HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan

SKRIPSI HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) BERBASIS WEB DI PUSKESMAS PAJANG SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN KECEPATAN PELAYANAN PENDAFTARAN RAWAT JALAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN DI RUMAH SAKIT ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN KERJA DENGAN KINERJA PETUGAS SURVEILANS DIARE DI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA CODER (DOKTER DAN PERAWAT) DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS BERDASARKAN ICD-10 DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN TERMINOLOGI MEDIS PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENGARUH MODAL USAHA DAN TINGKAT PENDIDIKAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR GEDE HARDJONAGORO SURAKARTA TAHUN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pelayanan kesehatan paling dasar dan sebagai ujung tombak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU DAN ANAK DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI PUSKESMAS SUKOHARJO KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif (Depkes RI,

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU PENGELOLA PROGRAM TB PUSKESMAS DENGAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Suatu tindakan yang dilakukan dan dilaksanakan oleh semua warga

HUBUNGAN KELENGKAPAN ANAMNESIS DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS PASIEN KASUS KECELAKAAN BERDASARKAN ICD-10 DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENDAHULUAN. atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

TUGAS MAKALAH MATA KULIAH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN SIM DALAM ORGANISASI

PENGARUH KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN TERHADAP KINERJA PETUGAS POLIKLINIK RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN INTENSITAS PENCAHAYAAN DAN LAMA PAPARAN LAYAR MONITOR KOMPUTER DENGAN KELELAHAN MATA PADA KARYAWAN BAA BAU DAN IT UMS

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEGAGALAN DAN KESUKSESAN PENERAPAN DARI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI PERUSAHAAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI TENTANG INISIASI MENYUSU DINI DI PUSKESMAS SIBELA SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. JAMU AIR MANCUR WONOGIRI

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PERBEDAAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN WHAT IS MY LINE

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA REKAM MEDIS DENGAN METODE WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED (WISN) DI PUSKESMAS GONDOKUSUMAN II KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang

ANALISIS SISTEM INFORMASI REGISTRASI PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM ASY-SYIFA SAMBI BOYOLALI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semenjak dua puluh tahun terakhir, dengan kemajuan besar dalam bidang teknologi informasi khususnya di bidang

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Skripsi ini Disusun guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : ASTRI SRI WARIYANTI J

HUBUNGAN SUMBERDAYA ORGANISASI DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI KABUPATEN LANGKAT TAHUN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh: DEWI KUSMIYATI A

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Akuntansi.

MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Perbekalan Farmasi (Studi Kasus Pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung)

FAKTOR-FAKTOR KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PERUSAHAAN

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PENGIRIMAN LAPORAN KIA DARI PUSKESMAS KE DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

PENGARUH DIVERSIFIKASI USAHA DAN MANAJEMEN PENGELOLAAN TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG DI PASAR BUNDER SRAGEN TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

Perancangan Sistem Informasi Pengelolaan Persediaan Perbekalan Farmasi (Studi Kasus pada Gudang Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bandung)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI KNOW-WANT TO KNOW-LEARNED (KWL) PADA SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGASEM

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

HUBUNGAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

PENGARUH KOMPENSASI, DISIPLIN KERJA, DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Kasus pada PT. Bank Bukopin di Surakarta)

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

Program Studi Diploma IV Bidan Pendidik Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta

PROPOSAL TUGAS AKHIR

PELAKSANAAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN IBU HAMIL DI PUSKESMAS MOJOGEDANG II KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA KELENGKAPAN PENGISIAN DOKUMEN AUTOPSI VERBAL DENGAN KEAKURATAN PENENTUAN SEBAB UTAMA KEMATIAN DI PUSKESMAS WILAYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA ROLE OVERLOAD DENGAN STRES KERJA PADA PERAWAT

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S2

SELVA PRISTIAN NOVENSIA A

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

SKRIPSI. HUBUNGAN KUALIFIKASI CODER DENGAN KEAKURATAN KODE DIAGNOSIS RAWAT JALAN BERDASARKAN ICD-10 DI RSPAU dr S HARDJOLUKITO YOGYAKARTA 2015

ANALISIS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DENGAN METODE FRAMEWORK FOR THE APPLICATION OF SYSTEM THINGKING

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. pada Program Studi Pendidikan Akuntansi. DiajukanOleh :

SRI SURYO EKO PRASETYO A Dibawah Bimbingan: Drs. Sumanto

Analisis Dan Perancangan Sistem Informasi Pelaporan Proyek Pada PT Icon Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIFITAS FISIK DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANJUT USIA DI DESA PUCANGAN KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, dan tuntutan akan pencapaian MDGs (Milenium

