BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ( Mayangsari 2009 dalam Indahningrum dan Ratih 2009)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jensen dan Meckling (1976) Jensen dan Meckling (1976) Weston dan Brigham (2001:21) Jensen dan Meckling (1976)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Ruslan Burhani, 28 Oktober 2010, (Guangming Daily, 29 Agustus 2012, id.china-embassy.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Ginting, 2012)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memilih alternatif investasi yang memberikan return yang optimal pada manajer

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di era globalisasi ini memiliki pengaruh yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Wirsono, 2007:17) (Husnan, 2003 : 157).

BAB I PENDAHULUAN. laba tesebut di tahan untuk membiayai investasi di masa mendatang. Oleh

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Emery, Finnertry, and Stowe 2007:14 Brigham dan Ehrhardt (2002:12

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. dengan melihat tingkat perkembangan dunia pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, kesadaran dunia internasional mengenai dampak berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di Indonesia akan memberikan pengaruh positif terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak pilihan bagi seorang investor yang mempunyai kelebihan dana dalam

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan September 2016 Juni 2017.

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perkembangan yang sangat signifikan. Bahkan pernah dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan perekonomian suatu negara sangat dipengaruhi oleh banyak faktor.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada umumnya perusahaan didirikan dengan tujuan untuk meraih pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya saham dari suatu emiten relative bisa di kontrol daripada deposito dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Tandelilin, 2010:339).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri manufaktur merupakan industri yang mendominasi perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia, aktifitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.

: Fanzi Nalar Prasetia NPM : Jurusan : Manajemen : Dr. Bambang Gunawan Hardianto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perlu adanya pertumbuhan industri untuk bisa mencapai suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hedi Sasrawan, 2015) Kurniawan & Indriantoro (2000) Dini Nuraeni (2010)

BAB I PENDAHULUAN. bebas antar perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan yang bergerak di. memiliki tujuan dalam mendirikan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga saham. Bila harga saham suatu perusahaan tinggi maka nilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. modal di Indonesia karena berfungsi sebagai perantara bagi pihak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pemulihan salah satu di bidang industri manufaktur asing. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian suatu negara tidak lepas dari peran para pemegang. dana, dan memang erat hubungannya dengan investasi, tentunya dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. tempat investor akan menanamkan modalnya, untuk dapat mendapat keuntungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dalam proses pengambilan keputusan, harus dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan investasi yaitu memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Banyak faktor yang mempengaruhi keputusan perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tujuan utama dari suatu perusahaan adalah menjalankan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang (Sunariyah, 2010:4).

BAB I PENDAHULUAN. sebuah perusahaan pasti dibutuhkan dana yang dimana dana tersebut dimiliki oleh para

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Undang-Undang Pasar Modal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kebijakan hutang terhadap para investornya terutama pada pemegang saham

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penawaran, sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi perekonomian. suatu negara. (Kamus Pasar Uang dan Modal: 1992)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan.pasar Modal menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:1) Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh tingkat keuntungan (return) yang tinggi. Tinggi rendahnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Jensen & Smith 1984 ; Fama and French 1998).

BAB I PENDAHULUAN. bersumber dari dalam negeri misalnya tabungan luar negeri, tabungan pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. Dipandang dari sisi perusahaan, dividen merupakan cost atas sumber

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan besar pemenang persaingan sekaligus menjadi pemimpin pasar.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Ada beberapa faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. kerugian perusahaan serta arus kas. Informasi-informasi tersebut akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Bursa efek Indonesia (pasar modal) Indonesia pada awalnya terdiri dari

2014 PERBA PENGARUH ASIMETRI INFORMASI TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGAN DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Fahmi, 2012:52)

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang produktif guna mengembangkan pertumbuhan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. maupun manufaktur memiliki harapan agar memperoleh laba pada tingkat tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Tabel 1.1 Daftar Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Sektor Jumlah perusahaan

