BAB I PENDAHULUAN. karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya,

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN DENGAN KEBERADAAN TIKUS DI DESA LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB) atau wabah, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan kesehatan manusia. Keadaan lingkungan dan pola hidup

HUBUNGAN ANTARA LINGKUNGAN RUMAH DAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pes merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.

BAB I PENDAHULUAN. sudah tercatat kasus orang meninggal. Pada abad yang sama, juga

BAB I PENDAHULUAN. dan musim hujan. Tata kota yang kurang menunjang mengakibatkan sering

PENDAHULUAN. zoonoses (host to host transmission) karena penularannya hanya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. data, tetapi diperkirakan berkisar 0,1-1 per orang per tahun di daerah

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. Leptospira sp dan termasuk penyakit zoonosis karena dapat menularkan ke

lingkungan sosial meliputi lama pendidikan, jenis pekerjaan dan kondisi tempat bekerja (Sudarsono, 2002).

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

ANALISIS POTENSI KESEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB I PENDAHULUAN. beriklim sub tropis dan tropis (WHO, 2006). Namun insiden leptospirosis. mendukung bakteri Leptospira lebih survive di daerah ini.

BAB I PENDAHULUAN. tikus. Manusia dapat terinfeksi oleh patogen ini melalui kontak dengan urin

BAB II TIKUS DAN CECURUT. A. Jenis-Jenis Tikus

HUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH WARGA DENGAN JUMLAH TIKUS DAN KEPADATAN PINJAL DI DESA SELO BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki beragam masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Sleman (Sumber:

BAB I. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis, disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING

BAB I PENDAHULUAN. yang beriklim sedang, kondisi ini disebabkan masa hidup leptospira yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Kayubulan Kecamatan Limboto terbentuk/lahir sejak tahun 1928 yang

Saluran Air Tertutup Sebagai Faktor Penekan Populasi Tikus di Daerah Bekas Fokus Pes Cangkringan Sleman Yogyakarta

KUESIONER. Hari/Tanggal : Waktu : Pukul... s/d... No. Responden : 1. Nama (inisial) : 2. Umur :

Program Kesehatan Lingkungan A. Inspeksi Tempat Pengelolaan Makanan (TPM), Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Industri

PENGARUH JUMLAH TEMPAT PENAMPUNGAN SAMPAH SEMENTARA TERHADAP TIKUS YANG TERINFEKSI LEPTOSPIRA DI KOTA YOGYAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. dan binatang pengganggu lainnya yaitu pemantauan vektor penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP RISIKO PENYAKIT PES PADA DUSUN FOKUS DAN DUSUN TERANCAM PES

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KUISIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TENTANG SANITASI DASAR DAN RUMAH SEHAT

DAMPAK NEGATIF AKIBAT DARI LIMBAH PABRIK KERTAS

PERBEDAAN JENIS UMPAN TERHADAP JUMLAH RODENTIA TERTANGKAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CANGKRINGAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Kekurangan gizi dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

HUBUNGAN ANTARA SANITASI RUMAH WARGA DENGAN JUMLAH TIKUS DAN KEPADATAN PINJAL DI DESA SELO KECAMATAN SELO BOYOLALI

BAB V STATUS GIZI BALITA DAN LINGKUNGAN RENTAN GIZI DI DESA PECUK. A. Gambaran Status Gizi Baik Balita di Desa Pecuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemberantasanpenyakitmenularmerupakan program yang. atandiperlukandukungansistemkesehatannasional (SKN) yang tangguh,

BAB I PENDAHULUAN. puncak kejadian leptospirosis terutama terjadi pada saat musim hujan dan

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS KARAKTERISTIK AIR DENGAN KEBERADAAN BAKTERI LEPTOSPIRA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU LOR KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah sampah di Indonesia merupakan masalah yang rumit karena

BAB I PENDAHULUAN. atau lendir(suraatmaja, 2007). Penyakit diare menjadi penyebab kematian

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

perkenalan dan menanyakan permasalahan yang dimiliki oleh Sang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

Kata Kunci : Demam Berdarah Dengue (DBD), Sanitasi lingkungan rumah, Faktor risiko

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

I. PENDAHULUAN. D.I.Yogyakarta tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2013

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri Salmonella thypi dan Salmonella para thypi. Demam

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL) SURVEY JAMBAN KELUARGA DAN SPAL PUSKESMAS PAAL V

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

NASKAH PUBLIKASI MUHAMMAD ZAMZAMI J Disusun oleh :

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

Muhidin. et al Survei Demografi


BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi penyakit

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Gorontalo, yang secara geografis terletak pada 00⁰ ⁰ 35 56

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah masalah kejadian demam tifoid (Ma rufi, 2015). Demam Tifoid atau

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

bio.unsoed.ac.id di alternatif usaha budidaya ikan air tawar. Pemeliharaan ikan di sungai memiliki BUDIDAYA IKAN DALAM KERAMBA DI PERAIRAN MENGALIR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium. Development Goals (MDG s), lingkungan yang diharapkan pada masa depan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. semakin besar. Keadaan rumah yang bersih dapat mencegah penyebaran

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hujan yang tinggi (Febrian & Solikhah, 2013). Menurut International

