PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS DARI LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN BABI DI DESA MARGA DAUHPURI, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN

dokumen-dokumen yang mirip
CARA MEMBUAT KOMPOS OLEH: SUPRAYITNO THL-TBPP BP3K KECAMATAN WONOTIRTO

PENGOLAHAN PUPUK PADAT DAN CAIR OLEH PUSAT INOVASI AGROTEKNOLOGI UNIVERSITAS GADJAH MADA

P e r u n j u k T e k n i s PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini pandangan perkembangan pertanian organik sebagai salah satu teknologi alternatif untuk menanggulangi

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metoda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

I. PENDAHULUAN. sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah organik yang berbentuk padat

EVALUASI PROSES KOMPOSTING DALAM RANGKA PENINGKATAN PRODUKSI KOMPOS

Pengaruh Tingkat Konsentrasi dan Lamanya Inkubasi EM4 Terhadap Kualitas Organoleptik Pupuk Bokashi

PENGARUH UKURAN BAHAN TERHADAP KOMPOS PADA PEMANFAATAN TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

Pembuatan Kompos Limbah Organik Pertanian dengan Promi

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

Kompos Cacing Tanah (CASTING)

PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK RUMAH TANGGA DALAM PEMBUATAN PUPUK BOKASHI DI KELURAHAN TUAH KARYA, KECAMATAN TAMPAN, PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH PETERNAKAN

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

KKN ITATS Tahun Kegiatan Pelatihan Pembuatan Kompos. Disiapkan oleh Taty Alfiah, ST.MT

METODOLOGI PENELITIAN

Pemanfaatan dan Pengolahan Pupuk Organik Dari Limbah Tanaman Jagung Dan Kulit Coklat

TATA CARA PENELITIAN

PENYULUHAN PEMANFAATAN KOTORAN HEWAN SEBAGAI PAKAN LELE

PENERAPAN IPTEKS. Pemanfaatan Limbah Usaha Pemotongan Ayam dan Pertanian Untuk Penyediaan Pupuk Organik Cair dan Produksi Tanaman Organik

PENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik

PEMBUATAN PUPUK ORGANIK

V. GAMBARAN UMUM USAHA

I. PENDAHULUAN. Sampah masih merupakan masalah bagi masyarakat karena perbandingan antara

Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan ISSN: Vol. 2 No. 1 Tahun 2017 PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK DI KELOMPOK PETERNAK MAULAFA

III. BAHAN DAN METODE

Kata Kunci : kompos, kotoran sapi, kotoran ayam, kualitas kompos, C/N rasio.

KEMAMPUAN KOTORAN SAPI DAN EM4 UNTUK MENDEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK DAN NILAI EKONOMIS DALAM PENGOMPOSAN

PEMBUATAN KOMPOS BOKASHI DARI LIMBAH PERTANIAN DENGAN MENGGUNAKAN AKTIVATOR EM4 DI DESA MEGATI TABANAN ABSTRACT

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KERABANG (CANGKANG TELUR) DALAM PROSES PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK (SAMPAH RUMAH TANGGA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh penambahan EM-

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR (SLUDGE) WASTEWATER TREATMENT PLANT PT.X SEBAGAI BAHAN BAKU KOMPOS

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lampiran 1 TAHAP PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR

PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC

Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi

PENGARUH PENAMBAHAN BERBAGAI JENIS STARTER PADA PROSES PENGOMPOSAN ECENG GONDOK Eichhornia Crassipes (MART.) SOLMS.

BAB I PENDAHULUAN. terpakai dan mengandung bahan yang dapat menimbulkan gangguan

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

I PENDAHULUAN. Hal tersebut menjadi masalah yang perlu diupayakan melalui. terurai menjadi bahan anorganik yang siap diserap oleh tanaman.

