BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

dokumen-dokumen yang mirip
Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB I PENDAHULUAN. menentu terutama bagi lapisan masyarakat tingkat menengah ke bawah.

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP WANPRESTASI. bahwa salah satu sumber perikatan yang terpenting adalah perjanjian sebab

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

PERBEDAAN ANTARA GADAI DAN FIDUSIA

BAB I PENDAHULUAN. nilai strategis dalam kehidupan perekonomian suatu negara. Lembaga. Perubahan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan,

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, di mana pemenuhan kebutuhan tersebut sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Banyak sektor usaha berlomba-lomba untuk menarik

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

BAB I PENDAHULUAN. piutang ini dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata (yang selanjutnya disebut

BAB I PENDAHULUAN. berbagai cara seperti meminjam dari berbagai sumber dana yang ada. sehingga dapat mengakibatkan pemborosan.

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI HUKUM JAMINAN KREDIT. Istilah hukum jaminan berasal dari terjemahan zakerheidesstelling,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang ekonomi merupakan bagian dari

PENGIKATAN PERJANJIAN DAN AGUNAN KREDIT

PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di Indonesia merupakan salah satu sarana untuk

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG KEPAILITAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Hah Retensi Dan Pelelangan Barang Oleh Perum Pegadaiaan Apabila Debitur Wanprestasi. Oleh : Agung Yudyana

TINJAUAN HUKUM TENTANG WANPRESTASI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN PENGGADAIAN BARANG PADA PERUM PEGADAIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 135 TAHUN 2000 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

Hukum Perikatan Pengertian hukum perikatan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM. mempunyai sifat riil. Hal ini disimpulkan dari kata-kata Pasal 1754 KUH Perdata

KEDUDUKAN HAK RETENSI BENDA GADAI OLEH PT. PEGADAIAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERJANJIAN. dua istilah yang berasal dari bahasa Belanda, yaitu istilah verbintenis dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat besar. Sektor sektor ekonomi yang menopang perekonomian di Indonesia

BAB III TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KARTU KREDIT BANK MANDIRI, CITIBANK DAN STANDARD CHARTERED BANK

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sosialisasi yang dilakukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG GADAI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi sangat memerlukan tersedianya dana. Oleh karena itu, keberadaan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KONTRAK SEWA BELI

I. PENDAHULUAN. Seiring meningkatnya perekonomian Indonesia, maka semakin tinggi pula

KAJIAN PELAKSANAAN PERJANJIAN PINJAM MEMINJAM UANG DI PEGADAIAN KABUPATEN WONOGIRI

Pembebanan Jaminan Fidusia

TANGGUNG JAWAB PERUM PEGADAIAN TERHADAP PENJUALAN (LELANG) BARANG GADAI

BAB II PERJANJIAN DAN WANPRESTASI SECARA UMUM

BAB III KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN KREDIT BANK. A. Klausula baku yang memberatkan nasabah pada perjanjian kredit

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. namun semua pendapat tersebut mengarah kepada suatu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hukum membutuhkan modal untuk memulai usahanya. Modal yang diperlukan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA nomor 1 tahun 1995 tentang PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan pelaku usaha atau perseorangan untuk menggerakan perekonomiannya,

BAB I PENDAHULUAN. Pada kehidupan sehari-hari manusia tidak terlepas dari manusia lain

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Bank selaku lembaga penyedia jasa keuangan memiliki peran penting

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI RUMAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya jaminan dalam pemberian kredit merupakan keharusan yang tidak

PENERAPAN KLAUSULA BAKU PADA PERJANJIAN GADAI PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) 1 Oleh: Sartika Anggriani Djaman 2

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PERJANJIAN, JAMINAN DAN GADAI. politicon). Manusia dikatakan zoon politicon oleh Aristoteles, sebab

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

BAB I PENDAHULUAN. penyalur dana masyarakat yang bertujuan melaksanakan pembangunan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1995 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. tertulis atau dengan lisan yang dibuat oleh dua pihak atau lebih, masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan

Sistem Pembukuan Dan, Erida Ayu Asmarani, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis UMP, 2017

