APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI

dokumen-dokumen yang mirip
PREDIKSI PENDAPATAN ASLI DAERAH KALIMANTAN BARAT MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER FEEDFORWARD DENGAN ALGORITMA BACKPROPAGATION SEBAGAI ESTIMASI NILAI KURS JUAL SGD-IDR

BAB 2 KONSEP DASAR PENGENAL OBJEK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 DISAIN MODEL. Pengguna. Citra. Ekstraksi Ciri x. Antar muka (Interface) Data Hasil Ekstraksi Ciri. Testing dan Identifikasi.

BAB II DASAR TEORI Jaringan Syaraf Tiruan. Universitas Sumatera Utara

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MENGETAHUI LOYALITAS KARYAWAN

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION UNTUK MENGENALI MOTIF BATIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

lalu menghitung sinyal keluarannya menggunakan fungsi aktivasi,

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pengenalan suara (voice recognition) dibagi menjadi dua jenis, yaitu

VOL. 01 NO. 02 [JURNAL ILMIAH BINARY] ISSN :

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

PREDIKSI CURAH HUJAN DI KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

ANALISIS PENAMBAHAN NILAI MOMENTUM PADA PREDIKSI PRODUKTIVITAS KELAPA SAWIT MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION

Jurnal Informatika Mulawarman Vol 5 No. 1 Februari

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI CURAH HUJAN SUMATERA UTARA DENGAN METODE BACK PROPAGATION (STUDI KASUS : BMKG MEDAN)

Muhammad Fahrizal. Mahasiswa Teknik Informatika STMIK Budi Darma Jl. Sisingamangaraja No. 338 Simpanglimun Medan

PERANCANGAN PROGRAM PENGENALAN BENTUK MOBIL DENGAN METODE BACKPROPAGATION DAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK SKRIPSI

JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN BACKPROPAGATION UNTUK MENDETEKSI PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA

Estimasi Suhu Udara Bulanan Kota Pontianak Berdasarkan Metode Jaringan Syaraf Tiruan

Presentasi Tugas Akhir

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENYAKIT SALURAN PERNAFASAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

ANALISA JARINGAN SARAF TIRUAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI PRODUKTIVITAS PEGAWAI. Jasmir, S.Kom, M.Kom

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

MODEL PEMBELAJARAN JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK OTOMATISASI PENGEMUDIAN KENDARAAN BERODA TIGA

JARINGAN SARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK) ERWIEN TJIPTA WIJAYA, ST, M.KOM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BACK PROPAGATION NETWORK (BPN)

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Citra Digital

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

PREDIKSI KELULUSAN MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE NEURAL NETWORK DAN PARTICLE SWARM OPTIMIZATION

T 11 Aplikasi Model Backpropagation Neural Network Untuk Perkiraan Produksi Tebu Pada PT. Perkebunan Nusantara IX

Penerapan Jaringan Saraf Tiruan Metode Backpropagation Menggunakan VB 6

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI VOLUME PEMAKAIAN AIR BERSIH DI KOTA PONTIANAK

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

KLASIFIKASI POLA HURUF VOKAL DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN BACKPROPAGATION. Dhita Azzahra Pancorowati

PENERAPAN JARINGAN SYARAF TIRUAN DALAM MEMPREDIKSI TINGKAT PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT

PENGENALAN POLA HURUF ROMAWI DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN PERSEPTRON LAPIS JAMAK

Jaringan Syaraf Tiruan. Disusun oleh: Liana Kusuma Ningrum

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Klasifikasi Pola Huruf Vokal dengan Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan

PERBANDINGAN ANTARA MODEL NEURAL NETWORK DAN MODEL DUANE UNTUK EVALUASI KETEPATAN PREDIKSI WAKTU KERUSAKAN SUATU KOMPONEN

BAB VIII JARINGAN SYARAF TIRUAN

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 04, No.2 (2016), hal ISSN : x

BAB II. Penelitian dengan jaringan syaraf tiruan propagasi balik. dalam bidang kesehatan sebelumnya pernah dilakukan oleh

SATIN Sains dan Teknologi Informasi

PRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :

Perbaikan Metode Prakiraan Cuaca Bandara Abdulrahman Saleh dengan Algoritma Neural Network Backpropagation

PERANCANGAN APLIKASI MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT MATA DENGAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION

PERANCANGAN SISTEM PENGENALAN DAN PENYORTIRAN KARTU POS BERDASARKAN KODE POS DENGAN MENGGUNAKAN ARTIFICIAL NEURAL NETWORK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini menguraikan analisa penelitian terhadap metode Backpropagation yang

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN MULTI LAYER PERCEPTRON PADA APLIKASI PRAKIRAAN CUACA

BAB III METODE PENELITIAN. menjawab segala permasalahan yang ada dalam penelitian ini.

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION

BAB IV JARINGAN SYARAF TIRUAN (ARTIFICIAL NEURAL NETWORK)

Architecture Net, Simple Neural Net

PERBANDINGAN ALGORITMA PARTICLE SWARM OPTIMIZATION DAN REGRESI PADA PERAMALAN WAKTU BEBAN PUNCAK

BAB III LANDASAN TEORI. Definisi Peramalan adalah memperkiraan atau memproyeksikan sesuatu

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Model Arsitektur Backpropogation Dalam Memprediksi Faktor Tunggakan Uang Kuliah (Studi Kasus AMIK Tunas Bangsa)

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN PADA PENGENALAN POLA TULISAN DENGAN METODE BACKPROPAGATION

Jurnal Ilmiah Komputer dan Informatika (KOMPUTA) 1 Edisi.,Volume,. Bulan.. ISSN :

IMPLEMENTASI JARINGAN SYARAF TIRUAN METODE BACKPROPAGATION UNTUK MEMPREDIKSI HARGA SAHAM

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MENGENALI TULISAN TANGAN HURUF A, B, C, DAN D PADA JAWABAN SOAL PILIHAN GANDA

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Arsitektur Jaringan Salah satu metode pelatihan terawasi pada jaringan syaraf adalah metode Backpropagation, di mana ciri dari metode ini adalah memin

Jaringan syaraf dengan lapisan tunggal

IMPLEMENTASI ALGORITMA PERCEPTRON UNTUK PENGENALAN POLA MASUKAN BINER MAUPUN BIPOLAR MENGGUNAKAN BORLAND DELPHI

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. fuzzy logic dengan aplikasi neuro computing. Masing-masing memiliki cara dan proses

METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK MEMPREDIKSI PENJUALAN OBAT Pada PT. METRO ARTHA PRAKARSA MENERAPKAN METODE BACKPROPAGATION

BAB 2 LANDASAN TEORI

NEURAL NETWORK BAB II

ANALISIS ALGORITMA INISIALISASI NGUYEN-WIDROW PADA PROSES PREDIKSI CURAH HUJAN KOTA MEDAN MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK AS A METHOD OF FORECASTING ON CALCULATION INFLATION RATE IN JAKARTA AND SURABAYA

JARINGAN SYARAF TIRUAN

Pengembangan Aplikasi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dengan Jaringan Syaraf Tiruan Backpropagation

PENGENALAN KARAKTER ALFANUMERIK MENGGUNAKAN METODE BACKPROPAGARATION

BAB III. METODOLOGI. kegiatan manusia membuat penelitian dengan domain teknik informatika

MATERI DAN METODE. Cara Pengambilan Data

ANALISIS PENGGUNAAN ALGORITMA KOHONEN PADA JARINGAN SYARAF TIRUAN BACKPROPAGATION DALAM PENGENALAN POLA PENYAKIT PARU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Sebelumnya... Pembelajaran Mesin/Machine Learning Pembelajaran dengan Decision Tree (ID3) Teori Bayes dalam Pembelajaran

Architecture Net, Simple Neural Net

BAB I PENDAHULUAN. universitas swasta yang memiliki 7 Fakultas dengan 21 Program Studi yang

