BAB I PENDAHULUAN. karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang akan dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. organisasi dan kelangsungan hidup organisasi. Peran kepemimpinan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. orang yang terbagi menjadi karyawan direktorat, non- direktorat, proyek dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. organisasi atau perusahaan mempunyai sumber daya yang melimpah baik bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan perusahaan untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, sumber daya alam dan sumber-sumber ekonomi lainnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insentif material dan Non-material sebagai alat untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu lembaga yang di organisir dan di jalankan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manajemen sumber daya manusia merupakan satu bidang manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis pada era globalisasi ini, demikian pesat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebut Teori Dua Faktor atau Two Factor Theory yang terdiri atas: faktor hygiene, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Memasuki era globalisasi aktivitas bisnis saat ini, dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ekonomi yang terus mengalami perubahan, maka

BAB I PENDAHULUAN. pola tingkah laku, serta kebutuhan yang berbeda-beda. Keberadaan manusia

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. PT. Jasa Marga (Persero) Tbk. adalah Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. maupun swasta memegang peranan yang sangat dominan. Berhasil atau. sangat tergantung pada kemampuan sumber daya manusianya dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT Pos Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan BUMN

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan tertentu untuk dapat memberikan

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dunia usaha belakangan ini menuntut perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan atau kegagalan organisasi pada dasarnya. dipengaruhi oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah faktor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebaik mungkin. Keberhasilan sebuah perusahaan atau organisasi tidak hanya dari

BAB I PENDAHULUAN. timbul di dalam suatu perusahaan. Kepuasan kerja memiliki arti yang beragam,

Fenomena pengangguran, pemutusan hubungan kerja, demonstrasi dan. unjuk rasa merupakan masalah kondisi ketenagakerjaan di Indonesia yang masih

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA KARYAWAN (Studi Pada PT. Inti Luhur Fuja Abadi (ILUFA), Pasuruan)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. manusia memegang peran bagi oraganisasi dalam mencapai tujuanya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Efektifitas suatu perusahaan tergantung dari berbagai faktor salah satunya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini, membawa dampak timbulnya persaingan di dunia usaha yang semakin ketat.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia mempunyai peranan penting dalam aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi atau perusahaan berharap dan berusaha untuk tetap dapat

BAB I PENDAHULUAN. menunjang pembangunan agar dapat berperan dalam pembangunan negara. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebaik mungkin, sehingga perusahaan dapat mencapai tujuannya.

B A B I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat, oleh karena itu diperlukan pula tenaga kerja yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. organisasi saling menunjang dan melengkapi, atau dengan kata lain bersinergi satu

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini menerangkan bahwa gaya kepemimpinan sangat penting. dalam perusahan dimana perkembangan suatu perusahan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja di dalam lingkungannya. Keberhasilan perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tertutup bagi dunia luar, tekhnologi informasi dan komunikasi telah merangsang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang dapat diandalkan. SDM memegang peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. sentral yang menggerakkan dinamuka lingkungan utama pengunjung. semakin ketat dalam lingkungan kerja yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja para staf pengajar sebuah Fakultas di dalam sebuah perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. kesuksesan suatu organisasi sangat ditentukan oleh kegiatan pendayagunaan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan listrik ternama di Indonesia, PT PLN (Persero) Distribusi

BAB I PENDAHULUAN. saing perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perusahannya. Kendala tersebut dapat berupa faktor-faktor. memiliki strategi untuk menghadapi persaingan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang harus dihadapi dan diatasi guna mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP LOYALITAS KARYAWAN Oleh : RETNO DJOHAR JULIANI DOSEN ADMINISTRASI NIAGA UNIVERSITAS PANDANARAN SEMARANG

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. baik usaha yang dilakukan oleh pemerintahan untuk waktu yang cukup lama tidak

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini. memberikan pengaruh dan dorongan yang besar terhadap bidang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu memanfaatkan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. kali pemimpin memberikan tambahan penerimaan yang lain sebagai upaya lebih menghargai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan dengan tenaga sumber daya manusia yang dominan, kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi pada perusahaan Keramik Pondowo malang, dengan hasil penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Majalah Forbes yang merupakan salah satu majalah bisnis di Amerika

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup organisasi. Sumber daya manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. apabila ditunjang oleh sumber daya manusia yang berkualitas. serta biaya baru dalam merekrut karyawan baru.

