Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

dokumen-dokumen yang mirip
MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian

CONTOH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN PADA KELOMPOK BAHAN PANGAN

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah rumput laut

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB 3 METODE PENELITIAN

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

MINYAK KELAPA. Minyak diambil dari daging buah kelapa dengan salah satu cara berikut, yaitu: 1) Cara basah 2) Cara pres 3) Cara ekstraksi pelarut

LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lampiran 1. Prosedur Fermentasi Onggok Singkong (Termodifikasi)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

OPTIMALISASI PRODUKSI SEMI-REFINED CARRAGEENAN DARI RUMPUT LAUT EUCHEUMA COTTONII DENGAN VARIASI TEKNIK PENGERINGAN DAN KADAR AIR BAHAN BAKU

OLEH: YULFINA HAYATI

LAMPIRAN C GAMBAR DAN DIAGRAM ALIR

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tapioka merupakan salah satu bentuk olahan berbahan baku singkong, Tepung

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI JAGUNG (MAIZENA) BERBASIS NERACA MASSA

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Desember 2013 di

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

PEMBUATAN JELLY RUMPUT LAUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Prosedur pelaksanaan dilakukan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap preparasi dan

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

PENGARUH PENGGUNAAN PEWARNA ALAMI, WAKTU PENGUKUSAN DAN SUHU TERHADAP PEMBUATAN SNACK MIE KERING RAINBOW

MANISAN KERING JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

BAB III PERANCANGAN PROSES

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Kecap Asin/Manis CARA MEMBUAT:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN C DOKUMENTASI

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN HIDROGEL DARI RUMPUT LAUT (Eucheuma cottonii) DENGAN METODE KARBOKSIMETILASI DAN METODE CROSSLINKING

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN UBI KAYU. Kue Pohong Keju

I. PENDAHULUAN. terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Kenaikannya diperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN

Pembuatan Sosis Ikan

L A M P I R A N. Lampiran 1. Dokumentasi. Gambar 1. Mesin Operator MBE. Gambar 2. Mesin Operator MBE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MANISAN KERING BENGKUANG

PEMANFAATAN LIMBAH PASAR SEBAGAI PAKAN RUMINANSIA SAPI DAN KAMBING DI DKI JAKARTA

MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei Juni 2014 di Desa Lehan Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

ANALISIS PROSES PEMBUATAN PATI UBI KAYU (TAPIOKA) BERBASIS NERACA MASSA

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. a. Motor diesel 4 langkah satu silinder. digunakan adalah sebagai berikut: : Motor Diesel, 1 silinder

III. METODE PENELITIAN. 3.1 Tempat dan Waktu. 3.2 Bahan dan Alat. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tahapan pertama adalah tahapan persiapan sampel formulasi berupa

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

3.1. Tempat dan Waktu Bahan dan Aiat Metode Penelitian

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

BAB III METODE PENELITIAN

Alginofit 20 gram. Perendaman KOH 2% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir. Perendaman NaOH 0,5% selama 30 menit. Dicuci dengan air mengalir

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan berklorofil. Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis

BAB V METODOLOGI. Alat yang digunakan pada praktikum penelitian, meliputi alat autoklaf

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan rumput laut dengan kotoran serta benda-benda asing yang tercampur dengan rumput laut. Benda asing yang tercampur dengan rumput laut ini biasanya berupa batu, pasir, ranting kayu, serta tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih baik dari suatu produk. Proses sortasi ini dilakukan dengan cara manual yaitu, dengan memisahkan rumput laut yang akan diekstrak dengan kotoran yang tercampur. Setelah rumput laut disortasi, ditimbang sebanyak 2.400 gr atau sesuai ketersediaan bahan. Timbangan yang dipakai pada penimbangan rumput laut ini adalah timbangan kasar atau timbangan duduk dengan kapasitas 5 kg. Proses sortasi dan penimbangan rumput laut ini dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2. Sortasi Rumput Laut & Penimbangan Rumput Laut 14

2. Pencucian dan Perendaman Dalam proses pencucian ini air yang digunakan adalah air yang mengalir. Karena dalam pencucian suatu produk sebaiknya menggunakan air bersih yang mengalir. Pencucian berfungsi membersihkan rumput laut dari sisa-sisa pasir dan kotoran yang masih tercampur. Selain itu pecucian dilakukan untuk membasahi rumput laut kering sehingga memudahkan proses pemasakan. Untuk perendaman dilakukan selama 3 hari dengan mengganti air rendaman pada setiap harinya. Tujuan perendaman ini adalah untuk menjadikan rumput laut menjadi lebih bersih dan mengembang karena menyerap air sehingga proses keluarnya gel/agar pada proses pemasakan lebih cepat, serta dapat menghilangkan bau dari rumput laut. Setelah rumput laut direndam dicuci kembali sampai benar-benar bersih. Proses ini dapat dilihat pada gambar 3. Gambar 3. Pencucian & Perendaman Rumput Laut 15

