BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data B. Analisis Data A. Pembahasan B. Diskusi Penelitian

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V PEMBAHASAN. verifikasi atau pengecekan data diperoleh jenis-jenis kesalahan yang. prisma dan limas beserta penyebabnya adalah sebagai berikut.

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang sangat pesat. Para ahli psikologi pendidikan. yang telah melalui bermacam penelitiannya. Para ahli pembelajaran

Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 6 - Segitiga dan Segi Empat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. ada rasa ingin tahu, tanpa pertanyaan, dan tanpa ada daya tarik terhadap hasil

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.1. Persegi Panjang ABCD 36 Gambar 2.2. Persegi panjang KLMN 37. Gambar 2.3. Persegi ABCD 39 Gambar 2.4.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menerapkan metode pembelajaran inkuiri dalam pendekatan saintifik di kelas VII

SILABUS MATEMATIKA KELAS VII. Menjelaskan jenis-jenis. segitiga. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar. pengertian jajargenjang,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penelitian tindakan kelas melalui penerapan metode penemuan terbimbing

SD kelas 5 - MATEMATIKA BAB 6. BANGUN DATAR DAN BANGUN RUANGLatihan Soal 6.2

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi. Matematika juga dapat digunakan dalam kehidupan sehari

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Standar Kompetensi : Memahami konsep segiempat dan segitiga dan menggunakannya. dalam pemecahan masalah

MENEMUKAN RUMUS LUAS LAYANG - LAYANG MELALUI KONTEKS PERMAINAN LAYANG - LAYANG Oleh:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan atau Research and

ANALISIS TINGKAT BERPIKIR SISWA SMP BERDASARKAN TEORI VAN HIELE DITINJAU DARI GENDER

LAMPIRAN-LAMPIRAN 33

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI DKI JAKARTA KISI-KISI ULANGAN KENAIKAN KELAS (SEMESTER GENAP) TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Jamidar Kepala SMP Negeri 2 Sirenja Kab. Donggala Sulawesi Tengah ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pembelajaran SAVI (Somatis, Auditori, Visual, Intelectual)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SILABUS PEMELAJARAN. Indikator Pencapaian Kompetensi. Menjelaskan jenisjenis. berdasarkan sisisisinya. berdasarkan besar sudutnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyelesaian masalah bilangan pengertian tersebut terdapat pada Kamus Besar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya akan selalu berkembang ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia, dengan pendidikan manusia berusaha mengembangkan potensi yang

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KELAS EKSPERIMEN. A. Standar Kompetensi 6. Memahami konsep segiempat serta menentukan ukurannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

Pemerintah Kota Semarang. Dinas Pendidikan MKKS Sub Rayon 05 Kota Semarang. JalanPatimura 9 (024) Kota Semarang 50123

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : 2 x 40 menit (satu kali pertemuan)

PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN TANGRAM GEOGEBRA UNTUK MENEMUKAN LUAS PERSEGI

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMP Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Matematika Tahun Ajaran 2017/2018

Proses Berpikir Kritis Siswa Sekolah Dasar dalam Menemukan Jumlah Jaring-Jaring Bangun Ruang Kubus

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah matematika. Pelajaran matematika memegang peranan penting

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV. GEOMETRI Langkah-langkah membuat kerangka kubus

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan, diantara. metapelajaran tersebut masuk dalam kelompok mata pelajaran yang di

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. 6 subjek dari 3 kelompok, yakni 2 subjek dari kelompok atas, 2 subjek dari

Dyah Ayu Pramoda Wardhani Mahasiswa S1 Universitas Negeri Malang. Pembimbing : Dr. Sri Mulyati, M.Pd Dosen Universitas Negeri Malang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN 2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari-hari serta dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATERI PELAJARAN BANGUN DATAR DENGAN METODE STAD DAN ALAT BANTU MBDW PADA PESERTA DIDIK KELAS V SDN PEKUWON 2

