INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PERKANTORAN

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

Menerapkan Prosedur Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)

BAB I PENDAHULUAN. sebuah industri untuk berusaha lebih produktif. Kesadaran bahwa pada era ekonomi

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

128 Universitas Indonesia

PROGRAM KERJA MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN

STANDAR USAHA ARENA PERMAINAN

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah telah menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. K3 menjadi salah satu bagian penting dalam dunia pekerjaan dewasa ini.

IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. standar kualitas pasar internasional. Hal tersebut semakin mendorong banyak

STANDAR USAHA ANGKUTAN JALAN WISATA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. I PRODUK A. Mobil Bus Wisata

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

STANDAR USAHA TAMAN REKREASI. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK A. Tempat dan Ruang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB II TINJAUAN OBJEK

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN.

Analisis Mitigasi Pertolongan Pertama pada Kecelakaan di PT. X

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN RUMAH SAKIT WALIKOTA BOGOR,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pemerintah, baik pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Repository.Unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

KONSEP DASAR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

BAB I PENDAHULUAN. Pasar Tradisional dan keramaian pembeli serta pedagang didalamnya

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

DASAR HUKUM - 1. Peraturan Pelaksanaan. Pasal 5, 20 dan 27 ayat (2) UUD Pasal 86, 87 Paragraf 5 UU Ketenagakerjaan. UU No.

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

BAB V PEMBAHASAN. PT Dan Liris Sukoharjo Divisi Garmen yaitu terjatuh, terjepit, tertimpa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

1 Universitas Indonesia

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat dunia industri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PELAKSANAAN MAGANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor yaitu, unsafe action dan unsafe condition. OHSAS menyebutkan risiko

BAB I PENDAHULUAN. perlu dipelihara dan dikembangkan. Oleh karena itu karyawan harus

PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT

K3LH MATERI 5 MENERAPKAN KAIDAH ATURAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

PEDOMAN KEAMANAN LINGKUNGAN FISIK PUSKESMAS KREBET BAB I PENDAHULUAN

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT Kecelakaan kerja di Indonesia telah menghabiskan uang negara sebesar 280 triliun rupiah (Kemenkes RI 2014). Dalam rangka memberikan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan SDM, pemerintah Indonesia mengeluarkan peraturan perundangan yang mengharuskan perusahaan memberikan fasilitas yang memadai untuk menjamin keselamatan dan kesehatan kerja SDM tersebut. Berdasarkan data Internasional Labour Organization (ILO) tahun 2013, satu pekerja di dunia meninggal setiap 15 detik akibat kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja. Tahun sebelumnya ILO mencatat angka kematian disebabkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja (PAK) sebanyak dua juta kasus setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut data ILO tahun 2012 memberikan angka 29 kecelakaan kerja yang mengakibatkan kematian dalam 100 000 pekerja Indosesia. Setiap tahunnya terjadi 99 000 kecelakaan dengan 70% diantaranya menyebabkan kematian dan cacat seumur hidup. Oleh karena hal di atas, maka dirasa perlu dengan adanya penerapan prosedur keselamatan kerja. Program K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja) merupakan salah satu faktor penting karena dengan adanya program K3 karyawan akan mendapatkan jaminan kesehatan dan keselamatan kerja baik secara fisik, sosial, maupun psikologis agar setiap karyawan merasa aman dan terlindungi dalam bekerja. Balai Besar Teknologi Konversi Energi, B2TKE sebagai instansi yang memiliki tugas pelayanan teknologi di bidang konversi energi, berkewajiban untuk menerapkan program Kesehatan, Keselamatan, Kerja (K3). K3 merupakan bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif. Dengan memperhatikan K3, tentunya secara tidak langsung instansi telah meningkatkan produktivitas kerja. Penerapan K3 harus telah diterapkan secara menyeluruh terhadap obyek perkantoran dan SDM. Sumber daya manusia (SDM) merupakan dimensi yang sangat penting dalam mengelola dan mengatur perusahaan sehingga menjadi faktor penentu keberhasilan untuk menjalankan visi dan misi dalam mencapai tujuan perusahaan. Salah satu fungsi manajemen SDM adalah memelihara dan mempertahankan karyawan agar tetap aman, nyaman, dan loyal terhadap perusahaan. Kenyamanan dan keamanan menjadi pusat dalam mencapai tingkat kehidupan dan kesejahteraan SDM. Selain SDM,