Pembuatan Kompos - - Yogyakarta, 30 Mei 2008

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, industri tepung aren menghasilkan limbah cair dan limbah padat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I Putu Gde Suhartana Kajian Proses Fermentasi Sludge

Mochamad Arief Budihardjo *)

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

ABSTRACT SITI ROMELAH. Intensive farming practices system by continuously applied agrochemicals,

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Berat Total Limbah Kandang Ternak Marmot. Tabel 3. Pengamatan berat total limbah kandang ternak marmot

RANCANG BANGUN MESIN PENGOLAH PUPUK KOTORAN SAPI. Seno Darmanto 1

Pengaruh Penambahan Bahan Organik dalam Pembuatan Pupuk Organik Padat Sludge Biogas Feses Sapi Perah terhadap Kandungan N, P dan K

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ternyata memiliki sebuah potensi besar yang luput terlihat. Salah satu limbah yang

dwijenagro Vol. 1 No. 2 ISSN :

PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT (SLUDGE) PABRIK PULP DAN PAPER

LAPORAN AKHIR PRODUKSI KOMPOS

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

IDENTIFIKASI SISTEM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK DENGAN PEMODELAN BLACK BOX DIAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. limbah, mulai dari limbah industri makanan hingga industri furnitur yang

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

Uji Mikrobiologis Kompos Organik dari Sampah Organik dengan Penambahan Limbah Tomat dan EM-4 SKRIPSI

III. MATERI DAN METODE. Penelitian ini bertempat dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan

Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia Open Access Journal

Key word: Forest, Organic Fertilizer, Public Perception PENDAHULUAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kompos (Green House ) Fakultas

PROSPEK PENGEMBANGAN BIOGAS DI KABUPATEN LOMBOK BARAT. Oleh:

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

KUALITAS PUPUK ORGANIK CAIR DARI URINE SAPI PADA BEBERAPA WAKTU SIMPAN Lena Walunguru ABSTRACT

PARAMETER KUALITAS LIMBAH PADAT RUMAH POTONG HEWAN TAMANGAPA KOTA MAKASASAR SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN PUPUK KOMPOS

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

JURNAL INFO ISSN :

Pemanfaatan Limbah Pabrik Kelapa Sawit Sebagai Kompos Dengan Variasi Penambahan Dosis Abu Boiler Serta Penggunaan Bioaktivator EM-4

Dua puluh tahun silam lahan seluas 1 ha itu kering kerontang. Residu

Oleh: ANA KUSUMAWATI

MATERI DAN METODE. Materi

Analisis Kualitas Kompos Limbah Persawahan dengan Mol Sebagai Dekomposer

PERBEDAAN FISIK DAN KIMIA KOMPOS DAUN YANG MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR MOL DAN EM 4

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu ( Saccharum officinarum L.) merupakan tanaman penting sebagai penghasil

PUPUK KANDANG MK : PUPUK DAN TEKNOLOGI PEMUPUKAN SMT : GANJIL 2011/2011

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah kota pada umumnya didominasi oleh sampah organik ± 70% sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu kebutuhan yang paling mendasar bagi manusia adalah

PENYULUHAN PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK MENJADI PUPUK KANDANG (ORGANIK) DAN PEMBUATAN PESTISIDA ORGANIK

Transkripsi:

