BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tujuh jenis ikan sidat dari total 18 jenis di dunia, ketujuh jenis

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Padat Tebar Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat Di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Prospek perikanan dan budidaya sidat memiliki peluang baik untuk

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

PENGENDALIAN SUMBERDAYA IKAN PERIKANAN PERAIRAN UMUM PENANGKAPAN DAN PENGUMPULAN GLASS ELL (SIDAT) DI MUARA SUNGAI CIMANDIRI

Pengaruh Dosis Pakan Tubifex Sp Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

PENGARUH DOSIS PAKAN Tubifex sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO OLEH

BAB I PENDAHULUAN. komoditas unggulan, serta mempunyai prospek pasar yang baik. Beberapa kelebihan

Pengaruh Pemberian Pakan Artemia sp Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Sintasan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

I. PENDAHULUAN. tidak ada sama sekali. Saat produksi ikan melimpah, belum seluruhnya

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

Pertumbuhan berbagai jenis ikan sidat (Anguilla spp.) yang dipelihara pada kolam budi daya

KAJIAN LAPANG BUDIDAYA KERAMBA JARING APUNG IKAN NILA MANDIRI DI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

I. PENDAHULUAN. bisnis ikan air tawar di dunia (Kordi, 2010). Ikan nila memiliki keunggulan yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pusat Riset Perikanan Budidaya Jl. Ragunan 20, Pasar Minggu, Jakarta Selatan **)

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan ikan asli perairan Indonesia. Ikan baung

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

I. PENDAHULUAN. Ikan badut (Amphiprion percula) atau biasa disebut ikan nemo merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha perikanan bukanlah usaha yang hanya sekedar melakukan kegiatan

I. PENDAHULUAN. budidaya karena memiliki nilai ekonomis tinggi ( high economic value) serta

PEMBESARAN BANDENG DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

VIII. PROSPEK PERMINTAAN PRODUK IKAN

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

I. PENDAHULUAN. lkan nila merupakan salah satu jenis ikan yang bernilai ekonomis tinggi. Ikan nila

Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

1. PENDAHULUAN. digemari masyarakat Indonesia dan luar negeri. Rasa daging yang enak dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai negara kepulauan yang dikelilingi laut, Indonesia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pakan ikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam suatu usaha budidaya

Lembaga Ilmu Pengetahuan Agus Indonesia

I. PENDAHULUAN. dari penangkapan ikan di laut. Akan tetapi, pemanfaatan sumberdaya tersebut di

Bab 4 P E T E R N A K A N

Produksi benih ikan patin jambal (Pangasius djambal) kelas benih sebar

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/KEPMEN-KP/2016 TENTANG

b) Bentuk Muara Sungai Cimandiri Tahun 2009

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Kodok Lembu (Rana catesbeiana Shaw) kelas benih sebar

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN SIDAT DENGAN MENGGUNAKAN BUBU DI DAERAH ALIRAN SUNGAI POSO SULAWESI TENGAH

BAHAN BAKU: URAT NADI INDUSTRI PENGOLAHAN PERIKANAN MIKRO KECIL DAN MENENGAH

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

1. PENDAHULUAN. sangat tinggi. Jumlah penduduk Indonesia di tahun 2008 diperkirakan sebesar

Pemetaan Potensi Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) pada Perairan Sungai di Kabupaten Purworejo

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (2015),

STRUKTUR UKURAN GLASS EEL IKAN SIDAT (Anguilla marmorata) DI MUARA SUNGAI PALU, KOTA PALU, SULAWESI TENGAH ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor potensial yang memegang peranan penting

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 1A TAHUN 2006 TENTANG

Pengaruh Pemberian Pakan Otohime dengan Dosis Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia adalah negara dengan konsumsi ikan sebesar 34 kilogram per

KEBIJAKAN TENTANG INTEGRASI AKTIVITAS PENANGKAPAN DENGAN PEMBUDIDAYAAN UNTUK KEBERLANJUTAN SUMBERDAYA IKAN SIDAT (Anguilla spp) DI DAS POSO

1. PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Pembinaan. Pengawasan. Perubahan.

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini perikanan tangkap di Indonesia telah mengalami gejala padat tangkap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

I. PENDAHULUAN. hanya bisa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari (Rasyid, 2003;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi lele menurut SNI (2000), adalah sebagai berikut : Kelas : Pisces. Ordo : Ostariophysi. Famili : Clariidae

SNI : Standar Nasional Indonesia. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) strain Majalaya kelas benih sebar

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

I. PENDAHULUAN. Kepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu komoditas perikanan

EVALUASI PRODUKSI PERIKANAN BUDIDAYA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2009 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Balai Benih Ikan Inovatif ( BBII ) merupakan unit pelaksanaan teknis daerah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di dunia,

