oy~~ 13ERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS 1BUKOTA JAKARTA NOMOR 554/1999 TENTANG PELAYANAN PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN(lMB),

dokumen-dokumen yang mirip
Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah;

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 743 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 30 TAHUN 1999 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 85 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN PENERBITAN PERIZINAN BANGUNAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 79 TAHUN 2007 TENTANG

WALI KOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK TEKNIS PEMUNGUTAN RETRIBUSI DAERAH PELAYANAN TATA KOTA

MENTERI DALAM NEGERI PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 3 TAHUN 1978 TENTANG FATWA TATA-GUNA TANAH MENTERI DALAM NEGERI,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 36 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 126 TAHUN 2017 TENTANG

8J~PJ>~f{Jj)~ ~ G#"kkhcJalca4a KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1688 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1117 TAHUN 1990 TENTANG

BADAN PERTANAHAN NASIONAL

LEMBARAN DAERAH PROPINSI BALI NOMOR : 53 TAHUN : 2000 SERI : D NO.47 GUBERNUR BALI KEPUTUSAN GUBERNUR BALI NOMOR 75 TAHUN 2000

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA BARAT. No SERI B

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA,

5. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSU5 IBUKOTA JAKARTA NOMOR... TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN RPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN PRAKTIK DOKTER DAN DOKTER GIGI

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

CONTOH PERHITUNGAN BPHTB KARENA WARIS DAN HIBAH WASIAT

GUBERNUR SULAWESI UTARA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 186 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS lbukota JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2005

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 28 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 14 TAHUN 1997 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Proses Permohonan Izin Penyelenggaraan Reklame. harus memenuhi syarat yang diperlukan untuk memohon izin agar dapat

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

pembangunan tempat-tempat ibadah/kegiatan agama di Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan keputusan Gubernur.

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN BUPATI BANTUL NOMOR 274 TAHUN 2015 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 53 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DI KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA

BUPATI BANTUL INSTRUKSI BUPATI BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2004 TENTANG PENATAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN KAWASAN OBYEK WISATA PARANGTRITIS

LEMBARAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 07 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2009 TENTANG

KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

Keputusan Menteri Pekerjaan Umum No. 458 Tahun 1986 Tentang : Ketentuan Pengamanan Sungai Dalam Hubungan Dengan Penambangan Bahan Galian Golongan C

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDATAAN DAN PENDAFTARAN OBJEK DAN SUBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN

IJIN LOKASI DAN PENETAPAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

8J~g>~PlJ~ ~ c;#'~~ KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 534 TAHUN 2014 TENTANG

RANCANGANRANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG PELEPASAN TANAH ASET PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 14 TAHUN 2015 TENTANG

6. Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Sosial RI Nomor 78 Tahun 1993 tentang Pembinaan Orsos LSM;

8l~ gz>~ PlJiU/ta1t QiO''WMt<}

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : 17 TAHUN 2002 TENTANG TEMPAT PELELANGAN HASIL HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lampiran I : Keputusan Walikota Tasikmalaya Nomor : 40 Tahun 2004 Tahun : 21 Juli 2004

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PASAR DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 121 TAHUN 2007 TENTANG

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999;

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 26 TAHUN 2011

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 67 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI NEGERI AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2013 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 19 TAHUN TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

7/KMK. 09/2011 PENYAMPAIAN DAN PENGELOLAAN LAPORAN PAJAK-PAJAK PRIBADI (LP2P) PEJABAT/PEGAWAI DI LI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 7/KMK. 09/2011 TENTANG

GUBERNUR LAMPUNG. KEPUTUSAN GUBERNUR LAMPUNG NOMOR : G/ eul /11I.18/HK/2014 GUBERNUR LAMPUNG,

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 41 TAHUN 2004 LAMPIRAN : 1 (satu) berkas TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI DI KOTA TASIKMALAYA

dengan ini mengajukan keberatan atas SPPT PBB tersebut di atas dengan alasan sebagai berikut :

