BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I I TINJAUAN PUSTAKA. direkatkan oleh bahan ikat. Beton dibentuk dari agregat campuran (halus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUANb Latar Belakang Permasalahan

BAB I 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Pemanfaat Tailing Batu Apung... H. Surya Hadi 44

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Proses Kerja Mesin Batching Plant Untuk Pembuatan Komposit Beton Ready Mix Di PT.SCG ReadyMix Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

BAB I PENDAHULUAN. portland atau semen hidrolik yang lain, dan air, kadang-kadang dengan bahan tambahan

bersifat sebagai perekat/pengikat dalam proses pengerasan. Dengan demikian

BARtl TINJAUAN PUSTAKA. Teknologi beton terns berkembang seiring dengan tuntutan kebutuhan

PENGGUNAAN LIMBAH BAJA (KLELET) SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA BETON. Hanif *) ABSTRAK

RABID. Salah satu material yang banyak digunakan untuk struktur teknik sipil. adalah beton. Beton dihasilkan dari peneampuran semen portland, air, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan laju pembangunan yang semakin pesat, beton telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan kemajuan industri yang semakin pesat

Jurnal Teknik Sipil No. 1 Vol. 1, Agustus 2014

BABIIl LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

PERBAIKAN BETON PASCA PEMBAKARAN DENGAN MENGGUNAKAN LAPISAN MORTAR UTAMA (MU-301) TERHADAP KUAT TEKAN BETON JURNAL TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dunia konstruksi bangunan di Indonesia saat ini mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

BAB I PENDAHULUAN. Kelebihan dari konstruksi perkerasan kaku adalah sifat kekakuannya yang. sementara kelemahan dalam menahan beban

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PENGARUH PERSENTASE BATU PECAH TERHADAP HARGA SATUAN CAMPURAN BETON DAN WORKABILITAS (STUDI LABORATORIUM) ABSTRAK

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan (SNI 2847 : 2013).

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI FAKTOR AIR SEMEN DAN TEMPERATUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Irzal Agus. (Dosen Fakultas Teknik Unidayan Baubau) ABSTRACT

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat. Secara proporsi komposisi unsur pembentuk beton adalah:

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

ANALISIS KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON DENGAN BAHAN TAMBAH ABU SEKAM PADI DAN BESTMITTEL. Tugas Akhir

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)

BAB III LANDASAN TEORI. tidak terlalu diperhatikan di kalangan masyarakat.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istimewa Yogyakarta. Alirannya melintasi Kabupaten Sleman dan Kabupaten

TINJAUAN KEKUATAN DAN ANALISIS TEORITIS MODEL SAMBUNGAN UNTUK MOMEN DAN GESER PADA BALOK BETON BERTULANG TESIS

PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

baku beton tersedia cukup melimpah dengan harga yang sangat murah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. faktor efektifitas dan tingkat efisiensinya. Secara umum bahan pengisi (filler)

KAJIAN OPTIMASI KUAT TEKAN BETON DENGAN SIMULASI GRADASI UKURAN BUTIR AGREGAT KASAR. Oleh : Garnasih Tunjung Arum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

TINJAUAN KUAT TEKAN, KUAT TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR BETON MENGGUNAKAN TRAS JATIYOSO SEBAGAI PENGGANTI PASIR UNTUK PERKERASAN KAKU (RIGID PAVEMENT)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan jaman dewasa ini semakin pesat dan tak terkendali, banyak

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN PASIR DARI BEBERAPA DAERAH TERHADAP KUAT TEKAN BETON. Abstrak

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBUATAN BETON KEDAP AIR DENGAN MEMANFAATKAN KLELET SEBAGAI PENGGANTI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH PENGGUNAAN ZEOLIT DAN SIKAMENT-520 TERHADAP KUAT TEKAN BETON MENGGUNAKAN PORTLAND POZZOLAND CEMENT (PPC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beton merupakan fungsi dari bahan penyusunnya yang terdiri dari bahan

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB III LANDASAN TEORI. dengan atau tanpa bahan tambah yang membentuk masa padat (SNI suatu pengerasan dan pertambahan kekuatan.

