BAB I PENDAHULUAN. Dikutip dari pada Kamis, 10 April 2014 pukul WIB. Universitas Kristen Maranatha 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung kini sudah menjadi salah satu wisata kota populer di Indonesia. Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia pada jaman modern seperti pada saat ini seringkali merasa

Kementerian Pendidikan Nasional merupakan lembaga pemerintahan yang bertugas meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. salah satu langkah yang di

PUSAT RESTORAN MASAKAN TRADISIONAL YOGYAKARTA DENGAN KONSEP TROPIS MODERN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1: Jumlah Perjalanan Wisatawan Nusantara. Sumber: Pusdatin Kemenparekraf & BPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. membantu manusia dalam melakukan segala kegiatannya sehari-hari. Pertama kali,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. TABEL 1.1 JUMLAH WISATAWAN MANCANEGARA DAN NUSANTARA KE OBJEK WISATA KOTA BANDUNG Jumlah. Jumlah Tahun.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. sebagai kota pariwisata ini dilakukan di Jogja Gallery. Sebuah galeri seni yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang dikeluarkan oleh negara serta mencatat pengeluaran negara secara detail. Untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. di perkotaan-perkotaan salah satunya adalah kota Yogyakarta. Ini

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan. Pengembangan Kawasan Kerajinan Gerabah Kasongan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Terletak di kota Bandung yang merupakan ibu kota propinsi Jawa Barat.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HOTEL DAN CONVENTION CENTER BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN INTERIOR PADA PUSAT KEBUDAYAAN BETAWI DIJAKARTA PROPOSAL PENGAJUAN PROYEK TUGAS AKHIR YULI HELVINA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman di era globalisasi ini menuntut aktivitas-aktivitas sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

PENGEMBANGAN KAWASAN GUA SUNYARAGI SEBAGAI TAMAN WISATA BUDAYA DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

interior yang berperan sebagai perantara untuk menawarkan dan menunjukkan aktivitas pengguna. Desain mebel mengekspresikan pencitraan ruang dengan ber

BAB I PENDAHULUAN. agama dan lain lain. Bila hal tersebut dikaji lebih jauh, akan mengandung ajaran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.4 Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan Sekolah Tinggi Musik Bandung 1

Redesain Gedung Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Diponegoro 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitar Kristen Maranatha 1

REDESAIN INTERIOR PYRAMID RESTORAN DAN KARAOKE DI YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh. Dengan berolahraga, maka hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kerja praktik

Perpaduan Unsur Arsitektur Islam dan Gaya Arsitektur Kolonial pada Masjid Cut Meutia Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. 1 Peta Wisata Kabupaten Sleman Sumber : diakses Maret Diakses tanggal 7 Maret 2013, 15.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jasmani yang meliputi sandang, pangan, dan papan serta kebutuhan rohaniah. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar belakang proyek

BAB III METODE PERANCANGAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Kota Semarang merupakan ibukota Jawa Tengah yang memiliki daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. 1 metro.koranpendidikan.com, diakses pada 1 Maret 2013, pukul WIB

BAB I PENDAHULUAN. yang nyaman. Bangunan ataupun hunian terdiri dari bangunan pribadi yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1. bab 1

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN. ibid 3 Profil Universitas Darussalam Gontor, Jawa Timur Dalam Angka 2013, Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur.

DATTA SAGALA WIDYA PRASONGKO, 2016 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP SISTEM SIRKULASI GEDUNG FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan salah satu industri strategis jika ditinjau dari segi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan daerah yang terkenal dengan berbagai macam wisata, seperti wisata kuliner dan belanja, selain itu Bandung juga menawarkan keindahan alam dengan berbagai macam sejarah 1. Potensi wisatanya yang tinggi mengakibatkan Bandung terus melakukan peningkatan terhadap pembangunan. Bangunan yang dibangun dengan desain dan gaya yang modern diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dari permintaan wisatawan asing maupun lokal. Namun lahan yang ada untuk pembangunan juga terbatas mengingat Bandung memiliki banyak bangunan cagar budaya yang bernilai seni dan sejarah yang harus dipertahankan. 1 Dikutip dari http://travel.kompas.com/ pada Kamis, 10 April 2014 pukul 15.09 WIB Universitas Kristen Maranatha 1

