II. TINJAUAN PUSTAKA. (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

SIMULASI SYARAT DAN TATA CARA MENGHITUNG ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan sangat erat, yaitu bahwa setiap harta yang sudah dikeluarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melaksanakan suatu fungsi bagi pengguna atau aplikasi yang lain dan dapat. digunakan oleh sasaran yang di tuju (Hani, 2010).

Apa sih Zakat? Rizky Adhi Prabowo. Orang-orang wajib mengeluarkan zakat jika telah memiliki beberapa syarat berikut :

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

RANCANGAN PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2011 TENTANG MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

ANALISIS KASUS Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Bidang Keagamaan (Perhitungan Zakat)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUKU III ZAKAT DAN HIBAH

Nishab dan Kadar Zakat

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KOTA PADANG

BUPATI MERANGIN, Menimbang : a.

yang diwajibkan Allah kepada orang-orang yang berhak. mensucikan orang yang mengeluarkannya dan menumbuhkan pahala. Sedangkan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Harta merupakan masalah penting dalam kehidupan masyarakat, baik

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PERSETUJUAN PEMBIMBING

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 11 TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau dari segi bahasa kata zakat merupakan kata dasar dari zaka yang

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO,

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang. Nomor 23 Tahun Republik Indonesia ZAKAT PENGELOLAAN. Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

Dua tahun setelah Rasulullah hijrah dari Makah ke Madinah, beliau

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 5 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU

PENGELOLAAN ZAKAT BAGIAN HUKUM SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN BONE LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 13 TAHUN 2009 PENGELOLAAN ZAKAT DISUSUN OLEH

SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

Infaq. Zakat. Shadaqoh. Apa Bedanya? #yukzakat. Zakat Bukti Tanda Cinta Cinta Allah, Cinta Sesama. Oleh :

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

2016, No menetapkan Peraturan Badan Amil Zakat Nasional tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Badan Amil Zakat Nasiona

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BIMA,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK


BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

MADRASAH ALIYAH ASSHIDDIQIYAH

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

.PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PELAPORAN PELAKSANAAN PENGELOLAAN ZAKAT

BAB II LANDASAN TEORI

BUPATI KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAWAHLUNTO/SIJUNJUNG NOMOR 8 TAHUN 2005 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II LANDASAN TEORI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERATURAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2018 TENTANG PENDISTRIBUSIAN DAN PENDAYAGUNAAN ZAKAT

KONSEP PENGELOLAAN LAZIS

BAB IV PROFIL LEMBAGA, PEROLEHAN ZAKAT PENDISTRIBUSIANNYA PADA FAKIR MISKIN DAN ANALISA. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Masjid Nurul Huda merupakan lembaga

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tumbuh dengan subur. Dalam kitab-kitab hukum Islam, perkataan zakat itu diartikan

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BUPATI BATANG HARI PROVINSI JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. JENIS ZAKAT. A. Zakat Fithrah B. Zakat Harta

BAB 8 Zakat fitrah dan zakat mal. : 8.1. Menjelaskan pengertian zakat fitrah dan zakat mal

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PANDANGAN ULAMA ACEH TIMUR TERHADAP PEMBAGIAN ZAKAT FITRAH SECARA MERATA (Analisa Terhadap Kasus Pembagian Zakat Fitrah di Kampung Pasir Putih)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

Transkripsi:

15 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Peranan Lembaga Amil Zakat 1. Pengertian Peranan Peranan dapat didefinisikan sebagai kumpulan harapan terencana seseorang yang mempunyai status tertentu dalam masyarakat. Menurut Margono Slamet (Emirzan, 2006 : 6) peranan mencakup tindakan aturan perilaku yang perlu dilaksanakan oleh seseorang yang menempati suatu posisi di dalam status sosial. Soleman B. Taneko (Emirzan, 2006 : 7) mengemukakan bahwa dalam konsep peranan terkandung harapan-harapan tertentu yaitu harapan agar menjalankan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan peranan yang dipegangnya. Dalam hal ini ada dua macam harapan, yaitu : 1. Harapan dari masyarakat terhadap pemegang peranan atau kewajibankewajiban dari pemegang peranan. 2. Harapan yang dimiliki oleh pemegang peranan terhadap masyarakat atau terhadap orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan peran atau kewajibannya.