Pembesaran udang galah Macrobrachium rosenbergii kini mengadopsi

I. PENDAHULUAN. pendugaan stok ikan. Meskipun demikian pembatas utama dari karakter morfologi

HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN AKHIR KEGIATAN HIBAH KOMPETITIF PENELITIAN STRATEGIS NASIONAL TAHUN KE II

TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN

I. PENDAHULUAN. patin termasuk komoditi yang memiliki prospek cerah untuk dibudidayakan. Hal

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Clarias fuscus yang asli Taiwan dengan induk jantan lele Clarias mossambius yang

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

KATAKUNCI : Ukuran, sebaran tangkapan, Sidat (Anguilla marmorata), Sungai Poso, Sulawesi Tengah

I. P E N D A H U L U A N

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

Lampiran 1. Analisis pengaruh peningkatan kepadatan terhadap tingkat kelangsungan hidup (survival rate) benih ikan nilem

2014, No Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BUDIDAYA LELE DENGAN SISTEM BIOFLOK. drh. Adil Harahap dokadil.wordpress.com

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

USAHA PEMBENIHAN IKAN (salah satu faktor penentu di dalam usaha budidaya ikan)

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

KARYA ILMIAH MERAIH SUKSES DENGAN BISNIS BUDIDAYA IKAN LELE

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

Bab 3. Budidaya pembenihan ikan konsumsi

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu sumber protein, memiliki kandungan asam lemak tak jenuh dan omega 3 yang bermanfaat bagi kesehatan jantung, kecerdasan otak dan pembulu darah. Jenis ikan yang ramai dibincangkan saat ini adalah ikan sidat. Indonesia memiliki tujuh jenis ikan sidat dari total 18 jenis di dunia, ketujuh jenis itu dapat digolongkan menjadi dua kelompok yaitu kelompok bersirip punggung pendek dan kelompok bersirip punggung panjang (KKP, 2011). Sidat merupakan jenis komoditi eksport bernilai ekonomis penting yang mampu bersaing dengan jenis komoditi lain di pasar internasional. Permintaan pasar dunia akan sidat semakin populer, menyebabkan harga jual sidat semakin mahal mencapai Rp 50.000-80.000/kg. Jepang bahkan memberikan harga yang jauh lebih tinggi, untuk sidat ukuran Glass ell mencapai Rp 400.000-500.000/kg. (Sarwono, 1997 dalam Koroh dan Lumenta, 2014). Permintaan ikan sidat meningkat dari tahun ke tahun. Menurut Windi, dkk., (2012) dalam Widyasti (2013), permintaan ikan sidat ditahun 2010 adalah sebesar 9,6 ton meningkat pada tahun 2012 menjadi 24 ton. Pemenuhan kebutuhan akan konsumsi tersebut berasal dari sidat hasil tangkapan alam dan hasil budidaya. Hasil tangkapan ikan sidat menurun pada tahun 2010 sebesar 1.149 ton menjadi 557 ton pada tahun 2011 (KKP, 2011). Potensi sumberdaya alam sidat yang dimiliki Indonesia belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan sumberdaya sidat dalam usaha penangkapan sidat dewasa maupun elver dan untuk usaha budidaya masih terbilang kecil. Potensi 1

sidat belum tergarap secara optimal, sebenarnya sidat dapat digunakan untuk mendukung kecukupan protein dalam negeri selain untuk kepentingan eksport daerah yang potensial (Sulistijo, 1981 dalam Koroh dan Lumenta, 2014). Ikan sidat banyak menyebar luas di perairan barat Sumatera, Selatan Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi, Kalimantan, Maluku dan Papua. Ikan sidat merupakan katadrom, mereka tinggal di perairan tawar hingga 6-20 tahun dan begitu akan melakukan pemijahan kembali ke laut, dalam perjalanan kembali ke laut ikan sidat tidak makan. Benih ikan sidat (glass eel) umumnya beruaya di muara sungai (Rusmaedi, dkk., 2010). Provinsi Gorontalo merupakan salah satu wilayah penyebaran ikan sidat yang ada di Sulawesi. Masyarakat Gorontalo menyebutnya dengan nama sogili. Potensi sidat banyak terdapat di Danau Limboto dan kini terancam punah, hal tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan penangkapan larva ikan sidat yang di jual ke luar daerah untuk kegiatan pembesaran. Jumlah Induk sogili di wilayah Gorontalo khususnya di Danau Limboto diperkirakan hanya tinggal 500 ekor, sehingga perlu perhatian khusus. Ukuran ikan sidat yang hidup di Danau Limboto cukup besar, sehingga perlu dilakukan suatu pengembangan dengan kegiatan budidaya (Anonim, 2013). Purwanto (2007), menyatakan bahwa kendala yang dihadapi pada kegiatan budidaya ikan sidat adalah kurangnya ketersediaan benih (fingerling) yang memadai untuk pembesaran. Faktor ini disebabkan karena dalam pemeliharaan benih ikan sidat yang bersifat kanibal belum diketahui padat tebar yang optimal, ukuran awal benih saat penebaran, pakan dan kualitas air. Affandi dan Riani 2