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

ABSTRAK. Simpulan : Ada hubungan pengetahuan APD masker dengan kedisiplinan penggunaannya. Kata Kunci : Pengetahuan APD, Kedisiplinan

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI CV. MULIA PLASINDO SURAKARTA

FUNGSI MANAJERIAL TERHADAP PELAKSANAAN MANAJEMEN ASKEP DI RSUD DR. M. YUNUS BENGKULU. Zulkarnain

SUMBER DATA SISTEM. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

HUBUNGAN PENGETAHUAN DOKTER DENGAN KELENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS RAWAT JALAN DI POLIKLINIK NEUROLOGI RSUP DR. KARIADI SEMARANG OKTOBER 2008.

KREATIVITAS BELAJAR MAHASISWA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEDISIPLINAN BELAJAR PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DAN LOYALITAS PASIEN DI PUSKESMAS PLUPUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2007 NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA KERJA BERDASARKAN BEBAN KERJA WORK LOAD INDICATOR STAFF NEED ATAU WISN BAGIAN TPPRJ RSUD KABUPATEN SRAGEN ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KEAKTIFAN DI POSYANDU LANSIA DESA KLASEMAN KECAMATAN GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2016

DAFTAR PUSTAKA.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kesehatan masyarakat didominasi ketidakmampuan masyarakat dalam menangani kesehatan diri maupun

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and

SISTEM INFORMASI KLINIK DUTA SEHAT KABUPATEN TEGAL

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

EVALUASI PENERAPAN MEDIA PENDIDIKAN DISKUSI ONLINE DENGAN FRAMEWORK PIECES

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI

BAB VI. Kesimpulan dan Saran

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN GIZI ORANG TUA DENGAN OBESITAS PADA BALITA DI PUSKESMAS PENUMPING SURAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN MASA KERJA BIDAN DENGAN KELENGKAPAN PENDOKUMENTASIAN LEMBAR PARTOGRAF DI WILAYAH KERJA IBI RANTING NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Transkripsi:

HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DIDIK AGUS SUSILO J410131010 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA FAKULTAS ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, Fax : 7151448 Surakarta 57102 Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah Yang bertanda tangan ini pembimbing/ skripsi/ tugas akhir : Pembimbing I Nama :Sri Sugiarsi, SKM., MKes NIP : - Pembimbing II Nama : Arief Kurniawan, SKM NIP/NIK : - Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan ringkasan skripsi/tugas akhir dari mahasiswa: Nama : Didik Agus Susilo NIM : J 410 131 010 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Judul Skripsi : HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk dipublikasikan. Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya. Surakarta, 10 Juli 2015 Pembimbing I Pembimbing II Sri Sugiarsi., SKM. M.Kes. Arief Kurniawan, SKM.

HUBUNGAN UNSUR MANAJEMEN DENGAN PENERAPAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS DI KABUPATEN BOYOLALI Didik Agus Susilo*, Sri Sugiarsi**, Arief Kurniawan*** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat FIK UMS, **Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS, ***Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS ABSTRAK Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali kembali menerapkan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) pada Tahun 2015. Dalam penerapan sistem, diperlukan unsur-unsur manajemen untuk menjalankan fungsinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan unsur manajemen (man, money, material, machine dan method) dengan penerapan SIMPUS. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan metode kuantitatif dalam menganalisis hubungan unsur manajemen terhadap penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali. Populasi penelitian adalah pengguna SIMPUS di puskesmas yang sudah menerapkan SIMPUS (15 puskesmas) dengan jumlah 33 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 30 responden yang pengambilan sampelnya menggunakan metode proporsional random sampling. Analisis terdiri dari analisis deskriptif dan analisis analitik dengan menggunakan metode korelasi rank spearman. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara unsur man, material, machine, method dengan penerapan SIMPUS dan tidak ada hubungan antara unsur money dengan penerapan SIMPUS. Kata kunci : Unsur Manajemen, SIMPUS. ABSTRACT District Health Offices of Boyolali Regency has reactivated health information system in community health center (SIMPUS) in 2015. To implementation the system, required tool of management to perform its functions. The purpose of this research is to perceive the correlation tool of management (man, money, material, machine and method) with the implementation of SIMPUS. This research is observational analytical used quantitative methods to analyse correlation between tool of management with SIMPUS implementation in Boyolali community health center. Research population are users of SIMPUS at community health center have implemented SIMPUS (15 community health center) all have 33 person. The sample in this research are 30 respondents used proportional random sampling method. The analysis ere descriptive analysis and analytic analysis using spearman rank correlation. The results of the rank spearman analysis shows there has a correlation between the tool of man, material, machine and method with implementation of SIMPUS. But there hasn t correlation between the tool of money with the implementation of SIMPUS. Keywords : Tool of Management, SIMPUS. 1