Prediksi Pergerakan Harga Harian Nilai Tukar Rupiah (IDR) Terhadap Dollar Amerika (USD) Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Implementasi antar muka dalam tugas akhir ini terdiri dari form halaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEMPREDIKSI KECERDASAN SISWA MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN BERBASIS ALGORITMA BACKPROPAGATION (STUDI KASUS DI LP3I COURSE CENTER PADANG)

Transkripsi:

APLIKASI JARINGAN SARAF TIRUAN UNTUK INVENTARISASI LUAS SUMBER DAYA ALAM STUDI KASUS PULAU PARI Putri Khatami Rizki 1), Muchlisin Arief 2), Priadhana Edi Kresnha 3) 1), 2), 3) Teknik Informatika Fakultas Teknik Unviersitas Muhammadiyah Jakarta Jl Cempaka Putih Tengah No. 27 Jakarta Pusat 10510 Email : putri.khatami@ftumj.ac.id 1), muchlisin.arief@ftumj.ac.id 2), priadhana.edi@ftumj.ac.id 3) Abstrak Pada penelitian ini, sumber daya Pulau Pari, Kepulauan Seribu, diinventarisasi menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan (JST) Perceptron Multilayer Backpropagation. Perceptron Multilayer Backpropagation adalah se/ buah model jaringan saraf tiruan feedforward yang memetakan set input data ke dalam suatu set output yang sesuai. Proses pemetaan input ke output melibatkan neuronneuron yang diaktifkan dengan fungsi aktivasi logsigmoid (logsig) yaitu fungsi transfer dengan rentang nilai output antara -1 hingga 1. JST yang siap disimulasikan diberi input citra Avnir-2 Pulau Pari. Citra Avnir-2 memiliki 4 Band (Merah, Hijau, Biru, dan Near Infra Red). Tiap pixel dalam citra ini mewakili 10m x 10m pada kondisi sebenarnya. Hasil dari JST adalah pengelompokan ekosistem Pulau Pari berdasarkan kemiripan fiturnya pada citra. Luas wilayah tiap ekosistem dianalisa melalui banyaknya pixel yang dikandung oleh ekosistem tersebut. Dari hasil analisa, ditemukan bahwa ekosistem terbesar di Pulau Pari adalah laut (87.55% wilayah) dan terkecil adalah pasir tipe-1 (0.08% wilayah). Kata kunci: Perceptron Multilayer Backpropagation, Fungsi Aktivasi Log-Sig, Citra AVNIR-2, Pulau Pari. 1. Pendahuluan Indonesia adalah Negara kepulauan dengan berbagai jenis ekosistem yang hidup di dalamnya. Ekosistem hayati akan menjadi rumah bagi binatang-binatang disekitar ekosistem tersebut. Misalnya, terumbu karang menjadi rumah bagi berbagai jenis ikan disekitar terumbu karang. Pulau-pulau konservasi, seperti Pulau Pari yang ada di Kepulauan seribu, memiliki berbagai jenis ekosistem hayati, seperti mangrove, lamun, dan berbagai jenis terumbu karang. Ekosistem ini hidup menyebar disekitar pulau penyebarannya dapat diinventarisasi dengan mengetahui luas masing-masing ekosistem. Metode klasifikasi atau pengelompokan dapat dimanfaatkan untuk mengetahui penyebaran ekosistem tersebut. Cabang ilmu yang membahas mengenai pengklasifikasian salah satunya adalah Jaringan Saraf Tiruan (JST). Jaringan Saraf Tiruan (JST) adalah suatu simulasi abstrak dari sistem saraf buatan dalam otak manusia yang mengandung Pi kelompok neuron yang saling terinterkoneksi yang kemampuannya untuk belajar[1]. Sedangkan untuk input JST sendiri dapat berupa media digital yaitu citra satelit. Untuk menginventarisasi ekosistem di Pulau Pari dengan JST maka dibutuhkan citra satelit Pulau Pari. JST sendiri memiliki berbagai macam metode diantaranya adalah Perceptron Multilayer Backpropagation, yaitu sebuah model jaringan saraf tiruan feedforward yang memetakan set input data ke dalam suatu set output yang sesuai. Sebuah perceptron multilayer terdiri dari beberapa layer node di dalam graf berarah, dengan tiap-tiap layer saling terkoneksi satu dengan yang lain[2]. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini akan membahas mengenai pembuatan aplikasi jaringan saraf tiruan untuk inventarisasi luas sumber daya alam studi kasus Pulau Pari menggunakan perceptron multilayer backpropagation. 2. Pembahasan a. Persiapan Klasifikasi - Citra Satelit AVNIR-2 Citra satelit yang digunakan bersumber dari satelit ALOS sensor AVNIR-2. Citra AVNIR-2 terdiri atas empat band spectral yaitu Red (R), Green (G), Blue (B), dan Near Infra-Red (NIR). Tujuan utama dari AVNIR-2 adalah untuk pemetaan penutupan lahan, pemantauan bencana alam dan untuk pemantauan lingkungan regional. Sensor AVNIR-2 menghasilkan citra dengan resolusi spasial 10m 2 [3]. - Fungsi Aktivasi Informasi atau input yang dikirim ke neuron memiliki bobot tertentu. Bobot kemudian diproses oleh suatu fungsi perambatan. Hasilnya dibandingkan dengan nilai ambang tertentu melalui fungsi aktivasi setiap neuron. Jika hasilnya melewati nilai ambang, maka neuron akan diaktivasi, jika tidak neuron tidak diaktifkan. Fungsi aktivasi log-sigmoid (logsig) adalah fungsi transfer yang membawa input ke output dengan perhitungan log-sigmoid. Nilai output-nya antara -1 hingga 1. 4.9-7

