AKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

ARUS PERMUKAAN YANG BERPENGARUH TERHADAP DISTRIBUSI 137 Cs (CESIUM-137) DI PERAIRAN GRESIK

AKTIVITAS RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK 137 CS DI PERAIRAN SEMARANG BERDASARKAN SIRKULASI ARUS GLOBAL

PENGARUH BATIMETRI PERAIRAN TERHADAP DISTRIBUSI PLUTONIUM-239/240 ( 239/240 Pu) DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK

Oleh: SITI SAODAH

KAJIAN SEBARAN UKURAN BUTIR SEDIMEN DI PERAIRAN GRESIK, JAWA TIMUR

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005

Online di :

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG

Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP RADIOAKTIVITAS GROSS BETA PADA SAMPEL JATUHAN (FALL OUT)

MODELSEBARAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI LAUT

Simulasi Pola Arus Dua Dimensi Di Perairan Teluk Pelabuhan Ratu Pada Bulan September 2004

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

STUDI SEBARAN SEDIMEN BERDASARKAN TEKSTUR SEDIMEN DI PERAIRAN SAYUNG, DEMAK

VARIABILITAS SUHU PERMUKAAN LAUT DI PERAIRAN PULAU BIAWAK DENGAN PENGUKURAN INSITU DAN CITRA AQUA MODIS

PEMANTAUAN RADIONUKLIDA ANTROPOGENIK DI PERAIRAN SELAT MAKASAR

STUDI SEBARAN KONSENTRASI NITRAT DAN FOSFAT DI PERAIRAN TELUK UJUNGBATU JEPARA

PENGARUH MONSUN MUSIM PANAS LAUT CHINA SELATAN TERHADAP CURAH HUJAN DI BEBERAPA WILAYAH INDONESIA

Universitas Pakuan Bogor, November ANALISIS 137 Cs DALAM AIR LAUT JEPARA DENGAN PENGKOMPLEKS KALIUM HEKSASIANOFERAT [II]

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

Penentuan Konsentrasi dan Nilai Faktor Transfer Radionuklida Alam ( 226 Ra, 232 Th, 40 K) dari Tanah Sawah ke Beras menggunakan Spektrometer Gamma

PROGRAM JAMINAN KUALITAS PADA PENGUKURAN. RADIONUKLIDA PEMANCAR GAMMA ENERGI RENDAH:RADIONUKLIDA Pb-210

Jurnal Keselamatan Radiasi dan Lingkungan

ANALISA LAJU SEDIMENTASI DI MUARA SUNGAI CILAUTEUREUN GARUT

SEBARAN MUATAN PADATAN TERSUSPENSI (MPT) DI PERAIRAN KARANGSONG, KABUPATEN INDRAMAYU

Simulasi pemodelan arus pasang surut di kolam Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta menggunakan perangkat lunak SMS 8.1 (Surface-water Modeling System 8.

STUDI KARBON ORGANIK DI SEDIMEN DENGAN UKURAN BUTIR PADA PERAIRAN TELUK JAKARTA Marissa Dwikartika*), Muslim*), Murdahayu Makmur**)

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 2, Tahun 2016, Halaman Online di :

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

PENGARUH ARUS PERMUKAAN TERHADAP SEBARAN KUALITAS AIR DI PERAIRAN GENUK SEMARANG

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

CONTOH TAHAPAN PERHITUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN SPESIFIK TAPAK

Sebaran Arus Permukaan Laut Pada Periode Terjadinya Fenomena Penjalaran Gelombang Kelvin Di Perairan Bengkulu

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

KONSEP DESAIN LABORATORIUM RADIOEKOLOGI KELAUTAN SEMENANJUNG MURIA DAN BANGKA BELITUNG

PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH ARUS TERHADAP MUATAN PADATAN TERSUSPENSI DI MUARA SUNGAI KALIMAS, SURABAYA

SEBARAN SEDIMEN TERSUSPENSI DI PERAIRAN KAMAL MUARA, PENJARINGAN, JAKARTA UTARA

B.74 SEBARAN UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA SEKITAR TAPAK POTENSIAL KRAMATWATU SEBAGAI PERTIMBANGAN DALAM EVALUASI TAPAK PLTN BANTEN TIM PENELITI: Dr.

