2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

dokumen-dokumen yang mirip
2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

No yang meliputi kompetensi teknis, kompetensi manajerial dan kompetensi sosial kultural. Selanjutnya subyek yang menjadi sasaran untuk diserti

SERTIFIKASI PENYULUH KKBPK TAHUN D r s. S u k a r y o Te g u h S a n t o s o, M. P d

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 te

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan L

2017, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Le

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2017, No Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 2. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Repub

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tam

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

2016, No Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lemb

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR KOMPETENSI MANAJERIAL JABATAN FUNGSIONAL TEKNISI TRANFUSI DARAH

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangka

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI SERTIFIKASI ELEKTRONIK

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166

2017, No Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4019); 4. Pe

2016, No Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lem

2017, No II, Eselon III, Eselon IV, Jabatan Fungsional Auditor Utama, Auditor Madya, Auditor Muda, dan Jabatan Fungsional Widyaiswara sebagai

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG SERTIFIKASI AMIL ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

2017, No Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

2016, No Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana menjadi Pegawai Negeri Sipil Badan Kependudukan dan Keluarga Beren

2017, No Indonesia Nomor 5494); 3 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpu

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

2016, No Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 14 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Administrasi Negara (Berita

2017, No Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Tata Cara Pembentukan Peraturan Kepala Badan di Lingkunga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN FUNGSIONAL SANDIMAN MELALUI INPASSING

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Mengingat : Pemerintah Penyelenggara Pendidikan Dan Pelatihan Teknis masih terdapat kekurangan dan belum dapat menampung perkembangan

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indon

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

2016, No Republik Indonesia Nomor 5512); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

2017, No Keuangan dan Pembangunan Nomor PER-1633/K/JF/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Sertifikasi Pejabat Struktural ke dal

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 106 Tahun 2007 tentang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana diubah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Negara Bukan Pajak yang Berasal dari Pendidikan dan Pelatihan Teknis dan Fungsional pada Lembaga Administrasi Negara tidak sesuai lagi

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 11 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UMUM AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KEARSIPAN

2016, No d. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2010 tentang Penelitian dan Pengembangan, serta Pendidika

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA OMBUDSMAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Ta

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2016, No Kelas Jabatan di Lingkungan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

2016, No Guru dan Tenaga Kependidikan Menjadi Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Si

LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. No.745, 2016 BKPM. Tunjangan Kinerja. Jabatan. Kelas Jabatan. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 3, Ta

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

2016, No Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 186); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 36

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

, No Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 29 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Hukum dan Hak

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2006 TENTANG TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH KELUARGA BERENCANA

PERATURAN NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENGADAAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN NASIONAL PENCARIAN DAN PERTOLONGAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA SERTIFIKASI PROFESI PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Kompetensi Pejabat Fungsional Pemeriksa Perlindungan Varietas Tanaman; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perli

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2017 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fu

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 76 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA MAHKAMAH PELAYARAN

2016, No Pelaksanaan Pengalihan Pegawai Negeri Sipil Daerah Kabupaten/Kota yang Melaksanakan Urusan Pemerintahan Bidang Kehutanan Selain yang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotism

2016, No mengalihkan Pegawai Negeri Sipil Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota menjadi Pegawai Negeri Sipil Kementerian Kelautan dan Peri

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

No.710, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. Penyuluh KKBPK. Sertifikasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 19) PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang- Undang nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 161, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5080);

2017, No.710-2- 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 3. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 322); 4. Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Lembaga Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 11); 5. Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Nomor 2 Tahun 2017 tentang Standar Kompetensi Penyuluh Keluarga Berencana (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 384);

-3-2017, No.710 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TENTANG PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI PENYULUH KEPENDUDUKAN, KELUARGA BERENCANA DAN PEMBANGUNAN KELUARGA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Penyuluh Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga yang selanjutnya disingkat Penyuluh KKBPK adalah Penyuluh Keluarga Berencana dan Petugas Lapangan Keluarga Berencana. 2. Penyuluh Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat PKB adalah Pegawai Negeri Sipil dengan jabatan fungsional yang diberi tugas tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melaksanakan kegiatan Penyuluhan, pelayanan, evaluasi dan pengembangan program KB Nasional. 3. Petugas Lapangan Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat PLKB adalah Pegawai Negeri Sipil yang bertugas melaksanakan, mengelola dan menggerakkan masyarakat dalam program KB di tingkat Desa/Kelurahan. 4. Sertifikasi adalah rangkaian kegiatan penilaian kesesuaian yang berkaitan dengan pemberian jaminan tertulis bahwa seorang yang telah memenuhi standar dan/atau regulasi. 5. Kompetensi adalah karakteristik dan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan. 6. Kompetensi Teknis adalah kemampuan kerja setiap pegawai negeri sipil yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang mutlak diperlukan