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

ITfrrrr*

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG. Nomor 17 Tahun 2011 TENTANG

Tata Cara Pemungutan Retribusi Daerah; Pemeriksaan di Bidang Retribusi Daerah;

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 193 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA KEPUTUSAN BUPATI BOLAANG MONGONDOW UTARA NOMOR 286 TAHUN 2013

WALIKOTA SURABAYA TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG IZIN PEMUNGUTAN HASIL HUTAN KAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENELITIAN PERSYARATAN PERMOHONAN KEBERATAN

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 22/PRT/M/2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 11 TAHUN 2003 TENTANG PAJAK SARANG BURUNG SRITI DAN ATAU WALET

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 T E N T A N G TATA CARA PENGURUSAN IZIN PENYELENGGARAAN TEMPAT PARKIR

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN LOKASI WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG POLA ORGANISASI PERANGKAT DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2009 NOMOR 01 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURABAYA NOMOR : 3/B TAHUN : 1999 SERI : B

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 06 TAHUN 2000 TENTANG RETRIBUSI IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROVINSI IRIAN JAYA BARAT

Transkripsi:

".-l,, ;e,,it '.../ 81uk-~tgzI~ oyaadim oy~~ SURAT KEPUTUSAf\4 GU 13ERNUR KEPALA DAERAH KHUSUS 1BUKOTA JAKARTA NOMOR 554/1999 TENTANG PELAYANAN PERMOHONAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN(lMB), IZIN PENGGUNMN aangunan (IPB), DANIZIN PERPANJANGAN PENGGUNAAN BANGUNAN (IPPB) UNlUK BANGUNAN RUM.\H. TINGGAL DI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA MELALUI KANTOR KECAMATAN GUBERNUR KEPALADAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA Menimbang a. bahwa sesuai dengan tuntutan masyarakat yang berkembang dan sebagai pelaksanaan program reformasi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dalam bidang pelayanan perizinan, perlu -dilakukan upaya nyata guna mewujudkan kemudahan pelayanan masyarakat. pemberianperizinan bangunan rumah tinggal di Daerah Khusus Ibukota, b. bahwa sehubungan d6ngari hal' tersebut pada huruf a, untuk meningkatkan pelayanan kepaqa masyarakat guna rnemperolehlzin Mendirikan Bangul'lan ([MB), Izin Penggunaan Bangunan (IPB), dan Izin Perpimjangan Penggunaan Bangunan (IPPB) untuk bangunan rumah tinggal di DaerahKhususlbukota Jakarta, perlu dilakukan pehyederhanaan pelayanan secara optimal;,.-~ C. bahwa untuk mewujudkan penyederhanaan pelayanan seperti tersebut pads,huruf b, perlu menetapkan ketentuan tentang Pelayanan Permohonan "Izin MendirikanBangunan (1MB),' Izin Penggunaan Bangunan (IPB), dan Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan (IPPB) untuk bahgunan rumah tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Kantor Kecamatan dangan surat keputusan Gubernur Kepala Daerah. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan DiDaerah; 2. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Negara Republik Indonesia, (

