KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA HIBRIDA DI PESISIR SELATAN DESA SIDOHARJO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: lahan kering, kedelai

TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis Gambaran Umum Lahan Pertanian di Area Wisata Posong Desa Tlahap terletak di Kecamatan Kledung,

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. potensi sumber dayanya adalah survei. Sebuah peta tanah merupakan salah satu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pengambilan sampel tanah dilakukan di Lahan pesisir Pantai Desa Bandengan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK... I. PENDAHULUAN 1.

Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kacang Tanah di Desa Sampuran, Kecamatan Ranto Baek, Kabupaten Mandailing Natal

338. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.2, Maret 2013 ISSN No

TINJAUAN PUSTAKA. yang mungkin dikembangkan (FAO, 1976). Vink, 1975 dalam Karim (1993)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Secara astronomis Dusun Ngampon terletak pada 7 o 50 LS - a) Sebelah utara : Dusun Padangan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Metode Penelitian. diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala yang ada dan mencari

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Manggis (Garcinia Mangosta Linn) Di Desa Wanayasa Kecamatan Wanayasa Kabupaten Purwakarta

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.) DI KECAMATAN MUARA KABUPATEN TAPANULI UTARA

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

2013, No.1041 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis quenensis Jacq) DI DESA TOLOLE KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

IV. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Analisis terhadap sampel tanah dilakukan di Laboratorium Tanah Fakultas

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata

TATACARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni Oktober 2015 dan dilakukan

BAB I PENDAHULUAN Indonesia menguasai ekspor pasar minyak sawit mentah dunia sebesar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) Tanaman ubi jalar tergolong famili Convolvulaceae suku Kangkungkangkungan,

Evaluasi Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L var Kartika Ateng ) Di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. lahan pasir pantai Kecamatan Ambal Kabupaten Kebumen dengan daerah studi

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lampiran 1. Deskripsi Profil

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelapa Sawit(Elaeis guineensis) tanaman kelapa sawit diantaranya Divisi Embryophyta Siphonagama, Sub-devisio

II. TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PERTANIAN UNTUK TANAMAN MANGGA GEDONG GINCU DI KECAMATAN PANYINGKIRAN KABUPATEN MAJALENGKA

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan hubungan dengan kelingkungan (Versatappen, 1983 dalam Suwarno 2009).

BAB III METODE PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Parangtritis, Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY mulai

I. TINJAUAN PUSTAKA. bahan induk, relief/ topografi dan waktu. Tanah juga merupakan fenomena alam. pasir, debu dan lempung (Gunawan Budiyanto, 2014).

8/19/2015 SENAWI SNHB-FKT-UGM

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terletak di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah. Kecamatan

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

Evaluasi Lahan. Evaluasi Kemampuan Lahan

BAB II KERANGKA PENDEKATAN TEORI

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 79/Permentan/OT.140/8/2013 TENTANG PEDOMAN KESESUAIAN LAHAN PADA KOMODITAS TANAMAN PANGAN

TINJAUAN PUSTAKA. Survei Tanah. satu dokumentasi utama sebagai dasar dalam proyek-proyek pengembangan

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN TANAMAN PADI SAWAH, PADI GOGO

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

Evaluasi Lahan. proses perencanaan penggunaan lahan (land use planning). Evaluasi lahan

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB I. kemampuannya. Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian

Evaluasi lahan. Pengertian lahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Evaluasi Kesesuaian Lahan Tanaman Padi Sawah Irigasi (Oryza sativa L.) Di Desa Bakaran Batu Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai

Berdasarkan TUJUAN evaluasi, klsifikasi lahan, dibedakan : Klasifikasi kemampuan lahan Klasifikasi kesesuaian lahan Kemampuan : penilaian komponen lah

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Material Vulkanik Merapi. gunung api yang berupa padatan dapat disebut sebagai bahan piroklastik (pyro = api,

KESESUAIAN LAHAN TANAM KENTANG DI WILAYAH BATU

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Maret 2016

Lampiran 1. Kriteria Kelas Kesesuaian Lahan Kelapa sawit

ANALISIS DAN PEMETAAN DAERAH KRITIS RAWAN BENCANA WILAYAH UPTD SDA TUREN KABUPATEN MALANG

TINJAUAN PUSTAKA. yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini maka akan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pertumbuhan Penduduk dan Dampaknya terhadap Perkembangan Suatu Wilayah

