BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II PENDEKATAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Perdagangan bebas yang terjadi, menyebabkan persaingan yang cukup ketat bagi

MOTIF DAN KEPUASAN AUDIENCE TERHADAP PROGRAM ACARA SEKILAS BERITA DI BANTUL RADIO 89.1 FM YOGYKARTA YUNIATI PATTY / YOHANES WIDODO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB II PENDEKATAN TEORITIS

KEPUASAN PENDENGAR TERHADAP PROGRAM SONORA NEWS DI RADIO SONORA SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. televisi telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan, baik

BAB VII. Adapun penjelasan masing-masing komponen akan dijelaskan lebih lanjut pada subbab berikut ini.

KEPUASAN PENONTON TERHADAP PROGRAM JEJAK PETUALANG TRANS 7 (Studi tentang Kepuasan Anggota PALAWA UAJY terhadap Program Jejak Petualang Trans 7)

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENDEKATAN TEORETIS. Tinjauan Pustaka

MOTIF DAN KEPUASAN PESERTA KUIS KEBANGSAAN DALAM MENGIKUTI PROGRAM ACARA KUIS KEBANGSAAN RCTI. Ruth Alvoncia Hernawan / Mario Antonius Birowo

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan, keinginan, atau motif tertentu yang dirasakan oleh khalayak

Modul Perkuliahan XI Komunikasi Massa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era informasi sekarang ini, masyarakat sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan memenuhi kebutuhan mereka. Masyarakat sebagai pengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. informasi kepada masyarakat. Hal ini tergambarkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Media massa memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Begitu banyak kebutuhan manusia yang secara tidak langsung media turut serta untuk memenuhinya. Secara umum, kebutuhan manusia

ANALISIS PEMAKAIAN BAHASA INDONESIA PENYIAR RADIO POP FM SRAGEN DALAM ACARA SCHOOL HOPPERS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia semakin ingin tahu keadaan sekitarnya. Setiap peristiwa dan kejadian yang

MOTIF DAN KEPUASAN PENDENGAR RADIO GAPURA KLEWER 107,7 FM

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada akhirnya merekalah yang akan mengkonsumsi isi media. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan media auditif yang hanya bisa didengar, tetapi murah,

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. kebutuhannya dalam kegiatan kelompok (Rakhmat, 2001 : 160). Pernyataan

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. canggih dan kompleks serta memiliki kekuatan yang lebih dari maa-masa

BAB I PENDAHULUAN. dan televisi dapat menjadi candu (Morrisan, 2004:41) harus menyajikan acara yang bermutu.

FUNGSI MEDIA RADIO DALAM PENYAMPAIAN PESAN

BAB II URAIAN TEORITIS. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. cetak seperti majalah, koran, buklet, poster, tabloid, dan sebagainya. Walaupun

PROPOSAL RIZKY SENA FACHROMI NPM

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dan tersedia di semua tempat (Vivian, 2008:148). Saat ini, radio menjadi

Hubungan antara Motif Menonton Tayangan Olimpiade Indonesia Cerdas dengan Pengetahuan Siswa SMA di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sejak awal kehadirannya hingga kini, televisi tidak dapat dipisahkan lagi

MOTIF MASYARAKAT SURABAYA DALAM MENONTON PROGRAM GOOD MORNING HARD ROCKERS ON SBO

KEPUASAN PEMBACA TERHADAP RUBRIK DBL PADA HARIAN JAWA POS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup, komunikasi sangat penting dimana komunikasi itu sendiri

Modul Perkuliahan VII Komunikasi Massa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DATA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat membutuhkan informasi untuk memenuhi kebutuhan mereka. dalam hal memperluas wawasan pegetahuan, memahami kedudukan serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA KEBUTUHAN BERAKTUALISASI DIRI DAN KONFLIK PERAN DENGAN CITRA DIRI. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu komunikasi saat ini berkembang pesat jika dibandingkan dengan masa lampau, hal