.' 2 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 4. Peraturan Pemerintah Nomer 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah; 5. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 5 Tahun 1982 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pengawasan dan Pembangunan Kota Daerah Khusus Ibukota 6. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 1983 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Tata Kota Daerah Khusus Ibukota 7. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 1984 tentang Perubahan Untuk Pertama Kali Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1980 tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kas Daerah Daerah Khusu$ Ibukota 8. Peraturan Daerah Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 7 Tahun 1991 tentang Bangunan Dalam Wilayah Daerah Khusus Ibukota 9. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan, Izin Penggunaan Bangunan, dan Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan di Daerah Khusus Ibukota 10. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibuketa Jakarta Nemor 331 Tahun 1995 tentang Peiimpahan Wewenang kepada Suku Dinas Pengawasan dan Pembangunan Kota Daerah Khusus Ibukota Jakarta di Kotamadya untuk melaksanakan sebagian urusan tugas Dinas Pengawasan Pembangunan Kota Daerah Khusus Ibukota 11. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibuketa Jakarta Nomor 1067 Tahun 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Perhitungan Retribusi Bangunan; 12. Instruksi Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomer 76 Tahun 1998 tentang Pelayanan Penyetoran Pajak, Retribusi Daerah, Kontribusi Bagian Laba, Penerimaan Lain-lain, Bagi Hasil Pajak Bukan Pajak, dan Penerimaan Daerah Lainnya Yang Sah. MEMUTUSKAN Menetapkan Perlama Pelayanan Permohonan Izin Mendirikan Bangunan (1MB), Izin Penggunaan Bangunan (IPB), dan Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan (IPPB) untuk bangunan rumah tinggal di Daerah Khusus Ibukota Jakarta melalui Kantor Kecamatan.

3 Kedua Ketiga Keempat Jenis rumah tinggal yang dapat dilayani adalah semua jenis rumah tinggal, kecuali untuk pembangunan rumah tinggal yang dibangun oleh pengembang dalam kawasan real estate atau rumah tinggal dengan kriteria pemugaran, temp dilakukan prosedur dan persyaratan pemugaran sesuai dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992. Pelaksanaan pelayanan di Kantor Keeamatan khusus untuk jenis rumah tinggal sebagaimana dimaksud pada diktum Kedua tetap mengaeu pada persyaratan permohonan 1MB, IPB, dan IPPB yang diatur dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992 tentang Tata Cara Memperoleh Izin Mendirikan Bangunan. Izin Penggunaan Bangunan, dan' Izin Perpanjangan Penggunaan Bangunan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan Keput)Jsan Gubernur Kepala, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1067 Tahun 1997 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tata Cara Perhitungan Retribusi Bangunan. Pelaksanaan pelayanan di Kantor Keeamatan, khusus untuk rumah tinggal sellilin tanah Verponding Indonesia dengan peruntukan wisrnalrumah keeil dan wismalrumah sedang. pemohon harus melampirkan persyaratan : 1. fotokopi PBB satu tahunsebelum tahun berjalan; 2. tidak memerlukan Surat Izin Bekerja Pereneana (SIBP); 3. syarat lain yang ditetapkan dalam Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor1598 Tahun 1992. Kelima Pelaksanaan pelayanan di Kantor Keeamatan, khusus untuk bangunan rumah tinggal baik yang telah dibangun namun belum memiliki 1MB dan IPB atau yang akan dibangun, dengan peruntukan wismalrumah keeil dan wismalrumah sedang. apabila surat tanahnya Verponding Indonesia, pemohon harus melampirkan persyaratan : 1. pernyataan bahwa pemohon/yang bersangkutan sudah menempati/menguasai tanah verponding tersebut baik sebagian verponding atau seluruhnya dan tidak dalam keadaan sengketa yang diketahui oleh Camat setempat tanpa diperlukan a) sertifikat tanah, bila tidak memilikisertifikattanah; b) sural girik, apabila tidak memiliki girik; e) kohir Verponding Indonesia, disertai keterangan keabsahan dari Kepala Kanwil BPN DKI d) aide jual beli yang dibuat oleh PPAT setempat. 2. mengisi formulir permohonan yang telah disediakan; 3. fotokopi KTP; 4. fotokopi PBB satu tahun sebelum tahun berjalan; 5. tidak memerlukan Surat Izin Bekerja Pereneana (SIBP);