TINJAUAN PUSTAKA. Survai Tanah. lapangan maupun di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan umum

Pemetaan Tanah.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Eksisting Fisiografi Wilayah Studi. wilayahnya. Iklim yang ada di Kecamatan Anak Tuha secara umum adalah iklim

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik dan Fisiografi Wilayah. lingkungan berhubungan dengan kondisi fisiografi wilayah.

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah Dr. Dedi Nursyamsi

TANAH / PEDOSFER. OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd

TINJAUAN PUSTAKA. A. Lahan Pasir Pantai. hubungannya dengan tanah dan pembentukkannya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. energi dan serat kasar. Konsumsi ternak rumiansia akan hijauan makanan ternak ±

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADA TANAH ENTISOL DI KECAMATAN LINTONG NIHUTA KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN UNTUK TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN PADI SAWAH, PANGAN LAHAN KERING DAN TANAMAN TAHUNAN SUB DAS MALANGGA DESA TINIGI KECAMATAN GALANG KABUPATEN TOLITOLI

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Lahan

TATA CARA PENELITIAN

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN PADI GOGO, JAGUNG DAN TEMBAKAU DI KECAMATAN PAKEM KABUPATEN BONDOWOSO

LAMPIRAN. Lampiran 1. Data Jumlah Curah Hujan (milimeter) di Stasiun Onan Runggu Periode Tahun

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kualitas dan Karakteristik Lahan Sawah. wilayahnya, sehingga kondisi iklim pada masing-masing penggunaan lahan adalah

PRODUKTIVITAS DAN KESESUAIAN LAHAN KERING UNTUK PERTANIAN SINGKONG DI DESA GIRITIRTO KECAMATAN KARANGGAYAM KABUPATEN KEBUMEN

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

EVALUASI KESESUAIAN LAHAN UNTUK BUDIDAYA TANAMAN BUAH NAGA DI KELURAHAN YOSOMULYO KECAMATAN METRO PUSAT. (Jurnal) OLEH MONIKA SARI

Transkripsi:

KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KELAPA HIBRIDA DI PESISIR SELATAN DESA SIDOHARJO KECAMATAN PURING KABUPATEN KEBUMEN THE SUITABILITY OF HYBRID COCONUT CROP IN SOUTHERN COASTAL SIDOHARJO VILLAGE PURING DISTRICT KEBUMEN REGENCY Oleh: Kharisma Nasionalita, Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Yogyakarta. Rismanda08@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di Pesisir Selatan. (2) Faktor-faktor yang menjadi pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di Pesisir Selatan. (3) Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di Pesisir Selatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lahan pertanian kelapa hibrida di Pesisir Selatan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling dengan mengambil 3 sampel pada tiga titik yang berbeda. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi, uji laboratorium, pengukuran di lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan cara membandingkan (matching) yaitu mencocokkan data karakteristik lahan hasil uji laboratorium dan pengukuran lapangan di daerah penelitian dengan syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida sehingga diperoleh tingkat kesesuaian lahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan analisis uji laboratorium dan pengamatan langsung di lapangan dari ketiga sampel tanah, dapat diketahui bahwa memiliki kelas kesesuaian lahan S3 untuk tanaman kelapa hibrida, menyebabkan program pertanian kelapa hibrida dari pemerintah dapat dikatakan belum sukses. (2) Faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di, yaitu tekstur dan C-Organik. (3) Upaya perbaikan lahan yang dilakukan untuk memperbaiki pembatas kesesuaian lahan adalah: perbaikan tekstur tanah dapat dilakukan dengan pengolahan tanah secara semi intensif dengan menambahkan pupuk organik. Perbaikan C-Organik dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau, Mengusahakan dikembalikannya sisa-sisa tanaman ke dalam tanah, Melakukan pertanaman secara tumpang sari. Kata kunci: kesesuaian lahan, tanaman kelapa hibrida