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan hal yang sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tantangan bagi manajemen sumber daya manusia karena abad ke-21 ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan kerja guru ditandai dengan munculnya rasa puas dan terselesaikannya tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diberbagai bidang pun semakin ketat termasuk dibidang industri. Tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Elemen manusia merupakan sumber daya yang potensial dan sangat dominan pada setiap organisasi dibandingkan dengan elemen lain seperti modal dan teknologi karena elemen manusia dalam perusahaan sebagai perencana, pelaksana dan pengendali yang selalu berperan aktif dalam memberikan kontribusi yang maksimal terhadap pencapaian tujuan organisasi maupun pencapaian tujuan pribadi sumber daya manusia itu sendiri. Kepuasan kerja merupakan salah satu elemen yang cukup penting dalam organisasi. Hal ini disebabkan kepuasan kerja dapat mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain, atau mempunyai hubungan dengan beberapa jenis perilaku yang sangat penting dalam organisasi. Kepuasan kerja adalah cara seorang pekerja merasakan pekerjaannya. Kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap-sikap terhadap pekerjaannya yang didasarkan atas aspek-aspek pekerjaan yang bermacam-macam. Terdapat ratusan karakteristik pekerja yang dipertimbangkan seorang pekerja, namun sekelompok karakteristik pekerjaan cenderung secara bersama-sama dievaluasi dengan cara yang sama. Sekelompok karakteristik tersebut, yang pada umumnya ditemukan dalam analisis statistik dari beberapa pertanyaan sikap, meliputi : gaji/upah, kondisi kerja, pengawasan, teman

2 kerja, isi pekerjaan, jaminan pekerjaan, serta kesempatan promosi. Sesungguhnya seorang pekerja beranggapan memiliki sebagian sikap terhadap setiap aspek pekerjaan tersebut disamping gabungan sikap terhadapnya sebagai keseluruhan. Handoko (Edy Sutrisno,75:2009), mengemukakan kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seorang terhadap pekerjaannya. Ini tampak dari sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Ketidakpuasan merupakan titik awal dari munculnya masalah masalah dalam organisasi seperti timbulnya kemangkiran kerja, konflik atasan dan bawahan, ketidakdisiplinan, dan masalah lain yang menyebabkan terganggunya proses pencapaian tujuan perusahaan. Sejalan dengan hal tersebut, penyebab timbulnya ketidakpuasan kerja, yaitu tidak adanya kesempatan untuk berkembang, tidak memperoleh penghargaan yang cukup memadai dalam pekerjaan, pekerjaan dianggap terlalu berat dan berlebihan, ketidaknyamanan dalam bekerja, ketidakcocokan dengan atasan dan perasaan tidak menyukai karier dan pekerjaan yang sedang dijalaninya. Pernyataan tersebut sesuai dengan Tiffin (dalam Edy Sutrisno,76:2009), mengemukakan bahwa kepuasan kerja berhubungan erat dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerja sama antara pimpinan dengan sesama karyawan.

3 Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kepuasan psikologis dan akhirnya akan timbul sikap atau tingkah laku negatif dan pada gilirannya akan menimbulkan frustrasi, sebaliknya karyawan yang terpuaskan akan dapat bekerja dengan baik, penuh semangat, aktif, dan dapat berprestasi lebih baik dari karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja. Pendapat tersebut didukung oleh Strauss dan Sayles (Edy Sutrisno,75:2009), kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis, dan pada gilirannya akan menjadi frustrasi. Berdasarkan fenomena diatas, maka dapat dijelaskan bahwa kepuasan kerja merupakan salah satu aspek penting yang dapat mempengaruhi sekaligus menggerakkan setiap karyawannya, untuk meningkatkan produktivitasnya sehingga mampu mencapai kinerja yang baik. Keadaan ini tentunya akan menguntungkan pihak perusahaan, karena tingginya nilai capaian kinerja karyawan akan mempengaruhi proses terealisasinya tujuan perusahaan kearah yang lebih efektif dan efisien. PT.Sinkona Indonesia Lestari merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan untuk menciptakan suatu industri kina terpadu yang dapat memenuhi permintaan pasar dunia akan kebutuhan garam kina. Salah satu upaya PT. SIL untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan adalah dengan diadakannya program insentif yang tepat. Berdasarkan hasil informasi dari bagian Departemen SDM di PT. SIL (13 februari 2013), bahwa perusahaan tersebut membentuk suatu sistem manajemen khusus