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi tumbuh sangat pesat yang mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Pelayanan kesehatan dituntut untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien. Untuk mencapai hal tersebut, memerlukan sebuah sistem informasi kesehatan lintas sektor seperti yang tertuang dalam Undang-undang nomor 36 tahun 2009. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan primer, memiliki peran yang sangat strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan diwajibkan untuk menerapkan SIMPUS sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 Pasal 43 dan 44. Terjadinya otonomi daerah mempengaruhi tatanan sistem yang ada di pemerintahan daerah termasuk bidang kesehatan. Dengan adanya otonomi daerah, penyelenggaraan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS) menjadi tanggung jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota. Seiring waktu, keanekaragaman bentuk sistem informasi manajemen puskesmas tidak dapat dihindari yang menyebabkan timbulnya masalah seperti kurang terintegrasinya data. Selain itu, belum adanya kebijakan standar yang secara khusus mengatur sistem informasi manajemen puskesmas yang mengakibatkan melemahnya tingkat ketegasan sebuah sistem, (Depkes, 2012a). Beberapa masalah yang menjadi prioritas dalam rencana pengembangan dan penguatan Sistem Informasi Kesehatan (SIK) di Indonesia diantaranya adalah terbatasnya dukungan sumber daya, terutama sumber daya manusia yang merupakan peran utama dalam mengembangkan sistem informasi kesehatan. Selain itu, kendala lainnya adalah terbatasnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), sarana dan prasarana, serta pembiayaan dalam pengadaan komponen penunjang penerapan sistem informasi kesehatan. Demikian pula halnya pada penggunaan data dan informasi yang dihasilkan belum sepenuhnya digunakan dengan semestinya. Prioritas utama yang menjadi masalah dalam rencana pengembangan dan penguatan sistem informasi kesehatan adalah masih terbatasnya kemampuan pengelolaan sistem informasi kesehatan terutama dalam hal landasan hukum, kerja sama dan koordinasi, (Depkes, 2012b). Penerapan sistem informasi dapat memberikan berbagai jenis informasi yang dibutuhkan, yang tentunya dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam merencanakan, memulai, mengatur, dan mengendalikan sistem dari sebuah organisasi. Selain itu sistem informasi juga akan memberikan sinergi selama prosesnya terhadap organisasi dan hal tersebut akan meningkatkan efisiensi dan kualitas hasil/output. Sering kali ketidakberhasilan dalam pengembangan sistem informasi tersebut, lebih disebabkan dari segi perencanaan sumber daya organisasi yang kurang baik, dimana identifikasi faktorfaktor penentu keberhasilan dalam implementasi sistem informasi tersebut kurang lengkap dan menyeluruh, (Gaol, 2008). Dalam penelitian Suryani (2013) menyebutkan bahwa sistem pencatatan dan pelaporan terpadu di Puskesmas Kabupaten Dompu Nusa Tenggara Barat, keseluruhannya masih menggunakan metode manual. Hal ini dikarenakan tidak ada koordinasi, tidak tersedianya buku petunjuk, energi listrik yang tidak stabil dan tidak adanya tunjangan khusus untuk para pegawai pengolah data dalam menerapkan SIMPUS. Tidak adanya koordinasi antar tim kesehatan merupakan penyebab utama kegagalan dalam penerapan SIMPUS. Pada penelitian Wulandari (2009) telah 2