ABSTRACT This study aims to determine: (1) The level of land suitability for hybrid coconut plants in the South Coast Sidoharjo village. (2) The factors limiting the suitability of land for hybrid coconut plants in the South Coast. (3) The efforts that can be done to overcome the barrier of land suitability for hybrid coconut plants in the South Coast Sidoharjo village. This research is descriptive research. The population of this study are all hybrid coconut farms in the South Coast Sidoharjo village. The samples in this study was taken by using purposive sampling by taking three samples at three different points. The methods of data collection were done by observation, laboratory testing, field measurement and documentation. Data analysis technique in this research is by comparing (matching) that match the characteristics of the data fields of laboratory test results and field measurements in the study area with the proviso growing hybrid coconut plants in order to obtain the level of land suitability. The results showed that: (1) Based on the analysis of laboratory testing and direct observation in the field of the three samples of soil, it is known that Sidoharjo village has class land suitability S3 for hybrid coconut plants, causing hybrid coconut farming program from the government can be said to be not successful. (2) The factors limited the suitability of land for hybrid coconut plants in Sidoharjo village, are the texture and the C-Organic. (3) The efforts to renew the soil that is being made to renew the barrier of land suitability: renewing soil texture can be done by processing semi-intensive soil by adding organic fertilizer, repairing C-Organic can be done by using manure, compost or green manure. Ensuring the return of the remains plants into the ground. Doing crop intercropping. Keywords: land suitability, hybrid coconut plants

I. PENDAHULUAN Negara Indonesia memiliki lahan pertanian yang luas dan sebagian besar mata pencaharian penduduk sebagai petani menyebabkan Indonesia mendapatkan julukan Negara Agraris. Lahan Pertanian merupakan salah tumpuan utama bagi penduduk Indonesia. Umumnya petani di Indonesia merupakan petani subsistensi, yaitu petani yang mengolah sawah atau tanah untuk pemenuhan kebutuhan dasarnya sendiri. merupakan salah satu desa di Kecamatan Puring yang berbatasan langsung dengan Pantai Selatan. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Pertanian menjadi salah sumber penghasilan utama bagi masyarakat. Kepemilikan sawah masyarakat di adalah setiap penduduk memiliki rata-rata 3-4 petak sawah yang luas tiap sawahnya sekitar 100-200 ubin. Kondisi tanah pada lahan pertanian di cukup baik untuk tanaman palawija karena lahan pertanian memiliki syarat tumbuh yang cocok dengan tanaman palawija. Berbeda dengan tanah pada lahan pertanian di pesisir yang tanahnya mayoritas berupa pasir meyebabkan sulitnya tanaman palawija untuk ditanam pada lahan tersebut. Tanaman yang saat ini dibudidayakan di lahan pesisir adalah tanaman kelapa. Kelapa hibrida merupakan tanaman yang dapat berbuah dengan cepat dan berbuah banyak, yaitu pada usia 3-4 tahun. Tanaman kelapa ini membutuhkan perawatan yang baik dan biaya perawatannya cukup mahal. Kelapa hibrida juga membutuhkan beberapa kali persilangan untuk memperoleh hasil yang maksimal. Biaya perawatan yang mahal dan lamanya waktu untuk menghasilkan bibit kelapa hibrida yang bagus, menyebabkan kelapa hibrida tidak lagi diberdayakan oleh kebanyakan masyarakat. Pertanian kelapa hibrida di Pesisir Selatan