- '. ' 4 6. syarat lain yang ditetapkan dalam Keputusan Gubemur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992. Keenam Kepala Seksi Pengawasan dan Pembangunan Kota Tingkat Kecamatan berkewajiban untuk : 1. melaksanakan penelitian dan penerimaan" SE!cara admi~i$tratif, teknis, dan planologis terhadap berkas permohonan 1MB, IPB, clan lppb untuk rumah tinggal yang diterima, dari loket pelayanan di Keeamatan yang bersangkutan; 2. melaksanakan prosespenerimaan berkas permohonan 1MB, IPB, dan IPPB untuk rumah tinggalserta meneliti, menghitung dan menetapkan jumlah retribusi pembangunan dengan formulir yang disediakan; 3. melaksanakan administrasi pembukuan, penerimaan, dan penyetoran retribusi 1MB, IPB, dan IPPB serta melaporkan secara periodik kepada Kepala Suku DinasP2K Kotamadya yang bersangkutan. Ketujuh Kepada Petugas Seksi P2K Kecamatan pemungut retribusi 1MB, IPB, dan lppb di Kecamatan harus melaksanakan kegiatan : 1. menyerahkan formulir permohonan 1MB kepada pemohon (WR); 2. menerbitkan dan menandatangani SuratSetoran Retribusi (SSR); 3. membukukan penerimaan retribusi dalam buku tabelaris; 4. membukukanpermohonan 1MB; 5. melaporkan penerimaan/penyetoran retribusi setiap hari ~' Bendaharawan Khusus Penerima Suku Dinas P2K Kotamadya yanl}" bersangkutan dengan melampirkan SSR; 6. menyimpan bukti-bukti penerimaanlpenyetoran retribusi dari Seksi Kas Daerah Kecamatan; 7" membuat laporan bulanan dan menyampaikan ke Sudin P2K dengan tembusan kepada Seksi Kas Daerah Kecamatan yang bersangkutan tentang penerimaan/penyetoran retribusi selambat-iambatnya tanggal 2 bulan berikutnya. Kedelapan Khusus bangunan rumah tinggal dengan status tanahnya Verponding Indonesia dengan peruntukan wismalrumah keeil dan wismalrumah sedang, ketentuan dalsm Pasal 5 ayat (1) huruf c angka 1), 2), 3) dan Pasal 5 ayat (1) huruff Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1598 Tahun 1992 yang mengatur mengenai persyaratan permohonan 1MB dan IPB dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi. (

. '.,. -t, ~... I \, ',. I, " 5 Kesembilan Kesepuluh Kesebelas. Khusus bangunan f'!,imah tinggal dengan status tanahnya selain tanah Verponding IndonElS,ia deng~n peruntukan wisma/rumah kecil dan Wismalrumahsedang, ketentuan dalam Pasal 5 ayat (1) huruf f Keputusan Gubemur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta NomoI' 1598 Tahun 1992 yang mengatur mengenai persyaratan permohonan 1MB dan IPB dinyatakan dicabutdan tidak berlaku lagi. Hal-hal yang belumdiatur dalam surat keputusan ini akan ditetapkan kemudian... Suratkeputusan ini mulai berlaku pada. tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diul?ahdan diperbaiki sebagaimana mestinya, Ditetapkan di Jakarta padatanggal 12!'Jo.ret 1999 Tembusan : 1. Ketua DPRD OKI Jakarta 2, ParaWakii GubemurKOKI Jakarta. 3. Para Wakil Ketua OPRO OKI Jakarta 4. Sekretaris Wilayah/Oaerah Khusus,Ji?ukota Jakarta 5. Para Asisten Sekwilda OKI Jakarta. 6. KetuaBappeda OKI Jakarta 7. KepalaBKPMO OKIJakarta 8. Kepala Kanwil BPN OKI Jakarta 9. Para Walikotamadya OKI Jakarta 10. Kepala Bapedalda OKI Jakarta 11. Para'Kepala Oinas OKI Jakarta 12. Kepala Oirektorat Sospol OKI Jakarta 13. Para Kepala Biro OKI Jakarta 14. Para KepalaKantor Pertanahan Kotamadya OKI.Jakarta 15. Para Kepala Kantor/Badan/BUMO di Iingkungan Pemerintah OKiJakarta 16. Para Camat OKI Jakarta. 17. Para Kapala Kelurahan OKI Jakarta