Persamaan log-sigmoid: = ( ) = ( ) (1) b. Pengolahan Data Untuk mengetahui posisi objek pada keadaan sebenarnya, dilakukan survey ke lokasi penelitian terlebih dahulu. Berdasarkan hasil survey, terdapa 14 objek yang akan diklasifikasikan. Adapun ke-14 objek tersebut adalah: - 2 objek darat (darat-1 dan darat-2) - 4 objek pasir (pasir-1, pasir-2, pasir-3, dan pasir-4) - 4 objek terumbu (terumbu-1, terumbu-2, terumbu-3, dan terumbu-4) - mangrove - lamun - air - laut Posisi tiap objek pada keadaan sebenarnya kemudian ditandai pada citra. Gambar 1 menunjukkan posisi objek pada keadaan sebenarnya. Objek Pasir -1 Terumbu-1 Air Laut Titik Band 1 2 3 4 2 147 121 91 27 3 146 117 88 21 4 146 115 83 18 5 144 119 85 20 1 186 193 187 75 2 187 192 186 78 3 185 190 183 78 4 184 188 183 69 5 184 188 181 80 1 167 152 120 22 2 165 151 120 23 3 166 152 121 22 4 166 152 119 21 5 166 153 118 22 1 148 118 69 16 2 150 116 68 15 3 145 114 68 16 4 150 116 68 15 5 146 114 69 16 1 132 86 57 15 2 131 84 55 14 3 132 84 56 14 4 132 85 56 14 5 130 85 55 14 c. Perancangan JST Perceptron Multilayer Backpropagation Gambar 1. Training Area RGB(432) Berdasarkan posisi objek pada gambar 1 kemudian diambil 5 pixel untuk tiap-tiap objek. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, citra AVNIR-2 memiliki 4 band, yaitu Red, Green, Blue, dan Near Infrared. Sehingga, tiap 1 objek memiliki 20 pixel sampel; 5 titik sampel x 4 band hasilnya adalah 20 pixel sampel. Maka, 14 objek x 5 titik x 4 layer disimpan dalam matriks 2 dimensi 70x5. Data sampel ini kemudian disebut dengan data training. Berikut beberapa contoh data training tersebut: Tabel 1. Data Training Objek Titik Band 1 2 3 4 1 136 108 85 69 2 137 107 76 72 Darat-1 3 137 111 83 75 4 138 108 80 65 5 139 111 85 69 1 138 104 74 72 2 141 107 92 60 Mangrove 3 144 111 86 62 4 140 113 89 63 5 139 106 84 60 Lamun 1 146 116 82 19 Arsitektur JST Perceptron Multilayer Backpropagation memiliki 3 layer, yaitu layer input, hidden layer, dan layer output. Hidden layer dapat memiliki lebih dari 1 layer hidden layer #1, hidden layer #2, hidden layer #n. Ketiga layer ini saling terkoneksi satu dengan yang lainnya. - Layer Input Memiliki 5 node, 4 node adalah jumlah layer citra (Red, Green, Blue, dan NIR) dan 1 node adalah bias. - Hidden Layer Berisi neuron-neuron yang diaktifkan dengan fungsi aktivasi log-sigmoid. Hidden layer ini memiliki 20 node neuron dan 1 node bias. Neuron akan mengklasifikasikan input hingga didapatkan hasil sesuai dengan target klasifikasi. - Layer output, berisi 14 node hasil klasifikasi. - Target (T), adalah matrik berordo 70x14 bernilai 0 atau 1. 0 adalah bukan target, dan 1 adalah target. Target digunakan untuk mendapatkan nilai error dari training dengan cara membandingkan hasil saat ini dengan nilai target. 4.9-8

d. Mean Square Error Mean Square Error (MSE) disebut juga sebagai sinyal pengukur ketepatan. Sasaran dari MSE adalah membandingkan dua sinyal dengan menyediakan nilai kuantitatif yang menggambarkan tingkat ketepatan atau sebaliknya, tingkat kesalahan/distorsi diantara kedua sinyal tersebut [4]. Rumus persamaan MSE adalah (, ) = ( )... (2) N adalah jumlah kolom target. X i adalah target ke i, dan Y i adalah nilai output neuron ke-i. Rancangan model JST yang dibangun dapat dilihat melalui gambar 2. Layer Input bias1 input-1 input-2 input-3 input-4 Hidden Layer Gambar 2. Model JST Perceptron Multilayer Backpropagation Empat node input dan satu node bias terhubung dengan 20 node neuron pada hidden layer. 20 node neuron dan 1 node bias hidden layer juga terhubung dengan 14 node hasil layer output. Tiap kabel jaringan (wires) memiliki nilai bobot yang akan terus berubah hingga memenuhi kondisi nilai error kecil dari error tolerance. e. Mekanisme Pembelajaran Mekanisme proses pembelajaran pada jaringan saraf tiruan backpropagation yaitu [5]: 1. Inisialisasi bobot (nilai bobot awal adalah nilai random yang cukup kecil) bias2 neuron-1 neuron-2 neuron-3 neuron-4 neuron-5 neuron-6 neuron-7 neuron-8 neuron-9 neuron-10 neuron-11 neuron-12 neuron-13 neuron-14 neuron-15 neuron-16 neuron-17 neuron-18 neuron-19 neuron-20 Layer Output hasil-1 hasil-2 hasil-3 hasil-4 hasil-5 hasil-6 hasil-7 hasil-8 hasil-9 hasil-10 hasil-11 hasil-12 hasil-13 hasil-14 2. Menghitung nilai feedforward dengan langkahlangkah sebagai berikut: (a) Tiap-tiap input (X i i=1,2,3,.,n) menerima sinyal X i, dan meneruskan sinyal tersebut ke semua unit pada lapisan yang ada di atasnya (lapisan tersembunyi) (b) Tiap-tiap unit tersembunyi ( Z j j=1,2,3,,p) menjumlahkan sinyal-sinyal (c) Mengaktifkan neuron dengan menggunakan fungsi aktivasi dan mengirimkan sinyal tersebut ke semua unit di lapisan atasnya (unit-unit output) (d) Tiap-tiap unit output (Y k k-1,2,3,..,m) (e) menjumlahkan sinyal-sinyal input berbobot Mengaktifkan fungsi aktivasi untuk menghitung sinyal output-nya dan mengirimkan sinyal tersebut ke semua unit di lapisan atasnya (unit-unit output). (f) Tiap-tiap unit output (Y k k=1,2,3,..,m) menerima target pola yang berhubungan dengan pola input pembelajaranya untuk mendapatkan nilai error (g) (h) (i) Menghitung koreksi bobot untuk mendapatkan nilai W baru Menghitung koreksi bias kemudian dikirim ke unit-unit yang ada di lapisan bawahnya. (j) Tiap-tiap unit tersembunyi (Z j j=1,2,3,..,p) akan menjumlahkan delta input-nya (dari unit -unit yang berada pada lapisan di atasnya) yang dikalikan dengan nilai turunan fungsi aktivasi sehingga didapatkan nilai error. (k) (l) Menghitung koreksi bobot (untuk mendapatkan nilai V ij baru) menghitung koreksi bias (untuk mendapat nilai V 0j baru) (m) Tiap-tiap unit output (Y k k=1,2,3,..,p) memperbaiki bias dan bobotnya (j=0,1,2,.,p) 3. Tes kondisi berhenti Kemudian dilakukan perhitungan untuk nilai mean square error atau nilai rata-rata kuadrat kesalahan. Mean square error (MSE) adalah suatu algoritma yang menandakan bahwa jaringan latihan yang terawasi (supervised training) f. Alur Proses Pengklasifikasian Citra Tahap klasifikasi dimulai dengan pengenalan fitur citra, kemudian mengambil data training dari citra tersebut. Data training diinputkan ke JST Perceptron Multilayer Backpropagation. Nilai lain seperti jumlah neuron, epoch, serta error tolerance diinputkan bersama citra. Error tolerance adalah parameter yang menjadi batas minimal error JST. Jika error JST lebih kecil dari error tolerance, maka JST siap untuk mengklasifikasikan citra satelit. Berdasarkan hasil pengklasifikasian, kemudian dihitung luas dari masing-masing citra hasil klasifikasi sehingga dapat diketahui ekosistem yang paling besar dan paling kecil luasnya. Hasil klasifikasi ini juga memungkinkan untuk dibuatnya peta tematik penyebaran sumber daya alam di Pulau Pari. 4.9-9

Alur proses klasifikasi dapat dilihat melalui gambar 3. mulai selesai terklasifikasi sesuai dengan objek target. Gambar 5 menunjukkan citra BW hasil klasifikasi. data hitung luas objek hasil klasifikasi pengenalan fitur data (data training) data training, jumlah neuron, epoch, errortolarance perceptron multilayer backpropagation 14 citra hasil klasifikasi objek perceptron multilayer backpropagation (a) Pasir-1 tidak error rate < errortolerance? ya citra satelit Pulau Pari (b) Mangrove Gambar 3. Alur Pengklasifikasian Citra dengan JST d. Hasil Hasil training JST mendapatkan nilai error terkecil pada epoch ke-2500 dengan 20 neuron dan 0.1 error tolerance. Adapun ketepatan pengukuran atau Mean Square Error (MSE) JST ini dapat dilihat melalui gambar. Grafik MSE atau nilai rata-rata kuadrat kesalahan dapat dilihat melalui gambar 4. (c) Terumbu-3 Gambar 5. Citra Bw Hasil Klasifikasi Menggunakan JST Perceptron Multilayer Backpropagation 1 citra mewakili 1 objek klasifikasi dengan pixel yang terdiri dari 1 dan 0. Pixel bernilai 1 adalah target hasil klasifikasi. Kemudian dihitung luas masing-masing objek berdasarkan citra hasil tersebut yaitu jumlah pixel 1 dikali 10 m 2 (skala citra AVNIR-2 1:10m 2 ). Persamaan untuk mengetahui luas: epoch ke- Gambar 4. Grafik Mean Square Error (TA, 2011) Epoch pelatihan dilakukan sebanyak kurang dari 2500 epoch. Perubahan nilai error secara signifikan terjadi pada awal perulangan yaitu dibawah epoch ke-500. Setelah itu, perubahan nilai error berubah dengan angka yang cukup kecil. Citra Pulau Pari disimulasikan ke JST terlatih tersebut. Dan menghasilkan 14 citra bw (black and white), =,,. (3) 1 pixel = 10 m; L 1pixel = 10 m x 10 m = 100 m 2 ; L m = L 1pixel x 100 m 2 Keterangan : - L = Luas - m = objek - i = baris - j = kolom - x = nilai akhir baris - y = nilai akhir kolom - A = citra hasil masing-masing objek 4.9-10