Untuk mengkaji perilaku sedimentasi di lokasi studi, maka dilakukanlah pemodelan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pola Sebaran Suhu Permukaan Laut dan Salinitas pada Indomix Cruise

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS KONDISI PERAIRAN DITINJAU DARI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DAN SEBARAN KLOROFIL-A DI MUARA SUNGAI LUMPUR, SUMATERA SELATAN

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 1, Tahun 2013, Halaman Online di :

STUDI POLA DAN KARATERISTIK ARUS LAUT DI PERAIRAN KALIWUNGU KENDAL JAWA TENGAH PADA MUSIM PERALIHAN I

KOMPOSISI DAN KELIMPAHAN PLANKTON DI PERAIRAN PULAU GUSUNG KEPULAUAN SELAYAR SULAWESI SELATAN SKRIPSI. Oleh: ABDULLAH AFIF

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 1, Tahun 2016, Halaman Online di :

SEBARAN NITRAT DAN FOSFAT DALAM KAITANNYA DENGAN KELIMPAHAN FITOPLANKTON DI KEPULAUAN KARIMUNJAWA

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

STUDI PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF PADAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

VARIASI GELOMBANG LAUTDI SELAT MAKASSAR BAGIAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada bulan Juli 2014 untuk

Oleh Satria Yudha Asmara Perdana Pembimbing Eko Minarto, M.Si Drs. Helfinalis M.Sc

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Studi Pola Sebaran Buangan panas PT. Pertamina Up V Balikpapan Di Perairan Kampung Baru, Teluk Balikpapan

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April Oktober 2011 meliputi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

Analisis Pola Sirkulasi Arus di Perairan Pantai Sungai Duri Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat Suandi a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

PENGARUH LIMBAH INDUSTRI Pb DAN Cu TERHADAP KESETIMBANGAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN LAUT KOTA DUMAI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

Simulasi Arus dan Distribusi Sedimen secara 3 Dimensi di Pantai Selatan Jawa

KAJIAN PASANG SURUT DAN ARUS PASANG SURUT DI PERAIRAN LAMONGAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) DI PERAIRAN SEPANJANG JEMBATAN SURAMADU KABUPATEN BANGKALAN

METODA CEPAT UNTUK PENENTUAN CESIUM-137 DALAM AIR LAUT

BAB III METODOLOGI. Gambar 1. Peta Lokasi penelitian

PENENTUAN KONDUKTIVITAS LISTRIK DAN KAJIAN KUALITAS AIR SUNGAI SIAK MENGGUNAKAN METODE JEMBATAN WHEATSTONE

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 3, Tahun 2016, Halaman Online di :

Gambar 1. Diagram TS

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

KETERKAITAN VARIBILITAS ANGIN TERHADAP PERUBAHAN KESUBURAN DAN POTENSI DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN JEPARA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian tingkat kesesuaian lahan dilakukan di Teluk Cikunyinyi,

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo pada bulan September-Oktober 2012.

POLA SEBARAN SUHU DAN SALINITAS DI PERAIRAN SELAT DOMPAK KELURAHAN DOMPAK KECAMATAN BUKIT BESTARI KEPULAUAN RIAU

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di :

KONSENTRASI NITRAT DAN BAHAN ORGANIK TOTAL PADA SAAT PASANG DAN SURUT DI MUARA SUNGAI DEMAAN JEPARA

PENGUKURAN SEDIMEN TERLARUT DI MUARA DESA NUSAPATI KECAMATAN SUNGAI PINYUH KABUPATEN MEMPAWAH

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. energi baru yang potensial adalah energi nuklir. Energi nuklir saat ini di dunia

ANALISIS KUALITAS SEDIMEN PERMUKAAN SELAT BENGKALIS PROPINSI RIAU. oleh: Hardi Sandro Situmeang 1) dan Rifardi 2) Abstrak

