M O N E. LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU KPPN JAKARTA VI

dokumen-dokumen yang mirip
Implementasi Langkah-Langkah Strategis Pelaksanaan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2017

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL POLITIK DAN PEMERINTAHAN UMUM BOGOR, 1 FEBRUARI 2016

LANDASAN HUKUM KEUANGAN DANA DEKONSENTRASI

2016, No dari Penerimaan Negara Bukan Pajak di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 277/PMK.05/2014TENTANG RENCANA PENARIKAN DANA, RENCANA PENERIMAAN DANA, DAN PERENCANAAN KAS

LANGKAH LANGKAH STRATEGIS TAHUN ANGGARAN 2018

PENYIAPAN DOKUMEN PENGGANTIAN UANG PERSEDIAAN REVOLVING

Peraturan Menteri Keuangan. Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STRATEGI PERCEPATAN PENYERAPAN ANGGARAN SATUAN KERJA PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU TAHUN 2017

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEUANGAN. Anggaran. Rehabilitasi. Rekonstruksi. Nanggroe Aceh Darussalam. Pedoman.

KONSEP DASAR PENGUJIAN DAN PEMBAYARAN TAGIHAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

2013, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA. BAB I KETENTUAN UMU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2 1. Dana Operasional Menteri/Pimpinan Lembaga yang selanjutnya disebut dengan Dana Operasional adalah dana yang disediakan bagi Menteri/Pimpinan Lemb

PANDUAN ADMINISTRASI KEUANGAN APBN SATKER DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI JAWA TENGAH TA

2015, No penetapan pejabat perbendaharaan dan mekanisme pengujian keuangan lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; d. bahwa berdasa

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 165/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Metode Pembayaran Tagihan Negara

2016, No c. bahwa untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengelolaan kas negara terkait dengan cara pelaksanaan pembayaran kegiatan yang

BERITA NEGARA. No.444, 2013 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Kuangan Negara. Ketenagakerjaan. Ketransmigrasian. Pengelolaan. Pedoman.

DIPA SEBAGAI DOKUMEN PELAKSANAAN APBN DI LINGKUNGAN KEMHAN DAN TNI. Jakarta, 4 Juni 2018

SISTEM PENGELUARAN NEGARA

KEMENTERIAN KEUANGAN RI PELAKSANAAN ANGGARAN 2012

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pengembangan Sumber Daya Air (PUSAIR). Dalam pelaksanaan kerja praktek

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.77/MENHUT-II/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang TATA CARA PEMBAYARAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : P.37/Menlhk-Setjen/2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEMENRISTEK-DIKTI. Pejabat Perbendaharaan. PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 268/PMK.05/2014

GAMBARAN UMUM PEMBUKUAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PMK nomor 197/PMK.05/2017 tentang Rencana Penarikan Dana, Rencana Penerimaan Dana, dan Perencanaan Kas

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN BERSAMA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PMK.05/2013 NOMOR 15 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. MEKANISME PENYALURAN bantuan PENDIDIKAN DALAM BENTUK BANTUAN sosial DAN BELANJA BARANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 194/PMK.05/2014 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Dana Belanja Pensiun. PT. Taspen. Prosedur.

PENGELOLAAN UANG PERSEDIAAN SUMBER DANA PINJAMAN LUAR NEGERI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

- 2 - Penyelenggara Pemilu Ad Hoc di Lingkungan Komisi Pemilihan Umum;

BERITA NEGARA. No.1481, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Keuangan. Pejabat Perbendaharaan. Pencabutan.

KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN RENCANA PENARIKAN DANA BULANAN DAN RENCANA PENERIMAAN DANA

KEMENAG. Perbendaharaan Negara. Pejabat. Pencabutan.