merupakan program dari yang dihadapi dan upaya untuk pemerintah yang bekerjasama mengatasi pembatas kesesuaian dengan masyarakat. Berdasarkan lahan tesebut. Berdasarkan uraian di hasil observasi di lapangan, atas, maka peneliti melakukan menunjukkan bahwa tanaman penelitian dengan judul Kesesuaian kelapa hibrida di belum dapat tumbuh dengan subur Lahan untuk Tanaman kelapa hibrida di Pesisir Selatan Desa dan optimal pada lahan pesisir Kecamatan Puring Sidoharjo. Umur tumbuh tanaman Kabupaten Kebumen. kelapa hibrida untuk berbuah sekitar 3-4 tahun. II. METODE PENELITIAN Hasil observasi lapangan, Penelitian ini merupakan tanaman kelapa hibrida sudah penelitian deskriptif yang mengarah berusia 9-10 tahun dan belum menunjukkan hasil yang optimal. pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya Tanaman kelapa hibrida yang fakta-fakta yang ada di Pesisir seharusnya sudah tumbuh subur dan Selatan. Variabel menghasilkan banyak air nira, penelitian meliputi kesesuaian namun pada kenyataannya tidak lahan, faktor pembatas kesesuaian sesuai dengan yang diharapkan. lahan dan upaya mengatasi Calon bunga yang nantinya akan pembatas kesesuaian lahan. menghasilkan air nira, terlebih Populasi dalam penelitian ini adalah dahulu kering sebelum seluruh lahan pertanian kelapa menghasilkan air nira. hibrida di Pesisir Selatan Desa Berdasarkan uraian Sidoharjo. Pengambilan sampel sebelumnya, diketahui bahwa petani dilakukan dengan menggunakan belum mengetahui kesesuaian lahan di untuk tanaman kelapa hibrida. Petani juga belum mengetahui faktor pembatas lahan teknik purposive sampling, yaitu mengambil 3 sampel tanah pada tiga titik. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2015 Januari 4

2016. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, uji laboratorium, dan dokumentasi. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode analisis matching antara kondisi lahan di daerah penelitian dengan syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida. III. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Letak, Luas dan Batas Daerah Penelitian merupakan salah satu desa di Kecamatan Puring yang berada di Kabupaten Kebumen. memiliki luas wilayah sekitar 293.000 ha atau setara dengan 4,7% dari luas Kecamatan Puring. Secara astronomis, terletak pada 7 45 08,26 LS - 7 46 09,18 LS dan 109 32-109 33 BT. Secara geografis, batas-batas adalah: Utara : Desa Puliharjo Selatan : Samudera Hindia Timur : Karangrejo, Kecamatan Petanahan Barat : Desa Waluhyorejo 2. Kondisi Iklim a. Curah hujan memiliki rata-rata curah hujan bulan basah 7,5 mm/tahun dan bulan kering 4 mm/tahun selama 10 tahun terakhir. Desa Sidoharjo berdasarkan klasifikasi Schmidt- Fergusson menunjukkan tipe curah hujan C, yaitu agak basah. b. Temperatur udara berada pada ketinggian 4 m di atas permukaan air laut. Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Braak, dapat diketahui rata-rata temperatur harian adalah 26,276 o C. 5

3. Kondisi Tanah memiliki jenis tanah regosol. Jenis tanah regosol lebih banyak dimanfaatkan untuk tanaman padi, palawija, dan buah-buahan yang juga tidak terlalu banyak membutuhkan air. 4. Kondisi Hidrologi tidak dilintasi oleh sungai, baik daerah pemukiman penduduk atau lahan pertanian masyarakatnya. Pengairan di Desa Sidoharjo berasal dari air hujan. 5. Kondisi Topografi berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Secara keseluruhan terletak pada daerah yang datar dengan ketinggian 4 meter di atas permukaan laut. 6. Kondisi Tata Guna Lahan memiliki 187 ha lahan pertanian yang secara keseluruhan merupakan sawah tadah hujan. Air hujan menjadi sumber pengairan utama bagi Pertanian di Desa Sidoharjo. B. Hasil dan Pembahasan 1. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kelapa Hibrida di Berikut adalah karakteristik lahan di Desa Sidoharjo saat penelitian dilakukan, yaitu: a. Temperatur Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus Braak, dapat diketahui rata-rata temperatur harian adalah 26,276 o C. Ratarata temperatur udara tersebut masuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. b. Ketersediaan air berdasarkan klasifikasi Schmidt-Fergusson 6