Matematika Bahan Ajar & LKS

INSTRUMEN PERANGKAT PEMBELAJARAN

SILABUS PEMELAJARAN Sekolah : SMP Negeri 1 Poncol Kelas : VII (Tujuh) Mata Pelajaran : Matematika Semester : II (dua) GEOMETRI

Fariyani Eka Kusuma Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN. model probing prompting pada materi segitiga dan segi empat untuk SMP kelas

MakALAH TEOREMA PYTHAGORAS

SD kelas 6 - MATEMATIKA BAB 11. BIDANG DATARLatihan Soal 11.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SEGITIGA DAN SEGIEMPAT

BAB II KAJIAN TEORETIS. matematika, para siswa dibiasakan untuk memperoleh pemahaman melalui

BAB II KAJIAN TEORITIK

Kisi kisi Soal Tes. Bentuk Nomor. Uraian 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (KELAS EKSPERIMEN I) : VII (Tujuh)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan,

PENERAPAN PEMBELAJARAN SUSUN BANGUN DATAR MANDIRI DALAM PRAKTIK LESSON STUDY DI SD GMIH IDAMGAMLAMO DAN SD LOCE HALMAHERA BARAT

MENEMUKAN KONSEP LUAS TRAPESIUM DENGAN PENDEKATAN PERSEGI PANJANG DAN SEGITIGA Oleh:

- Segitiga dengan dua sisinya sama panjang dan terbentuk dari dua segitiga siku-siku yang kongruen disebut segitiga samakaki

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

datar Belah ketupat. 2. Menentukan keliling dan luas bangun datar Belah

B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi. Matematika terbentuk

KISI KISI PENULISAN SOAL UKK TAPEL 2012/2013SMP PROVINSI DKI JAKARTA. Mata Pelajaran : Matematika Kurikulum : StandarIsi

KATALOG ALAT PERAGA MANIPULATIF MATEMATIKA. Pembelajaran Matematika Pendidikan Dasar

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. menyelesaikan tugas proyek, dapat dinyatakan sebagai berikut: tinggi dalam penyelesaian tugas proyek:

ANALISIS KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 03 TUNTANG TENTANG BANGUN DATAR DITINJAU DARI TEORI VAN HIELE

SOAL PERSIAPAN UJIAN AKHIR SEMESTER 2 SMP KELAS 7 MATEMATIKA A.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Tahap kedua pada teori Gray-Tall adalah tahap proses. Pada tahap proses terdapat tiga indikator mengkonstruk bukti geometri

LAMPIRAN 1 Surat Ijin Uji Validitas

Sejalan dengan hal tersebut Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan alasan pentingnya siswa belajar matematika:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan sehari- hari maupun dalam ilmu pengetahuan.

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan. Kurikulum digunakan sebagai acuan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


09. Mata Pelajaran Matematika A. Latar Belakang B. Tujuan

UNIT KEGIATAN BELAJAR MANDIRI (UKBM)

BAB I PENDAHULUAN. ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi, karena dalam proses

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tangram adalah sebuah puzzle persegi yang terdiri dari tujuh kepingan bangun datar, bangun datar bisa berupa persegi, trapesium, segitiga, jajargenjang, dan belah ketupat. Tangram telah banyak digunakan sebagai media pembelajaran pada materi bangun datar. Bangun-bangun datar tersebut bila digabungkan akan membentuk bangun datar baru yang memiliki bentuk tak beraturan atau sering disebut dengan bangun datar tak beraturan. Bangun datar tak beraturan adalah salah satu materi dalam bidang geometri, oleh sebab itu subjek untuk penelitian kali ini adalah siswa yang memiliki kemampuan geometri tinggi, sedang dan rendah. Proses pemecahan masalah kreatif merupakan tahapan pemecahan masalah yang menekankan siswa untuk menunjukkan kreativitasnya dalam memecahkan masalah. Sedangkan untuk bermain tangram dan mengaplikasikannya ke dalam materi bangun datar tak beraturan juga memerlukan kreativitas yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis yang ada di bab sebelumnya, menunjukkan adanya perbedaaan proses pemecahan masalah kreatif siswa dalam menyelesaikan masalah materi bangun datar tak beraturan menggunakan tangram sesuai dengan tahapan pemecahan masalah kreatif Osborn-Parners. Berikut ini adalah pembahasan mengenai profil proses pmeecahan masalah kreatif materi bangun datar tak beraturan menggunakan tangram di SMP Negeri 3 Kertosono : 1. Profil proses pemecahan masalah kreatif siswa berkemampuan geometri tinggi dalam menyelesaikan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram. Berdasarkan hasil analisis, subjek berkemampuan geometri tinggi T 1 dan T 2 melaksanakan proses menemukan tujuan, yakni dengan diawali proses kebingungan atau merasa kesulitan namun setelah mencoba mengamati kembali, subjek berhasil menemukan tujuan dari tes pemecahan masalah bangun datar tersebut. Tujuan yang ditemukan oleh subjek 157