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105/PMK.05/2013 TENTANG MEKANISME PELAKSANAAN ANGGARAN PENANGGULANGAN BENCANA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

2016, No Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian Negara/Lembaga; Mengingat : 1. Undan

PERCEPATAN PELAKSANAAN ANGGARAN DAN PELAPORAN DANA DEKONSENTRASI

2016, No Negara/Pemerintah Daerah beserta perubahannya sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dalam perkembangannya perlu dilakukan penyesuaian d

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 162/PMK.05/2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari Tim Penyusun, Direktorat Jenderal Perbendaharaan

WALIKOTA BATU KEPUTUSAN WALIKOTA BATU NOMOR: 180/8/KEP/ /2013 TENTANG

PELAKSANAAN ANGGARAN BANTUAN PEMERINTAH PADA KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA (Sesuai Peraturan Menkeu Nomor-168/PMK.05/2015)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 163/PMK.05/2013 TENTANG

2 Pelaksanaan, Pengendalian dan Pelaporan Program dan Anggaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Neg

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIKEUANGAN REPUBLJK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 230/PMK.05/2016

2011, No.8 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambaha

- 1 - REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

PMK NOMOR 170/PMK.05/2010 TANGGAL 20 SEPTEMBER 2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN APBN PADA SATUAN KERJA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2015 TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2015 tentang Asuransi Sosial Prajurit Tentara Nasional Indonesia, Anggota Kepoli

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81/PMK.07/2013 TENTANG TATA CARA PENGELOLAAN DANA DARURAT

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 65/PMK.02/2008 TENTANG

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 139/PMK.02/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 170/PMK.05/2010 TENTANG PENYELESAIAN TAGIHAN ATAS BEBAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA PADA SATUAN KERJA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

MEKANISME PENCAIRAN APBN DAN SYARAT ADMINISTRASI PEMBEBANAN

PENCAIRAN DANA. B. Standar Kompetensi Memahami tata cara pelaksanaan pencairan dana melalaui KPPN.

Transkripsi:

M O N E KPPN JAKARTA VI DIREKTORAT JENDERAL PENGEMBANGAN DAERAH TERTENTU LANGKAH STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN Jakarta, 2017

PEMBAGIAN KEWENANGAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA KEWENANGAN ADMINISTRATIF (Chief Operational Officer) PAKET UU KEUANGAN NEGARA PRESIDEN Konsekuensi pembagian kewenangan : Terselenggaranya Check and Balance SPP SPM SP2D KEMENTERIAN KEUANGAN KEWENANGAN KEBENDAHARAAN (Chief Financial Officer) Kewenangan Administratif : 1. melakukan perikatan yang berakibat penerimaan/ pengeluaran negara; 2. Melakukan pengujian dan pembebanan atas tagihan; dan 3. Memerintahkan pembayaran yang timbul dalam pelaksanaan anggaran. Kewenangan Kebendaharaan : Menteri Keuangan selaku BUN menilai kebenaran atas tagihan tersebut. BUN selaku pengelola keuangan (Membayar, pengawasan keuangan dan manajer keuangan)

PELAKSANAAN ANGGARAN PENUNJUKAN PEJABAT PERBENDAHARAAN PEJABAT PERBENDAHARAAN : 1. Menteri/Pimpinan menunjuk KPA, dan menetapkan PPK dan PPSPM 2. Kewenangan menetapkan PPK dan PPSPM dapat dilimpahkan kepada KPA 3. Menteri mengangkat Bendahara Pengeluaran, dan dapat didelegasikan kepada Kepala Satker 4. Kedudukan Pejabat Perbendaharaan dalam pelaksanaan anggaran adalah setara untuk menjamin terciptanya Check and Balance PMK 190, KPA menyampaikan Surat Keputusan penetapan PPK dan PPSPM kepada KPPN beserta spesimen Tandatangan PPSPM dan stempel Satker; kepada PPSPM beserta spesimen Tandatangan PPK; dan kepada PPK.

PELAKSANAAN ANGGARAN TUGAS TANGGUNGJAWAB DAN KEWENANGAN PEJABAT PERBENDAHARAAN PA/Kuasa PA PPK PPSPM BENDAHARA PENGELUARAN Adalah Menteri/Pimpinan Lembaga atau Kuasanya yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada kementerian negara/lembaga yang bersangkutan. 1. Adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban belanja negara; 2. PPK dapat ditunjuk oleh KPA lebih dari satu dalam satuan kerja sesuai kebutuhan. Adalah pejabat yang diberi kewenangn untuk menguji tagihan kepada negara dan menerbitkan serta menandatangani SPM. 1. Adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negara; 2. Bendahara dapat dibantu oleh BPP yang ditunjuk oleh KPA dan diusulkan ke KPPN; 3. Bendahara dapat ditunjuk oleh KPA untuk mengelola lebih dari satu DIPA,