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

BAB III PERBANDINGAN GADAI GANTUNG SAWAH DALAM PERSPEKTIF KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA DAN HUKUM ADAT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN, WANPRESTASI DAN LEMBAGA PEMBIAYAAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan sistem informasi administrasi pegadaian berbasis dekstop. Dalam

1905:217 juncto Staatsblad 1906:348) sebagian besar materinya tidak

BAB I. PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup orang banyak, serta mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan

AKAD/PERJANJIAN PEMBIAYAAN MURABAHAH

BAB III PERLINDUNGAN BAGI PEMILIK BENDA DAN KREDITUR PENERIMA GADAI APABILA OBJEK GADAI DIJAMINKAN OLEH PIHAK YANG BUKAN PEMILIK BENDA

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Peran koperasi

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN. Perjanjian menurut pasal 1313 KUH Perdata adalah suatu perbuatan dengan

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang perkreditan tidak lepas dari pengaruhnya.

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem perekonomian. Menurut Undang Undang Nomor

BERITA ACARA PENGAJUAN KLAIM ASURANSI DAN BENTUK JAMINAN

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang pekoperasian pada Pasal

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1998 TENTANG TATA CARA PENYITAAN DALAM RANGKA PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT PAKSA

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan

BAB V PENUTUP. polis asuransi jiwa di PT Asuransi Jiwasraya Cabang Yogyakarta ini

BAB III TINJAUAN TEORITIS. dapat terjadi baik karena disengaja maupun tidak disengaja. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONTOH SURAT PERJANJIAN SEWA BELI SEPEDA MOTOR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, baik itu lembaga di bidang ekonomi, sosial, budaya, teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. dan pertahanan keamanan. Tujuan dari pembangunan tersebut adalah untuk. dapat dilakukan yaitu pembangunan di bidang ekonomi.

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1995 (1/1995) Tanggal: 7 MARET 1995 (JAKARTA)

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengaturan yang segera dari hukum itu sendiri. Tidak dapat dipungkiri, perkembangan

C. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB I PENDAHULUAN. nasabah merupakan kegiatan utama bagi perbankan selain usaha jasa-jasa

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebenarnya tidak terdapat dalam KUHD maupun perundang-undangan lainnya, namun kita dapat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDITUR DAN DEBITUR. Dalam Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan

Transkripsi:

BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Wanprestasi Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk, tidak memenuhi, terlambat, ceroboh, atau tidak lengkap memenuhi suatu perikatan. Wanprestasi yang dimaksud disini adalah wanprestasi yang dilakukan oleh suatu pihak yang dapat menimbulkan pembatalan perjanjian dari pihak lain secara hukum. Wanprestasi seseorang dapat berupa: a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya b. Melakukan apa yang diperjanjikan, tapi tidak sebagaimana yang diperjanjikan itu c. Melakukan apa yang diperjanjikan tetapi terlambat d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan Dalam perjanjian gadai, jika benda gadai tidak ditebus dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka benda gadai dilelang pada waktu yang ditentukan oleh kepala PT Pegadaian. Lelang dilakukan sendiri oleh PT Pegadaian dan tidak boleh Balai Lelang. Pertimbangan untuk hal ini ialah karena PT Pegadaian diperkirakan lebih mengetahui harga benda gadai dari pada Balai Lelang. Sebelum lelang dimulai sebulan sebelumnya PT Pegadaian mengumumkan kepada masyarakat bahwa lelang akan dilaksanakan. Pada hari yang ditentukan, lelang dilakukan dan pembeli yang berhak adalah yang menawar 28