16 Soerjono Soekamto (Emirzan, 2006 : 7-8) menyatakan bahwa peranan adalah aspek dinamis kedudukan, apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan kedudukannya. Menurut Levinson peranan mencakup tiga hal yaitu : 1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan ini dalam arti merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. 2. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perkelakuan individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat. Berkaitan dengan kepentingan penelitian, dalam hal ini peranan lembaga amil zakat dapat diartikan sebagai tindakan atau aktivitas yang dilakukan oleh lembaga amil zakat dalam melaksanakan harapan yang dimiliki. Peranan suatu lembaga atau organisasi dalam masyarakat lebih banyak menyangkut pada aktivitasnya tersebut yang bersumber dari program-program yang dijalankan. Keberhasilan LAZ dalam melakukan upaya menyadarkan masyarakat diukur dari bertambahnya jumlah muzaki yang menyalurkan zakat melalui LAZ. Namun sebaliknya, jika jumlah orang yang menyalurkan zakat semakin berkurang, maka LAZ tersebut gagal dalam menyadarkan masyarakat.

17 2. Lembaga Amil Zakat (LAZ) Lembaga Amil Zakat (LAZ) sering diartikan sebagai suatu lembaga masyarakat yang informal, temporer dan hanya bekerja menerima zakat dan membagikan kepada yang berhak menerimanya. Lembaga amil zakat (LAZ) menurut Wiwoho, Yatim dan Hendargo (Sidiq, 2005 : 14) merupakan suatu bentuk organisasi, sistem manajemen dan mekanisme kerja yang menjamin pengumpulan zakat dari yang berkewajiban membayarnya dan menjamin pula pembagian atau penyebarannya sehingga tercapai tujuan yang lebih jauh yaitu ikut memberantas kemiskinan dan kefakiran dengan mengembangkan usaha-usaha produksi sehingga berkelanjutan ikut meningkatkan kualitas kehidupan umat. Sebagai organisasi pengelola zakat, lembaga amil zakat dapat menerima berbagai jenis dana selain zakat yaitu dan infaq/shadaqah, dana wakaf dan dana pengelola Lembaga Amil Zakat (LAZ) adalah lembaga yang melayani kepentingan publik dalam penghimpunan dan penyaluran dana umat. Sebagai organisasi sektor publik tentu saja LAZ memiliki stakeholders yang sangat luas. Konsekwensinya LAZ dituntut dapat memberikan informasi mengenai pengelolaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Kemampuan untuk memberikan informasi yang terbuka, seimbang dan merata kepada stakeholders terutama mengenai pengelolaan keuangan adalah salah satu kriteria yang menentukan tingkat akuntabilitas dan aksesibilitas lembaga (http://inzoplus KR.Co.id, 24 Agustus 2007)

18 Dalam Keputusan Menteri Agama RI Nomor 581 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat, lembaga amil zakat adalah institusi pengelola zakat yang sepenuhnya dibentuk atas prakarsa masyarakat dan oleh masyarakat yang bergerak di bidang dakwah, pendidikan, sosial dan kemashlahatan umat Islam. Berdasarkan Keputusan Menteri Agama RI No. 581, dikemukakan bahwa Lembaga amil zakat harus memiliki beberapa persyaratan teknis, antara lain : 1. Berbadan hukum 2. Memiliki data muzakki dan mustahik 3. Memiliki program kerja yang jelas 4. Memiliki pembukuan yang baik 5. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit Tugas pokok dari lembaga amil zakat adalah mengumpulkan, mendistribusikan dan mendayagunakan zakat sesuai dengan ketentuan agama. Pengertian dari kegiatan pengelolaan zakat menurut UU No. 38 tahun 1999 adalah kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pengumpulan dan pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa lembaga amil zakat adalah sebuah lembaga amil zakat yang dibentuk oleh masyarakat, bertugas menghimpun zakat dari para muzaki (pemberi zakat), mengelola dan menyalurkan kepada mustahik (penerima zakat) serta berkewajiban menginformasikan laporan keuangannya kepada publik melalui media komunikasi yang dimiliki LAZ tersebut.