PELATIHAN PEMBUATAN PUPUK ORGANIK YANG BERKUALITAS DARI LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN BABI DI DESA MARGA DAUHPURI, KECAMATAN MARGA, KABUPATEN TABANAN MEGA, I M, I W.DANA ATMAJA, ID.OKA WIDYARSHANA, I A. SUTY ADNYANI, I N.DIBIA dan DWI PUTRA DARMAWAN. Fakultas Pertanian Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman Denpasar. ABSTRACT The training programme of making the qualities organic fertilizers derived from waste livestock cattle and pig were conducted at Marga Dauhpuri village, Marga District, Regency of Tabanan, from June until October 2008. The purpose of this programme was improving society skill on making organic fertilizers.the methods of programme were :!) giving counseling to livestock farmers who merged into group of Livestock Sari Buana about : environmental contamination problem by waste of livestock of cattle and pig, and way of the settlement of disposal 2) Training of making organic fertilizers ( compost) having quality from waste of ranch of cattle and pig. The results of devotion activity to this society were 1) can improve the society awareness specially group of farmer of livestock Sari Buana about : a) livestock waste deriving from cattle and pig become the economic valuable substance in order not to spoil environment b) Dirt of pig and cattle become the organic manure (compost) which is good for crop 2) Can improve skilled in making organic fertilizers ( compost) having quality from dirt of cattle and pig 3) The yielding of certifiable compost with the characteristic : dark brown color, granulous refine, not smell and content of element nutrient namely : C-Organic ( 3.04 %); N-Total ( 0.41 %), available-p ( 20.56 ppm), available-k ( 842.31 ppm), C / N ( 7.41) for the compost of cattle dirt, and C- Organic ( 3.70 %); N-Total ( 0.16 %), available-p ( 35.91ppm), available-k ( 2517.10 ppm), C / N (23.13) for the compost of pig dirt Key Words : Dirt of cattle and pig, organic fertilizers PENDAHULUAN Akibat dari aktifitas kehidupan masyarakat sehari-hari di berbagai tempat, seperti di pasar, rumah tangga, industri pengolahan hasil pertanian, peternakan, perkebunan, perikanan, kehutanan, pertanian tanaman pangan dan hortikultura, terdapat banyak sekali limbah khususnya limbah organik. Limbah yang berbentuk padat diistilahkan dengan sampah. Timbulnya sampah dirasakan mengganggu kenyamanan lingkungan hidup dan lebih jauh merupakan beban yang menghabiskan dana relatif besar untuk menanganinya, masyarakat cendrung lebih 1

ke arah membuang atau membakar. Persepsi masyarakat terhadap sampah adalah mengganggu sehingga harus disingkirkan. Persepsi seperti ini harus diganti bahwa sampah mempunyai nilai ekonomi dan bisa dimanfaatkan dalam memperbaiki lingkungan (Prihandarini, 2004) Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sampah dapat diolah sedemikian rupa sehingga menjadi barang yang bermanfaat dan menguntungkan secara ekonomis. Teknologi yang dapat digunakan dalam penanganan masalah sampah antara lain adalah pemanfaatan mikroorganisme sebagai upaya untuk mempercepat proses dekomposisi sampah khususnya sampah organik menjadi pupuk organik Pupuk organik merupakan hasil akhir dan atau hasil antara dari perubahan atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan, misalnya bungkil, guano, tepung tulang, limbah ternak dan lain sebagainya (Murbandono, 2002). Pupuk organik merupakan pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik yang didegradasikan secara organik. Sumber bahan baku organik ini dapat diperoleh dari bermacam-macam sumber, seperti : kotoran ternak, sampah rumah tangga non sintetis, limbah-limbah makanan/minuman, dan lain-lain. Biasanya untuk membuat pupuk organik ini, ditambahkan larutan mikroorganisme yang membantu mempercepat proses pendegradasian (Prihandarini, 2004) Di Desa Marga Dauhpuri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, hasil observasi langsung di lapangan ditemukan banyak limbah peternakan seperti kotoran ternak sapi dan babi. Rata-rata masyarakat di wilayah ini memelihara 2 ekor babi dan seekor sapi, dan beberapa peternak memelihara sapi sampai 18 ekor (metode sapi kereman). Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah ini hampir 400 KK, sehingga jumlah limbah ternak sapi dan babi cukup banyak. Sebagian dari limbah tersebut diangkut ke areal perkebunan (kebun) dan sebagian lagi terutama kotoran babi dibuang ketempat yang lebih rendah ( lembah dan sungai kecil). Hal ini menimbulkan masalah bagi masyarakat di bagian yang lebih rendah lokasinya. Masalah yang ditimbulkan berupa pencemaran lingkungan ( tanah, air dan udara). Sementara itu pengetahuan petani sangat kurang dalam mengolah limbah kotoran ternak (sapi dan babi), sehingga kotoran tersebut dibuang dan mencemari lingkungan disekitarnya. Dalam upaya menanggulangi limbah di atas dilakukanlah pengolahan kotoran sapi dan babi menjadi pupuk organik (kompos). 2