158 berkemampuan geometri tinggi T 1 dan T 2 adalah menentukan panjang sisi, keliling dan luas bangun datar kepingan tangram serta menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan menggunakan tangram yang telah dukur sebelumnya. Sesuai dengan teori proses pemecahan masalah kreatif Osborn- Parners tahap menemukan tujuan didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan mengenai masalah yang dirasakan mengganggu tetapi masih samar-samar, sehingga siswa mulai menemukan tujuan dari masalah tersebut. melaksanakan proses menemukan fakta yakni mendaftar segala informasi apa saja yang dapat ditemukan dari soal pemecahan masalah tersebut dan menggabungkan dengan konsep atau informasi dari luar soal seperti konsep yang pernah dipelajari di sekolah sebelumnya. Fakta yang dapat ditemukan oleh subjek berkemampuan geometri tinggi T 1 dan T 2 seperti, fakta dari soal berupa panjang sisi tangram adalah a dan menyatakan hasilnya dalam bentuk a pula, harus bisa menentukan panjang sisi kepingan tangram dengan menggunakan konsep diagonal sisi dari persegi yang berupa tangram, hal tersebut merupakan data baru untuk memecahkan masalah, dan menentukan masing-masing sisinya secara berurutan karena kepingan-kepingan tersebut berasal dari bangun datar yang sama, serta tanpa kepingan tangram luas dan keliling bangun datar tak beraturan tidak akan ditemukan karena tidak ada ukuran yang jelas. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan fakta ialah tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. melaksanakan proses menemukan masalah yakni mendaftar beberapa masalah yang dialami selama menyelesaikan tes pemecahan masalah. Masalah yang dialami subjek berkemampuan tinggi T 1 dan T 2 diantaranya adalah kebingungan karena soal pemecahan masalah tersebut memakai variabel bukan angka sehingga kesulitan saat menghitung sisi kepingan tangram, menghitung sisi miring yang berada ditengah tangram, dan kesulitan saat menempel-

159 nempel kepingan tangram pada saat mengerjakan soal bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan masalah ialah ketika pemikir dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan sub masalah, masalah dapat dirumuskan kembali atau disempitkan. melaksanakan proses menemukan gagasan yakni menyatakan beberapa gagasan atau cara yang pernah dicoba dan diterapkan saat menyelesaikan tes pemecahan masalah. Gagasan tersebut seperti membaca berulang kali dan mengamati kembali soal untuk mengerti apa yang dimaksud dengan a, mencari sisi-sisi bangun datar kepingan tangram dengan cara mencarinya satu-persatu dari yang mungkin diketahui, gagasan untuk menggunakan konsep diagonal sisi, dan membolak-balik kepingan tangram saat akan menempelkannya pada gambar bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan gagasan adalah tahapan untuk mengembangkan gagasan sebanyak mungkin. melaksanakan proses menemukan solusi yakni menerapkan setiap gagasan untuk menyelesaikan masalah, namun masih terbatas dalam satu gagasan untuk satu solusi. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan solusi merupakan tahap menyeleksi gagasan berdasarkan kriteria evaluasi yang bersangkutan dengan masalahnya. Gagasan yang dianggap penting adalah gagasan yang paling dekat kemungkinannya dengan kriteria pemecah masalah. melaksanakan proses penerimaan atau pelaksanaan rencana penyelesaian, subjek T 1 dan T 2 telah dapat melaksanakan semua rencananya, dan mengoptimalkan kemampuannya agar dapat diterima oleh orang lain serta yakin dengan jawabannya. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn- Parners pada tahap terakhir menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan, disusun rencana tindakan supaya orang lain dapat menerima gagasan tersebut dan melaksanakannya.