STUDI KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLIDDISEPANJANG TIANG PANCANG JEMBATAN SURAMADU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 36-42 Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jose AKTIVITAS CESIUM-137 ( 137 Cs) DI PERAIRAN BANGKA SELATAN SEBAGAI BASE LINE DATA RADIONUKLIDA DI PERAIRAN INDONESIA Christiani Silalahi 1), Muslim *) dan Heny Suseno ** ) 1*) Jurusan Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro **) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Email : aqua_muslim@yahoo.com; henysuseno@yahoo.com Abstrak Radionuklida merupakan unsur yang sangat penting untuk diketahui persebarannya, level radiasinya, sumber dan proses-proses yang mempengaruhinya di perairan. Salah satu unsur radionuklida yang mendapat perhatian adalah 137 Cs. Radionuklida 137 Cs merupakan unsur radioaktif yang bersifat konservatif, artinya mudah terdispersi dalam lingkungan perairan. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif yaitu metode ilmiah dimana data penelitian yang diperoleh berupa angka dan dianalisis menggunakan statistik atau model sedangkan metode pengambilan sampel dengan mengambil beberapa sampel untuk menggambarkan karakteristik wilayah yang diwakili secara representatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas radionuklida 137 Cs di Perairan Bangka Selatan sangat rendah yaitu pada rata rata 0,223 mbq/l. Rendahnya nilai radionuklida ini disebabkan karena lokasi penelitian tidak mempunyai sumber radionuklida sehingga nilai yang terdeteksi diduga berasal dari global fall out. Data ini akan dijadikan sebagai base line data radionuklida di perairan Bangka Selatan dan ASPAMARD (Asia Pasific Radioactive Marine Data Base). Kata Kunci: Aktivitas 137 Cs, Base Line Data, Perairan Bangka Selatan Abstract Radioanuclide is a very important element to be know about the distribution, radiation level, source, and process that influence it in waters. One of a radionuclide element that gets attention is 137 Cs. This radionuclide is a conservatif element, that means it disperse easly in waters environment. The method of this research is quantitative method. That is scientific method where is the research data that obtained due to the numerical data and the analysis using statistics and models. While the sampling method was by taking several samples to describe the characteristic of representative area. The result showed that the concentration of 137 Cs radionuclide in South Bangka waters were very low, that were average 0,223 mbq/l. The low of radionuclide value it due to the location study have not the direct source and it is estimated as global fall out. This Data will be documated as radionuclide base line data in South Bangka waters and ASPAMARD (Asia Pasific Radioactive Marine Data Base). Keywords: 137 Cs Activity, Base Line Data, South Bangka Waters