29 dengan harga tertinggi, setelah kepada umum dinyatakan penawaran itu dua kali tetap tidak disambut dengan tawaran yang lebih tinggi oleh penawar lain. Lelang benda gadai yang termasuk golongan A dan B dilakukan pada awal bulan kedelapan (bulan kalender) terhitung mulai bulan digadaikan. Sedangkan benda gadai yang termasuk golongan pinjaman C dan D dilakukan pada awal bulan kelima (bulan kalender) terhitung mulai bulan digadaikan. B. Akibat Wanprestasi Dalam Perjanjian Gadai Wanprestasi bukan hanya dapat dilakukan oleh pihak yang memberikan gadai, namun juga dapat dilakukan oleh yang menerima gadai, atau dengan kata lain wanprestasi itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, baik itu yang memberikan gadai maupun oleh penerima gadai. Apabila salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam suatu perikatan, ia dikatakan ingkar janji atau disebut juga dengan wanprestasi. Salah satu pihak tidak memenuhi kewajibannya dalam perikatan itu dapat disebabkan atas kesalahannya sendiri tetapi juga mungkin diluar kesalahannya. Adapun bentuk wanprestasi tersebut adalah sebagai berikut: a. Debitur tidak memenuhi perikatan atau sama sekali tidak melaksanakan prestasi b. Debitur terlambat memenuhi prestasi/perikatan c. Debitur melaksanakan prestasi tetapi tidak baik, atau debitur keliru atau tidak pantas dalam memenuhi perikatan.

30 Adapun bentuk wanprestasi diatas adalah bentuk wanprestasi yang umum, yang mana pada umumnya wanprestasi itu dilakukan oleh debitur. Bedanya dengan perjanjian gadai adalah dimana wanprestasi itu dapat dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu si pemberi gadai maupun si penerima gadai, karena masing-masing pihak mempunyai hak dan kewajiban yang sama-sama punya peluang untuk terjadinya wanprestasi yang diatas karena memang begitulah bentuk wanprestasi yang diatur oleh hukum kita. C. Tanggung Jawab Para Pihak Dalam Wanprestasi Salah satu aktivitas yang dilakukan oleh PT Pegadaian adalah aktivitas pemberian kredit. Dimana pemberian kredit tersebut terjadi pada saat kedua belah pihak menandatangani Surat Bukti Kredit (SBK), yaitu antara pihak nasabah dengan PT Pegadaian yang dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Cabang PT Pegadaian setempat. Dengan ditanda tanganinya Surat Bukti Kredit oleh pemberi gadai (nasabah) berarti pihak pemberi gadai telah menyetujui isi perjanjian yang ditetapkan oleh PT Pegadaian. Dengan demikian telah terjadi hubungan hukum antara pihak pemberi gadai (nasabah) dengan pihak penerima gadai (PT Pegadaian) yang menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. Dari isi perjanjian yang ditetapkan oleh PT Pegadaian dapat di lihat hak dari PT Pegadaian, yaitu:

31 1. Menguasai barang bergerak milik nasabah yang dijadikan jaminan 2. Menerima pelunasan dan biaya-biaya lain yang timbul karenanya, misalnya lelang dan bunga (sewa modal) 3. Berhak menahan barang gadai selama si berhutang belum melunasi pinjaman, bunga serta biaya lain yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkan barang-barang tersebut 4. Menjual benda gadai dengan kekuasaan sendiri, sebelum penjualan harus didahului dengan peringatan atau somasi kepada pemberi gadai (debitur) apabila tidak melunasi uang pinjaman dan bunga sampai batas waktu yang ditetapkan di dalam Surat Bukti Kredit menurut golongannya masingmasing 5. Hak untuk menjual benda gadai dengan perantara hakim apabila debitur (pemberi gadai) ingkar janji, maka PT Pegadaian (penerima gadai) dapat menuntut dimuka hakim agar dilakukan penjualan benda-benda gadai untuk mengambil perlunasan hutang ditambah sewa modal (bunga) dan biaya-biaya lain yang telah dikeluarkan guna menyelamatkan barang tersebut Adapun yang menjadi kewajiban pemegang gadai (PT Pegadaian) menurut perjanjian gadai adalah: 1. Menyerahkan Surat Bukti Kredit sebaga bukti bahwa barang telah diterima penerima gadai 2. Merawat barang jaminan selama dalam kekuasaannya, serta bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan barang jaminan