160 Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 3 Kertosono yang memiliki kemampuan geometri tinggi telah mampu melakukan semua proses pemecahan masalah kreatif dalam memecahkan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram pada semua tahapan Osborn-Parners secara jelas dan memperoleh jawaban yang tepat. 2. Profil proses pemecahan masalah kreatif siswa berkemampuan geometri sedang dalam menyelesaikan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram. Berdasarkan hasil analisis, subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 melaksanakan proses menemukan tujuan, yakni dengan diawali proses kebingungan atau merasa kesulitan namun setelah mencoba mengamati kembali karena adanya rasa penasaran subjek berhasil menemukan tujuan dari tes pemecahan masalah kreatif bangun datar tersebut. Tujuan yang ditemukan oleh subjek berkemampuan geometri tinggi S 1 dan S 2 adalah menentukan panjang sisi, keliling dan luas bangun datar kepingan tangram serta menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan menggunakan tangram yang telah diukur sebelumnya. Sesuai dengan teori proses pemecahan masalah kreatif Osborn-Parners tahapan menemukan tujuan didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan mengenai masalah yang dirasakan mengganggu tetapi masih samar-samar, sehingga siswa mulai menemukan tujuan dari masalah tersebut. Subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 telah melaksanakan proses menemukan fakta yakni mendaftar segala informasi apa saja yang dapat ditemukan dari soal pemecahan masalah kreatif tersebut dan menggabungkan dengan konsep atau informasi dari luar soal seperti konsep yang sebelumnya pernah dipelajari di sekolah. Fakta yang dapat ditemukan oleh subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 seperti, fakta dari soal berupa panjang sisi tangram adalah a dan bukan sebuah angka, fakta bahwa untuk menentukan panjang sisi kepingan tangram dengan menggunakan rumus phytagoras yang hasilnya merupakan data baru untuk memecahkan masalah, dan menentukan

161 masing-masing sisinya secara berurutan karena kepingankepingan tersebut berasal dari bangun datar yang sama, serta untuk menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan harus menggunakan kepingan tangram karena tidak ada petunjuk berupa angka sebagai ukuran pada gambar bangun datar tak beraturan tersebut. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan fakta ialah tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. Subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 melaksanakan proses menemukan masalah yakni mendaftar beberapa masalah yang dialami selama menyelesaikan tes pemecahan masalah. Masalah yang dialami subjek berkemampuan sedang S 1 dan S 2 diantaranya kebingungan karena soal pemecahan masalah tersebut memakai variabel bukan angka sehingga kesulitan saat menghitung sisi kepingan tangram, menghitung sisi miring yang berada di tengah tangram, dan kesulitan saat menempel-nempel kepingan tangram pada saat mengerjakan soal bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners, tahap menemukan masalah ialah ketika pemikir dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan sub masalah, masalah dapat dirumuskan kembali atau disempitkan. Subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 melaksanakan proses menemukan gagasan yakni menyatakan beberapa gagasan atau cara yang pernah dicoba dan diterapkan saat menyelesaikan tes pemecahan masalah. Gagasan tersebut seperti membaca berulang kali dan mengamati kembali soal untuk mengerti apa yang dimaksud dengan a, mencari sisi-sisi bangun datar kepingan tangram dengan cara mencarinya satu-persatu dari yang mungkin diketahui serta memakai rumus phytagoras karena mengetahui bahwa segitiganya merupakan segitiga siku-siku, dan membolak balik kepingan tangram saat akan menempelkannya pada gambar bangun datar tak beraturan meskipun hasilnya kurang rapi, menjumlahkan semua luas dan keliling bangun datar kepingan tangram yang tertempel