19 B. Tinjauan tentang Kesadaran Masyarakat 1. Pengertian Kesadaran Menurut Salam ( Zainidah, 2008 : 36) kesadaran terdiri dari kata dasar sadar yang berisi pengertian tahu, kenal, mengerti, dapat memperhitungkan arti, guna sampai pada soal akibat perbuatan satu pekerjaan yang dihadapi seseorang baru dapat dimintai tanggungjawab, bila ia sadar tentang apa yang diperbuatnya. Menurut Devito, kesadaran adalah kemampuan untuk merespon atau memilah sesuatu (Zainidah, 2008:38). Sedangkan menurut Moenir (Marleni, 2003:9) kesadaran merupakan suatu proses berpikir, metode dan renungan pertimbangan dan perbandingan sehingga menghasilkan keyakinan, ketenangan dan ketetapan hati dan kesinambungan jiwa sebagai tolak ukur perbuatan dan tindakan yang akan dilakukan. 2. Pengertian Masyarakat Beberapa sarjana sosial mengemukakan pengertian yang berbeda - beda tentang masyarakat, tergantung sudut pandang masing-masing. Menurut Soerjono Soekamto (Abdulsyani, 2005:13) masyarakat merupakan suatu bentuk kehidupan bersama manusia yang memiliki ciri-ciri pokok sebagai berikut : 1. Manusia yang hidup bersama secara teoritis, maka jumlah manusia yang hidup bersama minimal dua orang. 2. Bergaul dalam jangka waktu yang lama. 3. Adanya kesadaran bahwa mereka satu kesatuan.

20 4. Mereka merupakan suatu sistem hidup bersama. Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan, oleh karena setiap anggota kelompok merasa dirinya terikat satu sama lain. W.J.S Poerwadarminta (Abdul Syani, 2005:3) mengartikan masyarakat sebagai pergaulan hidup manusia atau sehimpunan orang yang hidup bersama dalam suatu tempat dengan ikatan-ikatan aturan tertentu. Selanjutnya, menurut Ralp Linton (Abdul Syani, 2005:11) yang mengemukakan bahwa masyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri mereka sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan dengan jelas. Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai masyarakat, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah sekelompok manusia yang bergaul bersama dalam suatu kesatuan sistem hidup yang mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu hidup bersama dan dalam waktu lama dengan batas-batas tertentu serta terkandung unsur-unsur seperti kepentingan, keinginan dan memiliki tujuan yang sifatnya fungsional. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kesadaran masyarakat adalah sebagai suatu keadaan dimana masyarakat mengerti, tahu dan merasa yang menimbulkan ketenangan dan ketetapan hati serta timbulnya keyakinan dalam

21 melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai bagian masyarakat tanpa ada paksaan dari pihak lain. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Masyarakat W. A. Gerungan (Elentari, 2005:19) mengemukakan bahwa dua aspek yang mempengaruhi sikap, kesadaran dan pengertian anggota kelompok adalah : 1. Peranan (fungsinya pada kelompok itu) 2. Timbal balik hubungan anggota kelompok Saifudi Azwar (Elentari, 2005:19-20) mengemukakan bahwa kesadaran masyarakat merupakan sikap sosial yang terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut adalah : 1. Pengalaman pribadi Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan terhadap stimulus sosial. 2. Orang lain yang dianggap penting Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang klonformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Hal ini dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang tersebut. 3. Pengaruh kebudayaan Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman-pengalaman individu. 4. Media massa

22 Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. 5. Lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan dan lembaga agama sebagai sistem mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan keduanya dasar pengertian dan konsep moral dalam individu. 6. Faktor emosional Kadang-kadang suatu sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Berkaitan dengan penelitian ini kesadaran masyarakat dalam menyalurkan zakat dipengaruhi oleh peranan yang dimiliki oleh lembaga amil zakat dan adanya interaksi antara LAZ dan masyarakat yang memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang zakat sehingga masyarakat secara sadar dan tanpa paksaan akan mengeluarkan zakatnya melalui LAZ. C. Tinjauan tentang Zakat 1. Pengertian Zakat Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat merupakan bentuk kata dasar dari zaka yang berarti berkah, tumbuh, bersih dan baik. Karenanya zaka, berarti tumbuh dan berkembang. Dari istilah zakat berarti sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah yang diserahkan kepada orang-orang yang berhak (Nuruddin, 2006 : 6)