32 3. Tidak memakai atau mempergunakan atau memanfaatkan barang yang dijaminkan untuk kepentingan sendiri 4. Wajib memberitahu kepada debitur bila hendak melelang barang gadai 5. Menyerahkan kembali barang jaminan apabila perjanjian pokok telah berakhir yang dibuktikan dengan Surat Bukti Kredit 6. Membayar uang kelebihan apabila masih terdapat sisa dari lelang barang jaminan dengan jangka satu tahun setelah lelang. Apabila lebih dari satu tahun, uang kelebihan tersebut menjadi milik negara 7. Membayar ganti rugi akibat kerusakan atau kehilangan barang jaminan karena kesalahan dalam pemeliharaan oleh pihak PT Pegadaian. Ganti rugi tersebut ditetapkan sebesar 125% dari harga taksiran pada saat perjanjian dibuat 8. Menyelenggarakan lelang dimuka umum dengan cara yang lazim digunakan 9. Bertanggung jawab atas hasil penjualan Sedangkan yang menjadi hak dari pihak penerima gadai (debitur) adalah: 1. Menerima Surat Bukti Kredit sebagai bukti penyerahan barang jaminan 2. Menerima uang pinjaman sesuai dengan nilai taksir barang yang ketentuannya telah ditetapkan oleh direksi 3. Menerima kembali barang yang telah dijaminkan dalam keadaan utuh seperti semula setelah perjanjian pokok berakhir 4. Menerima uang kelebihan dari sisa lelang

33 5. Menuntut ganti rugi akibat dari kerusakan atau kehilangan atau kelalaian dari pihak penerima gadai (PT Pegadaian) sebesar 125% dari harga taksiran 6. Memperpanjang atau memperbaharui jangka wakru kredit apabila dikehendaki Selanjutnya yang menjadi kewajiban dari pemberi gadai (debitur) itu sendiri adalah: 1. Menyerahkan barang yang menjadi objek gadai 2. Menyerahkan Surat Bukti Kredit pada saat melunasi uang pinjaman 3. Menyerahkan sewa modal (bunga) dan biaya-biaya yang lain yang telah dikeluarkan untuk penyelamatan barang tersebut oleh PT Pegadaian 4. Tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh PT Pegadaian baik untuk perjanjian pokok maupun perjanjian gadai. Pada umumnya suatu perjanjian akan mulai berlaku (mengikat), setelah perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak yang mengadakannya. Dalam perjanjian gadai, perjanjian tersebut dianggap telah terjadi apabila dalam keadaan dimana ada bukti bahwa baik pemilik gadai, atau setidak-tidaknya menyetujui persyaratan terpentingnya dan kemudian salah satu pihak telah mengeluarkan biaya dan melakukan tindakan-tindakan yang berkenaan dengan perjanjian tersebut. Oleh karena itu salah satu pihak dapat dinyatakan bertanggung jawab atas kerugian yang timbul apabila ia tidak memenuhi kewajiban-kewajiban untuk melanjutkan isi perjanjian.

34 Dengan demikian, apabila telah terjadi dalam perjanjian tersebut mengenai hak dan kewajiban masing-masing pihak, maka akan lebih jelas untuk menentukan siapa yang melakukan wanprestasi yang telah dilakukan. Wanprestasi tidak terjadi dengan sendirinya, maka untuk menentukan seseorang itu wanprestasi tergantung pada waktu yang diperjanjikan. Pada umumnya seseorang itu dikatakan wanprestasi adalah pada saat orang tersebut melakukan perbuatan yang dilarang dalam perjanjian misalnya tidak memenuhi perikatan maka dikatakan orang tersebut wanprestasi. Salah satu yang diatur dalam perjanjian itu adalah mengenai Kewajiban-kewajiban pihak yang menggadaikan dan menerima gadai. Sebagaiman lazimnya dalam hukum perjanjian dikenal adanya prestasi dan kontra prestasi jika ada hak tertentu ada pula kewajiban. Demikian juga dalam perjanjian gadai. Kewajiban ini dapat digolongkan ke dalam dua bagian, yaitu kewajiban yang bersifat finansial dan kewajiban yang bukan bersifat finansial. D. Upaya hukum yang dilakukan para pihak apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi Dalam suatu perjanjian, apabila para pihak itu saling melaksanakan prestasi sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak lawannya, maka tidak akan menimbulkan suatu permasalahan. Lain halnya jika salah satu pihak atau keduanya tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak lawannya, maka tidak akan menimbulkan suatu permasalahan. Lain halnya jika salah satu pihak atau keduanya tidak melaksanakan prestasi sesuai dengan yang