adukan beton, semen dan airmembentuk pasta yang akan mengikat agregat, yang

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. membentuk masa padat. Jenis beton yang dihasilkan dalam perencanaan ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH GRADASI BUTIRAN BATU PECAH TERHADAP KEKUATAN BETON ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE ANALISIS

PENGARUH JUMLAH SEMEN DAN FAS TERHADAP KUAT TEKAN BETON DENGAN AGREGAT YANG BERASAL DARI SUNGAI

Mix Design Metode (ACI,SNI,PCA,DOE)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sifat Kimiawi Beton Semen Portland (PC) Air Agregat bahan tambah peristiwa kimia PC dengan air hidrasi pasta semen

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH LUBANG DALAM BETON TERHADAP KEKUATAN MEMIKUL BEBAN AKSIAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kesejahteraan dan pengetahuan masyarakat telah mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang bahan utamanya terdiri dari campuran antara semen, agregat halus,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BABV HASiL DAN PEMBAHASAN

BAB II STUDI PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Umum Beton merupakan campuran antara semen, agregat, air, dan kadangkadang memakai bahan tambah yang sangat bervariasi mulai dari bahan kimia tambahan, serat sampai bahan bangunan non kimia pada persentase tertentu. Campuran tersebut bila dituangkan dalam cetakan kemudian dibiarkan maka, akan mengeras seperti batuan. Pengerasan yang terjadi diakibatkan oleh reaksi kimia antara air dan semen (Tjokrodimuljo, 1996). Kekuatan, keawetan dan sifat beton tergantung pada sifat-sifat bahan dasar, nilai perbandingan bahan-bahannya, cara pengadukannya, maupun cara pengerjaan selama penuangan adukan beton, cara pemadatan dan cara perawatan selama proses pengerasan (Tjokrodimuljo, 1996). B. Pengertian Beton Beton didefinisikan sebagain campuran dari bahan pokok yang terdiri dari agregat halus biasanya berupa pasir, agregat kasar yang berupa kerikil atau batu pecah, bahan ikat semen dan air. Bahan-bahan tersebut kemudian dicampur dan dituangkan pada cetakan dan dibiarkan, yang nantinya mengeras seperti batuan. Pengerasan tersebut terjadi oeleh adanya reaksi kimia antara air dan bahan ikat semen yang berlangsung selama waktu tertentu, dan semakin bertambah keras seiring pertambahan umurnya. Beton yang sudah menjadi keras dianggap sebagai batu tiruan (Tjokrodimulyo, 1996). Campuran beton yang baik harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1) Kekuatan (strength) tinggi, sehingga jika dikombinasikan dengan baja tulangan (yang kuat tariknya tinggi) dapat dikatakan mampu dibuat untuk struktur berat. 4

5 2) Tahan lama (awet), yaitu mempunyai sifat tahan terhadap perkaratan atau pembusukan oleh kondisi lingkungan. 3) Kemudahan pengerjaan (workability), sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan campuran beton untuk diaduk, dituangkan dan dipadatkan. C. Sifat sifat Beton Beton yang baik adalah beton yang mempunyai kuat tekan yang tinggi, kuat tarik tinggi, kuat lekat tingi, rapat air tahan aus, tahan cuaca (panas, dingin, sinar matahari,hujan), tahan terhadap zat-zat kimia (terutama sulfat),susutan pengerasanya kecil, elastisitasnya (modulus elastisitas) tinggi. Oleh karena itu penyempurnaan sifat-sifat beton harus diperhatikan pula sifat kekurangan beton. Sifat-sifat beton pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu sifat yang behubungan dengan kelebihan beton dan sifat yang berhubungan dengan kekurangan beton (Tjokrodimuljo, 1996). 1. Sifat kelebihan beton a. Beton harganya relatif murah. Hal ini dikarenakan bahan penyusun beton menggunakan bahan-bahan dasar dari bahan lokal, kecuali semen portland. Hanya untuk daerah tertentu yang sulit mendapatkan pasir atau kerikil memungkinkan harga beton jadi agak lebih mahal. b. Beton termasuk bahan yang berkekuatan tekan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap perkaratan oleh kondisi lingkungan. Bila dibuat dengan cara yang baik kuat tekannya sama dengan batuan alami. c. Beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dibentuk apapun dan ukuran berapapun bergantung keinginan. Cetakan dapat pula dipakai ulang beberapa kali. d. Kuat tekannya yang tinggi mengakibatkan jika dikombinasikan dengan baja tulangan dapat dikatakan mampu menahan struktur berat. e. Beton segar dapat disemprotkan dipermukaan beton lama yang retak maupun disisipkan ke dalam retakan beton dalam proses perbaikan.