2017, No.710-4- dalam melaksanakan tugas-tugas jabatannya. 7. Kompetensi Manajerial adalah soft competency yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai tugas dan/atau fungsi jabatan. 8. Kompetensi Sosial Kultural adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dan dikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-nilai, moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi oleh setiap pemegang Jabatan untuk memperoleh hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi, dan Jabatan. 9. Uji Kompetensi adalah proses penilaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui metode tertentu dan pengumpulan bukti pendukung yang relevan. 10. Asesor adalah seseorang yang berhak dan terkualifikasi untuk melakukan Uji Kompetensi terhadap suatu Kompetensi sesuai dengan ruang lingkup penilaiannya. 11. Organisasi Profesi adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh instansi pembina yang ditujukan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan melindungi kepentingan publik maupun profesional pada bidang tersebut. 12. Sertifikat Kompetensi adalah bukti pengakuan tertulis atas penguasaan Kompetensi yang diberikan oleh pengelola Sertifikasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 13. Pendidikan dan Pelatihan yang selanjutnya disebut Diklat adalah proses penyelenggaraan belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan seorang individu. 14. Pejabat Pembina Kepegawaian yang selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN dan pembinaan manajemen ASN di lingkungan BKKBN sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

-5-2017, No.710 15. Pemeliharaan Kompetensi adalah upaya memelihara keahlian Penyuluh KKBPK yang wajib dilakukan oleh Penyuluh KKBPK yang telah mengikuti kegiatan penilaian Kompetensi, dan telah mendapatkan sertifikat Sertifikasi sebagai Penyuluh KKBPK profesional. 16. Pengembangan Kompetensi adalah upaya meningkatkan keahlian Penyuluh KKBPK yang wajib dilakukan oleh Penyuluh KKBPK yang telah mengikuti kegiatan penilaian Kompetensi, dan telah mendapatkan sertifikat Sertifikasi sebagai Penyuluh KKBPK profesional. 17. Keluarga Berencana yang selanjutnya disebut KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas. 18. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional yang selanjutnya disebut BKKBN adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang memiliki tugas pemerintahan di bidang pengendalian penduduk dan penyelenggaraan keluarga berencana. 19. Kepala Badan adalah Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. BAB II ASAS, TUJUAN, SASARAN, STANDAR ACUAN DAN KERANGKA KUALIFIKASI Pasal 2 Penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK berdasarkan asas: a. kepastian; b. profesionalitas; c. proporsionalitas; d. keterpaduan; e. akuntabiltas; f. efektif dan efisien;

2017, No.710-6- g. keterbukaan; h. nondiskriminatif; dan i. keadilan dan kesetaraan. Pasal 3 Tujuan diselenggarakannya Sertifikasi Penyuluh KKBPK untuk: a. memastikan bahwa pelaksanaan tugas-tugas sebagai Penyuluh KKBPK dilaksanakan oleh sumber daya manusia yang profesional; b. meningkatkan mutu, integritas, profesionalitas, efektiftas dan efisien serta akuntabilitas para pihak dalam pelaksanaan Sertifikasi keahlian bagi Penyuluh KKBPK; dan c. memberikan keseragaman dan kepastian dalam penyelenggaraan Sertifikasi Kompetensi Penyuluh KKBPK. Pasal 4 (1) Sasaran Sertifikasi adalah Penyuluh KKBPK. (2) Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. PKB yang telah terverifikasi di dalam sistem informasi kepegawaian BKKBN; dan b. PLKB yang sudah terverifikasi di dalam sistem informasi kepegawaian BKKBN. Pasal 5 (1) Standar acuan yang digunakan untuk melaksanakan Sertifikasi Penyuluh KKBPK melalui Uji Kompetensi merupakan standar Kompetensi PKB. (2) Standar Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas standar Kompetensi Teknis, Kompetensi Manajerial dan Kompetensi Sosial Kultural. (3) Standar Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berdasarkan ketentuan peraturan perundangundangan.