35 diinginkan oleh pihak lawannya disebut wanprestasi, hal ini akan menimbulkan suatu permasalahan. Pada umumnya yang melakukan wanprestasi itu adalah pihak debitur, dalam bentuk tidak mengembalikan pinjaman sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati bersama. Sedangkan wanprestasi yang dilakukan oleh pihak kreditur atau PT Pegadaian dapat dikatakan kecil kemungkinannya. Jika nasabah cidera janji (wanprestasi) atau dengan kata lain barang yang digadaikan tidak ditebus dalam jangka waktu yang telah ditentukan dan telah diberikan somasi terlebih dahulu, maka denda gadai tersebut akan dilelang pada waktu yang telah ditentukan oleh Kepala Cabang PT Pegadaian setempat (Pasal 17 ADP) dan lelang ini tidak dilakukan oleh Balai Lelang. Pertimbangan untuk hal ini adalah karena PT Pegadaian diperkirakan lebih mengetahui harga benda gadai dari pada Balai Lelang. Sebelum lelang dimulai sebulan sebelumnya PT Pegadaian mengumumkan kepada masyarakat. Pengumuman lelang biasa dilakukan melalui media masa setempat atau melalui papan pengumuman di Kantor Cabang pegadaian setempat. Pada hari yang ditentukan untuk melakukan lelang, pembeli yang berhak adalah yang menawar harga paling tinggi diantara peserta lelang yang hadir, setelah kepada umum dinyatakan penawaran ini dua kali tetapi tidak disambut dengan penawaran harga yang lebih tinggi oleh penawar yang lain. Lelang benda gadai yang termasuk golongan A dan B dilakukan pada awal bulan ke delapan (bulan kalender) terhitung mulai dari bulan digadaikan. Misalnya benda yang digadaikan dalam bulan November 2011 akan dilelang awal

36 bulan Juni 2012, setelah jangka waktu pinjaman 7 (tujuh) bulan dilalui, dan bulan ketujuh merupakan satu bulan yang bebas bunga oleh karena maksimal pengenaan bunga terhadap pinjaman adalah 180 hari dan pada bulan ketujuh ini merupakan waktu pertimbangan apakah benda gadai ditebus atau tidak oleh debitur. Lelang benda gadai yang termasuk golongan C dan D dilakukan pada awal bulan lima (bulan kalender) terhitung mulai digadaikannya suatu barang. Misalnya terhadap suatu benda yang digadaikan pada bulan November 2011, maka pelelangannya dilakukan pada awal bulan Maret 2012, mengenai tanggal pelelangan maupun setelah lelang dilakukan beserta hasil lelang (berita acaranya) harus dilaporkan kepada Balai Lelang. Kemudian salah satu hari setelah lelang dilaksanakan, maka PT Pegadaian harus memberitahukan kepada nasabah barangnya dilelang. Seluruh hasil lelang harus diberitahukan dan jika ada kelebihan uang pelelangan atas barang gadai tersebut akan dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi uang pinjaman, sewa modal, serta biaya lelang sebesar 3%. Selanjutnya, walaupun PT Pegadaian kecil kemunginan melakukan wanprestasi, akan tetapi bukan berarti PT Pegadaian tidak pernah melakukan wanprestasi akibat kelalaian petugas PT Pegadaian. Apabila PT Pegadaian melakukan satu wanprestasi maka PT Pegadaian akan memberikan ganti rugi kapada debitur sebesar 125% dari harga taksiran barang yang digadaikan tersebut, sehingga debitur tidak dirugikan apabila PT Pegadaian melakukan wanprestasi.