penggunaan peralatan dan mesin berteknologi tinggi yang digunakan perusahaan untuk menunjang proses produksi agar mencapai efektivitas dan efisiensi perusahaan juga peru diperhatikan. Namun penggunaan teknologi tinggi tersebut tidak terlepas dari risiko kecelakaan dan potensi bahaya seperti ledakan, kebakaran, pencemaran, dan penyakit akibat kerja. Oleh karena itu SDM harus diberi perhatian khusus oleh perusahaan agar terhindar dari bahaya dan risiko kecelakaan serta penyakit akibat kerja. Salah satu bentuk perhatian perusahaan terhadap SDM adalah dengan penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja (K3). Peraturan perundangan tersebut diantaranya adalah Undang-undang RI Nomor 1 tahun 1970 menjelaskan bahwa K3 adalah suatu upaya praktis untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para karyawan dengan cara pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, pengobatan, dan rehabilitas. Dalam Undang-undang RI Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan tercantum pasal tentang K3 dalam pasal 86 tertulis bahwa: (1) setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas K3, moral, dan kesusilaan, serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia dan juga nilai-nilai agama; (2) untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2016 pasal 11, 12, 13, dan 14 mengenai standar keselamatan kerja perkantoran dan kewaspadaan bencana, Balai Besar Teknologi Konversi Energi telah menerapkan prosedur standar keselamatan kerja. Penerapan K3 tersebut meliputi : 1. Tata perkantoran, 2. Pengelolaan listrik, mekanik dan sumber api, 3. Manajemen tanggap darurat gedung, 4. Manajemen keselamatan dan kebakaran gedung, 5. Persyaratan dan tata cara evakuasi 6. Pertolongan pertama pada kecelakaan 7. Manajemen pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran Untuk tata perkantoran, B2TKE sebagai salah satu instansi pemerintah juga menyiapkan sarana prasarana perkantoran untuk kebugaran pegawai, serta jalur khusus evakuasi untuk penyandang disabilitas.

Gambar 1. Jalus khusus penyandang Disabilitas Dalam Pengelolaan listrik dan air, B2TKE telah melakukan penghematan energy listrik dan air dengan menggunakan lampu sensor dan kran air tekan. Gambar 2. Penggunaan lampu sensor pada lorong gedung. Gambar 3. Anjuran untuk melakukan penghematan listrik dan air

Manajemen keselamatan dan kebakaran gedung B2TKE dilakukan bekerjasama dengan satpam dan pihak Puspiptek. Tahun 2016, dua orang pegawai B2TKE mengikuti sosialisasi pengelolaan kebakaran yang dikelola oleh Puspiptek. Telah dilakukan inventarisasi terhadap APAR yang tersedia di lingkungan perkantoran B2TKE, serta pemasangan petunjuk penggunaan APAR yang benar. Gambar 4. APAR di lingkungan perkantoran B2TKE Gambar 5. Fire Alarm di gedung B2TKE Gambar 6. APAR di lingkungan perkantoran B2TKE

Dalam keadaan darurat, telah juga dibuatkan jalur evakuasi. Jalur Evakuasi adalah jalur khusus yang menghubungkan semua area ke area yang aman (Titik Kumpul). Titik kumpul berada pada lapangan di depan lobi B2TKE. Gambar 7. Denah jalur evakuasi pada lingkungan perkantoran B2TKE (Gd 620 Lantai 1) Gambar 8. Denah jalur evakuasi pada lingkungan perkantoran B2TKE (Gd 621 Lantai 1) Gambar 9. Denah jalur evakuasi pada lingkungan perkantoran B2TKE (Gd 620 Lantai 2)

Gambar 10. Denah jalur evakuasi pada lingkungan perkantoran B2TKE (Gd 621 Lantai 2) Gambar 11. Titik kumpul di lingkungan perkantoran B2TKE Gambar 12. Titik kumpul di lingkungan perkantoran B2TKE

Gambar 13. Petunjuk jalur evakuasi Gambar 14. Petunjuk jalur evakuasi bagi penyandang disabilitas Gambar 15. Petunjuk jalur evakuasi Untuk pertolongan pertama pada kecelakaan, instansi menyediakan pengobatan dasar, dan jika terjadi hal yang tidak bisa ditangani dibawa ke Poliklinik BPPT di Gedung Manajemen. Sedangkan untuk pemeliharaan dan perawatan ruang perkantoran dilakukan secara berkala mulai dari pengecekan instalasi listrik, AC, hingga jaringan air bersih.

Gambar 16. Petunjuk Keluar Gedung Gambar 17. Petunjuk Keutamaan Keselamatan Gambar 18. Petunjuk K3 di Laboratorium Gambar 19. Anjuran menjaga Kebersihan dan Penempatan Tempat sampah