menyebutkan penggunaan SIMPUS di Kota Semarang dari 37 puskesmas 24 diantaranya tidak menggunakan SIMPUS dikarenakan Dinas Kesehatan Kota masih meminta pelaporan data puskesmas memakai prosedur lama (manual) karena antara puskesmas dan dinas kesehatan belum terintegrasi. Hasil survey dokumentasi laporan yang dilakukan oleh pihak penyedia jasa pada akhir tahun 2014, Puskesmas Boyolali berjumlah 29 unit, pernah menerapkan aplikasi SIMPUS Jojok pada tahun 2002. Aplikasi yang saat itu digunakan adalah SIMPUS Rawat Jalan dengan model aplikasi single user (Penerapan SIMPUS yang hanya pada bagian registrasi). Aplikasi SIMPUS tersebut digunakan untuk memasukan data register pasien dengan menggunakan satu unit komputer dan satu orang operator. Penerapan SIMPUS dengan model single user secara khusus dilakukan untuk menyesuaikan dengan keterbatasan perangkat komputer yang tersedia di tiap puskesmas pada saat itu. Penerapan SIMPUS saat itu dapat berjalan lancar walau dengan segala keterbatasan yang terdapat di hampir semua puskesmas. Namun hal tersebut tidak dapat bertahan lama, dikarenakan beberapa masalah yang timbul seperti kurang memadainya perangkat keras baik dari segi kualitas maupun kuantitas seiring kompleksitas data, kurangnya operator/sumber daya manusia yang kompeten dalam mengeksekusi data, bahkan pengadaan model SIMPUS dengan model aplikasi lain. Dari beberapa masalah tersebut dapat di identifikasi bahwa kurangnya dukungan beberapa unsur manajemen menghambat jalannya penerapan SIMPUS. Pada tahun 2015 Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali kembali menerapkan SIMPUS dengan menggunakan jasa pihak ketiga sebagai mitra dalam proses pengadaan software dan bimbingan teknis penggunaan SIMPUS. Dalam mengaktifkan kembali sebuah sistem, tentu tidak terlepas dari unsur-unsur manajemen yang harus lebih diperhatikan, agar tujuan dapat dicapai dengan optimal. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan istilah 5M (man, money, material, machines dan method). Kelima unsur tersebut merupakan elemen dasar dalam melakukan fungsi sebuah sistem. Dari ulasan beberapa penyebab yang teridentifikasi, diperlukan data statistik untuk menguatkan data sebelumnya sekaligus melihat hubungan dari penyebab masalah yang telah teridentifikasi. Berdasarkan latar belakang tersebut menjadikan peneliti tertarik menganalisis hubungan unsur manajemen dengan penerapan SIMPUS di Kabupaten Boyolali. METODE Jenis penelitian ini adalah analitik observasional menggunakan metode kuantitatif dalam menganalisis hubungan unsur manajemen dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali. Populasi penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna SIMPUS di Kabupaten Boyolali yang berjumlah 33 orang dari 15 Puskesmas yang sudah menerapkan SIMPUS dengan durasi waktu lebih dari 3 bulan. Pada penelitian ini pengambilan besaran sampel ditentukan dengan metode proporsional random sampling guna mewakili setiap puskesmas yang menerapkan SIMPUS. Analisis univariat dideskripsikan dari hasil data tiap variabel kuesioner untuk mengetahui distribusi jawaban responden dan skor kumulatif serta kategori tiap item pernyataan. Analisis secara Multivariat, Analisis ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel/sub-variabel bebas dengan variabel terikat. Sub-variabel bebas terdiri dari unsur (man, money, material, machines dan method) sedangkan variabel 3

terikatnya adalah penerapan SIMPUS. Jenis uji bivariat yang digunakan adalah uji korelasi rank spearman (hal ini dilakukan karena data tidak berdistribusi normal). Uji hipotesis ini menggunakan tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan α = 5%. Pengambilan keputusan sebagai berikut: a) Jika p value < 0,01, Ho ditolak dan Ha diterima. b) Jika p value 0,01, Ho diterima dan Ha ditolak. HASIL A. Analisis Univariat 1. Unsur Manusia Tabel 1. Distribusi jawaban responden pada unsur manusia Indikator 1 Kompetensi/kemampuan dalam menggunakan Aplikasi SIMPUS dalam mengolah data 2 Beban kerja yang dirasakan dalam menggunakan Aplikasi SIMPUS 3 Tingkat produktivitas kerja yang dirasakan dari penggunaan Aplikasi SIMPUS Kumulatif Ideal Kategori 109 150 Baik 108 150 Baik 104 150 Baik 4 Tingkat pemahaman dalam menggunakan Aplikasi SIMPUS 110 150 Baik 5 Kemampuan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai pengguna SIMPUS 104 150 Baik Total (N=30) 535 750 Baik Pada Tabel 1, Dapat dilihat kompetensi pengguna SIMPUS secara umum dalam kategori baik dan begitu pula kategori setiap item pernyataan. 2. Unsur Dana Tabel 2. Distribusi jawaban responden pada unsur dana Indikator Kumulatif Ideal Kategori 1 Manfaat yang dirasakan dari penggunaan Aplikasi SIMPUS 114 150 Baik 2 Ketanggapan dalam perbaikan jika terdapat komponen elektronik 93 150 Cukup 3 Kualitas alat (komputer) yang digunakan dalam penerapan SIMPUS 110 150 Baik 4 Kemampuan menyediakan sarana utama pendukung SIMPUS (cadangan 105 150 Baik sumber energi listrik/ups) Total (N=30) 422 600 Baik Pada Tabel 2, Unsur dana secara umum dalam kategori baik dan begitu pula skor kategori pada tiap item kecuali pada item ketanggapan dalam perbaikan jika terdapat komponen elektronik yang berada dalam kategori cukup. 3. Unsur Material Tabel 3. Distribusi jawaban responden pada unsur material Indikator Kumulatif Ideal Kategori 1 Kesesuaian format data dalam aplikasi SIMPUS 104 150 Baik dengan kebutuhan 2 Kemampuan data dalam berintegrasi 98 150 Cukup 3 Kelengkapan format data yang tersedia 104 150 Baik dalam aplikasi SIMPUS 4 Data pasien yang tersimpan dapat di pilah 115 150 Baik sesuai kebutuhan Total (N=30) 421 600 Baik Pada Tabel 3, dapat diketahui bahwa secara umum unsur material dalam kategori baik hanya saja pada item kemampuan data berintegrasi cukup. 4