23 adapun orang yang menerima zakat disebut mustahik, sedangkan bagi yang orang memberi zakat disebut muzakki (http://www.laziz UNS.ac.id tanggal 30 Oktober 2008). Menurut Hikmat Kurnia dan A. Hidayat (2008 : 8) zakat merupakan salah satu dari sistem ekonomi Islam karena zakat merupakan salah satu implementasi asas keadilan dalam sistem ekonomi Islam. Di sisi lain Sahal (Sidiq, 2005 : 12 ) juga menyatakan zakat adalah institusi-institusi untuk mencapai keadilan sosial, dalam arti sebagai mekanisme penekanan modal pada sekelompok kecil masyarakat. Zakat menurut Sudarsono (Sidiq, 2005 : 11) adalah mengeluarkan sebagian harta bendanya untuk diberikan kepada fakir miskin sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditentukan dalam Al Qur an sebagai pembersih serta penghapus kesalahankesalahan manusia. Menurut Hafidduddin (2002 : 2) zakat merupakan bagian dari harta dengan prasyarat tertentu yang Allah SWT mewajibkan kepada pemiliknya untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya dengan persyaratan tertentu pula. 2. Penerima Zakat (Mustahik) Zakat yang diwajibkan kepada setiap muslim dengan syarat-syarat tertentu juga memiliki batasan sehingga hanya diberikan kepada yang berhak. Batasan bagi penerima zakat terdapat dalam Al-Qur an, surat At-Taubah ayat 60, dimana yang berhak menerima zakat ada 8 golongan. Golongan masyarakat yang berhak menerima zakat dinamakan dengan Ashnaf yang terdiri dari :

24 a. fakir, adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan dan tidak memiliki harta b. miskin, adalah orang yang memiliki pekerjaan namun penghasilannya tidak mencukupi kebutuhannya c. amil, yaitu petugas zakat. Kelompok ini berhak mendapatkan bagian dari zakat, maksimal satu perdelapan atau 12,5 persen, dengan catatan bahwa petugas zakat ini memang melakukan tugas-tugas keamilan dengan sebaikbaiknya dan waktunya sebagian besar atau seluruhnya untuk tugas tersebut. d. Muallaf, yaitu kelompok orang yang dianggap masih lemah imannya, karena baru masuk Islam e. Riqab, adalah budak yang ingin memerdekakan diri dengan membayar uang tebusan budak belian untuk membebaskan dirinya, f. gharimin atau kelompok orang yang berhutang. Tapi bukan berarti semua bentuk hutang dapat dibayarkan dari zakat. Menurut para ulama ada beberapa jenis hutang yang menjadikan orang yang berhutang berhak untuk mendapatkan zakat yaitu : 1) Pertama, orang yang berhutang untuk kemaslahatan dan memenuhi kebutuhan pokok pribadi dan keluarga yang menjadi tanggungannya. 2) Kedua, orang yang berhutang untuk kemaslahatan umum, seperti orang yang mendamaikan dua kelompok yang bertikai, dan untuk mendamaikan ini ia memerlukan dana, kemudian ia meminjam

25 kepada orang lain. Mereka itulah orang-orang yaang berhak mendapatkan zakat. Adapun orang yang mempunyai hutang untuk bisnis, jika pada waktu jatuh tempo ia tidak mempunyai sesuatu untuk membayar hutangnya, maka menurut sebagian ulama mereka berhak menerima zakat. Namun bagi mereka yang berhutang untuk bisnis, meskipun mereka mempunyai hutang tapi kehidupan mereka sangat berkecukupan, seperti para bisnisman dan para konglomerat yang sebenarnya banyak diantara mereka memiliki hutang, maka mereka adalah orang-orang yang wajib mengeluarkan zakat dan bukan orang yang berhak menerima zakat g. Fi sabilillah, yaitu orang yang berjuang di jalan Allah dan h. Ibnu Sabil, yaitu orang yang terputus bekalnya dalam perjalanan. Dari sudut pandang kesejahteraan masyarakat yang timpang maka golongan ashnaf yang perlu diutamakan, karena kondisi yang mereka alami dapat menyebabkan menurunnya kualitas hidup, kelaparan,bahkan kematian. 3. Syarat Wajib Zakat Zakat diambil dari orang kaya (mampu) dan diberikan kepada orang-orang yang tidak mampu, seperti fakir dan miskin. Indikator kemampuan itu adalah dihitung dari nishab (nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya). Jika seorang muslim memiliki harta kurang dari nishab, ajaran Islam membuka jalan