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sunariyah (2011:5) Sunariyah (2011:49). Fahmi (2012:86)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham untuk memperoleh pendapatan (dividen atau capital gain) di masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan perusahaan swasta yang menyediakan jasa fasilitas perdagangan sekuritas. Salah satu saham yang diperjual-belikan di Bursa Efek Indonesia yaitu saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45. Krisis yang melanda Indonesia tahun lalu membawa dampak yang sangat berat bagi perekonomian Indonesia, hingga sempat mengakibatkan vakumnya Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai saham yang tadinya melambung tinggi turun drastis. Pergerakan turun naiknya nilai saham ditunjukkan dengan suatu indikator yang disebut dengan indeks harga saham. Indeks ini berfungsi sebagai suatu indikator trend pasar, maksudnya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat, apakah pasar sedang aktif atau lesu. Investor sangat bergantung pada pergerakan indeks untuk menentukan apakah mereka akan menjual, menahan atau membeli suatu atau beberapa saham. Karena harga-harga saham bergerak dalam hitungan detik dan menit, maka nilai indeks pun bergerak turun naik dalam hitungan waktu yang cepat pula. Berbagai macam indeks harga saham diperdagangkan di BEI, salah satunya indeks LQ45 yang mempunyai 45 saham pilihan dengan mengacu pada dua variabel yaitu likuiditas perdagangan dan kapitalisasi pasar. Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45 menggambarkan pertumbuhan harga saham yang tergabung pada kelompok tersebut. Kelompok saham yang termasuk LQ45 tidak bersifat tetap, setiap enam bulan sekali ada penetapan kembali saham yang memenuhi kriteria serta mengeluarkan saham yang tidak lagi memenuhi kriteria yang sudah ditetapkan. Posisi saham yang tereliminasi akan di isi oleh saham pada ranking berikutnya, dan setiap tiga bulan sekali ada evaluasi. Saham-saham yang masuk dalam kategori indeks LQ45 merupakan kumpulan saham pilihan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu, yang termasuk ke dalam kriteria saham Indeks LQ45 yaitu saham 1

2 yang memenuhi kriteria ranking tinggi pada total transaksi, nilai transaksi, dan frekuensi transaksi. Menurut salah satu sumber berita, www.vivanews.com (Selasa, 23 Desember 2014), berdasarkan data-data yang diperoleh, saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45 dinilai menjadi pemicu utama penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI. IHSG berakhir menguat tipis 9,26 poin (0,49%) menjadi 1.890,97 pada transaksi sesi II. Sedangkan pada sesi I, indeks naik 8,45 poin (0,44%) di posisi 1.890,16. Total nilai transaksi yang dibukukan mencapai Rp 3,31 triliun dengan frekuensi 106,103 kali. Sebanyak 139 saham menguat, 58 melemah, 53 ditutup stagnan, serta 206 saham tidak terjadi transaksi. Sementara itu, bursa Asia saat IHSG tutup juga bergerak positif Hang Seng Indeks menguat 0,35%, Nikkei 225 naik 1,31%, dan indeks Stratis Times terangkat 0,93%. Di BEI, saham-saham tambang yang mengalami penguatan harga besar antara lain PT Bayan Resources Tbk (BYAN), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bumi Resources Tbk (BUMI), dan PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Beberapa saham yang masuk ke dalam saham Indeks LQ45 juga memberikan dampak pada menguatnya nilai rupiah. Nilai rupiah bergerak positif terhadap mata uang dollar AS. Hal yang sama juga terjadi pada mata uang regional seperti euro Eropa, pound Inggris, dollar Hongkong, dan dollar Australia. (www.sindonews.com) Untuk itu, saham-saham Indeks LQ45 merupakan alternatif saham yang dapat digunakan untuk wahana investasi. Sebelum mengambil suatu keputusan berinvestasi, seorang investor paling tidak harus memperhatikan dua hal yaitu : pendapatan yang diharapkan (expected return) dan tingkat resiko (risk) yang terkandung dari alternatif investasi yang dilakukan karena tujuan utama investor untuk membeli saham yang tujuan akhirnya adalah dividen (bagian laba yang dibagikan) dan capital gain (kenaikan harga saham) keduanya harus lebih besar atau paling tidak sama dengan return. Untuk mendapatkan return yang tinggi dalam berinvestasi, investor harus menilai terlebih dahulu dari jenis