4 yang mampu meningkatkan produktivitas kinerja karyawan dengan pemberian insentif yang dilakukan setiap triwulan sekali ( tiga bulan) dengan prosedur yang ditetapkan dalam keputusan Direksi PT. Sinkona Indonesia Lestari No.113/C/XII/2012 tentang Insentif Penyemangat Kerja. Hal tersebut dilakukan melalui pembuatan kebijakan perusahaan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu karyawan dan perusahaan, membantu karyawan mencapai prestasi, pengakuan atas keberhasilan karyawan, penempatan setiap pekerja secara tepat, menumbuhkan rasa tanggung jawab, memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan diri, pemberian balas jasa sesuai prinsip adil dan layak, menciptakan lingkungan kerja yang nyaman agar mereka lebih memberikan kontribusi terhadap perusahaan. Dalam mencapai tujuan perusahaan, PT.SIL mengalami beberapa hambatan yang dihadapi dalam usaha meningkatkan kepuasan kerja pegawai. Walaupun perusahaan memberlakukan gaji dan program kesejahteraan yang cukup baik, namun kepuasan kerja terkadang mengalami penurunan. Untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja karyawan dapat dilihat dari salah satu indikator kepuasan kerja diantaranya adalah tingkat absensi dan tingkat prestasi kerja. Hal ini dikemukakan oleh Sondang P. Siagian, MPA ( 2008 : 295-297), kepuasan kerja dapat terwujud apabila analisis tentang kepuasan kerja dikaitkan dengan prestasi kerja, tingkat kemangkiran, keinginan pindah, usia pekerjaan, tingkat jabatan dan besar kecilnya organisasi.

5 tahun 2012. Berikut merupakan laporan rekapitulasi absensi satu tahun terakhir pada periode Tabel 1. 1 kehadiran Karyawan (Dilihat dari ketercapaian jam kerja) PT.Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater No Triwulan Jumlah Karyawan Hari Kerja Kehadiran Jam Kerja Capaian Jam Kerja 1 Triwulan 1 202 70 72% 49060 45626 2 Triwulan 2 202 63 70% 50512 47230 3 Triwulan 3 201 63 57% 50512 47230 4 Triwulan 4 200 61 51% 50509 48488 Sumber: bagian SDM PT.Sinkona Indonesia Lestari Dari tabel di atas terlihat bahwa tingkat kehadiran karyawan pada PT.SIL mengalami penurunan yang cukup drastis. Target kehadiran yang ditentukan perusahaan adalah 100 % dengan toleransi kehadiran 97%. Dapat dilihat pada tabel diatas hasil olah data kehadiran karyawan selama satu tahun terakhir pada triwulan pertama - triwulan keempat 2012. Adapun kehadiran karyawan pada triwulan kedua mengalami penurunan 2%, namun pada triwulan ketiga pun menurun sebesar 12%. Hingga puncaknya pada triwulan keempat, tingkat kehadiran karyawan semakin menurun sebesar 5% dari triwulan ketiga, dan sekaligus memperlebar presentasi penurunan tingkat kehadiran dari triwulan sebelumnya (triwulan kedua) sebesar 19%. Dapat dijelaskan bahwa setiap triwulannya terjadi kenaikan tingkat ketidakhadiran. Hal tersebut dikarenakan tingkat disiplin karyawan yang rendah, sehingga mengakibatkan adanya tugas yang tidak terselesaikan tepat waktu.