menunjukkan tipe curah hujan C, yaitu agak basah. Dengan tipe curah yang agak basah basah ini, termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S1. c. Ketersediaan oksigen mempunyai drainase yang baik.ciri yang dapat diketahui di lapangan, yaitu tanah berwarna homogen tanpa bercak atau karatan besi serta warna kelabu pada lapisn sampai > 100 cm. Drainase yang baik ini termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S1. d. Media perakaran 1) Tekstur Tekstur tanah, tepatnya daerah pesisir adalah tanah pasir dengan persentase terbesar adalah Pasir/Kasar, yaitu 88%. Tekstur tanah kasar yang termasuk dalam kelas kesesuaian lahan N. 2) Bahan kasar berdasarkan pengamatan di lapangan menunjukkan bahwa tidak ada kerikil, kerakal, atau batuan yang dijumpai. Tidak adanya bahan kasar, maka masuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. 3) Kedalaman efektif tanah Kedalaman efektif tanah Desa Sidoharjo yaitu >150 cm. Kedalaman efektif tanah ini termasuk ke dalam kelas 7

kesesuaian lahan S1. e. Ketebalan Gambut Berdasarkan pengamatan langsung di lapangan diketahui bahwa tidak ada gambut yang terdapat di wilayah penelitian, sehingga termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. f. Bahaya erosi 1) Lereng relatif datar dengan tingkat kemiringan sebesar 5. Kemiringan lereng di daerah penelitian termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. 2) Bahaya erosi Bahaya erosi yang mengancam adalah jenis erosi ringan, sehingga termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. g. Retensi hara 1) ph Berdasarkan hasil uji laboratorium, ph tanah di daerah pesisir Desa Sidoharjo berkisar antara 6,69-6,73, sehingga sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida dan termasuk ke dalam kelas kesesuaian lahan S1. 2) C-Organik Berdasarkan hasil uji laboratorium, C- Organik yang terkandung di wilayah penelitian yaitu 0,07-0,13. Kandungan C- Organik yang 8

terlalu kecil, tidak berpengaruh bagi kesesuaian lahan tanaman kelapa hibrida. h. Bahaya banjir Wilayah penelitian berada di daerah pesisir tidak menunjukkan adanya bahaya banjir. Tidak adanya bahaya banjir di daerah penelitian, termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S1. i. Penyiapan lahan 1) Batuan di permukaan Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dapat dikatakan tidak ada batuan yang berada di permukaan, sehingga termasuk ke dalam kelas kemampuan lahan S1. 2) Singkapan batuan Hasil pengamatan lapangan menunjukkan bahwa tidak ada singkapan batuan yang ada dalam solum tanah, sehingga termasuk ke dalam kelas kemampuan lahan S1. 2. Pembatas Kesesuaian Lahan Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui faktorfaktor lahan yang menjadi pembatas untuk tanaman kelapa hibrida di wilayah penelitian. Faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan tersebut adalah sebagai berikut: a. Tekstur tanah Tekstur tanah menjadi faktor pembatas kesesuaian lahan semi permanen bagi syarat tumbuh 9

tanaman kelapa hibida. Tekstur yang cocok untuk tanaman kelapa hibrida adalah halus, agak halus dan sedang. Faktor pembatas yang bersifat semi permanen merupakan pembatas yang sulit untuk diperbaiki, dan kalaupun diperbaiki, secara ekonomis sangat tidak menguntungkan. b. C-Organik Hasil uji laboratorium menunjukkan C- Organik di daerah penelitian sebesar 0,07-0,13%, sedangkan C-Organik yang diharapkan adalah > 0,8%. Kandungan C- Organik daerah penelitian yang terlalu kecil ini, tidak memiliki pengaruh terhadap syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida. Upaya perbaikan untuk meningkatkan kandungan C- Organik dalam tanah agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida. 3. Upaya Perbaikan Lahan Berdasarkan pembahasan sebelumnya, terdapat 2 faktor pembatas, yaitu tekstur dan C-Organik. Pengolahan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di, yaitu: a. Tekstur tanah Perlakuan dalam hal usaha perbaikan lahan untuk tekstur tanah, yaitu pengolahan tanah berpasir secara semi intensif dengan 10