26 untuk mengeluarkan sebagian penghasilannya tanpa adanya nishab, yaitu dalam bentuk infak atau sedekah (Hafidhuddin, 2002:25). Adapun syarat-syarat wajib untuk mengeluarkan zakat adalah a. Islam; Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja. b. Merdeka; Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat fitrah, sedangkan tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan hamba sahaya tidak ada lagi. Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib mengeluarkan zakat karena persoalan hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang tetap ada. c. Milik Sepenuhnya; Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya seorang yang beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama antara orang Islam dengan orang bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja yang dikeluarkan zakatnya. d. Cukup Haul; cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap setahun, selama 354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut tanggalan mashehi. e. Cukup Nisab; Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran nisab untuk menghitung zakat uang simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun.

27 4. Macam-macam Zakat Zakat ada dua macam yang terdiri dari zakat Nafs/fitrah dan zakat mal/harta (Gustian Djuanda, 2006 : 18). Zakat fitrah merupakan zakat untuk menyucikan diri. Dikeluarkan dan disalurkan kepada yang berhak pada bulan Ramadhan sebelum tanggal 1 Syawal (hari raya Idul Fitri). Zakat ini dapat berbentuk bahan pangan atau makanan pokok sesuai dengan daerah yang ditempati, maupun berupa uang yang nilainya sebanding dengan ukuran/harga bahan pangan atau makanan pokok tersebut. Zakat mal atau zakat harta adalah zakat yang dikeluarkan untuk menyucikan harta, apabila harta itu telah memenuhi syarat-syarat wajib zakat. Zakat mal terbagi menjadi beberapa klasifikasi berdasarkan jenis harta yang dimiliki, antara lain : a. Zakat binatang ternak, meliputi hewan besar (unta, sapi, kerbau), hewan kecil (kambing, domba), dan unggas (ayam, itik, burung) b. Zakat emas dan perak, termasuk dalam kategori emas dan perak, adalah mata uang yang berlaku pada waktu itu di masing-masing negara. Oleh karena itu segala bentuk penyimpanan uang seperti tabungan, deposito, cek, saham atau surat berharga lainnya termasuk ke dalam kategori emas dan perak, sehingga penentuan nishab (jumlah minimal) dan besarnya zakat disetarakan dengan emas dan perak.

28 c. Zakat harta perniagaan adalah semua yang diperuntukkan untuk diperjualbelikan dalam berbagai jenisnya, baik berupa barang-barang seperti alatalat, pakaian, makanan, perhiasan dan lain-lain. d. Zakat hasil pertanian adalah zakat dari hasil tumbuh-tumbuhan yang bernilai ekonomis, seperti biji-bijian, umbi-umbian, sayur-mayur, buahbuahan, tanaman hias, rumput-rumputan, dedaunan dan lain-lain. e. Zakat ma din (hasil tambang) dan kekayaan laut. Hasil tambang adalah benda-benda yang terdapat di perut bumi dan memilki nilai ekonomis, seperti emas, perak, timah, tembaga dan lain-lain. Kekayaan laut adalah segala sesuatu yang dieksploitasi dari laut, seperti mutiara, ambar dan lainlain f. Rikaz (harta temuan) yaitu harta terpendam dari zaman dahulu atau biasa disebut dengan harta karun. Termasuk di dalamnya harta yang ditemukan dan tidak ada yang mengakui sebagai pemiliknya. g. Zakat profesi merupakan zakat hasil profesi (pegawai negeri/swasta, konsultan, dokter, notaris dan lain-lain) 5. Nishab Zakat Nishab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib dikeluarkan zakatnya. Untuk zakat fitrah, nishabnya adalah mempunyai kelebihan bahan makanan pokok pada hari Raya Idul Fitri dengan kadar zakat 2,5 kg beras atau 3,5 liter bahan pokok. Sedangkan untuk zakat harta kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram. Nilai emas