4. Unsur mesin Tabel 4. Distribusi jawaban responden pada unsur mesin Indikator Kumulatif Ideal Kategori 1 Kehandalan komputer saat digunakan 106 150 Baik 2 Kinerja aplikasi SIMPUS saat 105 150 Baik digunakan 3 Kemampuan aplikasi SIMPUS dalam menghasilkan format 112 150 Baik output sesuai dengan kebutuhan 4 Tingkat kemudahan aplikasi SIMPUS saat digunakan 112 150 Baik 5 Tingkat perlindungan data dari virus pada 97 150 Cukup aplikasi SIMPUS Total (N=30) 532 750 Baik Pada Tabel 4, dapat diketahui bahwa secara umum unsur mesin dalam kategori baik hanya saja pada item tingkat perlindungan data dari virus masuk dalam kategori cukup. 5. Unsur Metode Tabel 5. Distribusi jawaban responden pada unsur metode Indikator 1 Ketegasan kebijakan pemerintah daerah dalam implementasi SIMPUS 2 Intensitas hubungan timbal balik antara puskesmas dengan pihak penyedia jasa dalam bimbingan teknis penggunaan SIMPUS Kumulatif Ideal Kategori 92 150 Cukup 96 150 Cukup 3 Sistem pendelegasian tanggung jawab dalam hal kelengkapan, 95 150 Cukup keakuratan, relevansi serta kerahasiaan data 4 Tingkat sosialisasi puskesmas dengan 88 150 Cukup dinas kesehatan dalam penerapan SIMPUS Total (N=30) 371 600 Cukup Pada Tabel 5, dapat diketahui bahwa secara umum unsur metode dalam kategori cukup begitu pula skor kategori pada setiap item seluruhnya dalam kategori cukup. 6. Penerapan SIMPUS Tabel 6. Distribusi jawaban responden pada penerapan SIMPUS Indikator Kumulatif Ideal Kategori 1 Intensitas penggunaan aplikasi SIMPUS 120 150 Baik 2 Menggunakan Aplikasi SIMPUS dalam 108 150 Baik mengolah data 3 Komputer SIMPUS hanya digunakan oleh orang yang berwenang sebagai pengguna/operator SIMPUS 104 150 Baik 4 Penggunaan non-kertas (softcopy/file) dalam pengiriman pelaporan ke Dinas Kesehatan 80 150 Cukup 5 Laporan bulanan ke dinas kesehatan dikirim 112 150 Baik tepat waktu Total (N=30) 524 750 Baik Pada Tabel 6, dapat diketahui bahwa secara umum unsur mesin dalam kategori baik hanya saja pada item Penggunaan non-kertas (softcopy/file) dalam pengiriman pelaporan ke Dinas Kesehatan masuk dalam kategori cukup B. Analisis Bivariat Bedasarkan Uji hipotesis korelasi dengan menggunakan metode rank spearman menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis Rank Spearman Penerapan SIMPUS Variabel Probabilita Korelasi s 1 Unsur manusia (man) 0,373 0,042 2 Unsur dana (money) 0,288 0,122 3 Unsur bahan/material (material) 0,401 0,028 5