PELAKSANAAN ANGGARAN TUGAS TANGGUNGJAWAB DAN KEWENANGAN PEJABAT PERBENDAHARAAN a. KPA bertanggungjawab manajerial b. PPK bertanggungjawab material dan formal c. PPSPM bertanggungjawab formal d. Bendahara Pengeluaran bertanggung jawab atas uang yang dikelolanya. Kejelasan tugas, tanggung jawab dan wewenang untuk memastikan fungsi check and balance di satker berjalan dengan baik.

PENYAMPAIAN LAPORAN PEJABAT PERBENDAHARAAN PMK 190 TAHUN 2012 PPK, dan PPSPM menyampaikan Laporan BULANAN kepada KPA, paling kurang memuat : 1. Perjanjian/Kontrak pihak ketiga yang telah ditandatangani 2. Tagihan yang belum dan telah disampaikan pihak ketiga 3. Tagihan yang belum dan telah diterbitkan SPP 4. Jangka waktu penyelesaian tagihan 1. Jumlah SPP yang diterima 2. Jumlah SPM yang diterbitkan 3. Jumlah SPP yang tidak dapat diterbitkan SPM KHUSUS BENDAHARA : 1. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) kepada KPPN 2. LPJ telah direkonsiliasi dan diperiksa oleh KPA/PPK atas nama KPA 3. Menerima laporan dari Bendahara Pembantu

DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) DIPA Sebagai dasar pelaksanaan Pengeluaran Negara Alokasi dana DIPA merupakan batas tertinggi pengeluaran negara Pengeluaran tidak boleh dilaksanakan jika tidak ada dana atau tidak cukup tersedia Khusus untuk Gaji dan Tunjangan boleh melebihi pagu sebelum dilakukan REVISI DIPA

PENYELESAIAN TAGIHAN Pengeluaran Negara dilakukan melalui KOMITMEN Perjanjian/Kontrak (PBJ) Penetapan Keputusan Mekanisme Pembayaran dilakukan dengan Langsung (LS) atau swakelola (UP) Perjanjian/Kontrak menggunakan LS, untuk Penetapan Keputusan menggunakan LS atau UP

PEMBUATAN KOMITMEN Pelaksanaan kegiatan dan penggunaan anggaran pada DIPA yang mengakibatkan pengeluaran negara, dilakukan melalui pembuatan komitmen. Pembuatan komitmen dilakukan dalam bentuk: Perjanjian/kontrak untuk pengadaan barang/jasa; dan/atau Penetapan keputusan Pembuatan komitmen melalui penetapan keputusan yang mengakibatkan pengeluaran negara antara lain untuk: pelaksanaan belanja pegawai pelaksanaan perjalanan dinas yang dilaksanakan secara swakelola; pelaksanaan kegiatan swakelola, termasuk pembayaran honorarium kegiatan; atau pelaksanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk transfer uang kepada penerima bantuan;

PROSES PENYELESAIAN TAGIHAN PENYAMPAIAN DOKUMEN TAGIHAN PPK PPSPM KPPN SPP SPM SP2D PPK 1. PPK perikatan dengan Pihak III 2. Daftarkan ke KPPN 3. Memberitahukan kepada Pihak III untuk mengajukan tagihan 4. Memeriksa tagihan dan 5. Menerbitkan SPP dan diajukan ke PPSPM beserta dokumen dukung PPSPM 1. Memeriksa SPP beserta dokumen 2. Menguji ketersediaan dana 3. Menerbitkan SPM dan diajukan ke KPPN 4. Menyimpan bukti tagihan atau dokumen KPPN 1. Meneliti dan menguji kebenaran SPM (formal dan substantif) 2. Menguji ketersediaan dana 3. Menerbitkan SP2D

NORMA WAKTU PENYELESAIAN TAGIHAN PIHAK 3 PPK PPSPM FO BAST INVOICE SPP SPM KPPN SP2D 5 HK 5 HK 5 HK 2 HK 17 HARI KERJA PMK 190, norma waktu penyelesaian tagihan sejak muncul tagihan adalah 17 hari kerja.