PENGARUH MOTIF MENDENGARKAN PROGRAM SINDO HOT TOPIC TERHADAP KEPUASAN PENDENGAR DI SINDO TRIJAYA FM (Survei pada Pendengar Sindo Hot Topic)

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

ANALISIS KESENJANGAN KEPUASAN (GRATIFICATION DISCREPANCY) : Kasus Pendengar Program Siaran Desa Kita

BAB I I. PENDAHULUAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. khalayak selalu berusaha untuk secara berkala menggunakan berbagai media

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2019

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi dan informasi memiliki peran penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemberitaan dalam suatu media massa sangatlah beragam dan dapat

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

6/13/2012 KOMUNIKASI MASSA (DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI KOMUNIKASI) SEJARAH SINGKAT ANEKA ALIRAN DALAM PENELITIAN MEDIA MASSA

Ainul Sunusi. Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP Universitas Tadulako. Jln. Soekarno Hatta Km 9 Kota Palu, Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. majalah, tabloid, surat kabar. Sedangkan media elektronik seperti radio dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan terakhir situasi segala aspek kehidupan. Salah satu media yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting karena masyarakat dapat mengakses berbagai hal baru yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan kemajuan zaman. Masyrakat modern kini menjadikan informasi sebagai

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. kita ketahui apabila kita perhatikan lebih jauh lingkungan sekitar kita.

BAB I PENDAHULUAN. manusia pada masing-masing era, yaitu era kesukuan (tribal), tulisan

KEPUASAN MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP PROGRAM KOMEDI INDONESIA LAWAK KLUB DI TRANS7

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

Kepuasan Masyarakat Surabaya Dalam Menonton Tayangan Stasiun Dangdut di JTV

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. ketika mendengarkan acara sekilas berita (Gratification Sought) dengan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri dan selalu

BAB I. PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi tanpa disadari telah mempengaruhi hidup kita.

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TINGKAT KEPUASAN KHALAYAK PENDENGAR RADIO TERHADAP PROGRAM SPORT NEWS. (Studi pada siaran Edan Bola di PT Radio Chakra Bhuwana kota Malang ) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran masyarakat mengenai hak untuk memperoleh informasi yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh informasi ini didasarkan oleh tiga hal hal, pertama radio

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

I. PENDAHULUAN. Televisi adalah gambar yang paling kompleks pada media ruparungu dwimantra

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

MARKETING PUBLIC RELATIONS

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Radio Sebagai Media Massa Radio adalah salah satu bentuk dari media massa elektronik selain televisi. Radio siaran ( broadcasting ) dimulai sejak tahun 1920, sedangkan penerbitan pers jauh sebelumnya. Kelebihan dari radio pers, dia mempunyai sifat auditif yang dapat merangsang atau membangkitkan daya khayal. Radio sebagai salah satu media elektronik, adalah produk perkembangan dan dan kemajuan teknologi media informasi. Radio seakan akan telah memperpendek jarak dan mempersempit kesenjangan serta kehidupan masyarakat, serta memberikan peluang untuk memperkarya pengetahuan dan wawasan masyarakat. Sebagai audience untuk semakin terbuka terhadap perubahan yang terjadi. Hal ini konsekuensi logis dari berlangsungnya gerakan kebudayaan. Radio saat ini tidak lagi sekedar sebagai alat komunikasi, tetapi bergerak jauh dan cepat sebagai salah satu alat kelengkapan hidup terhadap informasi, pendidikan dan hiburan (Ted Kawilarang,2007:2) Sebagai salah satu media massa, radio memiliki ciri khas yang membedakannya dari media massa yang lain. Radio menggunakan sisi audio (suara) sebagai sarana untuk berekspresi,oleh karena itu radio hanya membutuhkan kemampuan mendengar dari konsumennya tanpa menuntut pendengarnya untuk memiliki kemampuan membaca dan melihat. Radio juga merangsang sisi imajinasi pendengarnya. Ini terjadi karena tanpa melihat secara langsung,radio membuat pendengarnya memvisualisasikan sendiri apa yang didengarnya secara imajinatif. Selain itu,radio memiliki beberapa kelebihan menurut Effendy (2002) yaitu : a. Radio siaran bersifat langsung. Untuk mencapai sasaran pendengarnya, dapat dilakukan tanpa mengalami proses yang rumit. Radio tidak memerlukan waktu yang 8