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 37 1. Pendahuluan Radionuklida merupakan unsur yang sangat penting untuk diketahui persebarannya, level radiasinya, sumber dan proses-proses yang mempengaruhinya di perairan. Salah satu unsur radionuklida yang mendapat perhatian adalah 137 Cs. Radionuklida 137 Cs merupakan unsur radioaktif yang bersifat konservatif, artinya sangat mudah larut dalam air laut, sehingga penyebarannya dalam laut sangat dipengaruhi oleh proses fisika berupa pencampuran dan difusi (IAEA, 2005 dalam Cahyana, 2012). Radionuklida 137 Cs merupakan unsur yang memiliki tingkat radioaktif yang cukup berbahaya, bersifat toxic (beracun) dan memiliki waktu paruh yang lama yaitu 30 tahun (Richman et al., 1993 dalam Hutama, 2013). Karena umurnya yang lama sehingga sangat menarik untuk diteliti persebarannya mulai dari sumbernya sampai ke perairan Indonesia. Perairan Bangka Selatan merupakan bagian dari Selat Bangka yang berbatasan dengan Pulau Bangka di sebelah timur, Pulau Sumatera di sebelah barat dan Pulau Jawa di sebelah selatan. Letaknya yang strategis membuat Pulau Bangka dijadikan sebagai calon tapak berdirinya PLTN yang aman (BIN, 2012). Sebelumnya telah dilakukan penelitian di laut Indonesia dan hasilnya belum menunjukkan indikasi yang membahayakan. Sehubungan dengan banyaknya sumber yang dibawa ke lingkungan laut diantaranya adalah sumber antrophogenic (radionuklida buatan) seperti bocornya PLTN (Pusat Listrik Tenaga Nuklir) Fukushima Daiici Jepang pada 11 Maret 2011 (BATAN, 2005 dalam IAEA, 2005), maka penelitian semacam ini perlu terus dilakukan. Untuk menyempurnakan data base line (data dasar) radionuklida di perairan Bangka, maka perlu dilakukan penelitian 137 Cs yang terkandung di air. Penelitian ini dilakukan agar dapat menjadi pembanding perubahan radioaktivitas lingkungan kelautan jika suatu saat PLTN tersebut dibangun dan dioperasikan (IAEA, 2005). Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang aktivitas 137 Cs yang terkandung di perairan Bangka Selatan dan tinjauan kondisi parameter oseanografi yang ada di daerah penelitian. Wilayah penelitian yang dimaksud adalah perairan Bangka Selatan yang diharapkan data yang diperoleh dapat dijadikan sebagai base line data yang ada di Indonesia maupun di berbagai kawasan Asia Tenggara. 2. Metode Penelitian Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah air laut yang diambil secara langsung di lapangan. Data sekunder yang dipakai berupa data arus pasang surut yang diperoleh dari Dinas Hidro-Oseanografi (Dishidros) Jakarta. Posisi stasiun pengambilan sampel air ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel yang merepresentasikan keadaan keseluruhan berdasarkan pertimbangan dari peneliti (Sudjana, 1992 dalam Hutama, 2013) dalam hal ini adalah kedalaman, dan jarak antar titik. Gambar peta lokasi penelitian lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar 1. Pengambilan sampel air laut pada tiap-titik stasiun dilakukan dengan menggunakan wadah berupa ember plastik berukuran 5L yang sebelumnya telah dibersihkan dan kemudian ditampung pada wadah berupa ember plastik yang lebih besar sampai total volume airnya mencapai 50L. Sampel air yang telah ditampung selama dalam perjalanan segera ditambahkan K 4 [Fe(CN) 6 ] dan CuSO 4 yang berfungsi sebagai pengikat 137 Cs yang terkandung di air sampel lalu diaduk agar merata sampai akhirnya menghasilkan gumpalan dan didiamkan sampai terjadi endapan. Sampel air laut yang telah terjadi endapan sesampai di daratan dibiarkan sehingga membentuk endapan sempurna yang terpisah dari filtratnya. Kemudian dilakukan pemisahan endapan ke dalam derigen plastik ukuran 2L dengan menggunakan selang plastik. Endapan yang terpisah didiamkan. Untuk memisahkan endapan dari kandungan airnya dilakukan penyaringan dengan kertas saring dan selanjutnya endapan tersebut dikeringkan sampai airnya menguap sempurna dengan memasukkan ke dalam oven pada suhu 70-80⁰C selama 3 hari. Endapan yang sudah kering kemudian dimasukkan ke dalam container plastik untuk dilakukan pengukuran (counting) dengan menggunakan Gamma Spectrometer yang telah terhubung dengan komputer dan diukur selama 3 hari.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 38 Pemodelan pola arus menggunakan software SMS (Surface Water Modeling System) dengan modul ADCIRC (Advanced Circulation Multi Dimensional Hydrodynamic Model). Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 39 3. Hasil dan Pembahasan Parameter Oseanografi Hasil pengukuran parameter oseanografi yang diukur secara insitu terdiri dari ph, suhu, dan salinitas dengan rata rataa nilai ph 7,9, salinitas 25,8 dan temperatur sebesar 30,4 C. No Tabel 1. ph, Temperatur, dan Salinitas 1 02 38.40 LS 105 50.24 BT 8,01 29,9 26 2 02 39.14 LS 105 49.20 BT 7,99 30,1 25 3 02 39.90 LS 105 48.35 BT 7,95 30,2 26 4 02 40.37 LS 105 47.94 BT 7,97 30,2 26 5 02 40.80 LS 105 47.17 BT 7,87 30,6 26 6 02 41.29 LS 105 47.27 BT 7,90 31,1 26 7 02 41.64 LS 105 48.06 BT 7,89 30,5 26 8 02 42.18 LS 105 49.04 BT 7,96 30,6 26 Rata rata 7,9 30,4 25,8 Konsentrasi 137 Cs Padaa Air Laut Hasil perhitungan (counting) dengan spektrometer gamma menunjukkan konsentrasi 137 Cs pada daerah penelitian beradaa pada rata rata 0,223 mbq/l, dimana nilai terendah dinyatakan tidak terdeteksi dan tertinggi sebesar 0,516 mbq/l yang dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 0.6 Koordinat ph T ( C) Salinitas ( ) Konsentrasi (mbq/l) 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 Konsentrasi (mbq/l) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Nomor Sampel Gambar 2. Grafik Konsentrasi 137 Cs Nilai konsentrasi 137 Cs yang terdeteksi di perairan Bangka Selatan berada pada rata rata 0,22 mbq/l. Rendahnya konsentrasi 137 Cs tersebut karena, disamping wilayah Indonesia tidak mempunyai sumber antropogenik radionuklida (sumber buatan) juga letak daerah penelitian yang jauh dari sumbernya dimana saat ini sumber yang menjadi perhatian dunia yaitu Fukushima - Jepang (Richman et al., 2013 dalam Hoir, 2013). Disamping hal tersebut rendahnya konsentrasi 137 Cs dapat disebabkan juga karena kecepatan arus yang relatif rendah yaitu 0,5 m/det, sehingga konsentrasi yang terdeteksi diperkirakan berasal dari global fall out, artinya berasal dari jatuhan debu radioaktif yang terkandung dalam atmosfir.