MEKANISME PENYELESAIAN TAGIHAN Pelaksananaan pembayaran tagihan, dilakukan dengan MEKANISME PEMBAYARAN LANGSUNG (LS) dari Rekening Kas Umum Negara kepada: 1. Penyedia barang/jasa; 2. Bendahara; 3. Pihak lainnya. Dalam hal PEMBAYARAN LS tidak dapat dilakukan, pembayaran Tagihan kepada Penerima Hak dilakukan dengan MEKANISME UANG PERSEDIAAN (UP)

UANG PERSEDIAAN (UP) 1. UP digunakan untuk keperluan membiayai kegiatan operasional sehari-hari Satker dan membiayai pengeluaran yang tidak dapat dilakukan melalui mekanisme Pembayaran LS. 2. UP merupakan uang muka kerja dari Kuasa BUN kepada Bendahara Pengeluaran yang dapat dimintakan penggantiannya (revolving). 3. Pembayaran dengan UP yang dapat dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran/BPP kepada 1 (satu) penerima/ penyedia barang/jasa paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) kecuali untuk pembayaran honorarium dan perjalanan dinas. 4. Pada setiap akhir hari kerja, uang tunai yang berasal dari UP yang ada pada Kas Bendahara Pengeluaran/BPP paling banyak sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).

UANG PERSEDIAAN (UP) 5. UP dapat diberikan untuk pengeluaran-pengeluaran: Belanja Barang; Belanja Modal; dan Belanja Lain-lain. 6. Bendahara Pengeluaran melakukan penggantian (revolving) UP yang telah digunakan sepanjang dana yang dapat dibayarkan dengan UP masih tersedia dalam DIPA. 7. Penggantian UP sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dilakukan apabila UP telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen). 8. Setiap BPP mengajukan penggantian UP melalui Bendahara Pengeluaran, apabila UP yang dikelolanya telah dipergunakan paling sedikit 50% (lima puluh persen).

BESARAN UANG PERSEDIAAN (UP) Pemberian UPdiberikan paling banyak: a. Rp. 50.000.000,- untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP sampai dengan Rp. 900.000.000; b. Rp.100.000.000 untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 900.000.000 sampai dengan Rp. 2.400.000.000; c. Rp.200.000.000 untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 2.400.000.000 sampai dengan Rp.6.000.000.000; atau d. Rp.500.000.000 untuk pagu jenis belanja yang bisa dibayarkan melalui UP diatas Rp. 6.000.000.000. Persetujuan perubahan besaran UP dilaksanakan oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan

PENGAWASAN UANG PERSEDIAAN (UP) OLEH KPPN Ilustrasi : Kepala KPPN menyampaikan surat pemberitahuan kepada KPA, 2 (dua) bulan sejak SP2D-UP diterbitkan belum dilakukan pengajuan penggantian UP. 1 (satu) bulan sejak disampaikan surat pemberitahuan, belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 25% (dua puluh lima persen). 1 (satu) bulan berikutnya jika belum dilakukan pengajuan penggantian UP, Kepala KPPN memotong UP sebesar 50% (lima puluh persen). Pemotongan dana UP dilakukan dengan cara: memperhitungkan potongan UP dlm SPM dan/atau menyetorkan ke Kas Negara. UP: 100 Juta 10 Januari S.D 10 Maret belum ajukan GUP Kepala KPPN menyampaikan Surat S.D 10 April belum ajukan GUP UP dipotong 25% Pemotongan pada SPM GUP atau disetor Setelah dipotong/disetor UP, pengajuan GUP berikutnya diawasi S.D 10 Mei belum ajukan GUP UP dipotong 50%

TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TUP) 1. Persetujuan TUP dilakukan oleh Kepala KPPN (nilai berapapun) dengan disertai: Rincian Rencana Pengguna TUP; dan Surat Pernyataan dari KPA bahwa TUP: digunakan dan dipertanggungjawabkan paling lama 1 (satu) bulan sejak tanggal SP2D diterbitkan; dan tidak digunakan untuk kegiatan yang harus dilaksanakan dengan pembayaran LS. 2. Kepala KPPN melakukan penilaian atas pengajuan TUP meliputi: pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP bukan merupakan pengeluaran yang harus dilakukan dengan pembayaran LS; pengeluaran pada rincian rencana penggunaan TUP masih/cukup tersedia dananya dalam DIPA; TUP sebelumnya sudah dipertanggungjawabkan seluruhnya; dan TUP sebelumnya yang tidak digunakan telah disetor ke Kas Negara. 3. KPA dapat mengajukan permintaan TUP untuk kebutuhan melebihi waktu 1 (satu) bulan dengan pertimbangan kegiatan yang akan dilaksanakan memerlukan waktu melebihi 1 (satu) bulan.

TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TUP) 4.TUP harus dipertanggungjawabkan dalam waktu 1 (satu) bulan dan dapat dilakukan secara bertahap. 5.Bila 1 bulan (sesuai waktu pertanggungjawab UP) belum dilakukan pengesahan dan pertanggungjawaban TUP, maka Kepala KPPN menyampaikan surat teguran TP kepada KPA. 6.Sisa TUP yang tidak habis digunakan harus disetor ke Kas Negara paling lambat 2 (dua) hari kerja setelah batas waktu pengajuan pertanggungjawaban TUP. (SPM-PTUP) 7.Kepala KPPN dapat menyetujui permohonan perpanjangan pertanggungjawaban TUP melampaui 1 (satu) bulan, dengan pertimbangan: KPA harus mempertanggungjawabkan TUP yang telah dipergunakan; dan KPA menyampaikan pernyataan kesanggupan untuk mempertanggungjawabkan sisa TUP tidak lebih dari 1 (satu) bulan berikutnya.

PRESENTASI DITJEN PDTU DALAM ANGKA TA 2016 REALISASI ANGGARAN No. Jenis Belanja Pagu Realisasi Sisa Ket 1 Pegawai 20,152,140,000 13,932,933,728 6,219,206,272 69.14% 2 Barang 1,262,562,065,000 600,055,968,020 662,506,096,980 47.53% 3 Modal 7,154,235,000 7,138,060,406 16,174,594 99.77% Jumlah 1,289,868,440,000 621,126,962,154 668,741,477,846 48.15% TREND PENYERAPAN ANGGARAN 100.00% 90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00% Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Target 15.00% 40.00% 60.00% 90.00% Realisasi 0.08% 1.77% 16.76% 48.15%

DITJEN PDTU DALAM ANGKA TA 2017 1 2 3 PAGU TA 2017 = RP. 260,953,983,000 REALISASI TW I = RP. 9,923,750,654 (3.80% ) DIBAWAH TARGET 15% Penyampaian DATA KONTRAK 66.67% Terlambat Perincian Data Kontrak : Masuk Ke KPPN sebanyak 6 kontrak 2 tepat waktu 4 terlambat 4 kontrak sudah selesai 2 kontrak belum realisasi senilai Rp539.750.000 Pengelolaan UP/TUP 100% Tepat Waktu Kinerja penyerapan anggaran Sama dengan TA 2016 Kinerja data kontrak menurun dibanding TA 2016 Kinerja pengelolaan UP/TUP meningkat dibanding TA 2016

KINERJA PELAKSANAAN ANGGARAN Pengukuran kinerja didasarkan pada aspek penyerapan anggaran, tidak menggambarkan kinerja yang sesungguhnya. Tren Realisasi rendah di awal, meningkat tajam di akhir tahun (menumpuk) Indikator penilaian kinerja pelaksanaan anggaran yang digunakan adalah : Penyerapan Anggaran, Penyelesaian Tagihan, Penyampaian Data Kontrak, Pengeloaan uang persediaan (UP), Kesalahan SPM, Deviasi Rencana Penarikan Dana, Penyampaian LPJ Bendahara, dan Retur SP2D. Bahan Montoring dan evaluasi dan strategi pelaksanaan anggaran

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017 Arahan Menteri Keuangan dalam rangka pengendalian belanja K/L (Surat nomor S-153/MK.05/2017 tanggal 27 Februari 2017) 1 Memastikan K/L melaksanakan Belanja dengan efektif, efisien dan optimal serta taat azas, untuk menjamin tercapainya program strategis nasional dan mendorong pertumbuhan ekonomi. 2 Menjaga kredibilitas pelaksanaan APBN, dengan menjamin ketepatan waktu belanja negara selaras dengan kecukupan penerimaan dan ketersediaan kas Pemerintah