162 pada gambar bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan gagasan adalah tahapan untuk mengembangkan gagasan sebanyak mungkin. Subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 melaksanakan proses menemukan solusi yakni menerapkan setiap gagasan untuk menyelesaikan masalah namun masih terbatas dalam satu gagasan untuk satu masalah. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan solusi merupakan tahap menyeleksi gagasan berdasarkan kriteria evaluasi yang bersangkutan dengan masalahnya. Gagasan yang dianggap penting adalah gagasan yang paling dekat kemungkinannya dengan kriteria pemecah masalahnya. Subjek berkemampuan geometri sedang S 1 dan S 2 melaksanakan proses penerimaan atau pelaksanaan rencana penyelesaian, subjek S 1 dan S 2 telah dapat melaksanakan semua rencananya, dan mengoptimalkan kemampuannya agar dapat diterima oleh orang lain serta yakin dengan jawabannya namun setelah dilihat jawaban yang didapat kurang sesuai, hal tersebut dikarenakan gagasan yang diterapkan kurang sesuai saat menghitung keliling dan luas bangun datar tak beraturan, seperti saat menempelkan kepingan tangram dan menghitung keliling bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners pada tahap terakhir menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan, disusun rencana tindakan supaya orang lain dapat menerima gagasan tersebut dan melaksanakannya. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 3 Kertosono yang memiliki kemampuan geometri sedang telah mampu melakukan semua proses pemecahan masalah kreatif dalam memecahkan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram pada semua tahapan Osborn-Parners namun memperoleh jawaban yang kurang tepat dikarenakan adanya kekurangan pada tahap menemukan gagasan dan penerimaan.

163 3. Profil proses pemecahan masalah kreatif siswa berkemampuan geometri sedang dalam menyelesaikan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram. Berdasarkan hasil analisis, subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 melaksanakan proses menemukan tujuan, yakni dengan diawali proses gugup dan merasa kesulitan namun setelah mencoba mengamati kembali subjek berhasil menemukan tujuan dari tes pemecahan masalah bangun datar tersebut. Tujuan yang ditemukan oleh subjek berkemampuan geometri tinggi R 1 dan R 2 adalah menentukan panjang sisi, keliling dan luas bangun datar kepingan tangram serta menghitung luas dan keliling bangun datar tak beraturan menggunakan tangram yang telah diukur sebelumnya. Sesuai dengan teori proses pemecahan masalah kreatif Osborn- Parners tahapan menemukan tujuan didahului dengan ungkapan pikiran dan perasaan mengenai masalah yang dirasakan mengganggu tetapi masih samar-samar, sehingga siswa mulai menemukan tujuan dari masalah tersebut. Subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 melaksanakan proses menemukan fakta yakni mendaftar segala informasi apa saja yang dapat ditemukan dari soal pemecahan masalah tersebut atau informasi dari luar soal seperti konsep yang pernah dipelajari disekolah sebelumnya. Fakta yang dapat ditemukan oleh subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 seperti, fakta dari soal berupa panjang setiap sisi kepingan tangram adalah sama yaitu a, dan perlu mengetahui bangun datar kepingan tangram apa saja yang menyusun gambar bangun datar tak beraturan sebagai data baru. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn- Parners tahap menemukan fakta ialah tahap mendaftar semua fakta yang diketahui mengenai masalah yang ingin dipecahkan dan menemukan data baru yang diperlukan. Subjek berkemampuan geometri tinggi R 1 dan R 2 melaksanakan proses menemukan masalah yakni mendaftar beberapa masalah yang dialami selama menyelesaikan tes pemecahan masalah. Masalah yang dialami subjek berkemampuan rendah R 1 dan R 2 diantaranya gugup dan menganggap soal tersebut sulit karena merupakan pengalaman pertama, kesulitan saat menempel-nempel