3 perusahaan secara fundamental dapat memberikan tingkat keuntungan yang tinggi (Khodijah, 2010). Untuk memprediksi return saham banyak faktor yang dapat digunakan sebagai parameter, salah satunya adalah informasi keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan informasi yang penting bagi calon investor, karena dari laporan keuangan inilah dapat diketahui kinerja dari suatu perusahaan. Kinerja manejemen dan kegiatan operasional yang baik sehingga dapat meningkatkan laba bersih agar harga saham menjadi tinggi. Dalam menanamkan modalnya, investor akan mempertimbangkan dengan sebaikbaiknya perusahaan mana yang sahamnya dapat menjadi wahana investasi. Perusahaan-perusahaan yang dapat mempertahankan posisinya dalam indeks LQ45 setiap periode akan dianggap sebagai perusahaan yang memiliki nilai likuiditas dan kapitalisasi pasar yang tinggi dan stabil sehingga hal ini akan mempengaruhi minat investor untuk terus menanamkan investasinya. Semakin tinggi volume permintaan dan penawaran saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal makan akan semakin tinggi juga nilai perusahaan yang secara tidak langsung akan berdampak pada peningkatan nilai pengembalian investasi saham dan return saham. Ada tujuan lain yang diharapkan investor saat ingin melakukan investasi pada saham yaitu mengharapkan dividen pada saham dan mengharapkan capital gain dari saham tersebut berupa peningkatan harga saham sehingga ada beberapa respon yang dilakukan oleh investor ketika menerima informasi tentang pertumbuhan perusahaan. Ini sesuai dengan Haruman (2006) yang menyatakan semakin besar dividen yang diberikan kepada pemegang saham, maka kinerja perusahaan akan dianggap semakin baik pula dan pada akhirnya perusahaan yang memiliki kinerja yang baik dianggap menguntungkan dan tentunya penilaian terhadap perusahaan tersebut akan baik pula. Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan tentang pembagian laba bersih kepada pemegang saham, dalam bentuk dividen, atau menahannya, dalam bentuk laba ditahan. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen lebih besar, maka laba yang ditahan akan lebih kecil

4 sehingga mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan lebih besar laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Potensi konflik keagenan terdapat pada perusahaan, jika saham yang dimiliki oleh para manajer prosentasenya kecil. Dalam kondisi seperti ini, para manajer akan mengabaikan tujuan memaksimalkan kekayaan pemegang saham, sehingga menimbulkan konflik antara manajer dan pemilik (pemegang saham).(djumahir, 2005) Investor dan manajer perusahaan tertarik kepada pertumbuhan perusahaan karena memberikan aspek yang positif, pertumbuhan perusahaan merupakan signal atau tanda bahwa perusahaan memiliki prospek yang menguntungkan bagi investor (Sriwardany, 2006). Di dalam perusahaan terdapat beberapa fungsi, antara lain fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan. Jensen dan Meckling (1976) mengatakan bahwa pemisahan fungsi pengelolaan dan fungsi kepemilikan sangat rentan dengan agency conflict (konflik keagenan). Konflik keagenan terjadi karena adanya perbedaan kepentingan antara prinsipal dan agen, dimana pemegang saham lebih menyukai investasi yang beresiko lebih tinggi dengan harapan memperoleh return yang lebih tinggi, sementara manajemen lebih memilih investasi dengan resiko yang lebih rendah untuk melindungi posisinya (Komariah, 2012). Masalah agensi akan semakin besar ketika kepemilikan perusahaan terlalu menyebar, karena pada pola seperti itu insentif pemilik untuk mengontrol manajer akan rendah. Salah satu cara untuk mengurangi masalah agensi karena menyebarnya kepemilikan perusahaan ialah dengan melakukan pembayaran dividen. Pembayaran dividen dengan jumlah yang besar akan memberikan kesejahteraan terhadap pemegang saham yang menyebabkan prestasi perusahaan dihadapan publik, tetapi dalam pembagian dividen yang besar, akan bertentangan dengan keinginan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan perusahaan sekaligus memberikan kesejahteraan yang lebih besar kepada para pemegang saham yang akan mendatangkan laba yang lebih besar dengan melakukan keputusan keuangan dalam perusahaan yaitu keputusan

