yang rendah mendorong permintaan tenaga kerja sehingga mampu mereduksi jumlah pengangguran. Untuk kasus di Indonesia, kebanyakan tenaga kerja dibayar dengan upah yang rendah sehingga menimbulkan trade off antara penurunan tingkat pengangguran terbuka dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini diperlukan campur tangan pemerintah untuk dapat memberikan insentif agar perusahaan semakin berkembang dan profitnya meningkat,s sehingga bisa mampu membayar tenaga kerja dengan upah yang tinggi (memadai). Selain itu, pemerintah diharapkan turut memberikan insentif terhadap tenaga kerja untuk meningkatkan skill melalui program training dan pelatihan lain. 5. Terdapat trade off antara inflasi dengan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mengacu pada kurva Philip, dimana inflasi yang tinggi akan menurunkan tingkat pengangguran terbuka. Namun, tingkat inflasi yang tinggi mempunyai dampak pada variabel ekonomi makro lain salah satunya adalah menurunkan daya beli masyarakat. Oleh karena itu upaya

untuk mengendalikan tingkat inflasi yang dapat menurunkan tingkat pengangguran terbuka harus dilakukan dengan hati-hati. 5.2.2. Agenda untuk Penelitian Lanjutan Metode analisis dengan System General Method Moment (GMM) mensyaratkan jumlah cross section yang besar dan time series yang kecil. Ketika penelitian ini menggunakan periode penelitian dari tahun 1995-2014, penggunaan metode analisis System GMM tidak mendapatkan model terbaik karena jumlah time series yaitu 20 tahun mendekati jumlah cross section sebanyak 26 provinsi. Oleh karena itu periode penelitian dikurangi dari tahun 1995 sampai tahun 2012 untuk mendapatkan model terbaik karena menggunakan data level provinsi. Untuk kedepannya penelitian ini bisa dikembangkan dengan menambah periode penelitian dan break down data level provinsi menjadi data level kabupaten untuk meningkatkan jumlah cross section.