Pengomposan adalah proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung dalam sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daun, dan lain-lain) dengan suatu perlakukan khusus (Budi Santoso, 1998) Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik berbasiskan kotoran sapi dan babi. Adapun tujuan kegiatan ini adalah menjadikan petani /peternak sapi dan babi di Desa Marga Dauhpuri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan terampil dan mampu membuat pupuk organik yang bermutu. METODE PEMECAHAN MASALAH Metode yang digunakan dalam memecahkan masalah di atas adalah dengan melalui beberapa cara yaitu : 1) penyuluhan kepada masyarakat terutama kelompok ternak Sari Buana tentang : a) pencemaran lingkungan oleh limbah kotoran sapi dan babi, b ) memperkenalkan cara-cara penanganan limbah kotoran sapi dan babi; dan 2) Pelatihan anggota kelompok ternak dalam pembuatan pupuk organik (kompos) dari limbah kotoran sapi dan babi secara cepat dan berkualitas. Dalam penyuluhan dilakukan secara tutorial dan diskusi dengan anggota kelompok tani ternak. Selanjutnya pada pelatihan pembuatan pupuk dilaksanakan secara praktek langsung teknik pembuatan pupuk organik (kompos). Praktek cara membuat pupuk organik. Bahan baku utama yang digunakan adalah limbah ternak sapi dan babi, berupa kotoran babi dan sapi yang bercampur dengan sisa makanannya dan bercampur dengan air kencingnya. Bahan baku ini disediakan lebih kurang masing-masing 10 karung (beratnya 30 kg/karung). Bahan tambahan (substituen) adalah urea, SP-36, abu, serbuk kayu, kalsit. Starter digunakan EM4 (efective microorganism). Peralatan yang diperlukan antara lain : bak (kotak kayu ukuran 1x1x1 m) 3 buah, sekop, ember, ayakan, termometer, karung/kampil, timbangan, kantong plastik, dan lain-lain. Langkah-langkah pembuatan pupuk organik dilakukan dengan tiga tahap sebagai berikut : Tahap I Bahan kotoran ternak disiapkan dengan kelembaban sekitar 60 %. Bila bahan terlalu becek atau kelembaban lebih dari 60 % maka kotoran ternak didiamkan 3

beberapa waktu hingga mencapai kelembaban yang diinginkan. Bila kotoran ternak terlalu kering, maka perlu disiram dengan air agar mencapai kelembaban 60 %. Setelah kotoran ternak kelembaban mencapai 60 %, selanjutnya ditambah dengan serbuk gergaji, starter, urea, dan SP-36, lalu dicampur hingga rata. Diamkan bahan ini selama 1 minggu. Tahap II Bahan pada tahap I dibalik dengan cara dipindahkan ke bak yang lain. Pada saat pembalikan ini, dilakukan penambahan abu dan kalsit. Proses yang berlangsung sekitar 3 minggu ini perlu dijaga kelembabanya dan suhunya dengan cara pembalikan. Tahap III Pada tahap yang terakhir ini, bahan kompos akan mengalami penstabilan, yaitu suhu mulai turun ke suhu normal dan bahan sudah berbentuk remah. Kondisi ini menandakan bahwa bahan kompos telah menjadi kompos (pupuk organik), sehingga siap digunakan. Selanjutnya dilakukan penyaringan dan pengemasan agar dapat disimpan atau diangkut ketempat lain. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik yang Berkualitas dari Limbah Peternakan Sapi dan Babi telah dilaksanakan di Banjar Kelaci Desa Marga Dauh Puri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, pada bulan Juli sampai Bulan September 2008. Didalam kegiatan tersebut terlibat 12 anggota kelompok tani ternak sari Buana, dan 4 orang penyuluh dan pelatih dan 1 orang dari aparat Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana. Kegiatan tersebut meliputi : 1) penyuluhan tentang pentingnya lingkungannya yang bersih, penanganan limbah terutama dari peternakan sapi dan babi yang berupa kotoran sapi dan babi, serta cara-cara pembuatan pupuk organik yang cepat dan berkualitas, 2) Pelatihan dan praktek langsung tentang pembuatan pupuk organik yang berbasiskan limbah kotoran sapi dan babi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat menghasilkan beberapa hal yaitu : 1) dapat meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya kelompok tani ternak Sari Buana tentang :a) limbah ternak berupa kotoran sapi maupun babi dapat diolah menjadi bahan yang bernilai ekonomis agar tidak mencermari 4