lama untuk penyebarannya. Selain itu, penyampaian pesan lewat radio lebih efektif, efisien dan langsung dapat disampaikan. Setiap pesan yang akan disiarkan dapat dilakukan tanpa proses yang rumit. Bandingkan dengan penyiaran pesan melalui surat kabar, brosur, pamflet, atau media cetak lainnya yang, selain lama dalam memprosesnya, juga tidak mudah menyebarkannya. Penyampain pesan propaganda lebih efektif dan efisien melalui radio karena langsung tertuju ke rumah rumah, dan langsung pula dapat disampikan oleh mikrofon. b. Radio siaran tidak mengenal jarak dan rintangan. Bagi radio tidak ada masalah dengan jarak dan waktu. Sebuah pesan yang disampaikan oleh seorang penyiar, pada saat itu juga dapat diterima oleh khalayak. Bagi radio juga tidak ada masalah dengan jarak ruang. Radio mampu mencapai seberapa jauh sasaran yang dituju. Bagi radio tidak ada jarak dan waktu, begitu suatu pesan diucapkan oleh seorang penyiar,bagi radio tiada pula jarak dan ruang, bagaimanapun jauhnya sasaran yang dituju, radio dapat mencapainya. Gunung,lembah, padang pasir, ataupun samudera tidak menjadi rintangan. c. Radio siaran memiliki daya tarik Radio memiliki daya tarik pada kata-kata lisan (spoken words), musik (music), serta efek suara (sound effect) yang menjadikan suatu acara yang disajikan radio menjadi hidup. Dengan dihiasi musik dan efek suara, seperti suara binatang, hujan atau badai, mobil atau pesawat terbang, dan lain lain, suatu cara yang disajikan radio menjadi hidup. Bila media lain membutuhkan waktu khusus untuk bisa dinikmati, mendengarkan radio dapat dinikmati sambil melakukan hal-hal lainnya. Radio merupakan media yang sangat fleksibel di mana pendengar radio tidak harus berada di depan pesawat radionya. Meskipun kemudian muncul dirumah rumah pesawat televisi yang, selain audial seperti radio, juga visual, pesawat radio tetap tidak tergeser sebab, untuk 9

menikmati suatu acara dari pesawat televisi, khalayak tidak bisa beranjak dari kursi di depan pesawat, sedangkan dari pesawat radio dapat dinikmati sambil mandi dan bekerja, atau sambil mengemudikan kendaran.( Onong U, 2004: 107 108 ) Radio Sasando 90,3 FM Yogyakarta yang menyajikan program acara Lintas Nusantara mempunyai fungsi sebagai sarana hiburan karena dalam setiap siaran radio Sasando menyajikan hiburan seperti musik musik daerah. Sedangkan sebagai sarana pedididkan, radio sasando dalam program acara Linus ini memberikan informasi yang ringan tapi bermanfaat untuk pendengarnya dapat mengerti apa yang disampaikan. 2.2 Karekteristik Radio a. Auditori sond only, auditif. Radio adalah suara, untuk didengar,dikonsumsi telinga atau pendengaran. Apapun yang disampaikan melalui radio harus berbentuk suara dan hanya suara saja. b. Transisi : Proses penyebarluasan yang disampaikan kepada pendengar melalui pemancar. c. Theater Of Mind. Radio menciptakan gambar (makes picture) dalam imajinasi pendengar, memainkan imajinasi pendengar, dengan kekuatan kata dam suara. Jadi Radio mampu menggugah imajinasi pendengarnya, dengan suara,musik, vocal atau bunyi bunyi. 2.3 Kekuatan Radio Kekuatan Radio sebagai media pesan layanan, Radio lebih awal menyampaikannya kepada publik. Tiga keunggulan utama yang dimiliki Radio adalah ketersegeraan, keluasan jangkauan pendengar, dan kedalaman unsur imajinasi sehingga membuat iklan layanan masyarakat dan komersil menjadi lebih hidup. (Masduki, 2001:68) 10