Gambar 1.1 Wisata Belanja dan Kuliner Bandung Sumber: http://bandung.panduanwisata.com/ diakses pada Rabu, 9 April 2014 pukul 10.30 WIB Bangunan cagar budaya merupakan kekayaan di bidang ilmu pengetahuan sehingga Bandung berniat melestarikannya dengan cara mengalih-fungsikan bangunan cagar budaya untuk memenuhi kebutuhan dan kepentingan saat ini. Salah satu usaha Bandung untuk tetap melestarikan bangunan cagar budaya adalah dengan mendirikan organisasi pelestarian yang disebut Bandung Heritage, yang di dalamnya diatur mengenai kepengurusan serta syarat kepemilikan bangunan-bangunan tersebut. Bangunan cagar budaya peninggalan Hindia-Belanda ini dipugar serta dikembalikan ke bentuk asalnya untuk dialih-fungsikan demi memenuhi kebutuhan yang ada saat ini tanpa merusak nilai seni dan budaya yang terkandung di dalamnya. Perubahan fungsi tersebut tentunya akan menimbulkan masalah dalam penggunaannya. Banyak penyesuaian yang harus dilakukan untuk dapat memenuhi fungsi bangunan baru. Perubahan fungsi tentu saja merupakan penyesuaian dari kebutuhan serta gaya hidup masyarakat setempat. Salah satu bangunan cagar budaya peninggalan Hindia-Belanda yang dialihfungsikan adalah Vila Isola. Bangunan khas bergaya Art Deco di utara Kota Bandung yang letaknya jauh dari pusat kota ini merupakan bangunan termewah dan tercanggih di zaman pembangunannya. Perubahan fungsi yang terjadi pada Vila Isola merupakan perubahan fungsi ekstrim dari fungsi awalnya sebagai rumah kediaman seorang jurnalis menjadi sebuah gedung Universitas Kristen Maranatha 2

rektorat UPI. Vila Isola sebelum dijadikan gedung rektorat UPI pernah sempat menjadi gedung serbaguna yang difungsikan sebagai tempat resepsi pernikahan, area belajar mengajar, serta kantor UPI. UPI merenovasi setiap lantai Vila Isola menjadi fungsi baru yang mampu memenuhi kebutuhan dari aktivitas sebuah bangunan gedung rektorat. Hal ini menjadi daya tarik untuk dilakukan penelitian mengenai bangunan tersebut yang berkaitan dengan bidang keilmuan desain interior. Gambar 1.2 Tampak Selatan Vila Isola 1933 Sumber: http://www.sjoerdm.dds.nl/isola.html diakses pada Selasa, 17 September 2013 pukul 16.30 WIB Perubahan fungsi ruang yang terjadi di Vila Isola sangat berkaitan dengan elemen desain interior yang mempengaruhinya. Pembahasan yang menarik pada perubahan fungsi ruangan publik di Vila Isola didasarkan pada unsur desain interior yaitu ruang, bentuk, garis, tekstur, pola, cahaya, dan warna dari masing-masing elemen interior (ceiling, dinding, dan lantai). Membahas bangunan cagar budaya dalam kegiatan alih-fungsi tidak lepas dari kemampuan bangunan tersebut untuk memenuhi syarat dari peraturan bangunan cagar budaya. 1.2 Identifikasi Masalah Penelitian difokuskan pada ruang public apa saja yang berubah dan bagaimana pengaruh elemen desain interior terhadap kebutuhan dari aktivitas ruang publik di gedung rektorat UPI. Elemen desain interior yang dibahas adalah aspek ruang, bentuk, garis, tekstur, pola, cahaya, dan warna karena Universitas Kristen Maranatha 3

elemen-elemen ini menjadi dasar dalam bidang ilmu interior. Hasil dari perubahan fungsi ruang yang terjadi mampu berpengaruh sejauh mana terhadap aturan bangunan Vila Isola sebagai salah satu bangunan peninggalan cagar budaya. 1.3 Batasan Penelitian Lokasi dari objek penelitian ini adalah Vila Isola (Bumi Siliwangi) yang terletak di kawasan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung 40154 Jawa Barat - Indonesia. Vila Isola pernah berganti pemilik beberapa kali, sehingga diberikan batasan terhadap masa perubahan yang terjadi. Vila Isola yang dibandingkan antara saat pertama kali dimiliki oleh W.R Berrety pada tahun 1933 dengan kondisi setelah dimiliki oleh UPI pada tahun 2010. Fungsi Vila Isola yang baru berupa gedung rektorat UPI memiliki banyak jenis ruang menurut fungsi ruang yang berbeda sehingga area penelitian dibatasi yaitu ruangan publik di lantai satu yang terdiri atas entrance, hall, dan ruang rapat. Vila Isola setelah terdaftar sebagai salah satu bangunan cagar budaya, ruang interior Vila Isola berkaitan dengan peraturan pemugaran bangunan cagar budaya. Peraturan bangunan cagar budaya golongan A dijadikan paduan dalam perubahan fungsi ruang yang terjadi. 1.4 Pertanyaan Penelitian Dari latar belakang masalah tersebut yang menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apa saja perubahan pada fungsi ruang publik di Vila Isola yang terjadi? 2. Apakah perubahan-perubahan yang terjadi di Vila Isola dalam proses alihfungsi menjadi Gedung Rektorat UPI menyalahi aturan bangunan cagar budaya? Universitas Kristen Maranatha 4