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 40 Rata-rata kandungan 137 Cs dari daerah penelitian diketahui sebesar 0,22 mbq/l. Nilai ini berbeda dengan data konsentrasi 137 Cs di Perairan Indonesia Bagian Timur yang memiliki nilai rata rata 0,25 mbq/l (Hoir, 2013). Rendahnya nilai konsentrasi 137 Cs di Perairan Bangka Selatan dibandingkan dengan Perairan Indonesia Bagian Timur disebabkan karena Perairan Bangka Selatan tidak dilewati oleh ARLINDO. Hal tersebut berbeda dengan perairan Indonesia Bagian Timur dimana perairan tersebut berhubungan langsung dengan Samudera Pasifik yang dilewati oleh ARLINDO dimana Perairan Samudera mendapatkan masukan langsung radionuklida antropogenik dari sumbernya. Selain itu, penurunan konsentrasi radionuklida 137 Cs di Perairan Bangka Selatan juga dapat disebabkan karena resuspensi secara alami atau adanya aktivitas manusia seperti banjir, erosi atau pengerukan (dredging) di daerah estuaria dan proses mobilisasi kimia meliputi pertukaran ion (ion-exchange), pelepasan/pencucian (leaching) serta pelarutan (dissolution) sehingga menyebabkan aktivitas radionuklida dari sumbernya tidak merata (Oughton et al.,1997 dalam Muslim, 2007). Selanjutnya, penurunan konsentrasi radionuklida 137 Cs tersebut dapat disebabkan karena selama perjalanan dari sumbernya, radionuklida tersebut terkonsentrasi pada rantai makanan yang berperan penting sebagai faktor pendukung dan daur radionuklida di perairan laut di mana setiap rantai dapat menyerap radionuklida dan proses perpindahan radionuklida antar rantai memiliki faktor serapan yang relatif tepat. Rata rata konsentrasi radionuklida 137 Cs yang terkandung di perairan Bangka Selatan masih lebih tinggi yaitu 0,22 mbq/l dibandingkan dengan hasil yang diperoleh Kurniawati (2012) di Perairan Semarang dengan rata - rata 0,05 mbq/l. Hal ini disebabkan karena Perairan Bangka Selatan lebih dekat dengan Laut Cina Selatan dan Pulau Jawa bagian Utara merupakan jalur yang dilewati oleh ARLINDO dari Samudera Pasifik. Gambar 3. Peta Pola Arus Pada Saat Pasang di Perairan Bangka Selatan