(1995) dalam Haryono, dkk., (2008), menyatakan bahwa kelangsungan hidup elver dalam pemeliharaan berkisar antara 37-55% tergantung pada padat tebarnya, selanjutnya Affandi, dkk., (2013), melakukan penelitian mengenai pemeliharaan benih ikan sidat dengan padat tebar 1, 2, dan 3 ekor/l. Penelitian tersebut tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan sidat, tetapi pertumbuhan tertinggi terjadi pada perlakuan dengan padat tebar 3 ekor/l. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian tentang padat tebar pada benih ikan sidat. Penulis melakukan pengembangan penelitian dengan menggunakan padat tebar berbeda yakni 2, 5 dan 8 ekor/l. Mengingat perlu adanya informasi tentang padat tebar yang sesuai untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan sidat, maka Penulis melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Padat Tebar Yang Berbeda Terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gotrontalo 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah padat tebar yang berbeda memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla marmorata)? 2. Padat tebar berapakah yang menghasilkan pertumbuhan optimal bagi pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla marmorata)? 3. Perlakuan manakah yang menghasilkan kelangsungan hidup terbaik? 3

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh padat tebar berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla marmorata) 2. Mengetahui padat tebar terbaik untuk pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla marmorata) 3. Mengetahui perlakuan manakah yang menghasilkan kelangsungan hidup terbaik 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat pelaksanaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan mahasiswa tentang padat tebar yang berbeda terhadap pertumbuhan benih ikan sidat (Anguilla marmorata) 2. Memberikan informasi terhadap pembudidaya mengenai padat tebar yang baik untuk pemeliharaan benih ikan sidat (Anguilla marmorata) 3. Sebagai bahan referensi untuk dijadikan penelitian lanjutan 1.5 Keaslian Penelitian Berdasarkan penelusuran judul penelitian ditemukan ada beberapa judul yang hampir serupa dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Judul penelitian tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut: 4

Table 1. Keaslian Penelitian No Nama Judul Hasil 1. Purwanto, J (2007) 2. Affandi, dkk (2013) 3. Rahmawati, Suci (2014) Pemeliharaan benih ikan sidat (Anguilla bicocor) dengan padat tebar yang berbeda Pemeliharaan Ikan Sidat dengan Sistem Air Bersirkulasi Pengaruh Padat Tebar Berbeda Terhadap Pertumbuhan Dan Kelangsungan Hidup Ikan Sidat (Anguilla marmorata) Di Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo Benih yang digunakan berukuran 0,1-0,5 gram. Padat tebar yang digunakan 600 ekor/m 3 dan menghasilkan pertumbuhan panjang rata-rata 1,543 cm dan berat 0,403g, sedangkan padat tebar 1000 ekor/m 3 menghasilkan Panjang 1,735 cm dan berat 0,274g.Sintasan pada kepadatan 600 g/m 3 sebesar 79,25% dan kepadatan 1000 g/m 3 sebesar 69,38%. Benih ikan sidat yang digunakan berukuran elver 1,2-1,5 g dan fingerling 15-17 g. Padat tebar yang digunakan yakni 1, 2, dan 3 ekor/l. Perlakuan yang diberikan tidak memberikan pengaruh, tetapi pertumbuhan bobot rata-rata elver dengan padat tebar 3 ekor/l lebih tinggi daripada perlakuan lainnya. Benih ikan sidat yang digunakan berukuran rata-rata ± 0,103 g dan ± 4,8 cm. Hasil Penelitian menunjukan padat tebar yang berbeda memberikan pengaruh yang sangat nyata F hit >F tab. Pertumbuhan mutlak dengan padat tebar, 2, 5 dan 8 ekor/l berturut- turut 0,12 cm, 0,29 cm dan 0,19 cm dan berat 0,026 gr, 0,063 gr dan 0,040 gr. Pertumbuhan dengan kepadatan 5 ekor/l lebih tinggi dari pada yang lainnya Penelitian yang dilakukan merupakan pengembangan dari penelitian terdahulu. Penelitian yang dicantumkan pada tabel di atas menunjukan bahwa terdapat perbedaan penelitian penulis dengan penelitian terdahulu. Perbedaan tersebut terdapat pada latar belakang, tempat pelaksanaan penelitian dan isi dari Skripsi ini, tidak terdapat kesamaan dengan kedua penelitian di atas. Kutipan dari penelitian terdahulu juga telah dimasukkan ke dalam daftar pustaka, untuk memperkuat bahwa penelitian ini bukanlah sebuah plagiat. 5