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU PENGOLAHAN LIMBAH IKAN ASIN DENGAN SANITASI LINGKUNGAN KERJA PADA INDUSTRI IKAN ASIN PHPT MUARA ANGKE JAKARTA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

PENGELOLAAN AIR LIMBAH

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

PENINGKATKAN KEMANDIRIAN DASA WISMA KELURAHAN SEKARAN DALAM PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tikus atau rodentia berasal dari bahasa latin rodere yang mempunyai arti mengerat, jadi tikus merupakan binatang pengerat. Oleh karena kebiasaan tikus yang suka mengerat benda-benda disekitarnya, maka tikus menjadi berperan sebagai hama di daerah pertanian maupun perkotaan. Selain itu, tikus juga mempunyai peran sebagai penyebar penyakit. Penyakit yang disebarkan oleh tikus antara lain adalah penyakit pes, leptospirosis, demam semak (shrup typhus), salmonellosis (muntaber/tifus), radang otak, dan lain sebagainya (Suyanto, 2006). Di Indonesia ditemukan enam jenis penyakit zoonosis yang ditularkan oleh tikus. Penyakit tersebut adalah pes, schistosomiasis, demam semak, leptospirosis, meningitis eosinofilik, dan echinostomiasis (Nurisa dan Ristiyanto, 2004). Di Kabupaten Boyolali, keberadaan tikus selalu menjadi perhatian khusus dikarenakan Kabupaten Boyolali merupakan salah satu daerah fokus pes selain Kabupaten Pasuruan Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) (Dinkes Boyalali, 2014). Berdasarkan data sekunder dari Puskesmas Selo (2014), di Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali selalu dilakukan trapping atau penangkapan tikus secara berkala pada tahun 2010-2013. Desa yang selalu 1

menjadi lokasi trapping adalah Desa Lencoh, sedangkan untuk desa lainnya hanya dilakukan secara bergiliran dan tidak tetap. Hasil trapping di Desa Lencoh pada tahun 2010 (137 tikus), 2011 (162 tikus), 2012 (158 tikus), dan 2013 (70 tikus). Dari hasil trapping tersebut, ditemukan serologi positif penyakit pes pada tahun 2012 sebanyak 5 tikus. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayasari (2013), menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan kepadatan tikus dengan kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi kriteria rumah sehat. Penelitian yang dilakukan Raharjo dan Ramadhani (2012), menyatakan bahwa tingginya kepadatan tikus disebabkan karena adanya tanaman sayuran dan tanaman palawija, serta tanaman besar lainnya seperti bambu dan tanaman kayu keras yang dapat digunakan hewan kecil seperti tikus untuk bersarang dan berkembang-biak. Dari hasil survey pendahuluan di Desa Lencoh pada bulan Mei tahun 2014, diketahui bahwa perilaku masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih sangat rendah. Banyak rumah-rumah semi permanen yang kondisi kebersihannya belum terjaga dengan baik. Perilaku masyarakat yang masih kurang menjaga kebersihan seperti: perilaku membersihkan dapur, merapikan atau menata tumpukan-tumpukan barang, membersihkan saluran pembuangan air limbah rumah tangga, dan juga perilaku membuang sampah. Keadaan rumah dengan perilaku masyarakatnya tersebut sangat memungkinkan bisa menjadi sarang untuk hewan yang menjadi persebaran penyakit yaitu tikus. 2

Perilaku yang membuat kondisi lingkungan menjadi buruk tersebut dapat menunjang perkembangbiakan tikus dan pinjal di masyarakat. Hal itu sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arumsari, Sutiningsih, dan Hestiningsih (2012), bahwa kondisi lingkungan rumah yang kurang baik atau bahkan buruk sangat mendukung dan cocok untuk perkembangbiakan binatang seperti tikus. Mengingat bahwa masyarakat di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, mempunyai risiko terserang penyakit yang dibawa oleh tikus, maka peneliti tertarik ingin mengetahui hubungan perilaku masyarakat tentang kebersihan lingkungan dengan keberadaan tikus di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupetan Boyolali. B. Rumusan Masalah Apakah ada hubungan perilaku masyarakat tentang kebersihan lingkungan dengan keberadaan tikus di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Menganalisis hubungan perilaku masyarakat tentang kebersihan lingkungan dengan keberadaan tikus di Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali. 3

2. Tujuan Khusus a. Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dalam membersihkan lingkungan rumah dengan keberadaan tikus. b. Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dalam membersihkan dapur dengan keberadaan tikus. c. Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dalam merapikan atau menata barang dengan keberadaan tikus. d. Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dalam membersihkan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) rumah tangga dengan keberadaan tikus. e. Menganalisis hubungan perilaku masyarakat dalam membuang sampah dengan keberadaan tikus. D. Manfaat 1. Bagi Masyarakat a. Sebagai informasi dan gambaran kepada masyarakat mengenai perilaku kebersihan dengan keberadaan tikus di dalam rumah. b. Sebagai masukan kepada masyarakat agar peduli terhadap kebersihan lingkungan baik dalam maupun luar rumah. 2. Bagi Instansi Kesehatan Sebagai alternatif bahan masukan dalam membuat perencanaan kebijakan pengendalian penyakit yang disebarkan oleh tikus. 4

3. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan data dasar, referensi atau bahan rujukan untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini. 5