2.4 Kelemahan Radio Kelemahan radio hanya suara. Meski suara dalam butir keunggulan punya kharisma besar, dalam beberapa hal kemampuan Radio yang hanya mengeluarkan suara merupakan kelemahan. Suara tidak mampu menjelaskan gambar, grafik data, atau hal hal teknis tanpa menimbulkan salah paham. Bandingkan dengan televisi dan media cetak, yang mudah menjelaskan sesuatu dalam bantuan gambar, data atau petunjuk instruksional. Dalam beberapa hal gambar lebih mampu mengkomunikasikan sesuatu ketimbang rangkaian kata dalam kalimat sebanyak apapun 2.5 Uses Gratifications Model (Model Kegunaan dan Kepuasan) Teori Uses and Gratification merupakan kritik dari teori jarum hipodermik. Teori ini pertama kali dinyatakan oleh Elihu Katz, yang menekankan bukan pada apa yang dilakukan media pada khalayak (what media do to people) tetapi pada apa yang dilakukan khlayak terhadap media (what people do to media). Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya. Model uses and gratifications merupakan pengeseran fokus dan tujuan komunikator ketujuan komunikasi. Model ini menentukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak ( Uchjana, 1993: 290) Menurut teori ini pemirsa televisi ternyata lebih aktif daripada yang umumnya disangka. Terutama teori tersebut mau membantah anggapan, televisi secara langsung dapat mengerahkan masyarakat dengan tujuan tertentu. Sebaliknya, televisi itu dimanfaatkan oleh pemirsa. Dengan menonton mereka memenuhi kebutuhan tertentu yang mereka rasakan sendiri. Jadi, mereka sama sekali bukan semacam tabularasa yang dapat diisi semau-maunya oleh para perancang program televisi. Menurut para pendirinya, Elihu Katz, Jay G Blumer, dan Michael Gureivitch, Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa 11

atau sumber sumber lain, yang membawa terapan media yang berlainan ( keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat lain. Mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini : a. Khalayak dianggap aktif ; artinya, sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan. b. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak. c. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan. d. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu. e. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak. Model uses and gratifications menunjukkan bahwa yang menjadi permasalahan utama bukanlah bagaimana media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khayalak. Jadi bobotnya ialah pada khalayak yang akhir, yang sengaja menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. Menurut Wiryanto (2003 : 56) teori uses and gratifications merupakan pendekatan tentang kebutuhan individu terhadap pesan-pesan media berdasarkan atas manfaat dan kepuasan. Menurut pendekatan ini, komunikasi massa mempunyai kapasitas menawarkan sejumlah pesan yang dapat dimanfaatkan oleh komunikannya, sekaligus dapat memuaskan berbagai kebutuhannya. Dengan demikian, orang yang berbeda dapat 12