5 dalam melakukan investasi yang memliki prospek yang baik. Melalui penjelasan balancing model of agency cost, Mahadwarta (2003) menyatakan bahwa kebijakan hutang mempengaruhi kebijakan dividen dengan hubungan yang negatif. Perusahaan dengan tingkat hutang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency cost of debt-nya dengan mengurangi hutang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan pendanaan dari aliran kas internal. Pemegang saham akan merelakan aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk pembayaran dividen untuk membiayai investasi. Berikut merupakan grafik kondisi rata-rata pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013 : Gambar 1.1 Grafik Rata-Rata Kebijakan Hutang, Struktur Kepemilikan Institusional, Agency Cost, dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 Periode 2009-2013

6 Sumber : Data diolah Berdasarkan grafik 1.1 dapat dilihat kebijakan hutang relatif stabil dari tahun 2009-2013 sedangkan kebijakan dividen cenderung menurun dari tahun 2010-2011 dan meningkat pada tahun 2012. Kemudian tahun 2013 kebijakan hutang meningkat begitu juga kebijakan dividen meningkat, hal ini tidak sejalan dengan teori dimana harusnya ketika kebijakan hutang menurun maka seharusnya kebijakan dividen meningkat. Fenomena tersebut juga bertentangan dengan hasil penelitian dari Nuringsih (2005), kebijakan hutang membuktikan pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Kebijakan hutang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, hal ini dikonfirmasi oleh Ismiyanti dan Hanafi (2010). Menurut Agustina (2011), penggunaan hutang yang tinggi akan menyebabkan penurunan dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan hutang. Sebaliknya pada tingkat penggunaan hutang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen yang tinggi, sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham. Hal ini berbanding dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistyowati (2010) yang tidak menemukan pengaruh signifikan antara kebijakan hutang dengan kebijakan dividen. Selanjutnya struktur kepemilikan institusional relatif menurun dari tahun 2010-2013, sedangkan kebijakan dividen pada tahun 2010-2012 menurun dan tahun 2013 mengalami kenaikan. Begitu juga tahun 2010 struktur kepemilikan institusional menurun dan dari tahun 2011-2013 relatif stabil dan kebijakan dividen juga mengalami kenaikan pada tahun 2013. Hal ini tidak sejalan dengan teori seharusnya struktur kepemilikan institusional naik maka kebijakan dividen mengalami kenaikan juga. Keadaan di lapangan berbanding terbalik dengan teori Nabela (2012) yang menyatakan bahwa jika kepemilikan institusional meningkat maka kebijakan dividennya menurun. Kepemilikan institusional dalam penelitian Dewi (2009) menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif dan signifikan dalam penelitian yang dilakukan oleh Djumahir (2009). Dari penelitian Sugeng (2009), pengaruh

7 struktur kepemilikan institusional terhadap kebijakan inisiasi dividen menghasilkan koefisien negatif. Kemudian agency cost tahun 2009 meningkat dan dari tahun 2010 menurun kemudian dari tahun 2011-2013 relatif stabil, sedangkan kebijakan dividen dari tahun 2009 mengalami kenaikan dan tahun 2010-2012 mengalami penurunan dan tahun 2013 mengalami kenaikan. Hal ini tidak sesuai dengan teori seharusnya jika agency cost turun maka kebijakan dividen naik Wahidawati (2002). Menurut penelitian Widarni (2003), biaya keagenan tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Pada data di atas, agency cost dan kebijakan dividen juga naik. Jika kebijakan dividen naik, maka seharusnya agency cost menurun. Penelitian oleh Nurrohim (2009) juga menjelaskan bahwa agency cost tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Jika agency cost menurun, maka kebijakan dividen akan meningkat. Namun pada grafik menunjukkan bahwa agency cost meningkat, kebijakan dividennya pun meningkat. Dengan ketidaksesuaian yang terjadi antara apa yang terjadi di lapangan dengan teori maka penulis tertarik untuk meneliti pengaruh kebijakan hutang, struktur kepemilikan institusional, dan agency cost terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. Perusahaan dalam Indeks LQ45 dijadikan penelitian karena saham LQ45 menggambarkan sekelompok saham pilihan yang memenuhi kriteria pemilihan sehingga akan terdiri dari saham-saham yang memiliki likuiditas tinggi dan juga merupakan saham-saham unggulan yang dipilih dari tiap-tiap sektor industri sehingga dapat lebih akurat dalam analisanya secara runtut waktu (time series). Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan suatu penelitian dengan judul : Pengaruh Kebijakan Hutang, Struktur Kepemilikan Institusional, dan Agency Cost terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan yang Terdaftar dalam Indeks LQ45 Periode 2009-2013