-7-2017, No.710 Pasal 6 (1) Kerangka kualifikasi PKB terdiri atas: a. tingkat keahlian; dan b. tingkat keterampilan. (2) PKB tingkat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi: a. PKB Ahli Madya; b. PKB Ahli Muda; dan c. PKB Ahli Pertama. (3) PKB tingkat keterampilan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a. PKB Penyelia; b. PKB Mahir; c. PKB Terampil; dan d. PKB Pemula. (4) Standar Kompetensi yang digunakan untuk setiap jenjang pada kualifikasi ahli dan terampil berdasarkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III PENYELENGGARAAN SERTIFIKASI Bagian Pertama Umum Pasal 7 Penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK terdiri atas: a. unit penyelenggara Sertifikasi; b. metode penilaian Kompetensi; c. periode pelaksanaan dan regionalisasi; dan d. komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK.

2017, No.710-8- Bagian Kedua Unit Penyelenggara Sertifikasi Pasal 8 (1) Dalam penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK BKKBN membentuk unit penyelenggara Sertifikasi. (2) Unit penyelenggara Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas : a. membantu PPK dalam menyusun dan melaksanakan Sertifikasi Penyuluh KKBPK; b. mengelola Pemeliharaan Kompetensi Penyuluh KKBPK; c. mengelola Pengembangan Kompetensi Penyuluh KKBPK; dan d. melakukan monitoring dan evaluasi pengelolaan Sertifikasi Penyuluh KKBPK secara berkala. (3) Unit penyelenggara Sertifikasi terdiri atas: a. Pelindung; b. Pembina; c. Penanggung jawab; d. Ketua Pokja; e. Wakil Ketua Pokja; f. Sekretaris Pokja; g. Kepala Bidang I ; h. Kepala Bidang II; dan i. Kepala Bidang III. (4) Kepala Bidang sebagaimana dimaksud dalam huruf g, huruf h, dan huruf i pada ayat (3) paling sedikit membidangi: a. Bidang I: Pelaksanaan Sertifikasi Penyuluh KKBPK; b. Bidang II: Pemeliharaan Kompetensi Penyuluh KKBPK; dan c. Bidang III: Pengembangan Kompetensi Penyuluh KKBPK.

-9-2017, No.710 Pasal 9 Unit penyelenggara Sertifikasi Penyuluh KKBPK dapat dibantu oleh anggota paling banyak 4 (empat) orang pada masingmasing bidang. Pasal 10 Syarat keanggotaan unit penyelenggara Sertifikasi Penyuluh KKBPK paling sedikit memiliki: a. pengalaman dan kemampuan di bidang advokasi, penggerakan dan informasi program KKBPK; dan b. pengalaman dan kemampuan di bidang pengelolaan pengembangan sumber daya manusia dan penilaian Kompetensi serta Sertifikasi. Pasal 11 Susunan keanggotaan unit penyelenggara Sertifikasi Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) ditetapkan dalam Keputusan Kepala Badan. Bagian Ketiga Metode Uji Kompetensi Pasal 12 (1) Sertifikasi Penyuluh KKBPK dilakukan melalui Uji Kompetensi. (2) Pelaksanaan Uji Kompetensi Penyuluh KKBPK dapat menggunakan metode penilaian berbasis online atau offline. (3) Metode penilaian berbasis online sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan media Computer Assissted Test (CAT). (4) Computer Assissted Test (CAT) sebagaimana dimaksud pada ayat (3) merupakan sistem penilaian Kompetensi dengan menggunakan alat ukur tertentu yang diunggah ke dalam sistem aplikasi Sertifikasi PKB yang dapat diakses oleh Penyuluh KKBPK melalui komputer yang terkoneksi dengan jaringan internet.

2017, No.710-10- (5) Metode penilaian berbasis offline sebagaimana dimaksud pada ayat (2) menggunakan media Lembar Jawaban Kerja (LJK). (6) Pengaturan mengenai metode penilaian ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. Pasal 13 Alat ukur Uji Kompetensi dalam rangka Sertifikasi Penyuluh KKBPK meliputi : a. alat ukur penilaian administrasi; dan b. alat ukur Uji Kompetensi. Pasal 14 (1) Alat ukur penilaian administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) dilakukan untuk mengetahui kelengkapan basis data yang harus disi oleh Penyuluh KKBPK. (2) Penilaian terhadap kelengkapan administrasi yang diisi oleh Penyuluh KKBPK tidak menentukan hasil Uji Kompetensi. (3) Penilaian terhadap kelengkapan administrasi digunakan untuk mengetahui profil data Penyuluh KKBPK, yang selanjutnya hasilnya akan diintergrasikan dengan Sistem Informasi Kepegawaian BKKBN. (4) Pengaturan mengenai teknis pemeriksaan berkas administrasi, komponen profil data Penyuluh KKBPK, dan hal lain yang terkait dengan administrasi Penyuluh KKBPK ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. Pasal 15 (1) Prosedur penilaian administrasi dilakukan dengan memeriksa kelengkapan dan memverifikasi keabsahan setiap data yang diunggah ke dalam Sistem Aplikasi Sertifikasi PKB. (2) Seluruh data Penyuluh KKBPK yang telah terverifikasi akan diintegrasikan dengan Sistem Informasi Kepegawaian BKKBN.