6 Selain fenomena yang dapat dilihat dari kehadiran hal yang perlu diperhatikan juga yakni fenomena penilaian kinerja karyawan yang dihitung melalui Sistem Manajemen Kinerja Unit/Individu (SMKU/I). Penilaian kinerja karyawan di PT.SIL ditentukan oleh tiga faktor besar, diantaranya adalah penilaian kehadiran terhadap individu untuk memenuhi hari kerja, penilaian disiplin pada setiap hari kerja dan penilaian kinerja dalam memenuhi tugas-tugas pada setiap hari kerja normal sesuai dengan aktivitas masing-masing unit kerja. Berikut ini adalah hasil penilaian kinerja karyawan dalam satu terakhir periode 2012: Rentang Penilaian Skor Kinerja Tabel 1. 2 Rekapitulasi Penilaian kinerja karyawan melalui SMKU/i PT. Sinkona Indonesia Lestari (SIL) Ciater - Triwulan ( 2012 ) I II III IV Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % 91-100% 108 53% 79 39% 125 62% 62 31% 81-90% 90 45% 100 50% 74 37% 137 69% 71-80% 2 1% 20 10% 2 1% 0 0 61-70% 2 1% 3 1% 0 0% 1 1% Jumlah Karyawan 202 100% 202 100% 201 100% 200 100% Sumber: bagian SDM PT.Sinkona Indonesia Lestari Keterangan : 91-100% = Memenuhi standar minimal 81-90% = Cukup memenuhi standar minimal 71-80% = Kurang memenuhi standar minimal 61-70% = Tidak memenuhi standar minimal

7 Berdasarkan tabel diatas kita dapat melihat bahwa hasil penilaian kinerja di triwulan pertama menunjukkan nilai 53% pada karyawan yang dianggap memenuhi standar dalam pencapaian kinerjanya, kemudian di triwulan kedua mengalami kemunduran sebesar 14% menjadi 39%, namun di triwulan ketiga mengalami kenaikan sebesar 23% menjadi 62%. Namun kondisi yang menunjukkan progres baik ini tidak bertahan lama, karena pada triwulan keempat justru mengalami kemunduran yang cukup drastis sebesar 31% sangat jauh berbeda dengan triwulan sebelumnya. Maka dapat dijelaskan bahwa tingkat ketidakhadiran dan penilaian kinerja karyawan masih mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Artinya dengan tingkat ketidakhadiran dan penilaian kinerja yang tinggi tersebut, merupakan adanya indikasi ketidakpuasan kerja terhadap pegawai. Ketidakpuasan para karyawan ini menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan dapat merugikan perusahaan. Misalnya disiplin kerja menurun, kemangkiran karyawan meningkat, turunnya kinerja karyawan, dan lain-lain. Yang pada akhirnya akan menurunkan kinerja perusahaan itu sendiri. Maka, para pemimpin sebaiknya mengerti apa yang dibutuhkan para karyawan dan mengetahui keinginan-keinginan apa yang membuat karyawan puas dalam meningkatkan kinerjanya. Belum optimalnya kepuasan kerja karyawan, dapat diatasi dengan menggunakan grand teori perilaku organisasi dari Gibson. Teori perilaku organisasi, membahas tentang kinerja dan perilaku individu dalam organisasi. Perilaku individu dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologis. Faktor organisasi, merupakan faktor yang ditimbulkan dari dalam

8 organisasi, salah satu faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah insentif (imbalan). Insentif, merupakan faktor organisasi dari perilaku imdividu yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan Salah satu usaha yang dapat dilakukan perusahaan untuk menciptakan kondisi tersebut diantaranya melalui program insentif penyemangat kerja dalam arti sebagai pendorong untuk meningkatkan motivasi, kinerja, dan kepuasan karyawan. Menurut G.R. Terry (dalam Suwatno dan Juni Priansa, 2011:234). insentif merupakan sesuatu yang merangsang minat untuk bekerja. Pemahaman ini merupakan pendapat yang baik apabila diterapkan dalam suatu perusahaan, karena kinerja dan produktivitas perusahan akan meningkat, hal tersebut akibat dari karyawan yang bekerja dengan optimal. Menurut Sondang. P. Siagian (2008:268) pemberian insentif merupakan salah satu cara atau usaha perusahaan untuk meningkatkan kualitas kerja personil atau karyawannya. Pemberian insentif oleh perusahaan merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan personil atau karyawan. Personil atau karyawan suatu perusahaan akan bekerja lebih giat dan semangat sesuai dengan harapan perusahaan, jika perusahaan memperhatikan dan memenuhi kebutuhan para personilnya atau karyawannya, baik kebutuhan yang bersifat materi maupun kebutuhan yang bersifat non materi. Program insentif ini sangat penting dilakukan karena dengan menawarkan penghasilan diluar upah pokok, karyawan diharapkan dapat lebih memotivasi diri kearah yang lebih baik, sehingga kepuasan kinerja akan tercapai. Sesuai dengan pendapat Hani Handoko (2011:155), yang mengatakan bahwa: Salah satu cara