menambahkan pupuk organik. Penggunaan pupuk organik akan memacu terjadinya proses pelapukan mineral penyusun fraksi pasir sehingga mineral hara menjadi tersedia bagi tanaman (Junun Sartohadi, dkk, 2013: 188). Menurut Sutanto Rachman (2005: 7), bahan organik yang terdapat dalam pupuk organik membuat tanah menjadi gembur dan lepas-lepas, sehingga aerasi menjadi lebih baik serta lebih mudah ditembus perakaran tanaman. b. C-Organik Menurut (Tjwan, 1968 dalam Suripin, 2002), ada beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan atau menaikkan kandungan bahan organik tanah, yaitu dengan jalan: 1) Menggunakan pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. 2) Mengusahakan dikembalikannya sisa-sisa tanaman ke dalam tanah. 3) Melakukan pertanaman secara tumpang sari, sehingga tanah akan tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. Hal ini untuk menghindari penguraian (oksidasi) bahan organik yang berlebihan bila tanah langsung disinari matahari. Berdasarkan hasil pembahasan, dengan memperhatikan tingkat kesesuaian lahan, faktor pembatas dan perbaikan lahan kualitas lahan, dapat 11

disimpulkan bahwa kesesuaian lahan daerah penelitian, yaitu daerah pesisir pantai selatan termasuk dalam kelas kesesuaian lahan S3. Faktor pembatas tekstur tanah dan C-Organik menyebabkan tanaman kelapa hibrida yang sudah berusia 9-10 tahun kurang dapat tumbuh dan berproduktivitas dengan baik. IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan analisis uji sampel laboratorium dan pengamatan langsung di lapangan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan analisis uji laboratorium dan pengamatan langsung di lapangan dari ketiga sampel tanah, dapat diketahui bahwa memiliki kelas kesesuaian lahan S3 untuk tanaman kelapa hibrida, menyebabkan program pertanian kelapa hibrida dari pemerintah dapat dikatakan belum sukses. 2. Faktor-faktor pembatas kesesuaian lahan untuk tanaman kelapa hibrida di a. Tekstur tanah di daerah penelitian menjadi faktor pembatas kesesuaian lahan permanen bagi syarat tumbuh tanaman kelapa hibida. b. Hasil uji laboratorium menunjukkan C-Organik di daerah penelitian sebesar 0,07-0,13%. Kandungan C- Organik daerah penelitian yang terlalu kecil ini, tidak memiliki pengaruh terhadap syarat tumbuh tanaman kelapa hibrida. 3. Upaya perbaikan lahan yang dilakukan untuk memperbaiki pembatas kesesuaian lahan adalah: a. Tekstur tanah Pengolahan tanah berpasir secara semi intensif dengan menambahkan pupuk organik akan memacu terjadinya proses pelapukan mineral penyusun fraksi pasir sehingga mineral hara 12

menjadi tersedia bagi tanaman (Junun Sartohadi, 2013: 188). b. C-Organik Perbaikan C-Organik dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau. Mengusahakan dikembalikannya sisa-sisa tanaman ke dalam tanah. Melakukan pertanaman secara tumpang sari, sehingga tanah akan tertutup oleh tumbuh-tumbuhan. B. Saran 1. Pemerintah mengadakan pengolahan lahan terlebih dahulu sebelum lahan ditanami kelapa hibrida dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai kesesuaian lahan, pengolahan lahan dan pemupukan yang baik agar sesuai untuk pertumbuhan jenis tanaman khususnya untuk tanaman kelapa hibrida. Pemerintah juga mencari alternatif lain yang dapat berupa perencanaan dan pengelolaan wilayah pesisir secara sektoral, seperti penangkapan ikan, tambak, pariwisata, pelabuhan atau industri minyak. Pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu juga dapat menjadi alternatif. Keterpaduan dalam konteks ini, meliputi: sektoral, bidang ilmu dan keterkaitan ekologis. 2. Petani perlu melakukan pengolahan lahan yang sesuai dengan kondisi fisik tanah dan berpartisipasi aktif dalam usaha konservasi lahan dan perlindungan tanah dan air, untuk menghindari terjadinya degradasi lahan dan ancaman erosi tanah. 3. Bagi masyarakat, baik dalam jangka pendek atau menengah dan panjang yaitu membekali pengetahuan dan membangun motivasi masyarakat untuk menerapkan pola-pola penggunaan lahan yang tepat dalam setiap pemanfaatan lahan. 13