-11-2017, No.710 Pasal 16 (1) Alat ukur Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (2) dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian Kompetensi Penyuluh KKBPK sesuai dengan standar acuan yang telah ditetapkan. (2) Bentuk penilaian yang digunakan dalam Uji Kompetensi dapat berupa: a. penilaian portofolio; b. simulasi; c. tes tulis; dan/atau d. wawancara Kompetensi. (3) Pengaturan mengenai teknis pelaksanaan Uji Kompetensi yang meliputi: a. bentuk tes yang digunakan; b. jumlah soal; c. alokasi waktu; d. tata cara pengerjaan soal; dan e. hal lain yang terkait dengan penilaian Kompetensi. (4) Pengaturan mengenai teknis pelaksanaan Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. Pasal 17 (1) Prosedur penilaian Kompetensi dengan menggunakan metode penilaian berbasis online adalah sebagai berikut: a. Penyuluh KKBPK akan mendapatkan kode akses untuk LOGIN berupa username dan password; b. username dan password yang pertama kali merupakan Nomor Induk Pegawai masing-masing Penyuluh KKBPK; c. setiap Penyuluh KKBPK mengisi lembar biodata; d. sebelum memulai Uji Kompetensi, Penyuluh KKBPK disarankan untuk melakukan simulasi latihan pengerjaan soal-soal; e. Penyuluh KKBPK mulai mengerjakan soal sesuai dengan petunjuk di dalam aplikasi; dan

2017, No.710-12- f. prosedur penilaian Kompetensi dan tata tertib spelaksanaan Sertifikasi melalui metode penilaian berbasis online ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. (2) Prosedur penilaian Kompetensi dengan menggunakan metode penilaian berbasis offline adalah sebagai berikut: a. pelaksana Sertifikasi memfasilitasi penyelenggaraan Uji Kompetensi; b. Penyuluh KKBPK akan mendapatkan 1 (satu) set materi Uji Kompetensi; c. sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh assesor dan Penyuluh KKBPK memulai pengerjaan soal-soal; dan d. prosedur Uji Kompetensi dan tata tertib pelaksanaan Sertifikasi melalui metode penilaian berbasis offline ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. Bagian Keempat Periode Pelaksanaan dan Regionalisasi Pasal 18 Periode pelaksanaan dan regionalisasi Sertifikasi Penyuluh KKBPK dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Pasal 19 (1) Pelaksanaan Sertifikasi dibagi menjadi beberapa regional yang ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. (2) Pelaksanaan Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan bersinergi dengan kegiatan rutin yang melibatkan Penyuluh KKBPK di setiap tingkatan.

-13-2017, No.710 Bagian Kelima Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK Pasal 20 (1) Untuk rangka menjaga akuntabilitas penyelenggaraan Sertifikasi Penyuluh KKBPK dibentuk Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK. (2) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diketuai oleh Sekretaris Utama dengan keanggotaan mewakili unit kerja terkait. (3) Keanggotaan Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK terdiri dari para pejabat tinggi madya dan pejabat tinggi pratama BKKBN yang terkait. (4) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK dapat melibatkan organisasi profesi Penyuluh KKBPK yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKKBN. (5) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut: a. memverifikasi materi ujian Sertifikasi Penyuluh KKBPK; b. menetapkan hasil Sertifikasi Penyuluh KKBPK; dan c. membekukan dan mencabut Sertifikasi Penyuluh KKBPK dalam hal pemegang sertifikat terbukti melakukan pelanggaran peraturan perundangundangan. (6) Komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK ditetapkan dengan Keputusan Kepala BKKBN. Pasal 21 (1) Hasil Uji Kompetensi ditetapkan melalui rapat sidang komite Sertifikasi Penyuluh KKBPK berdasarkan hasil perhitungan kesesuaian antara standar acuan dengan hasilnya. (2) Hasil Uji Kompetensi adalah berupa gambaran kesenjangan Kompetensi Penyuluh KKBPK pada setiap unit Kompetensi yang wajib dimiliki oleh Penyuluh