menggunakan pesan yang sama untuk berbagai tujuan atau maksud yang berbeda-beda. Jadi, media massa menunjukkan peranannya. Seiring dengan perkembangan jaman, teori Uses & Gratifications yang dikemukakan oleh Katz dkk juga mengalami pengayaan oleh beberapa ilmuwan komunikasi lainnya. Pengayaan tersebut melahirkan 4 model yang dikenal secara umum yaitu : 1. Model Katz, Blumler, dan Gurevitch (1974) Dalam model ini Katz dkk, menekankan pentingnya faktor-faktor psikologi dan sosial sebagai penyebab timbulnya kebutuhan penggunaan media oleh individu. Faktor sosial psikologis tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Situasi atau kondisi psikologis dan sosial menimbulkan ketegangan dan pertentangan, karena itu individu mengkonsumsi media. b. Situasi atau kondisi psikologis dan sosial menciptakan kesadaran akan adanya masalah-masalah yang membutuhkan perhatian dan informasi. c. atau kondisi psikologi dan sosial menawarkan kesempatankesempatan peningkatan taraf hidup dalam memuaskan kebutuhankebutuhan tertentu yang semuanya dapat dipenuhi oleh media massa. d. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial memberikan dukungan dan penguatan pada nilai-nilai tertentu melalui konnsumsi media yang selaras. e. Situasi atau kondisi psikologi dan sosial menyajikan sejumlah harapan yang telah diketahui melalui materi-materi media tertentu. 2. Model Levy dan Windahl (1984) Pendekatan ini menekankan pada khalayak aktif dalam melakukan aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kebutuhan mereka melalui penggunaan media massa. Aktivitas-aktivitas tersebut teragi dalam 3 tahap : a. Before exposure, receiver may actively select what they want to consume to obtain gratifications. (Sebelum terpaan, khalayak dapat 13

secara aktif memilih apa yang mereka butuhkan untuk digunakan dalam mencapai kepuasan tertentu) b. During exposure, audience members selectively perceive and interpret communication content as well as identify with element of message. (Saat terpaan, anggota khalayak secara aktif mengamati dan menginterpretasikan isi komunikasi dengan mengidentifikasi unsureunsur pesannya) c. After exposure, receivers selectively recall information from what they received. (Setelah terpaan, khalayak secara aktif mengungkap kembali informasi yang mereka terima) 3. Model Rosengreen, dkk (1985) Model yang dikembangkan Rosengreen dkk ini memandang bahwa kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dalam tingkatan yang rendah maupun yang tinggi akan berinteraksi dengan berbagai karakteristik intra dan ekstra individual serta struktur masyarakat sekitarnya, dimana termasuk struktur media. Interaksi akan menghasilkan berbagai kombinasi masalah individu baik yang terasa maupun tidak serta cara-cara penyelesaian yang dianggap tepat untuk masalah itu. Kombinasi antara masalah dan penyelesaian ini akan menghasilkan berbagai motif sebagai upaya pencarian kepuasan dan menghasilkan berbagai pola konsumsi media dan berbagai perilaku lain. Hasil-hasil ini akan memberikan berbagai pola kepuasan dan non kepuasan yang mungkin akan mempengaruhi karakteristik intra dan ekstra individu secara struktur media, sosial, politik, kebudayaan dalam masyarakat. 4. Model Palmgreen dkk (1985) Palmgreen dkk berpendapat bahwa model-model terdahulu mengalami kegagalan dalam mengukur perbedaan antara apa yang dicari khalayak dengan apa yang yang mereka peroleh dari media. Mereka kemudian membuat model untuk mengukur kesenjangan (discrepancy) antara kepuasan yang dicari (Gratification Sought) dengan kepuasan yang diperoleh (Gratification Obtained). Gratification Sought (GS) merupakan kepuasan yang dibayangkan akan diterima seseorang jika ia menggunakan 14