37 Saat ini kondisi wanprestasi di PT Pegadaian (Persero) Kantor Wilayah I Medan semakin membaik. Sebelumnya pada tahun 2011 kondisi wanprestasi yang terjadi di PT Pegadaian meningkat, hal tersebut terjadi karena pendapatan atau hasil usaha nasabah menurun sehingga tanggung jawab untuk membayar hutang kepada pihak Pegadaian terhambat. Maka dari tahun 2011 sampai pertengahan tahun 2012 tingkat wanprestasi di Pegadaian meningkat hal tersebut yang merugikan pihak Pegadaian. Tetapi pada akhir tahun 2012 sampai pertengahan tahun 2013 kondisi wanprestasi di Pegadaian menurun, hal tersebut terjadi karena pihak Pegadaian lebih memperhatikan calon nasabah yang akan menggadai dan melihat usaha yang dijalankan nasabah tersebut berjalan lancar. Kemudian pihak Pegadaian akan menjelaskan lebih terperinci akibat hukum yang akan diterima jika salah satu pihak melakukan wanprestasi. Setelah calon nasabah memenuhi persyaratan maka calon nasabah diberikan pinjaman sehingga wanprestasi yang terjadi di Pegadaian semakin menurun. Maka dari tahun 2011 sampai dengan pertengahan tahun 2013 wanprestasi yang terjadi di PT Pegadaian semakin berkurang dan menjadi lebih baik. Kondisi wanprestasi yang semakin membaik tersebut akan terus dipertahankan oleh para pihak agar di waktu yang akan datang tidak terjadi hal yang akan merugikan antara PT Pegadaian (Persero) dan nasabah tersebut.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Tanggung jawab antara PT Pegadaian dengan nasabah dalam pemberian kredit, terjadi pada saat kedua belah pihak menandatangani Surat Bukti Kredit, yaitu antara nasabah dengan dengan PT Pegadaian yang dalam hal ini dilakukan oleh Kepala Cabang PT Pegadaian. Dengan di tandatanganinya Surat bukti Kredit oleh nasabah (pemberi gadai), berarti pihak pemberi gadai telah menyetujui isi perjanjian yang ditetapkan oleh PT Pegadaian. Dengan demikian telah terjadi tanggung jawab dan hubungan hukum antara para pihak pemberi gadai (nasabah) dengan pihak penerima gadai (PT Pegadaian) yang menimbulkan adanya hak dan kewajiban antara kedua belah pihak. 2. Upaya hukum yang dilakukan para pihak apabila salah satu pihak melakukan wanprestasi adalah jika PT Pegadaian yang melakukan wanprestasi, misalnya barang yang digadaikan hilang atau rusak berat, maka PT Pegadaian wajib mengganti rugi kepada nasabah sebesar 125% dari harga taksiran, sedangkan apabila pihak nasabah yang melakukan wanprestasi, maka barang yang digadaikan akan dilelang untuk pelunasaan uang pinjaman nasabah, dan kelebihan harga gadai 38

39 wajib dikembalikan kepada nasabah setelah dipotong dengan sejumlah pinjaman, sewa modal, dan biaya lelang. B. Saran Adapun saran yang dikemukakan adalah sebagai berikut: 1. Mengingat PT Pegadaian satu-satunya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diberi wewenang untuk menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai, diharapkan PT Pegadaian mendirikan cabangnya sampai ke desa-desa karena usaha kecil menengah, koperasi dan masyarakat ekonomi lemah masih terdapat di desa-desa. Selama ini PT Pegadaian membuka cabangnya masih terbatas di daerah perkotaan, sehingga masyarakat perdesaan sangat kesulitan mendapatkan kredit dalam menjalankan usahanya, kebanyakan masyarakat perdesaan memperoleh kredit dari gadai gelap, praktek riba, dan pinjaman yang tidak wajar. 2. Diharapkan pihak PT Pegadaian memberi penjelasan kepada nasabah terhadap isi dari perjanjian gadai atau hak dan kewajiban kedua belah pihak sebelum Surat Bukti Kredit ditandatangani, mengingat perjanjian gadai yang dibuat oleh pihak PT Pegadaian dapat dikatakan suatu kontrak baku yang hanya di buat sebelah pihak saja serta tidak ada kebebasan membuat perjanjian (asas kebebasan berkontrak) di dalamnya. Sebagai contoh selama ini karena kebanyakan nasabah kurang memahami isi dari perjanjian gadai tersebut sehingga tidak

40 mengetahui bahwa mereka juga mempunyai hak terhadap kelebihan hasil, pelelangan barang yang digadaikan akibat tidak sanggup melunasi pinjaman.