4 Unsur komputer/mesin 0,439 0,015 (machine) 5 Unsur metode (method) 0,550 0,003 Pada Tabel 7, menunjukan bahwa 1) Terdapat hubungan yang signifikan yang positif (searah) dengan tingkat korelasi sedang antara unsur manusia (man) dengan penerapan SIMPUS. 2) Tidak ada hubungan yang signifikan antara dana (money) dengan penerapan SIMPUS. 3) Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) dengan tingkat korelasi sedang antara unsur material (material) dengan penerapan SIMPUS. 4) Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) dengan tingkat korelasi sedang antara unsur mesin (machine) dengan penerapan SIMPUS. 5) Terdapat hubungan yang signifikan dengan tingkat korelasi kuat antara metode (method) yang digunakan dengan penerapan SIMPUS. PEMBAHASAN A. Unsur Manusia Unsur manusia khususnya sumber daya pengolah data di Puskesmas Kabupaten Boyolali yang telah menerapkan SIMPUS secara umum baik. Hal ini dilihat dari beberapa indikator sepeti; kompetensi pengguna, beban kerja pengguna aplikasi SIMPUS, tingkat produktivitas, tingkat pemahaman dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengguna SIMPUS sebagai eksekutor data yang seluruh indikatornya dalam kategori baik. Penerapan SIMPUS dapat berjalan lancar dengan intensitas penggunaan aplikasi SIMPUS dalam kategori baik hal ini didukung dengan kompetensi/pemahaman pengolah data yang kompeten, meskipun distribusi sumber daya manusia pengolah data belum merata dan masih terdapat tenaga pengolah data yang memiliki loyalitas tinggi dengan mereka semua data manual ke komputer yang dilakukan hanya oleh satu orang dikarenakan terbatasnya tenaga pengolah data dan kurang didukungnya sistem transfer pengetahuan tentang penggunaan aplikasi SIMPUS. Laporan bulanan yang dikirim ke dinas kesehatan secara umum tidak ada masalah hanya saja jenis pelaporan digunakan belum dalam bentuk file/softcopy sepenuhnya. B. Unsur Dana Tidak ditemukan hubungan yang signifikan dalam unsur dana dengan penerapan SIMPUS, dimungkinkan telah terpenuhinya sarana dan prasarana secara umum sebagai investasi awal dalam penerapan SIMPUS serta biaya pemeliharaannya yang relatif tidak selalu mengeluarkan biaya. Dalam SIKDA Generik, diuraikan bahwa memodernisasikan SIK dengan adopsi TIK memerlukan investasi yang sangat tinggi karena melibatkan banyak dana untuk perangkat keras, lunak, implementasi dan operasional. Hal tersebut merupakan sebab mengapa implementasi TIK di sektor kesehatan masih belum menyeluruh. Menyeluruh dalam hal ini bukan berarti menjadi masalah dalam penerapan di seluruh puskesmas yang sudah menerapkan SIMPUS, (Depkes, 2011). Hal lain yang menjadi asumsi bahwa dana tidak memiliki hubungan yang signifikan adalah perangkat elektronik tidak selalu rusak saat digunakan, kualitas komputer meski kurang handal namun masih layak digunakan dalam penerapan SIMPUS dan energi listrik tidak selalu menjadi masalah di setiap 6