164 kepingan tangram pada saat mengerjakan soal bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan masalah ialah ketika pemikir dapat mengembangkan masalahnya dengan menemukan sub masalah, masalah dapat dirumuskan kembali atau disempitkan. Subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 melaksanakan proses menemukan gagasan yakni menyatakan beberapa gagasan atau cara yang pernah dicoba dan diterapkan saat menyelesaikan tes pemecahan masalah. Gagasan tersebut seperti mengingat kembali rumus luas dan keliling bangun datar, dan membolak-balik kepingan tangram saat akan menempelkannya pada gambar bangun datar tak beraturan. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn- Parners tahap menemukan gagasan adalah tahapan untuk mengembangkan gagasan sebanyak mungkin. Subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 melaksanakan proses menemukan solusi yakni menerapkan setiap gagasan untuk menyelesaikan masalah. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners tahap menemukan solusi merupakan tahap menyeleksi gagasan berdasarkan kriteria evaluasi yang bersangkutan dengan masalahnya. Gagasan yang dianggap penting adalah gagasan yang paling dekat kemungkinannya dengan kriteria pemecah masalahnya. Subjek berkemampuan geometri rendah R 1 dan R 2 melaksanakan proses penerimaan atau pelaksanaan rencana penyelesaian, subjek R 1 dan R 2 telah dapat melaksanakan semua rencananya, dan mengoptimalkan kemampuannya namun membiarkan apabila jawaban tersebut salah tanpa mengevaluasinya. Sesuai dengan teori pemecahan masalah Osborn-Parners pada tahap terakhir menemukan penerimaan atau tahap pelaksanaan, disusun rencana tindakan supaya orang lain dapat menerima gagasan tersebut dan melaksanakannya. Dari beberapa penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 3 Kertosono yang memiliki kemampuan geometri rendah telah mampu melakukan semua proses pemecahan masalah kreatif dalam memecahkan masalah bangun datar tak beraturan menggunakan tangram

165 pada semua tahapan Osborn-Parners namun memperoleh jawaban yang kurang tepat dikarenakan adanya kekurangan pada tahap menemukan fakta, menemukan gagasan dan penerimaan. B. Diskusi Penelitian Dari hasil penelitian, maka diperoleh diskusi penelitian sebagai berikut: 1. Setiap siswa berkemampuan geometri tinggi, sedang, dan rendah mampu melalui setiap tahapan pemecahan masalah kreatif Osborn-Parners namun memiliki hasil penyelesaian yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kemampuannya, hal ini sesuai dengan teori bahwa latar belakang matematika atau kemampuan awal dalam bidang matematika dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam pemecahan masalah. 2. Setiap subjek mengalami kendala dalam memahami soal dan perlu membaca berulang kali untuk mulai menemukan tujuan, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa pengalaman awal menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah siswa. 3. Setiap siswa menghasilkan gambar atau susunan tangram yang berbeda-beda pada bangun datar tak beraturan, hal tersebut sesuai dengan teori bahwa tangram dapat mengasah kreativitas siswa. 4. Siswa yang memilki kemampuan geometri sedang malah memiliki cara atau gagasan yang tidak terduga dibanding dengan siswa yang memilki kemampuan geometri tinggi, namun memiliki motivasi yang rendah dalam menyelesaian masalah. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa motivasi dan keinginan juga menjadi faktor seseorang lebih mudah atau sulit dalam menyelesaikan masalah. 5. Siswa berkemampuan geometri tinggi memilki tingkat ketelitian dan perhitungan yang lebih matang dari pada siswa berkemampuan geometri sedang dan rendah. Hal tersebut sesuai dengan teoi bahwa latar belakang matematika merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah