mud}a>rabah dalam usaha peternakan sapi. Yang mana Taufiq sebagai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam kaitan ini, Islam datang dengan dasar-dasar dan prinsip-prinsip. manusia dalam kehidupan sosial mereka.

Nisbah ini mencerminkan imbalan yang berhak diterima oleh

BAB V PEMBAHASAN. A. Penerapan Akad Mudarabah di Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan

BAB IV ANALISIS PRAKTIK BAGI HASIL HIBAH SAPI DI DESA MOJOMALANG KECAMATAN PARENGAN KABUPATEN TUBAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Analisis Akad Tabungan Mud}a<rabah (MDA) Berjangka

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KERJASAMA BUDIDAYA LELE ANTARA PETANI DAN PEMASOK BIBIT DI DESA TAWANGREJO KECAMATAN TURI KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan manusia sehari-hari sebagai subjek hukum ataupun

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN RESIKO SENGKETA PADA KEMITRAAN TERNAK AYAM DI DESA NONGKOSAWIT KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

MUD{A<RABAH PADA NASABAH BERMASALAH DI BMT MUDA

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV CV BINTANG ELMI VISION LAMONGAN. Untuk mendapatkan gambaran tentang implementasi shirkah yang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI JIWA PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH}AH DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG LARANGAN SIDOARJO

LAMPIRAN. Lampiran : Fatwa Dewan Syariah Nasional NO: 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah.

BAB IV. A. Analisis Aplikasi Akad Mura>bah}ah di BMT Mandiri Sejahtera Jl. Raya Sekapuk Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN MUD}A<RABAH BMT BINA UMMAT SEJAHTERA CABANG TUBAN

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, dengan mengacu atas rumusan masalah penelitian. Maka

BAB IV ANALISIS PENETAPAN MARGIN PADA PEMBIAYAAN MURA>BAH{AH DI BSM LUMAJANG DALAM TINJAUAN FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MUI

BAB IV ANALISIS SISTEM BAGI HASIL PRODUK ASURANSI HAJI MITRA MABRUR. A. Pembiayaan Dana Haji Mitra Mabrur AJB Bumiputera 1912 Syari ah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENERAPAN SYARAT HASIL INVESTASI MINIMUM PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH UNTUK SEKTOR PERTANIAN

KAFA>LAH BIL UJRAH PADA PEMBIAYAAN TAKE OVER DI BMT UGT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN POTONGAN TABUNGAN BERHADIAH DI TPA AL- IKHLAS WONOREJO KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI HEWAN KURBAN DI KAMPOENG TERNAK NUSANTARA DOMPET DHUAFA WILAYAH JAWA TIMUR

Musha>rakah di BMT MUDA Kedinding Surabaya

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Dari hasil pembahasan penelitian bab sebelumnya, maka peneliti dapat. menyimpulkan :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMANFAATAN OBJEK DARI PRAKTIK PARON HEWAN (SAPI) DI DESA GUNUNG SERENG KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN

BAB II KONSEP MUD{A<RABAH. seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usahanya. Secara teknis,

BAB II LANDASAN TEORI. Adapun landasan teori yang akan diuraikan adalah teori-teori yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK PEMANFAATAN BARANG TITIPAN. A. Analisis Praktik Pemanfaatan Barang Titipan di Kelurahan Kapasari

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERALIHAN AKAD DI BMT MUDA SURABAYA. keuntungannya sudah diperjanjikan diawal akad. Artinya pihak BMT tidak dapat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERUBAHAN HARGA JUAL BELI SAPI SECARA SEPIHAK DI DESA TLOGOREJO KECAMATAN

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN REKSADANA SYARIAH BERIMBANG DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. 20/DSN- MUI/IV/2001

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

MUD{A<RABAH DALAM FRANCHISE SISTEM SYARIAH PADA KANTOR

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

FAKULTAS SYARI AH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI TABUNGAN RENCANA MULTIGUNA DI PT. BANK SYARI AH BUKOPIN Tbk. CABANG SURABAYA

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD KAFA<LAH BI AL-UJRAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN KAFA<LAH HAJI DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

MUD{A<RABAH DAN DI BPRS JABAL NUR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI DERIVATIF SYARIAH PERDAGANGAN BERJANGKA DAN KOMODITI DI PT BURSA BERJANGKA JAKARTA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB I PENDAHULUAN. bidang, baik jumlah maupun waktunya. 1. berkaitan dengan industri. Dalam aktivitas bisnis berusaha menggunakan

BAB IV ANALISIS AKAD PEMBIAYAAN MUDHARABAH DAN PERLINDUNGAN NASABAH. A. Analisis praktek akad pembiayaan mudharabah di BMT Amanah Bangsri

Sharing (berbagi resiko). Cara pembayarannya sesuai dengan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an dan Haadist Nabi SAW. atau dengan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS PENERAPAN AKAD MUDHARABAH SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PRODUK PENGHIMPUNAN DANA DI BANK SYARI AH MANDIRI KUDUS

BAB II. AKAD WAK>A<LAH, AKAD MUD{A<RABAH DAN FATWA DSN-MUI No. 20/DSN-MUI/IV/2001

BAB IV ANALISIS ETIKA ISLAM DALAM PENGELOLAAN BISNIS PENGEMBANG PERUMAHAN DI PT. SYSSMART SEJAHTERA SURABAYA

REVIEW ARTIKEL. : Jaminan dalam Pembiayaan pada Perbankan Syari ah di Indonesia (Analisis Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

BAB V ANALISIS DATA. pembiayaan. Hal ini disampaikan langsung pada sesi wawancara 28 dengan. Manajer Utama BMT Amanah Ummah, Faisal Abdul Haris, S.E.

BAB III PEMBAHASAN. pemilik dana itu telah memutuskan untuk menyerahkan sebagian dananya untuk

BAB I PENDAHULUAN. mendatangkan penghasilan. Setiap usaha tidak dapat dilakukan sendiri tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Reksadana berasal dari kata reksa dan dana, reksa yang berati jaga

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI PESANAN DI TOKO MEBEL BAROKAH DESA JEPON BLORA

BAB V PENUTUP. 1. Akad utang sapi untuk penanaman tembakau berdasarkan ketentuan kreditur

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB IV ANALISIS DATA

I. Flow-chart. Dimas Hidim, mahasiswa EPI C, Penjelasan alur/flow chat akad musyarakah :

BAB IV. Analisa Hukum Islam Terhadap Penentuan Margin Pembiayaan Mud{a>rabah Mikro (Study Kasus Di BMT As-Syifa Taman Sidoarjo).

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian dan Landasan Syariah Deposito ib Mudhrabah. penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu menurut

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMESANAN PRODUK PAKET AQIQAH DI MITRA AQIQAH MANDIRI KATERING JAMBANGAN SURABAYA

1. Firman Allah QS. al-nisa' [4]: 29: 2. Firman Allah QS. al-ma'idah [5]: 1: 3. Firman Allah QS. al-baqarah [2]: 283:

BAB V PEMBAHASAN. kegiatan operasional yang berlangsung di kantor Koperasi Simpan Pinjam

s}ahibul ma>l. Yang digunakan untuk simpanan dengan jangka waktu 12 (dua belas)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN UANG MUKA. Secara bahasa, murābahah berasal dari kata ar-ribhu ( الر بح ) yang

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana kepada yang membutuhkan. Dalam menanggulangi praktek

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

PRODUK PEMBIAYAAN BERBASIS BAGI HASIL

Ji a>lah menurut masyarakat Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan

BAB IV. oleh Baitul mal wat Tamwil kepada para anggota, yang bertujuan agar anggota

BAB II LANDASAN TEORI. UNS, 2009), Evaluasi Penerapan Prinsip Syariah pada Praktik

MUD{A<RABAH DALAM HUKUM ISLAM

BAB II MUD}A<RABAH DALAM HUKUM ISLAM. pihak sesuai dengan kesepakatan. Didalam pembiayaan mud{a>rabah pemilik

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

monay, dalam perbankan dan pembolehan sepekulasi menyebabkan penciptaan uang

BAB I PENDAHULUAN. 11 Bank Umum Syari ah, 24 Bank Unit Usaha syari ah 156 BPRS dan 2.574

Transkripsi:

BAB IV KONSEP BAGI HASIL KERJASAMA PARON PENGGEMUKAN SAPI DI DESA BATAH BARAT KECAMATAN KWANYAR KABUPATEN BANGKALAN A. Analisis Terhadap Mekanisme Kerjasama Paron Penggemukan Sapi di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Berdasarkan dari hasil penelitian, seperti yang sudah terdapat di dalam bab III, yaitu tentang hasil penelitian serta wawancara penulis dengan Taufiq dan Ahmadi, yakni kedua pihak yang melakukan kerjasama bagi hasil peternakan sapi mengenai mekanisme akad mud}a>rabah dalam usaha peternakan sapi. Yang mana Taufiq sebagai pihak pemilik modal (s}a>h}ib al ma>l) dan Ahmadi sebagai pengelola (mud}a>rib). Seperti yang sudah dijelaskan oleh penulis pada bab III, bahwasanya kedua belah pihak tersebut menyepakati untuk kerjasama dalam usaha ternak sapi dengan beberapa ketentuan-ketentuan yang disepakati oleh keduanya. Sistem bagi hasil kerjasama peternakan sapi di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut dilakukan sebagaimana kebiasaan masyarakat di desa tersebut pada umumnya, namun ada yang berbeda dalam masalah konsep pembagian daripada bagi hasil dari usaha peternakan sapi yang dilakukan oleh kedua pihak tersebut 56

57. Dalam prakteknya usaha tersebut di mulai dengan s}a>h}ibul al-ma>l memberi modal sebesar Rp. 25.000.000 kepada mud}a>rib untuk dibelikan sapi untuk diternak oleh mud}a>rib dalam jangka waktu 3 bulan, kemudian modal tersebut cukup untuk dibelikan 2 ekor sapi yang masing-masing berusia 3 setengah bulan dan 3 bulan. Dengan kesepakatan pendapatan atau keuntungan apabila sapi tersebut dijual setelah 3 bulan akan dibagi rata dengan prosentse 50% : 50%. Kedua pihak juga menyepakati sebuah perjanjian yang di mana apabila mud}a>rib membutuhkan berbagai hal seperti biaya yang diperlukan selama keperluan tersebut masih berkaitan dengan perawatan sapi tersebut, seperti biaya dokter apabila sapi tersebut bermasalah dengan kesehatannya dan lain-lain maka mud}a>rib dianjurkan untuk meminta langsung kepada s}a>h}ibul al-ma>l tanpa harus memotong modal pokok maupun keuntungan yang nantinya akan diperoleh dari penjualan sapi tersebut. Dan setelah tiga bulan kemudian sapi dijual ke pasar, kemudian 2 ekor sapi tersebut terjual dengan harga Rp. 30.250.000, dan jumlah tersebut dipotong biaya transportasi sebesar Rp. 130.000. Setelah sapi tersebut terjual kemudian mud}a>rib mendatangi rumah s}a>h}ib al ma>l dan menyerahkan uang hasil dari kerjasama tersebut sebesar Rp. 26.770.000 tanpa menjelaskan besar harga penjualan serta keuntungan yang diperoleh pun tidak dijelaskan. Maka dari itu, s}a>h}ib al ma>l tidak mengetahui tentang harga penjualan sapi dan berapa keuntungan yang diperoleh

58 melainkan hanya mengetahui bahwasanya sapi tersebut telah terjual dan dirinya telah memperoleh uang sebesar Rp. 26.770.000 dari mud}a>rib. Dengan demikian, kerjasama bagi hasil peternak sapi tersebut telah memenuhi rukun-rukun dari mud}a>rabah itu sendiri, yakni s}a>h}ib al ma>l, mud}a>rib, s}i>ghah, modal, serta pekerjaan dan keuntungan. 1 Namun, mekanisme tersebut telah melanggar salah satu syarat mud}a>rabah itu sendiri, yakni syarat dari keuntungan yang mana dijelaskan dalam kitab karangan Wahbah Zuhaily bahwasanya keuntungan dari hasil kerjasama itu harus diketahui. Sedangkan dalam praktek mud}a>rabah di atas mud}a>rib tidak menjelaskan sama sekali mengenai harga penjualan serta keuntungan yang diperoleh kepada pihak pemilik modal (s}a>h}ib al ma>l). Maka dari itu akad kerjasama tersebut menjadi fasid, hal itu dikarenakan tidak ada kejelasan ataupun terdapat unsur ghara>r mengenai keuntungan yang diperoleh oleh s}a>h}ib al ma>l. B. Analisis Hukum Islam Terhadap Konsep Paron Dalam Kerjasama Penggemukan Sapi Di Desa Batah Barat Kecamatan Kwanyar Kabupaten Bangkalan. Setelah waktu 3 bulan kerjasama tersebut berjalan dan sapi tersebut sudah sampai kepada waktu penjualan, dan mereka mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan sapi tersebut. Yang mana pada awal mereka membeli 2 ekor sapi dengan harga Rp. 25.000.000 beserta biaya 1 Ismail Nawawi, Fiqh Muamalah Hukum Ekonomi, Bisnis dan Sosial (Jakarta: Dwiputra Pustaka Jaya, 2010), 260.

59 transportasi pembelian, setelah dijual sapi tersebut terjual dengan harga Rp. 30.250.000 dan dipotong dengan biaya transportasi untuk penjualan sebesar Rp. 130.000, jadi total bersih penjualan sapi tersebut sebesar Rp. 30.120.000. Jadi, jumlah keuntungan yang diperoleh dari penjualan sapi tersebut adalah sebesar Rp. 5.120.000, nilai tersebut diambil dari jumlah harga penjualan dikurangi harga pembelian. Apabila jumlah tersebut dibagi rata dengan prosentase 50% : 50% sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati pada awal akad, maka masing-masing pihak berhak mendapatkan Rp. 2.560.000 dari keseluruhan jumlah keuntungan yang diperoleh, sebagaimana firman Allah dalam QS. An-Nisa> ayat 12: Artinya: Maka mereka bersama-sama dalam bagian yang sepertiga itu. 2 Ketentuan keuntungan juga telah ditetapkan dalam fatwa Dewan Syari ah Nasional No. 7/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Mud}a>rabah. Yakni bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan harus dalam bentuk persentase (nisbah) dari keuntungan sesuai kesepakatan, perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan. 3 2 Departemen Agama Republik Indonesia, al-qur an Terjemah, 341. 3 Fatwa Dewan Syari ah Nasional No. 7/DSN-MUI/IV/2000.

60 Dengan melihat jumlah uang yang diserahkan kepada s}a>h}ib al ma>l oleh mud{a>rib sebesar Rp. 26.770.000, dan jumlah tersebut dipotong dengan modal pokok sebesar Rp. 25.000.000, maka keuntungan yang didapat oleh s}a>h{ib al ma>l adalah sebesar Rp. 1.770.000, dan jumlah tersebut tidak sesuai dengan jumlah yang seharusnya didapat oleh s}a>h}ib al ma>l yakni sebesar Rp. 2.560.000. maka terdapat penyimpangan yang dilakukan oleh mud}a>rib dengan menyerahkan jumlah keuntungan yang tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua pihak pada awal akad kepada s}a>h{ib al ma>l karena s}a>h}ib al ma>l hanya memperoleh keuntungan sebesar Rp. 1.770.000, sedangkan mud}a>rib mendapatkan sisa dari total keuntungan yakni sebesar Rp. 3.350.000. Jadi, konsep bagi hasil tersebut telah menyimpang dari kesepakatan awal yang menyebutkan keuntungan akan dibagi dua dengan prosentase 50% : 50% namun kenyataannya mud}a>rib mendapatkan porsi lebih daripada s}a>h}ib al ma>l dengan prosentase yang tidak jelas. oleh karena itu, konsep bagi hasil dari kerjasama tersebut tidak sesuai dengan syarat mud}a>rabah yang dikemukakan oleh para ulama Syafi iyah, yakni syarat keuntungan yang di mana disebutkan pembagian keuntungan harus sesuai dengan perjanjian, jadi hukum bagi hasil tersebut menjadi tidak sah. Dan karena masalah tersebut maka kerjasama tersebut menimbulkan suatu kesenjangan yang di mana pihak s}a>h}ib al ma>l merasa keberatan karena merasa dirugikan.