Luas tiap objek hasil perhitungan persamaan (3) dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Luas Hasil Klasifikasi Pulau Pari dengan JST Perceptron Multilayer Backpropagation Nama Jumlah Luas dalam No Objek Pixel m 2 1 Darat-1 2628 262800 2 Darat-2 2370 237000 3 Mangrove 3216 321600 4 Lamun 5061 506100 5 Pasir-1 684 68400 6 Pasir-2 11792 1179200 7 Pasir-3 24267 2426700 8 Pasir-4 4563 456300 9 Terumbu-1 21013 2101300 10 Terumbu-2 7307 730700 11 Terumbu-3 8009 800900 12 Terumbu-4 4351 435100 13 Air 15307 1530700 14 Laut 777732 77773200 15 Jumlah 888300 88830000 Objek terluas adalah Laut dengan jumlah pixel 777.732, luas dalam m 2 77.773.200, atau 87.55% dari luas wilayah keseluruhan. Sedangkan objek dengan luas terkecil adalah Pasir-1 dengan jumlah pixel 684, luas dalam m 2 68.400, atau 0.08% dari luas wilayah keseluruhan. Citra bw hasil klasifikasi diberi warna berbeda yang mengidentifikasi objek. Kemudian ke-14 citra hasil klasifikasi dengan warna yang berbeda-beda tersebut disatukan menjadi satu citra. Penggabungan ini menghasilkan citra atau peta tematik yang menyajikan lokasi 14 sumber daya alam di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta (Gambar 6). 3. Kesimpulan Kesimpulan pada penelitian ini adalah, jaringan saraf tiruan Perceptron Multilayer Backpropagation dapat digunakan untuk pengklasifikasian citra digital dan dapat bekerja dengan baik. Objek terluas di Pulau Pari adalah laut dengan luas 77.773.200 m 2 (87.55% wilayah) dan terkecil adalah pasir-1 dengan luas 68.400m 2 (0.08% wilayah). Gambar 6. Citra Tematik Inventarisasi Sumber Daya Alam Pulau Pari Menggunakan Perceptron Multilayer Backpropagation Saran untuk penelitian berikutnya adalah pengklasifikasian citra dengan JST Perceptron Multilayer Backpropagation dengan fungsi aktivasi berbeda seperti fungsi sigmoid atau dari citra satelit berbeda. Daftar Pustaka [1] Kusumadewi, Sri. Membangun Jaringan Syaraf Tiruan Menggunakan Matlab & Excel Link. Yogyakarta, Graha Ilmu. 2004. [2] Papagelis, Anthony J., Kim, Dong Soo. Multi-Layer Perceptron. New South Wales, Australia, 2001. [3] Wikipedia, ALOS, id.wikipedia.org, 7 Juli 2011 15:59 WIB. http://id.wikipedia.org/wiki/alos [4] Zhou Wang and Alan C. Bovik, Mean Squared Error: Love it or Leave it?, IEEE Signal Processing Magazine, 98, January 2009 [5] Muis, Saludin. Teknik Jaringan Syaraf Tiruan. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2006. Biodata Penulis Putri Khatami Rizki, ST., memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.), Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta, lulus tahun 2011. Saat ini menjadi Dosen Kader di Jurusan Teknik Informatika FT UMJ. Muchlisin Arief, Ph. D., memperoleh gelar Doktorandus (Drs.), di Bidang Ilmu Otomata Institute Teknologi Bandung, lulus tahun 1980. Memperoleh gelar Doctor of Philosophy (Ph, D.), di Bidang Ilmu Computer Science- Digital Image Process, ESIEE Paris, lulus tahun 1991. Saat ini menjadi Dosen Jurusan Teknik Informatika FT UMJ. Priadhana Edi Kresnha, M. Kom., memperoleh gelar Sarjana Komputer (S.Kom), Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, lulus tahun 2007. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, lulus tahun 2010. Saat ini menjadi Dosen di Jurusan Teknik Informatika FT UMJ. 4.9-11

4.9-12