29 dijadikan ukuran nishab untuk menghitung zakat uang simpanan, emas, saham, perniagaan, pendapatan dan uang dana pensiun. a. Emas dan Perak (1) Nishab Emas sebesar 20 dinar (85 gram), perak sebesar 200 Dirham (672 gram) (2) sebagai acuan untuk perhitungan kadar zakat yang lain (3) bentuk lain baik dari saham/obligasi, penjualan rumah,profesi komersial. b. Harta Perniagaan (1) bidang perdagangan, industri, agro industri, jasa, (2) nishab sebesar 85 gram emas selama satu tahun (3) kadar : 2,5 % x nishab c. Harta Peternakan (1) Sapi, Kerbau, Kuda, Unta - Nishab 30 ekor Jumlah Wajib Zakat 30 39 ekor 1 ekor sapi jantan/betina tabi 40 59 ekor 1 ekor betina musinnah 60 69 ekor 2 ekor sapi tabi 70 79 ekor 1 ekor musinnah, 1 ekor tabi 80 89 ekor 2 ekor musinnah

30 Keterangan : yang dimaksud dengan sapi tabi adalah sapi yang berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2, sedangkan sapi mussinah adalah sapi yang berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3. (2) Kambing, Domba - Nishab 40 ekor Jumlah Wajib Zakat 40 120 ekor 1 ekor kambing/domba 121 200 ekor 2 ekor kambing/domba 201 300 ekor 3 ekor kambing/domba (3) Ternak Unggas dan Perikanan Besar zakat = 2,5 % x nilai kekayaan yang berkembang d. Hasil Pertanian (1) Nishab sebesar 5 wasq ( 750 kg) makanan pokok yang paling umum (2) Kadar Zakat 10 % x hasil bersih ( tadah hujan) (3) Kadar Zakat 5 % x hasil bersih (pengairan buatan) e. Hasil tambang, hasil laut, dan barang temuan (rikaz) (1) Nishab 85 gram emas (2) Kadar Zakat 20,5 x nilai bersih f. Zakat Profesi (1) Nishab 85 gram emas (2) Kadar zakat 2,5 %

31 6. Manfaat Zakat Secara umum zakat bertujuan untuk menutupi kebutuhan pihak-pihak yang memerlukan dari harta orang-orang kaya sehingga merupakan cerminan dari rasa saling tolong menolong antara sesama manusia beriman. Menurut Hafiddudin (2002:10) beberapa manfaat zakat adalah: 1. Sebagai perwujudan iman kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-nya, menghilangkan sifat kikir dan rakus 2. Menolong, membantu dan membina kaum dhuafa maupun mustahik lainnya ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih sejahtera. 3. Sebagai sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana yang dibutuhkan oleh umat Islam. 4. Untuk mewujudkan keseimbangan dalam kepemilikan dan distribusi harta. Sudarsono (Sidiq, 2005:12) mengemukakan fungsi zakat yaitu sebagai berikut : 1. Mendidik diri agar bersifat mulia dan pemurah dengan membiasakan diri membayarkan amanat kepada orang yang berhak dan berkepentingan, juga membersihkan diri dari sifat kikir dan akhlak yang tercela 2. Memberikan pertolongan kepada orang yang lemah agar dia dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah SWT dan masyarakat. 3. Ucapan rasa syukur dan terima kasih atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT kepadanya. 4. Menjaga niat jahat yang akan dlakukan oleh si miskin dan yang susah. 5. Mempercepat hubungan kasih sayang antara si kaya dan si miskin.