8 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013? 2. Apakah agency cost berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013? 3. Apakah struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013? 4. Apakah terdapat pengaruh antara kebijakan hutang, agency cost dan struktur kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mendapatkan data dan informasi tentang pengaruh kebijakan hutang, agency cost, dan struktur kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. Disamping itu, penelitian ini untuk memenuhi salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Sarjana Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk menganalisis kebijakan hutang berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. 2. Untuk menganalisis agency cost berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. 3. Untuk menganalisis struktur kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013.

9 4. Untuk menganalisis pengaruh antara kebijakan hutang, agency cost dan struktur kepemilikan institusional terhadap kebijakan dividen pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil dari penelitian yang diperoleh diharapkan membawa guna dan manfaat diantaranya: 1. Bagi perusahaan Meskipun dalam penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, tetapi hasil kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk perusahaan agar kinerja perusahaan dapat meningkat, terutama yang berkaitan dengan kebijakan hutang, agency cost, struktur kepemilikan institusional sehingga dapat mambantu perusahaan mendapatkan informasi tentang kebijakan dividen perusahaan. 2. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru yang berhubungan dengan kebijakan hutang, agency cost, struktur kepemilikan serta bagaimana cara menentukan kebijakan dividen di perusahaan. Selain itu dapat dijadikan sebagai suatu perbandingan antara teori dalam penelitian dengan penerapan dalam dunia usaha yang sebenarnya. 3. Bagi investor Penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi, tolak ukur atau pertimbangan jika akan menanamkan investasi di perusahaan, karena semakin rendah agency cost-nya maka perusahaan tersebut semakin baik kinerjanya. 4. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya mengenai kebijakan hutang, agency cost, dan struktur kepemilikan institusional serta kebijakan dividen.

10 1.5 Metode Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian explanatory survey dengan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Zulganef (2008:11) : Penelitian explanatory adalah penelitian yang bertujuan menelaah kausalitas antar variabel yang menjelaskan suatu fenomena tertentu. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah dengan metode deskriptif dan verifikatif. Menurut Nazir (2005:89), metode deskriptif adalah : Metode untuk menentukan fakta dengan interpretasi yang tepat, dimana termasuk didalamnya studi untuk melukiskan secara akurat sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu, serta studi untuk menentukan frekuensi terjadinya suatu keadaan untuk meminimalisasikan bias dan memaksimumkan realibilitas. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independent. Sedangkan metode verifikatif digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Definisi metode verifikatif menurut Rasyad (2003:6) adalah : Metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antara variabel melalui suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistik sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis ditolak atau diterima. Data penelitian yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari pihak eksternal. Sumber data untuk penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdapat dalam Indeks LQ45. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan dengan cara penelitian kepustakaan yaitu penelitian dengan cara pengumpulan bahan-bahan dari berbagai sumber dan mempelajari literaturliteratur yang berhubungan dengan topik pembahasan untuk memperoleh dasar teoritis.

11 Alat analisis statistika yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi, koefisien determinasi, analisis regresi, dan pengujian hipotesis. Kemudian metode analisis yang digunakan adalah analisis statistik secara bersamaan dan analisis statistik secara individu. Pengujian hipotesis secara bersama diuji dengan cara uji statistik F yang bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh variabel X 1, X 2, X 3 secara bersama terhadap variabel Y. Sedangkan pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan cara uji statistik t untuk masing-masing variabel. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian tersebut, penulis melakukan penelitian terhadap perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 periode 2009-2013. Penelitian tersebut dilaksanakan secara tidak langsung ke perusahaan yaitu dengan melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id serta menggunakan data sekunder yang berasal dari Indonesia Stock Exchange Bursa Efek Indonesia (IDX) di Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia yang berlokasi di Jalan Veteran No. 10 Bandung untuk mendapatkan laporan tahunan (annual report) perusahaan. Waktu penelitian dimulai dari bulan Juni 2014 sampai selesai.