media massa tertentu. Sedangkan, Gratification Obtained (GO) merupakan kepuasan yang diperoleh seseorang setelah ia menggunakan media massa tersebut. Dalam hal yang menyangkut GS, dianggap tidak ada perbedaan antara bentuk dan jenis media massa yang satu dengan yang lain. GS lebih banyak dipengaruhi oleh harapan-harapan khalayak yang diabstraksikan dari pengalamannya dengan berbagai bentuk dan jenis media massa. Dalam GO, preferensi materi favorit yang disajikan media massa tertentu dianggap tidak memiliki perbedaan individu satu dengan yang lain. Model GS-GO Palmgreen ini didasarkan pada teori nilai dan harapan (Expetacy and Value Theory). Menurut teori ini, orientasi seseorang tergantung pola perilakunya sendiri. Sebuah perilaku terdiri dari sekelompok keyakinan dan evaluasi, dan teori ini dalam kegunaan dan kepuasan media hanyalah sebuah perluasan pemikiran dari pemikiran dasar. Sikap dan perilaku seseorang terhadap beberapa bagian media ditentukan oleh sikap dan perilaku terhadap media a. Model GS-GO Dalam penelitian ini, peneliti lebih tertarik untuk menggunakan model uses and gratification yang dikemukakan oleh palmgreen. Teori tersebut mengungkapkan konsep GS-GO. Gratification sought (GS) adalah kepuasan yang dicari atau diinginkan individu ketika mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (radio, tv atau koran). Gratification sought adalah motif yang mendorong seseorang mengkonsumsi media. Sedangkan gratification obtained (GO) adalah kepuasan yang nyata yang diperoleh seseorang setelah mengkonsumsi suatu jenis media tertentu (Palmgreen dikutip Kriyantono 2008). Konsep ini merupakan salah satu macam riset uses and gratifications yang memfokuskan pada motif sebagai variabel independen yang mempengaruhi penggunaan media dan juga Palmgreen kendati juga menggunakan dasar yang menanyakan apakah motif-motif khalayak itu telah dapat dipenuhi oleh media. Dengan kata lain, apakah khalayak puas setelah menggunakan media. 15

Operasionalisasinya adalah dengan membandingkan kedua konsep gratification sought dan gratification obtained, sehingga dapat diketahui kesenjangan kepuasan (gratifications discrepancy) dengan melihat perbedaan perolehan kepuasan yang terjadi antara skor gratification sought dan gratification obtained dalam mengonsumsi media tertentu (Kriyantono 2008). Philip Palmgreen dan J.D Rayburn II menggambarkan model expantacy value dari GS dan GO sebagai berikut : Beliefs Evaluation Gratificatio n Sought Media Consumptio n Perceived Gratification Obtained Gambar 2.1 Model expentancy value GS - GO Dari gambar tersebut dapat diterangkan bahwa terdapat umpan balik dari kepuasan yang diperoleh (GO) ke aspek psikologis kepercayaan dan evaluasi dari perilaku medianya. Kepercayaan dan evaluasi mempengaruhi pencarian kepuasan (GS), dan setiap konsumsi media akan menghasilkan suatu persepsi mengenai kepuasan tertentu yang diperoleh. 2.6 Motif Penggunaan Media Pada penelitian ini, peneliti menggunakan operasionalisasi McQuail, Blumler dan Brown yang menggunakan kategori-kategori berikut (Severin dan Tankard 2005): 1. Pengawasan atau informasi (surveillance) yaitu informasi mengenai hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu, meliputi : 16

a. Mencari berita tentang peristiwa dan kondisi yang berkaitan dengan lingkungan terdekat, masyarakat, dan dunia. b. Mencari bimbingan berbagai masalah praktis, pendapat, dan hal-hal yang berkaitan dengan penentuan pilihan. c. Memuaskan rasa ingin tahu dan minat umum. d. Belajar, pendidikan diri sendiri. e. Memperoleh rasa damai melalui penambahan pengetahuan 2. Identitas personal (personal identity), yaitu penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya. Kategori ini meliputi : a. Menemukan penunjang nilai-nilai pribadi. b. Menemukan model perilaku. c. Mengidentifikasikan diri dengan nilai-nilai lain dalam media. d. Meningkatkan pemahaman tentang diri sendiri. 3. Hubungan personal atau integrasi (personal relationship), yaitu manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan. Kategori ini meliputi : a. Memperoleh pengetahuan tentang keadaan orang lain. b. Mengidentifikasikan diri dengan orang lain dan meningkatkan rasa memiliki. c. Menemukan bahan percakapan dan interaksi sosial. d. Membantu menjalankan peran sosial. e. Memungkinkan diri untuk dapat menghubungi sanak keluarga, teman, dan masyarakat. 4. Hiburan (diversion), yaitu pelarian dari rutinitas dan masalah, pelepasan emosi. Kategori ini meliputi : a. Melepaskan diri dari permasalahan. b. Bersantai. c. Memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis. d. Mengisi waktu. e. Penyaluran emosi 17

Program Acara Lintas Nusantara Audience Mendengarkan (audience aktif) Mendengarkan Program Acara Lintas Nusantara di Sasando FM Uses and Gratification 1. Needs 2. Motif (gratification sought) 3. Gratifikasi (gratification obtained) Kepuasan yang dicari atau Motif (gratification sought) 1. Motif Informasi 2. Motif Identitas pribadi 3. Motif Interaksi social 4. Motif Hiburan Kesenjangan Gratifikasi Kepuasan yang Diperoleh (gratification obtained) 1. Kepuasan atas informasi 2. Kepuasan atas identitas pribadi 3. Kepuasan atas interaksi social 4. Kepuasan atas hiburan dan pelepasan ketegangan Kepuasan BAB pendengar III program Lintas Nusantara di Sasando FM BAB III Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran 18

2.7 Kerangka Berpikir Kota Yogyakarta dengan segala dinamika sosial, budaya, dan politik yang dimilikinya dan di kenal dengan berbagai sebutan kota perjuangan, kota budaya, kota pelajar, maupun kota pariwisata (Maryani,2001:74). Dan terdapat keanekaragaman kebudayaan di kota ini, sehingga memberikan kontribusi bagi radio Sasando dalam memberikan pelayanan terhadap keperluan publik dalam mengangkat berbagai masalah yang sedang terjadi dan menjadi sorotan masyarakat yang kesemuanya tadi diangkat dalam format program siaran yang disampaikan untuk menciptakan kedekatan antara radio Sasando dengan pendengarnya. Dengan program-program yang dihadirkan, radio Sasando berusaha meraih pendengarnya. Salah satu program yang menjadi unggulan dari radio Sasando adalah program Lintas Nusantara. Program ini yang di segmentasikan bagi para mahasiswa yang rindu akan kampung halamannya. Dengan memutarkan lagu lagu pop daerah dan memberikan informasi seputar etnis. Acara ini tepatnya di segmentasikan bagi para mahasiswa yang ada di kota Yogyakarta. Sebagai salah satu media massa, Sasando FM berusaha memberikan kepuasan kepada pendengarnya melalui program-programnya. Secara teoritis kepuasan yakni merupakan suatu perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan persepsi terhadap pelaksanaan dengan harapannya (Kotler 2005). Jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas dan senang. Dalam konteks siaran radio, kepuasan dan ketidakpuasan dapat diartikan sebagai bentuk penilaian pendengar terhadap isi siaran radio terkait harapan-harapan dari khalayak dalam mendengarkan siaran radio dengan pelaksanaan siaran radio. Ketika motif pendengar dapat terpenuhi maka akan tercipta kepuasan terhadap isi siaran radio. Namun ketika motif mendengarkan ini tidak terpenuhi maka ketidakpuasan yang akan tercipta. 19

Pada penelitian ini, kepuasan pendengar program Lintas Nusantara akan dianalisis menggunakan pendekatan GS-GO dari Palmgreen. Pendekatan ini menggunakan variable gratification sought dan gratification obtained yang memiliki komponen motif-motif surveillance (informasi) terkait dengan informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan sesuatu; personal identity (identitas pribadi) terkait dengan penguatan nilai atau penambah keyakinan dan pemahaman diri; personal relationship (hubungan pribadi) terkait dengan manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan dan diversion (hiburan) terkait dengan pelarian dari rutinitas dan masalah serta pelepasan emosi. Melalui kedua variable tersebut akan dihitung berapa besar GS dan GO yang didapat. Kemudian diantara besaran GS dan GO terdapat kesenjangan kepuasan (gratification discrepancy) yang didapatkan dari penghitungan selisih nilai mean komponen variabel gratification sought dan gratification obtained. Hasil dari gratification sought dan gratification obtained diperbandingkan dan kemudian didapat hasilnya mengenai kepuasan pendengar. 20