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 41 Gambar 4. Peta Pola Arus Pada Saat Pasang di Perairan Bangka Selatan Berdasarkan nilai konsentrasi 137 Cs yang terdapat di Perairan Bangka Selatan relatif sama dalam konsentrasi yang relatif rendah pada setiap stasiun baik pada saat pasang maupun surut, dikarenakan arus yang terjadi tidak banyak berperan dalam penyebaran radionuklida 137 Cs melainkan dari pengaruh proses global fall out yang berasal dari radioaktif yang sudah lama masuk ke perairan atau radioaktif yang baru dan sudah tersebar secara merata oleh arus global. Arah vektor kecepatan arus yang terjadi terlihat seragam dimana arah arus bergerak dari selatan ke utara dengan kecepatan arus 0,0009-0,59 m/det pada saat pasang dan 0,0004-0,57 m/det pada saat surut. Nilai tersebut diperoleh dari pengolahan arah dan kecepatan arus di Perairan Bangka Selatan menggunakan parameter arus pasang surut, sebab menurut Nontji (1993) pengaruh arus pada daerah selat lebih besar disebabkan oleh pasang dan surut dibandingkan oleh karena pengaruh angin. 4. Kesimpulan Konsentrasi radionuklida antropogenik 137 Cs di perairan Bangka Selatan berada pada rata - rata 0,22 mbq/l. Ditinjau dari kondisi arus di perairan Bangka Selatan tidak menunjukkan adanya fluktuasi nilai, di mana konsentrasinya relatif rendah dan seragam (0,0009-0,59 m/det pada saat pasang dan 0,0004-0,57 m/det pada saat surut). Data konsentrasi radionuklida 137 Cs pada perairan Bangka Selatan yang telah diperoleh dalam penelitian ini akan menjadi data dasar (base line) dalam pembangunan PLTN di wilayah Bangka Selatan dan ASPAMARD (Asia Pasific Radioactive Marine Data Base).

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 3, Nomor 1, Tahun 2014, Halaman 42 Daftar Pustaka Cahyana, C. 2012. Model Sebaran Radionuklida Antropogenik di Laut. J. Tek. Peng. Limbah, 15(1):17-24. BIN (Badan Intelijen Negara). 2012. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia. http://www.bin.go.id/wawasan/detil/146/ 3/16/10/2012/pembangunanpembangkit-listrik-tenaga-nuklir-pltn-di Indonesia. [16 Oktober 2012]. Akses pada tanggal 3 Juni 2013, pukul 11.19 WIB. Hoir, I.F. 2013. Studi Pendahuluan Radionuklida 137 Cs di Perairan Indonesia Timur. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, 37 hlm. Hutama, P.B.P. 2013. Distribusi Radionuklida 137 Cs di Perairan Selat Panaitan Selatan Garut.[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, 50 hlm. IAEA (International Atomic Energy Agency). 2005. Worldwide Marine Radioactivity Studies (WOMARS) Radionuclide Levels in Oceans and Seas. [Final Report]. Coordinated Research ProjectIAEA-TECDOC, 1429 p. Kurniawati, M.L. 2012. Aktivitas Radionuklida Antropogenik 137 Cs di Perairan Semarang Berdasarkan Sirkulasi Arus Global. [Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, Semarang, 64 hlm. Muslim. 2007. Marine Radionuclide (Nuklir di Laut). Universitas Diponegoro: Semarang, 100 hlm. Nontji, A. 1993. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta, 334 hlm.