3. Pemasakan dan penyaringan Rumput laut yang sudah direndam dan dicuci, dimasak dengan suhu 60-80 C selama 2 jam sambil diaduk-aduk agar tidak menggumpal. Pada pengadukan ini masih menggunakan penyiduk kayu. Pada proses pemasakan ini menggunakan air yang bersih sebanyak 15 liter, dengan ditambahkan NaOH dengan konsentrasi 1% dalam 1 liter air. Ekstraksi rumput laut jenis Eucheuma cottonii dilakukan dengan cara perebusan dengan menggunakan larutan NaOH pada ph 8-9 dengan volume air perebus sebanyak 40-50 kali berat rumput laut kering. Rumput laut tersebut Eucheuma cottonii dipanaskan pada suhu 60-80º C selama 2 jam (Yunizal et al. 2000). Penambahan NaOH ini bertujuan untuk menghasilkan rendemen tepung karaginan yang maksimal. Rendemen karaginan mengalami peningkatan dengan bertambahnya konsentrasi NaOH. NaOH ini mampu menarik karaginan yang ada pada rumput laut selama proses ekstraksi berlangsung (Distantina et al. 2008). Proses penyaringan rumput laut dilakukan dengan menggunakan saringan biasa, untuk memisahkan filtrat dan serat rumput laut. Proses pemasakan dan penyaringan rumput laut ini dapat dilihat pada gambar 4. 16

Gambar 4. Pemasakan & Penyaringan Rumput Laut 4. Pengendapan dan Pengepresan Filtrat yang dihasilkan didinginkan beberapa menit, kemudian ditambahkan KCl dengan konsentrasi 1% dalam 1 liter air. Penambahan KCl ini bertujuan untuk mempercepat proses pengendapan, namun demikian penambahan KCl yang terlalu banyak akan menghasilkan gumpalan karaginan kering yang lebih keras dan susah untuk dihaluskan. Kemudian filtrat yang sudah diendapkan dibungkus dengan kain kasa yang bersih dan diberi beban diatasnya sebagai pemberat. Proses pengepresan ini dilakukan selama 1x24 jam, proses ini bertujuan untuk menghilangkan sisa-sisa air yang masih terkandung dalam filtrat serta untuk mempermudah proses pengeringan nanti. Proses pengendapan dan pengepresan filtrat ini dapat dilihat pada gambar 5. 17

Gambar 5. Pengendapan & Pengepresan Filtrat 5. Pengeringan Setelah filtrat diendapkan dan melewati tahap pengepresan tahap selanjutnya adalah proses pengeringan. Pengeringan dilakukan dengan dua cara, pengeringan dengan sinar matahari langsung dan pengeringan menggunakan oven dengan suhu 70 C. Pengeringan ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang terkandung pada filtrat rumput laut. Proses pengeringan ini selesai apabila filtrat sudah benar-benar kering dan siap untuk dihaluskan. Kondisi filtrat kering yang siap dihaluskan adalah ketika filtrat kering mulai mengelupas dari kain atau wadah pengering lainnya. Proses pengeringan filtrat rumput laut ini dapat dilihat pada gambar 6. 18

Gambar 6. Pengeringan dengan matahari & Pengeringan dengan oven 6. Penghalusan dan Pengayakan Filtrat yang sudah benar-benar kering diblender dengan menggunakan blender kering sampai menghasilkan tepung karaginan yang halus. Kemudian tepung karaginan diayak dengan menggunakan ayakan 100 Mesh. Tepung karaginan ditimbang kembali untuk mengetahui hasil yang diperoleh dalam proses ekstraksi. Proses ini dapat dilihat pada gambar 7. Gambar 7. Penghalusan & Pengayakan tepung Karaginan 19

7. Pengemasan Pengemasan tepung karaginan dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik yang bersih dan disimpan didalam lemari pendingin yang higienes agar tidak cepat berjamur dan aman untuk dipakai pada proses selanjutnya, khususnya pengolahan puding jagung. Proses pengemasan tepung karaginan ini dapat dilihat pada gambar 8. Gambar 8. Pengemasan tepung karaginan 4.2 Hasil Rendemen Tepung Karaginan = = 5,45% 20

Hasil rendemen tepung karaginan yang di dapat adalah 5,45 %. Hasil ini sangat sedikit dengan melihat bahan baku yang lebih banyak dari hasil akhir rendemennya. Hasil rendemen tersebut juga dapat diakibatkan pada saat proses pengolahan yaitu pada proses pengeringan, penghalusan, pengayakan, maupun penyaringan yang kurang maksimal. Akan tetapi jika nilai rendemen dibandingkan dengan bahan baku awal, maka akan terjadi penurunan berat. Hal ini dikarenakan kandungan air yang cukup tinggi pada bahan baku. Selain itu penurunan nilai rendemen juga diakibatkan karena sifat karaginan mudah larut dalam air sehingga mudah terurai membentuk fraksi atau molekul yang lebih sederhana. Rendemen suatu produk sangat penting dihitung untuk mengetahui seberapa besar pengaruh perlakuan maupun pengolahan terhadap hasil akhir suatu produk. Pada pembuatan karaginan ini, tinggi rendahnya rendemen juga ditentukan oleh penanganan pada saat penggilingan. Biasanya pada proses ini apabila tidak ditangani dengan baik maka banyak tepung yang terbuang karena ukuran butiran yang kecil dan halus sehingga mudah keluar akibat tiupan udara melalui celah-celah yang terdapat pada sepanjang aliran tepung sampai pada kemasan. Rendemen karaginan ini juga dipengaruhi oleh penambahan NaOH. Semakin tinggi konsentrasi NaOH ditambahkan maka semakin tinggi pula hasil rendemen yang dihasilkan. Karena NaOH ini mampu mengikat karaginan dari rumput laut disaat proses ekstraksi berlangsung (Distantina et al. 2008). 21

Untuk warna dari tepung karaginan yang dihasilkan adalah warna khas tepung karaginan yaitu warna putih kekuning-kuningan. Warna dari tepung karaginan ini juga tergantung dari jenis rumput laut yang akan diolah. Pada proses pengolahan tepung karaginan ini menggunakan rumput laut jenis Eucheuma Cattoni. Eucheuma cottonii merupakan salah satu jenis rumput laut merah (Rhodophyceae). 22