1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini, antara lain: 1. Mendeskripsikan perubahan pada ruang publik yang terjadi di Vila Isola. 2. Mendeskripsikan perubahan-perubahan yang terjadi di Vila Isola dalam proses alih-fungsi menjadi Gedung Rektorat UPI dilihat dari aturan bangunan cagar budaya 1.6 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak: 1. Manfaat Teoritis, untuk mengetahui berapa besar pengaruh elemen ruang, bentuk, garis, tekstur, pola, cahaya, dan warna terhadap bangunan cagar budaya yang beralih-fungsi. 2. Manfaat aplikasi, yaitu untuk desainer interior, mampu mendeskripsikan aspek-aspek yang berpengaruh terhadap komposisi interior yang terjadi pada Vila Isola yang berubah menjadi Gedung Rektorat UPI. 3. Manfaat bagi masyarakat umum, untuk menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu, untuk memberi pengetahuan sejarah dan budaya yang ada secara umum agar meningkatkan kesadaran untuk mempertahankan bangunan cagar budaya peninggalan Hindia-Belanda yang ada, salah satunya Vila Isola ini. 1.7 Metodologi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat Kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah menyajikan satu gambar yang terperinci tentang situasi khusus, setting sosial, atau hubungannya. Penelitian yang dilakukan merupakan perubahan dari Vila Isola saat berfungsi sebagai rumah tinggal dan setelah difungsikan sebagai gedung rektorat UPI. Penelitian mendeskripsikan yang berubah dan tidak berubah dari elemenelemen desain interior yang dipengaruhi kebutuhan dari aktifitas dari fungsi baru Vila Isola. Hasil penelitian juga dapat dikaitkan dengan aturan cagar budaya yang berhubungan dengan ruang interior. Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi atau gambaran Universitas Kristen Maranatha 5

secara sistematik faktual dan akurat mengenai fakta, sifat serta hubungan antara fenomena dengan lebih cermat dan teliti. Pembahasan masalah dalam penelitian ini didasari studi literatur, tentang prinsip desain interior dan elemen-elemen desain interior, jurnal mengenai bahasan elemen desain interior, dan studi lapangan berupa observasi yang dilakukan melalui wawancara secara langsung dengan Bapak Andri selaku staff UPI. Pendekatan yang digunakan berupa observasi objek di masa lalu dan masa sekarang. Universitas Kristen Maranatha 6

1.8 Kerangka Penelitian LATAR BELAKANG 1. Bandung melestarikan bangunan cagar budaya dengan cara alih-fungsi untuk memenuhi kebutuhan saat ini. 2. Vila Isola, bangunan khas bergaya Art Deco bangunan termewah dan tercanggih di zaman pembangunannya. 3. Perubahan fungsi ruang sangat berkaitan dengan elemen desain interior yang mempengaruhinya. 4. Bangunan cagar budaya dalam kegiatan alih-fungsi tidak lepas dari kemampuan bangunan tersebut untuk memenuhi syarat dari peraturan bangunan cagar budaya. IDENTIFIKASI MASALAH 1. Penelitian difokuskan pada ruang yang berubah dan pengaruh elemen desain interior terhadap kebutuhan dari aktivitas ruang publik di gedung rektorat UPI. 2. Hasil dari perubahan fungsi ruang berpengaruh sejauh mana terhadap aturan bangunan cagar budaya. PERTANYAAN PENELITIAN 1. Apa saja perubahan fungsi ruang publik yang terjadi? 2. Apakah perubahan-perubahan yang terjadi di Vila Isola dalam proses alih fungsi menjadi Gedung Rektorat UPI menyalahi aturan bangunan cagar budaya? STUDI OBJEK PENELITIAN Studi Arsip: 1. Vila Isola 1933 2. Vila Isola 2010 STUDI LITERATUR Studi Pustaka: 1. Peraturan Cagar Budaya 2. Prinsip Desain Interior 3. Art Deco STUDI LAPANGAN - Dokumentasi - Wawancara - Survey KAJIAN PEMBAHASAN SIMPULAN DAN SARAN Universitas Kristen Maranatha 7

1.9 Sistematika Penulisan Sistematika Penulisan penelitan ini sebagai berikut: BAB I Pendahuluan Bab ini memaparkan tentang latar belakang penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, identifikasi penelitian, batasan penelitian, pertanyaan penelitian, metodologi penelitian, kerangka penelitian dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan. BAB II Elemen-elemen Desain Interior dan Prinsip Peraturan Cagar Budaya Bab ini menjelaskan teori dan kajian pustaka secara umum, berisi peraturan cagar budaya, serta prinsip desain yang berpengaruh terhadap elemen desain interior. BAB III Sekilas tentang Vila Isola Bab ini menjelaskan, menguraikan, dan menerangkan tentang data umum dari Vila Isola, tata letak, hingga ruang lingkup kerjanya, dan data lain yang menunjang keadaan objek penelitian saat ini. BAB IV Studi Perubahan Vila Isola Sebelum dan Sesudah Perubahan Fungsi Bab ini menjelaskan serta menguraikan sejarah dan komparasi desain Vila Isola dalam proses alih fungsi menjadi Gedung Rektorat UPI, serta menganalisa objek penelitian menurut sumber dari studi literatur yang ada. BAB V Simpulan Bab ini merangkum hasil penelitian serta mampu menjabarkan jawaban dari pertanyaan penelitian dan memberikan saran atas penelitian yang telah dilakukan. Universitas Kristen Maranatha 8