Lanjutan 1 2 Melakukan reviu atas perencanaan kegiatan, penyerapan, dan capaian kinerja : 1.Mereviu target capaian output, penyerapan anggaran dan jangka waktu pelaksanaan a) memperbaiki informasi Rencana Penarikan Dana dan Rencana Penerimaan; b) memperbaiki Rencana Pelaksanaan Kegiatan untuk pencapaian target kinerja; c) menyampaikan informasi tersebut kepada BUN/Kuasa BUN (KPPN) 2.Melakukan revisi halaman III DIPA 3.Memastikan rencana pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana penarikan dana pada halaman III DIPA sebagai dasar pencairan dana. 4.Memperhatikan capaian output dan tidak hanya fokus pada penyerapan anggaran Meningkatkan ketertiban penyampaian data kontrak ke KPPN 1.Memastikan data supplier tidak terdapat kesalahan, untuk menghindari proses pembayaran yang gagal dilakukan oleh KPPN. 2.Memastikan penyampaian data perjanjian/kontrak paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah ditandatanganinya perjanjian/kontrak. 3.Kontrak yang ditandatangani tanggal 3 Januari 2017 sampai dengan tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat tanggal 28 Februari 2017. 4.Kontrak yang ditandatangani setelah tanggal 21 Februari 2017 didaftarkan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kontrak ditandatangani. 5.Data kontrak yang terlambat diajukan, pendaftaran kontrak dapat diproses setelah memperoleh dispensasi KPPN.

Lanjutan 3 4 Memastikan Ketepatan Waktu Penyelesaian Tagihan : 1.Tidak menunda proses pembayaran atas pekerjaan yang telah selesai 2.Penyelesaian tagihan terpenuhi sesuai dengan ketentuan, mengendalikan dan mengawasi setiap tagihan. 3.Tagihan s.d tanggal 31 Maret 2017 diselesaikan paling lambat tanggal 27 April 2017. Selanjutnya, tagihan bulan-bulan berikutnya paling lambat 17 hari kerja setelah timbulnya hak tagih. 4.Norma waktu penyelesaian tagihan : a.tagihan kepada PPK paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah timbulnya hak tagih kepada negara. b.proses penyelesaian SPP oleh PPK kepada PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja c. Penerbitan SPM oleh PPSPM paling lambat 5 (lima) hari kerja sejak SPP diterima. 5. Memastikan KPPN menerima SPM selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja setelah penerbitan SPM Pengendalian UP / TUP 1.Pengajuan UP agar dilakukan secara rasional sesuai kebutuhan operasional Satker satu bulan. 2.Segera melakukan revolving UP telah mencapai minimal 50%. 3.Apabila memerlukan dana lebih besar dari UP yang dimiliki, : a. Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP); b. Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu: 1) Pengajuan TUP disertai dengan rincian penggunaan TUP; 2) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan; 3) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS; c. Pertanggungjawaban TUP harus sesuai dengan rencana penggunaan TUP; d. Apabila penggunaan TUP tidak sesuai rencana KPA memberikan penjelasan kepada KPPN. 4.Pengelolaan UP/TUP akan direviu oleh Kanwil DJPB/atau KPPN. dasar pencairan UP/TUP

REVIU PERENCANAAN KEGIATAN, PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT SATKER 1 Reviu atas rencana kegiatan : 1.KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan jenis belanja pada DIPA 2.KPPN meminta Satker untuk mereviu rencana kegiatan berdasarkan kategori output pada kertas kerja RKA-KL/POK 2 Reviu atas rencana penyerapan/penarikan dana 1.KPPN dan Satker melakukan reviu deviasi Halaman III DIPA Satker setiap awal Triwulan menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution untuk menilai kesesuaian rencana penarikan dana denganrealisasi Satker. 2.Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA untuk Triwulan selanjutnya. 3.Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu.