32 Sedangkan hikmah diwajibkannya zakat bagi yang mampu menurut Zuhdi (Sidiq, 2005:13) adalah : 1. Membersihkan/mensucikan jiwa muzakki dari sifat-sifat tercela 2. Membersihkan harta bendanya dari kemungkinan bercampurnya dengan harta benda yang tidak 100 persen halal 3. Mencegah berputarnya harta kekayaan berada di tangan-tangan orangorang kaya saja demi terwujudnya pemerataan pendapatn dan kesejahteraan masyarakat. 4. Untuk memenuhi kepentingan umum seperti jembatan, irigasi, dan untuk kepentingan agama seperti masjid/mushola. 5. Meningktkan kualitas hidup/ kesejahteraan masyarakat. Disebutkan pada http://www.azurahkio.wordpress.com, manfaat pemberian zakat antara lain : 1. Mempererat hubungan si kaya dan si miskin. 2. Agar tidak terjadi kejahatan dari orang - orang miskin dan susah yang dapat merusak ketertiban masyarakat. 3. Guna membersihkan diri. D. Kerangka Pemikiran Zakat merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial dalam ajaran Islam, yang apabila dikumpulkan dan dikelola dengan baik maka akan lebih berdaya guna dan efektif pemanfaatannya. Potensi zakat di Indonesia sangat besar namun sayangnya potensi tersebut belum tergali dengan maksimal. Pengetahuan

33 masyarakat tentang zakat masih sangat kurang dan itu pun kebanyakan masih sebatas zakat fitrah, padahal ada macam-macam zakat. Pola pengumpulan dan penyaluran zakat juga menentukan optimal atau tidaknya zakat tersebut bagi masyarakat miskin. Penyaluran zakat dapat diberikan langsung dari muzaki (pemberi zakat) kepada mustahik (penerima zakat), agar muzaki merasa yakin bahwa zakatnya telah sampai pada mustahik. Namun penyaluran zakat secara langsung dikhawatirkan tidak dapat memastikan bahwa semua orang yang wajib mengeluarkan zakat telah melaksanakan kewajibannya. Karenanya walaupun telah ditetapkan dalam UU. No. 38 Tahun 1999 bahwa setiap orang muslim yang mampu membayar zakat, berkewajiban untuk melaksanakannya, tetapi tidak ada sanksi bagi orang yang tidak melaksanakannya. Dengan kondisi ini optimalisasi pembayaran zakat tergantung pada kesadaran individu. Sejak adanya undang-undang tersebut, di Indonesia telah banyak bermunculan lembaga pengelola zakat baik yang dibentuk oleh pemerintah maupun yang dibentuk secara swadaya oleh masyarakat. Lembaga amil zakat sebagai salah satu organisasi pengelola zakat yang bertugas melakukan penghimpunan, pengelolaan dan penyaluran zakat. Dalam menjalankan tugas menghimpun dana dari masyarakat ternyata belum didukung oleh masyarakat. Ini dilihat dari masih banyaknya masyarakat yang enggan menyalurkan zakatnya melalui LAZ. Padahal adanya interaksi antara masyarakat dan LAZ diharapkan dapat membuat hasil zakat lebih optimal.

34 Untuk itulah diperlukan upaya dari LAZ agar dapat mensosialisasikan lembaganya kepada masyarakat, meningkatkan pengetahuan masayarakat tentang kewajiban zakat serta menyadarkan masyarakat agar mengeluarkan zakat demi tercapainya keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Faktor pendukung dan faktor penghambat baik secara internal maupun eksternal tentunya tak bisa terlepas dari kinerja LAZDAI sebagai lembaga amil zakat. Karena hal tersebut tentunya akan mempengaruhi keberhasilan LAZDAI dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat.

35 Bagan 1. Kerangka Pemikiran Upaya LAZDAI dalam Menyadarkan Masyarakat untuk Mengeluarkan Zakat - Potensi zakat yang cukup besar di masyarakat - Kurangnya kesadaran masyarakat mengeluarkan zakat melalui LAZ Upaya LAZDAI dalam menyadarkan masyarakat untuk mengeluarkan zakat a. Sosialisasi zakat/ majalah b. Presentasi zakat/ seminar zakat c. Kerjasama dengan instansi/perusahaan d. Pengajian, majelis taklim dan pendekatan secara personal e. Peningkatan layanan f. Program-program yang menarik Faktor pendukung peningkatan kesadaran zakat Faktor penghambat peningkatan kesadaran zakat a. Faktor Internal b. Faktor eksternal