harinya. Hal ini sejalan dengan definisi dana menurut Hasibuan (2007) yang menyatakan bahwa unsur money adalah uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Uang tersebut dalam tersebut diperlukan dengan tujuan pengadaan komputer dan peralatan pendukung utama dalam penerapan SIMPUS (invest), hal tersebut secara umum hal tersebut sudah terpenuhi di 15 Puskesmas yang sudah menerapkan SIMPUS. C. Unsur Material Kesesuaian format data sudah dapat memenuhi kebutuhan operator pengolah data. Kelengkapan format data dalam kategori baik dan data yang tersimpan dalam basis data dapat dipilah sesuai dengan kebutuhan pengguna. Meski demikian, unsur material masih memiliki sisi yang perlu ditingkatkan. Kemampuan data untuk berintegrasi antar ruang pelayanan masih perlu ditingkatkan dalam proses penerapan SIMPUS. Kemampuan data dalam berintegrasi akan mengurangi beban kerja, karena pengguna tidak perlu merekap ulang data. Hal ini juga akan meningkatkan intensitas penggunaan aplikasi SIMPUS dalam proses pelayanan di puskesmas. Selain itu, jika semua data sudah dapat terintegrasi dengan baik, penggunaan kertas dapat dikurangi karena data secara otomatis akan menampilkan hingga dalam bentuk informasi. Hal ini sejalan dengan adanya studi yang dilakukan oleh Yi Qin & Shitan Huang (2011) menyatakan bahwa penggunaan metode komputer saling terintegrasi akan meningkatkan performa komputer selain itu, dengan memadukan antara software dan hardware dengan sistem terintegrasi alur data lebih terarah, lebih handal dan lebih berdaya guna. D. Unsur Mesin Mesin (komputer dan aplikasi SIMPUS) memiliki peran penting dalam proses pengolahan data. Komputer/aplikasi yang handal akan meningkatkan proses pengolahan data. Komputer dan aplikasi merupakan alat untuk menghasilkan output. Jika output sesuai dengan kebutuhan maka akan meningkatkan esensi penerapan SIMPUS dalam memanajemen informasi. Untuk sistem perlindungan data dari ancaman virus diperlukan intervensi yang lebih mengingat hal ini akan mempengaruhi kinerja komputer tersebut. E. Unsur Metode Unsur metode dalam penerapan SIMPUS di Kabupaten Boyolali memerlukan intervensi lanjut untuk menentukan tata cara penerapan SIMPUS yang lebih baik. Indikator yang dapat dipertimbangkan dalam penyelenggaraan SIMPUS antara lain adalah kebijakan perintah daerah dalam mengatur tatanan manajemen informasi khususnya di bidang kesehatan guna meningkatkan intensitas penggunaan SIMPUS. Selain itu, hubungan timbal balik antara pengguna dengan penyedia jasa serta sosialisasi dengan dinas kesehatan masih perlu ditingkatkan sehingga penyelenggaraan informasi digital dapat berjalan dengan lebih lancar. Sistem pendelegasian tanggung jawab dalam hal data perlu ditingkatkan agar informasi dalam laporan lebih mudah di klarifikasi jika terjadi informasi yang tidak akurat atau tidak lengkap. 7

PENUTUP A. Simpulan 1. Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) antara unsur manusia (man) dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan tingkat korelasi sedang yaitu sebesar 0,373 (nilai-p = 0,042). 2. Tidak terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) antara unsur dana (money) dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan tingkat korelasi sedang yaitu sebesar 0,401 (nilai-p = 0,028). 3. Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) antara unsur data (material) dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan tingkat korelasi sedang yaitu sebesar 0,288 (nilai-p = 0,112). 4. Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) antara unsur mesin (machine) dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan tingkat korelasi sedang yaitu sebesar 0,439 (nilai-p = 0,015). 5. Terdapat hubungan yang signifikan positif (searah) antara unsur metode (method) dengan penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali dengan tingkat korelasi kuat yaitu sebesar 0,530 (nilai-p = 0,003). B. Saran 1. Dinas Kesehatan Kabupaten Boyolali a. Merencanakan dan memfasilitasi program pelatihan kepada pengguna SIMPUS secara berkala dan merata sehingga diperoleh petugas yang terampil dan memenuhi kompetensi yang tersedia di seluruh puskesmas. b. Diperlukan modul atau buku petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis tentang pengolahan data guna mempermudah penggunaan SIMPUS. c. Membuat peraturan tentang tugas pokok dan fungsi kepada pengguna SIMPUS guna meningkatkan stabilitas dalam penyelenggaraan SIMPUS. 2. Kepala Puskesmas a. Meningkatkan kolaborasi secara intensif dengan dinas kesehatan dan pihak penyedia jasa dalam penyelenggaraan SIMPUS. b. Mengevaluasi dan mengidentifikasi keadaan sumber daya pengolah data serta membuat metode yang efektif dalam penyelenggaraan SIMPUS. 3. Peneliti selanjutnya Diharapkan melakukan penelitian lanjutan dengan menganalisis faktor berpengaruh terhadap penerapan SIMPUS di Puskesmas Kabupaten Boyolali maupun kabupaten lainnya. DAFTAR PUSTAKA Abdullah T. 2010. Penerapan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas (SIMPUS): Studi kasus di Puskesmas Pante Ceureumen Kabupaten Aceh Barat. [Tesis Ilmiah] Jogjakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Amsyah Z. 2005. Manajemen informasi. Jakarta: Gramedia Pustaka utama. Anitya HR. 2008. Gambaran Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Integrasi Di Puskesmas-Puskesmas Di Wilayah Kerja Suku Dinas 8