REVIU PERENCANAAN KEGIATAN, PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT SATKER 3 Reviu atas rencana capaian output 1.KPPN dan Satker melakukan reviu realisasi capaian output sesuai dengan rencana pencairan dana berdasarkan kategori output Satker setiap awal Triwulan, menggunakan data yang disediakan pada tool ME Budget Execution, untuk menilai kesesuaian rencana penyerapan/penarikan dana dengan rencana capaian output Satker 2.Meminta Satker untuk menyusun perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana pada Halaman III DIPA akibat penyesuaian rencana capaian output, untuk Triwulan selanjutnya. 3.Hasil reviu dan perbaikan rencana penyerapan/penarikan dana antara KPPN dengan Satker agar dituangkan dalam Kertas Kerja Reviu dan Analisis Ringkas Reviu Pelaksanaan reviu antara KPPN dan Satker dilakukan dalam bentuk pertukaran data melalui media surat elektronik dan media social (email, WA dan sejenisnya), atau rapat koordinasi, focus group discussion, one-on-one meeting, dan/atau bimbingan teknis, di KPPN atau di Satker

REVIU PERENCANAAN KEGIATAN, PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT SATKER

REVIU PERENCANAAN KEGIATAN, PENYERAPAN DAN CAPAIAN OUTPUT SATKER

MONITORING PENYELESAIAN TAGIHAN 1 2 3 Menyampaikan kepada SATKER bahwa dalam uraian SPM yang diajukan agar dilengkapi dengan catatan sebagai berikut: Untuk SPM-UP/GUP/ TUP/PTUP, paling kurang memuat: Nomor dan tanggal SPP Untuk SPM-LSyang ditujukan kepada penyedia barang/jasa, paling kurang memuat: a. Nomor dan tanggal SPP; b. Nomor dan tanggal Perjanjian/Kontrak; dan c. Nomor dan tanggal Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (BAPP) atau Berita Acara Serah Terima (BAST); Untuk SPM-LS yang ditujukan kepada Bendahara Pengeluaran/pihak lainnya untuk keperluan belanja pegawai non gaji induk, pembayaran honorarium, dan perjalanan dinas, paling kurang memuat: a. Nomor dan tanggal SPP; b. Nomor dan tanggal Surat Keputusan/Surat Tugas

MONITORING PENYELESAIAN TAGIHAN 1 2 3 4 5 Memproses SPM yang diajukan Satker sesuai ketentuan yang berlaku, apabila norma penyelesaian tagihan masih dalam batas jangka waktu 17 hari kerja Dalam hal jangka waktu penyelesaian tagihan melebihi 17 hari kerja, KPPN meminta Satker untuk melampirkan Surat Pernyataan SPM melebihi batas waktu, pada saat pengajuan SPM Melaporkan jumlah surat pernyataan pengajuan SPM Satker yang mengalami keterlambatan penyelesaian tagihan, kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan setiap triwulan Dalam rangka monitoring dan evaluasi penyelesaian tagihan, KPPN dapat melakukan koordinasi dengan Satker terkait permasalahan dalam penyelesaian tagihan Laporan surat pernyataan pengajuan SPM yang penyelesaian tagihannya melebihi batas waktu disampaikan kepada Kanwil Ditjen Perbendaharaan paling lambat Minggu Pertama pada bulan berikutnya setelah triwulan berkenaan berakhir.

SURAT PERNYATAAN PENYELESAIAN TAGIHAN LEBIH DARI 17 (TUJUH BELAS) HARI KERJA

PENYAMPAIAN DATA KONTRAK A B C Kontrak didaftarkan ke KPPN paling lambat 5 hari kerja setelah kontrak ditandatangani. Terhadap penyampaian data kontrak yang terlambat, KPPN menerapkan ketentuan sebagai berikut : 1) Apabila waktu pendaftaran data kontrak tidak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN. 2) Apabila waktu pendaftaran data kontrak bersamaan dengan waktu pengajuan SPM, maka data kontrak dapat didaftarkan kembali ke KPPN setelah terlebih dahulu mendapat Dispensasi Pendaftaran Data Kontrak dari Kepala KPPN, dan SPM baru dapat diajukan ke KPPN paling cepat 5 (lima) hari setelah data kontrak terdaftar di KPPN. Dalam kondisi mendesak, pengajuan SPM yang bersamaan dengan penyampaian data kontrak, dapat dipertimbangkan diproses oleh KPPN dengan melampirkan Surat Pernyataan dari KPA dan mendapat persetujuan Kepala KPPN.