2017, No.710-14- KKBPK sesuai dengan jenjang kualifikasinya. (3) Hasil pelaksanaan Uji Kompetensi untuk setiap unit Kompetensi adalah: a. di atas standar; b. sesuai standar; dan c. tindak lanjut pengembangan. Pasal 22 (1) Penyuluh KKBPK yang telah mengikuti Sertifikasi akan mendapatkan bukti pengakuan tertulis atas penguasaan Kompetensi. (2) Bukti pengakuan tertulis atas penguasaan Kompetensi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah berupa: a. sertifikat Sertifikasi Penyuluh KKBPK profesional; dan b. lembar keterangan hasil Sertifikasi; (3) Sertifikat Sertifikasi Penyuluh KKBPK Profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a paling sedikit berisi: a. judul sertifikat yakni Sertifikat Sertifikasi Penyuluh KKBPK ; b. nama, tempat dan tanggal lahir Penyuluh KKBPK; c. keterangan predikat: Penyuluh KKBPK Profesional ; d. pasphoto Penyuluh KKBPK; e. tanggal dan tahun pengesahan; dan f. tanda tangan Kepala Badan. (4) Lembar keterangan hasil Sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b paling sedikit berisi: a. daftar unit Kompetensi yang wajib dimiliki Penyuluh KKBPK sesuai dengan jenjang kualifikasinya; b. hasil yang diperoleh berdasarkan Uji Kompetensi yakni berupa keterangan sesuai standar atau di atas standar atau tindak lanjut pengembangan pada setiap Kompetensi; dan c. ditandatangani Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan dan Informasi.

-15-2017, No.710 (5) Sertifikat Sertifikasi Penyuluh KKBPK profesional berlaku selama 5 (lima) tahun. (6) Spesifikasi sertifikat Penyuluh KKBPK profesional ditetapkan oleh Direktur Bina Lini Lapangan. BAB IV TINDAK LANJUT PELAKSANAAN SERTIFIKASI Bagian Pertama Umum Pasal 23 Tindak lanjut pelaksanaan Sertifikasi meliputi : a. Pemeliharaan Kompetensi; dan b. Pengembangan Kompetensi. Bagian Kedua Pemeliharaan Kompetensi Pasal 24 (1) Uji Kompetensi yang menghasilkan di atas standar dan sesuai standar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf a dan huruf b, Penyuluh KKBPK diwajibkan melakukan Pemeliharaan Kompetensi secara periodik. (2) Pemeliharaan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. memastikan pemegang sertifikat Sertifikasi memiliki Kompetensi yang sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam jabatan sesuai dengan jenjang kualifikasinya; dan b. memelihara mutu sertifikat Sertifikasi secara berkesinambungan. (3) Pemeliharaan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan cara pengisian buku kerja secara online.

2017, No.710-16- (4) Pemegang sertifikat Sertifikasi wajib mengisi data kegiatan Penyuluhan KKBPK pada buku kerja setiap tahun. (5) Peraturan terkait Pemeliharaan Kompetensi ditetapkan oleh Kepala Biro Kepegawaian. Bagian Ketiga Pengembangan Kompetensi Pasal 25 (1) Uji Kompetensi yang menghasilkan tindak lanjut pengembangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (3) huruf c, Penyuluh KKBPK diwajibkan mengikuti program Pengembangan Kompetensi sesuai dengan Kompetensi yang masih belum tercapai. (2) Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. meningkatkan Kompetensi pemegang sertifikat Sertifikasi agar sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam jabatan sesuai dengan jenjang kualifikasinya; dan b. memelihara mutu sertifikat Sertifikasi secara berkesinambungan. (3) Pengembangan Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan berbagai cara yang meliputi pembinaan, pendidikan dan pelatihan. (4) Pemegang sertifikat Sertifikasi wajib mengikuti kegiatan pengembangan Kompetensi sesuai dengan hasil kesenjangan Kompetensi. (5) Formulasi program Pengembangan Kompetensi sesuai dengan kesenjangan hasil Uji Kompetensi ditetapkan oleh Kepala Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana.

-17-2017, No.710 BAB V PENUTUP Pasal 26 Peraturan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kepala Badan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 2017 KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, ttd SURYA CHANDRA SURAPATY Diundangkan di Jakarta pada tanggal 16 Mei 2017 DIREKTUR JENDERAL PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd WIDODO EKATJAHJANA