9 meningkatkan prestasi, motivasi dan kepuasan kerja karyawan adalah dengan memberikan insentif. Namun fenomena yang terdapat di PT.SIL mengenai pelaksanaan program insentif ini belum memberikan efek kepuasan sesuai dengan apa yang diharapkan. Menurut hasil wawancara dengan Bapak Agus tarsono (rabu, 13 februari 2013), ternyata didapatkan beberapa hal yang diasumsikan sebagai kendala atas permasalahan dari kurang maksimalnya program insentif yang berjalan di perusahaan tersebut, diantaranya: 1. Nilai dari penghargaan yang diberikan terlalu rendah, hal ini dapat dilihat dari kompensasi yang diberikan kepada karyawan yang belum sesuai dan masih dibawah UMR untuk daerah. Di mana UMR daerah sebesar Rp. 1.220.000,-, sedangkan kompensasi yang diterima oleh karyawan PT. Sinkona Indonesai Lestari (SIL) di bawah rata-rata UMR tersebut. 2. Kaitan antara kinerja dengan penghargaan lemah, 3. Kurangnya perhatian dan rasa simpatik pimpinan dalam menaikkan moral karyawannya, seperti pemberian ucapan selamat bagi karyawan yang memiliki prestasi baik ataupun memberikan pujian bagi karyawan yang memiliki penilaian kinerja paling tinggi. Pemberian insentif diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan di tempat kerja yang semakin kompleks seperti rendahnya kinerja dan kurangnya minat karyawan karena tidak adanya pendapatan selain gaji pokok. Pengupayaan insentif yang besarannya proporsional dan bersifat progresif sesuai dengan jenjang karir diyakini

10 mampu memacu kinerja para pegawai agar selalu berada pada tingkat tertinggi (optimal) dalam mengembangkan kemampuan yang dimiliki. Melihat permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahuinya lebih banyak dan mendalam mengenai masalah-masalah tersebut, dan menuangkannya dalam bentuk penelitian dengan judul Pengaruh Insentif terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater-. 1.2 Identifikasi Dan Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dijelaskan bahwa elemen manusia memegang peranan penting dalam segala pelaksanaan aktivitas kerja untuk mencapai tujuan organisasi. Sehingga sudah merupakan suatu keharusan bagi organisasi atau perusahaan untuk dapat mengupayakan berbagai kondisi kerja yang dapat menciptakan kepuasan kerja karyawan. Kepuasan kerja dapat tercapai apabila karyawan menemukan suatu keadaan yang sesuai dengan apa yang mereka harapkan menyangkut banyak hal yang mempengaruhi kepuasan kerjanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan, diduga faktor yang paling berpengaruh adalah masalah pemberian insentif. Oleh karena itu masalah kepuasan kerja dalam penelitian ini akan dikaji dalam persfektif pemberian insentif. Berdasarkan identifikasi tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana gambaran tingkat pemberian insentif yang terjadi di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater -?

11 2. Bagaimana gambaran tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater? 3. Seberapa besar pengaruh insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater -? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian adalah untuk menggali data atau memperoleh informasi tentang variabel-variabel yang akan diteliti. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan data, dan manganalisis keterkaitan antar variabel penelitian. Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui gambaran mengenai sejauhmana tingkat pemberian insentif di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater -. 2. Untuk mengetahui gambaran sejauh mana tingkat kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater -. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemberian insentif terhadap kepuasan kerja karyawan di PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) Ciater.

12 1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan banyak memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis, adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut mengenai hal yang sama dengan lebih mendalam di kemudian hari. 2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan : a) Bagi PT. Sinkona Indonesia lestari (SIL) ciater- subang, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kepuasan kerja karyawannya. b) Bagi peneliti dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan pengalaman, dalam melakukan penelitian ilmiah.