PENYAMPAIAN DATA KONTRAK

PENGENDALIAN UP DAN TUP UP TUP Uang Persediaan UP harus diajukan secara rasional dengan mempertimbangkan kebutuhan operasional Satker dalam 1 (satu) bulan. Satker agar segera melakukan revolving UP (penggantian UP) jika penggunaannya telah mencapai minimal 50%. Dalam hal Satker tidak melakukan revolving UP dalam waktu 1 (satu) bulan, maka KPA harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPPN saat mengajukan SPM-GUP Tambahan Uang Persediaan Dalam hal terdapat rencana kegiatan Satker yang memerlukan dana lebih besar dari UP yang dimiliki, maka Satker agar melakukan: 1) Mempercepat frekuensi Penggantian Uang Persediaan (GUP). 2) Mengajukan TUP sesuai norma, yaitu: a) Pengajuan disertai rincian rencana penggunaan TUP; b) TUP habis digunakan dalam 1 (satu) bulan; c) TUP digunakan untuk kebutuhan yang sangat mendesak dan tidak bersifat LS. 3) MempertanggungjawabkanTUP sesuai dengan rencana penggunaan TUP. Dalam hal penggunaan TUP tidak sesuai dengan rencana, maka KPA harus memberikan penjelasan secara tertulis kepada KPPN saat mengajukan SPM-PTUP.

PENGENDALIAN UP DAN TUP SURAT TERLAMBAT REVOLVING UP SURAT PENJELASAN PENGGUNAAN TUP YANG TIDAK SESUAI

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017 IDENTIFIKASI KEGIATAN RKA- KL/ POK KONT RAK TUAL SWA KELO LA OUT PUT COME Berdasar RKA-KL/POK, diidentifikasi kegiatan yang akan dilaksanakan dengan sistem kontraktual atau swakelola (UP); dengan berpedoman pencapaian output dan manfaat atas output yang maksimal. semakin cepat barang/jasa diperoleh, semakin besar manfaat yang didapat

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017 TETAPKAN JADWAL & RPD KONT RAK TUAL SWA KELO LA JADWAL KEGIATAN KEGIATAN JAN PEB DST MOBIL Kontrak Minggu 1 GEDUNG Lelang Kontrak Minggu 1 JADWAL KEGIATAN KEGIATAN JAN PEB DST SOSIALI SASI RPD RPD RPD Minggu 1 PERJADIN Minggu 1 Minggu1 Minggu 1 RPD RPD RPD Perencanaan jadwal pelaksanaan kegiatan dan rencana penarikan dana yang optimal, mempengaruhi capaian kinerja penyerapan anggaran dan meminimalisir deviasi. Indikator kinerja : penyerapan anggaran per triwulan, penyelesaian tagihan, Pengelolaan UP dan akurasi RPD

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017 PA/KPA MELAKUKAN MONEV ATAS PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENYERAPAN ANGGARAN SESUAI DENGAN RENCANA (DIPA+POK), YANG DILAKUKAN OLEH PPK, PPSPM DAN BENDAHARA BERDASAR LAPORAN SECARA RUTIN. (PMK 190 : TUGAS KPA/PPK/PPSPM /BENDAHARA) MONEV MENGOPTIMALKAN SISTEM OMSPAN (MONITORING ONLINE) DALAM MEMONITOR PAGU DAN REALISASI ATAS KEGIATAN SATKER NYA.

STRATEGI PELAKSANAAN ANGGARAN TA 2017 MENGOPTIMALKAN DAN KOORDINASI PERAN PENGAWAS INTERNAL DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN (MULAI PERENCANAAN HINGGA PELAKSANAAN) : ITJEN/APIP. MONEV BERKOORDINASI DENGAN PIHAK TERKAIT (LKPP, DJA, DJPBN DLL) DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN, BERUPA SHARING KNOWLEDGE TERKAIT KOMPETENSI DAN KENDALA DALAM PELAKSANAAN ANGGARAN.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kanwil DJPBN Prov. DKI Jakarta KPPN JAKARTA VI Melalui Inovasi dan Kreasi T H A N K Y O U