lingkungan, b) Kotoran sapi dan babi dapat diolah menjadi pupuk organik (kompos) yang berguna untuk tanaman; 2) Dapat meningkatkan ketrampilan masyarakat dalam membuat pupuk organik (kompos) yang berkualitas dari kotoran sapi dan babi, 3) Dihasilkannya kompos yang bermutu dengan ciri : warna coklat kehitaman, struktur gembur, berbutir halus, tidak berbau dan kandungan unsur hara yakni: C-organik, N-total, P-tersedi, K-tersedia, C/N yang kandungannya masing-masing disajikan pada Tebl 1. Kondisi kompos yang dihasilkan sudah sesuai dengan kriteria kompos yang bermutu menurut Isroi (2008) yakni kompos yang memiliki ciri-ciri : Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah, tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi, nisbah C/N sebesar 10 20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya, berefek baik jika diaplikasikan pada tanah, suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan tidak berbau. Tabel 1. Kandungan Unsur Hara Kompos Kotoran Sapi dan Babi Kandungan Nama Unsur Kotoran sapi Kotoran babi Keterangan C-organik (%) 3,04 3,70 Warna coklat hitam, N-total (%) 0,41 0,16 struktur gembur, P- tersedia (ppm) 20,56 35,91 tekstur halus dan K-tersedia (ppm) 842,31 2517,10 berbutir halus C/N ratio 7,41 23,13 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : terjadi peningkatan kesadaran masyarakat tentang pencemaran lingkungan oleh limbah peternakan sapi dan babi, meningkatnya keterampilan masyarakat petani/peternak dalam mengolah limbah 5

kotoran sapi dan babi menjadi pupuk organik (kompos) yang berkualitas dan telah dihasilkan pupuk kompos berkualitas dari kotoran sapi dan babi. Saran Dalam upaya meningkatkan pendapatan petani/peternak, sebaiknya kegiatan pengabdian masyarakat ini dilanjutkan dengan teknik pengemasan dan pemasaran serta jalur pemasaran dari produk pupuk kompos tersebut. Disamping itu limbah kotoran dapat diolah menjadi produk lain yang lebih bernilai ekonomis seperti pelatihan pembuatan pelet makanan ikan dari kotoran sapi. UCAPAN TERIMAKASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada Rektor dan Ketua Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Udayana atas dukungan dana sehingga kegiatan pengabdian ini dapat terselenggara. Kepada Kelompok Ternak Sari Buana Desa Marga Dauhpuri, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan atas partisipasinya, serta semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini penulis mengucapkan terimakasih. DAFTAR PUSTAKA Budi Santoso, H. 1998. Pupuk Kompos. Penerbit Kanisius. Jakarta. Isroi. 2008. KOMPOS. Makalah. Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia, Bogor Murbandono,HS. L. 2002. Membuat Kompos.Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta. Prihandarini, Ririen. 2004. Manajemen Sampah, Daur Ulang Sampah Menjadi Pupuk Organik. Penerbit PerPod. Jakarta. 6

7