6 f. Beton segar dapat dipompakan sehingga memungkinkan untuk dituang pada tempat yang posisinya sulit. g. Beton termasuk tahan aus dan tahan panas akibat kebakaran sehingga biaya perawatannya termasuk rendah. 2. Sifat kekurangan Beton a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehinga mudah retak. Oleh karena itu perlu diberi tulangan. b. Beton sulit kedap air sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air. c. Beton bersifat getas, sehingga harus dihitung secara detail. D. Faktor Yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton Kesempurnaan semua sifat dasar beton dicapai dengan tidak meninggalkan segi ekonomisnya, karena penggunaan beton yang diharapkan adalah yang berkualitas baik, mempunyai kuat tekan yang tinggi, serta murah dari segi ekonomisnya. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas beton untuk mencapai kekuatan beton yang maksimal harus dipertimbangkan hal-hal yang mempengaruhinya (Tjokrodimuljo, 1996), meliputi: 1. Faktor air semen dan kepadatan 2. Sifat agregat 3. Jenis semen 4. Jumlah semen 5. Umur beton 1. Faktor Air semen Faktor air semen adalah angka yang menyatakan perbandingan antara berat air dan berat semen. Semakin besar faktor air semen (fas), makin rendah kuat tekan betonnya. Walaupun semakin rendah faktor air semen, kekuatan beton semakin tinggi, akan tetapi pada (fas) kurang dari 0,35 atau kurang dari 25% dari berat semen kuat tekan beton akan rendah. Hal ini terjadi karena kesulitan dalam pemadatan adukan beton, sehingga beton menjadi kurang padat (Tjokrodimuljo, 1996).

7 2. Sifat Agregat Pengaruh kekuatan agregat terhadap kekuatan beton sebenarnya tidak begitu besar karena umumnya kekuatan agregat lebih tinggi daripada pastanya. Meskipun demikian bila dikehendaki kekuatan beton yang tinggi, diperlukan juga agregat yang kuat agar kekuatannya tidak lebih rendah daripada pastanya. Sifat agregat yang paling berpengaruh terhadap kekuatan beton ialah kekasaran permukaan dan ukuran maksimumnya. 3. Jenis Semen Jenis semen portland menurut Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia tahun 1982, sesuai dengan tujuan pemakaiannya dapat dibedakan menjadi lima jenis, yaitu: Jenis I : Semen portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan syaratsyarat khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis lain. Jenis II : Semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Jenis III: Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan kekuatan awal yang tinggi setelah pengikatan terjadi. Jenis IV: Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan panas hidrasi yang rendah Jenis V : Semen portland yang dalam penggunaannya menuntut persyaratan tahan terhadap sulfat 4. Jumlah Semen Jumlah kandungan semen berpengaruh terhadap kuat tekan beton. Jika fas pada campuran beton sama maka beton sama, maka beton dengan kandungan semen lebih sedikit mempunyai kekuatan lebih tinggi dikarenakan pastanya sedikit berarti kandungan porinya lebih sedikit dibandingkan dengan beton yang kandungan semenya lebih banyak (Tjokodimulju, 1996)

8 5. Umur Beton Kuat tekan beton bertambah sesuai dengan bertambahnya umur beton itu. Kecepatan bertambahnya kekuatan beton tersebut sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain: factor air semen dan perawatan. Semakin tinggi air semen semakin lambat kenaikan kekuatan beton dan semakin tinggi suhu perawatan semakin cepat kenaikan kekuatan betonya.