Kesehatan Masyarakat Jakarta Timur Tahun 2007. Depok : Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Cantika WO. 2015. Analisis Dan Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Puskesmas (SIMPUS) Untuk Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada Puskesmas Tlogosari Wetan. [Skripsi Ilmiah] Semarang: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang. Depkes RI. 2011. Buletin Jendela Dan Data: SIKDA Generik. Jakarta. 2012a. SIKDA Generik. Diakses: 14 Maret 2015. http://sikda.depkes.go.id/?p=67. 2012b. Roadmap Sistem Informasi Kesehatan Tahun 2011-2014. Jakarta. Fattah N. 2011. Landasan manajemen pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Fuad A. 2008. Adopsi Teknologi informasi Dalam Pelayanan Kesehatan: Kenapa Sukses Dan Kenapa Gagal. Makalah Seminar 19 April 2008. Yogyakarta: Auditorium JIH. Gaol CJL. 2008. Sistem Informasi Manajemen: Pemahaman dan Aplikasi. Jakarta: Grasindo. Hadi I. 2012. Analisis Penerapan Sistem Informasi Manajemen PuskesmasBarito Kuala (SIMPUSBAKU) di Puskesmas Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. [Tesis Ilmiah]. Jogjakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UGM. Hibuan. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksar Hurlock, E.B. 2002. Psikologi Perkembangan. 5th edition. Erlangga: Jakarta. Husein M.F dan Wibowo A. 2006. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Jogiyanto H.M. 2007. Model Kesuksesan Sistem Teknologi Informasi. Yogyakarta: Andi. Kepmenkes. 2011. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia mor 932/Menkes/SK/VIII/2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) untuk Tingkat Kabupaten /Kota. Jakarta.. 2004. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia mor 128/Menkes/SK/II/2004 Tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta. Kurniati A & Efendi F. 2012. Kajian SDM Kesehatan di Indonesia. Jakarta: Salemba Medika. Laudon KC. dan Laudon JP. 2008. Sistem Informasi Manajemen. (Terjemahan). Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat. Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi 2009. Yogyakarta. Andi. Martini. 2013. EHR dissatisfaction: A tech or people problem?. Diakses : 27 9

Juni 2015. http://www.govhealthit.com/news/eh r-dissatisfaction-hit-or-humanproblem. Mosley M. 2008. The Dama Dictionary of Data Management: Over 800 Terms Defined. rwood: Technics Publications Llc. Nugroho A. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek (Edisi Revisi). Bandung: Informatika. O Brien JA. dan Marakas GM. 2007. Management Information System: Managing Information Technology in The E-Business Enterprises. 10th edition, Irwin Inc. Boston. Pramono AE dan Nuryati. 2013. Keakuratan Kode Diagnosis Penyakit Berdasarkan ICD-10 Di Puskesmas Gondokusuman Ii Kota Yogyakarta. (Skripsi Ilmiah) Jogjakarta: Program Diploma Rekam MedisSekolah Vokasi Universitas Gajah Mada. Putra SJ dan A ang S. 2006. Pengantar Sistem Informasi. Jakarta: Jakarta Press Putranto TYE. 2012. Analisis Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Dengan Metode Framework For The Application Of System Thingking (Fast) Di Dinas Kesehatan Kota Salatiga. [Skripsi Ilmiah]. Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan UMS Putri ATA. 2013. Analisis Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Puskesmas(SP3) Dengan Penerapan Simpus Di Puskesmas Karangmalang Semarang Tahun 2012 2013 (Skripsi Ilmiah). Semarang: Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Rondo TVMR, Pelealu, Franckie RRM. 2013. Analisis Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan Di Puskesmas Kabupaten Minahasa Tenggara. [Penelitian Ilmiah] Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado Rustiyanto E.2011. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang Terintegrasi. Jogjakarta: Gosyen Publishing Santoso I. 2009. Interaksi Manusia dan Komputer. Yogyakarta: Andi Sumarsono S. 2010. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu Suryani SND. 2013. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) Di Wilayah Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu Provinsi NTB. Vol. 7.1 Maret 2013:1-54. Sutabri T. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi. Terry GR. 2003. Prinsip-Prinsip Manajemen. Cetakan ke-7 Jakarta: PT. Bumi Akasara. WHO. Toolkit On Monitoring Health Systems Strengthening. Diakses: 14 Januari 2015.http://www.who.int/healthinfo/ 10

statistics/toolkit_hss/en_pdf_toolk it_hss_informationsystems.pdf. Williams. 2009. Principle of Management. 5th edition. USA: South-Western Cengage Learning. Wulandari R. 2009. Evaluasi Kinerja Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Berbasis Komputer Di Wilayah Kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. [Skripsi Ilmiah]. Semarang: Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Diponegoro. Yi Qin & Shitan H. (2011). Information Fusion-oriented Design and Application of Multiprocessor Computer Software and Hardware. Xi an, China: Xi an Microelectronics Technology Institute 11