Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

dokumen-dokumen yang mirip
Pemanfaatan Rotan dan Bambu yang Bernilai Ekonomis oleh Masyarakat Suku Dayak Kanayatn di Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : Ica Adrianita Rahmi 1, Mukarlina 1, Riza Linda 1 1

Potensi Tanaman Bambu di Tasikmalaya

I. PENDAHULUAN. Bambu tergolong keluarga Graminiae (rumput-rumputan) disebut juga Giant Grass

Keanekaragaman Bambu dan Manfaatnya Di Desa Tabalagan Bengkulu Tengah

ISSN Jurnal Exacta, Vol. X No. 1 Juni 2012 KEANEKARAGAMAN DAN POPULASI BAMBU DI DESA TALANG PAUH BENGKULU TENGAH

Jurnal Bakti Saraswati Vol. 05 No. 02. September 2016 ISSN :

OBSERVASI PLASMA NUTFAH BAMBU DI KABUPATEN MALANG OBSERVATION OF BAMBOOS GERMPLASM IN MALANG REGENCY

Sumiati Ibab, Iswan Dewantara, Sarma Siahaan

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusodae) DALAM KAWASAN HUTAN AIR TERJUN RIAM ODONG DUSUN ENGKOLAI KECAMATAN JANGKANG KABUPATEN SANGGAU

Inventarisasi Bambu di Kelurahan Antirogo Kecamatan Sumbersari Kabupaten Jember

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bambu merupakan keluarga rumput, dan memiliki sebutan pula sebagai

Keanekaragaman Jenis dan Pola Distribusi Nepenthes spp di Gunung Semahung Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak

Kegunaan bambu SNI 8020:2014

I. PENDAHULUAN. keanekaragaman yaitu kekayaan spesies dan kemerataan dari kelimpahan setiap

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BAMBU DAN FASILITAS HUNIAN

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

KEANEKARAGAMAN JENIS KANTONG SEMAR (Nepenthes SPP) DALAM KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG SEMAHUNG DESA SAHAM KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran 9 diharapkan peserta didik mampu; melaksanakan pengajiran tanaman sayuran.

PENDAHULUAN. dan mempunyai keadaan lingkungan yang berbeda dengan keadaan luar

PENGEMBANGAN LKS BERDASARKAN HASIL STUDI IDENTIFIKASI JENIS BAMBU DI DESA HARAPAN MAKMUR. Abstract

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Ini

KEANEKARAGAMAN JENIS BAMBU DI HUTAN KOTA KELURAHAN BUNUT KABUPATEN SANGGAU Bamboo Species Diversity In The Forest City Bunut Sanggau District

S i s t e m M a s y a ra k a t y a n g B e r ke l a n j u t a n

V. PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN UMUM

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Di seluruh dunia terdapat 75 genus dan spesies bambu. Di

Keanekaragaman Jenis Bambu di Gunung Ciremai Jawa Barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bambu termasuk salah satu tumbuh-tumbuhan anggota famili Gramineae. Tumbuhan bambu berumpun dan terdiri atas sejumlah

MATERI BAHAN BANGUNAN BAMBU

Arsitektur Dayak Kenyah

DAFTAR PERTANYAAN. 4. Bagaimana prosesi upacara sebelum kesenian Jonggan dilaksanakan?

PENGARUH PERBEDAAN JENIS DAN UMUR BAMBU TERHADAP KUALITASNYA SEBAGAI BAHAN MEBEL DAN KERAJINAN

Penelitian ini dilakukan di Desa Desa Pondok Buluh, Kecamatan Dolok. Panribuan, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei

INVENTARISASI JENIS, POTENSI DAN POLA SEBARAN BAMBU DI KAWASAN AIR TERJUN IRONGGOLO KEDIRI SEBAGAI MEDIA KONSERVASI IN-SITU SKRIPSI

Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dari suku Gramineae. Bambu tumbuh menyerupai pohon berkayu, batangnya berbentuk buluh berongga.

BAB III METODE DAN METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DUSUN KEBAK RAYA DI KAWASAN HUTAN DESA SURUH TEMBAWANG KECAMATAN ENTIKONG KABUPATEN SANGGAU

INVENTARISASI DAN PEMANFAATAN BAMBU DI DESA SEKITAR TAHURA KABUPATEN KARO

JENIS TUMBUHAN PEWARNA ALAM YANG DIMANFAATKAN OLEH MASYARAKAT PENENUN DESA BATU LINTANG KECAMATAN EMBALOH HULU KABUPATEN KAPUAS HULU

8. PEMBAHASAN UMUM DAN REKOMENDASI Pembahasan Umum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Hilir Tengah, Kecamatan Ngabang,

Seminar Nasional IENACO ISSN: PEMANFAATAN LIMBAH BONGGOL BAMBU MENJADI PRODUK KERAJINAN HOME INDUSTRY

KERAGAMAN JENIS BAMBU (Bambusa sp.) DI KAWASAN TAHURA NIPA-NIPA KELURAHAN MANGGA DUA

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Bambu i. Bambu untuk produk Bambu Apus

TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT DESA MERAGUN TERHADAP HUTAN LINDUNG GUNUNG NANING KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU

KAJIAN PERUBAHAN BENTUK BUBU IKAN BERBAHAN DASAR BAMBU (STUDI KASUS: RAJAPOLAH TASIKMALAYA)

ANALISIS SOSIAL EKONOMI PEMANFAATAN DAN POTENSI TANAMAN BAMBU (Studi Kasus: Kelurahan Berngam, Kec. Binjai Kota, Kotamadya Binjai)

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PANEN RAYA PADI DI DESA SENAKIN KECAMATAN SENGAH TEMILA KABUPATEN LANDAK

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 02 Mei 2012, ISSN

KONSEP PERMATA PERLINDUNGAN MATA AIR. Wawan Sujarwo Ida Bagus Ketut Arinasa

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu banyak ditemukan di daerah tropis di benua Asia, Afrika, dan

I. PENDAHULUAN. Kawasan Gunung Merapi adalah sebuah kawasan yang sangat unik karena

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

AGROFORESTRI PENDAHULUAN. Apa itu Agroforestri? Cakupan pembahasan agroforestri

No Nama Umur Pekerjaan Alamat. 1 Yohanes 60 tahun Pensiunan Pegawai. 2 Adrianus 45 tahun Guru Agama Desa. 3 April 25 Tahun Pembuat senjata Desa

Pengaruh Perbedaan Umur dan Bagian Batang Bambu Legi (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) Sebagai Bahan Mebel dan Kerajinan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. dikelompokkan sebagai tanaman berkayu. Bambu tersebar di beberapa belahan

Si Pengerat Musuh Petani Tebu..

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN DESAIN

Keanekaragaman dan Penggunaan Jenis-jenis Bambu di Desa Tigawasa, Bali

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

5 PEMBAHASAN 5.1 Bambu Bahan Uji

PERLAKUAN KIMIA DAN FISIK EMPAT JENIS ROTAN SESUDAH PENEBANGAN CHEMICAL AND PHYSICAL TREATMENT OF FOUR RATTAN SPECIES AFTER FELLING

Keberhasilan pertanaman di lapangan salah satunya

TINJAUAN PUSTAKA. Bambu Tali. kayu dengan masa panen 3-6 tahun. Bahan berlignoselulosa pada umumnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi. diajukan untuk memenuhi sebagian syarat guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah. Oleh : James Paul Piyoh

STUDI PEMANFAATAN ROTAN OLEH MASYARAKAT DI DESA SEKILAP KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK

PENINGKATAN DAYA TAHAN BAMBU DENGAN PROSES PENGASAPAN UNTUK BAHAN BAKU KERAJINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Jeruk Siam Di Desa Suka

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

BAB I PENDAHULUAN. sudah maju maupun di negara yang masih berkembang, di daerah dataran rendah

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BIODIVERSITAS BAMBU DI SUMATERA UTARA BAGIAN TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sektor ekonomi lainnya yang berperan meningkatkan perekonomian nasional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembangunan Bambu di Kabupaten Bangli

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan data-data hasil penelitian dan pembahasan, sebagaimana telah

Program penanaman bambu ini dilakukan pada tahun 2009 sebagai Pilot Demonstration Activities (PDA) yang didanai oleh Asian Development Bank (ADB). Keg

PEMANFAATAN TUMBUHAN OLEH MASYARAKAT DI SEKITAR HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI MUHAMMAD IRKHAM NAZMURAKHMAN

TINJAUAN PUSTAKA. ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

Emilia Dewiwati Pelipa STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang- Sintang

BAB I PENDAHULUAN. wujud hasil kebudayaan seperti nilai - nilai, norma-norma, tindakan dalam

Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha no. 10 Bandung, Indonesia, Bale Angklung Bandung Jl. Surapati no. 95, Bandung, Jawa Barat, Indonesia

A. Struktur Akar dan Fungsinya

Identifikasi Bambu pada Daerah Aliran Sungai Tiupupus Kabupaten Lombok Utara. Jl. Majapahit No. 62, Mataram *

Kerajinan Tangan Hasil Pengolahan Tumbuhan Hutan Oleh Masyarakat Desa Nibung Kecamatan Selimbau Kabupaten Kapuas Hulu

PENGOLAHAN BUAH LADA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB III DINAMIKA PROSES DAN PELAKSANAAN PROGRAM. dilakukan. Hal pertama yang dilakukan adalah melihat kondisi sekitar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. cokelat berasal dari hutan di Amerika Serikat. Jenis tanaman kakao ada berbagai

Transkripsi:

Studi Etnobotani Bambu Oleh Masyarakat Dayak Kanayatn Di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak Munziri 1, Riza Linda 1, Mukarlina 1 1 Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura, Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi, Pontianak, email korespondensi : benzemaprayoga@yahoo.com Abstract People who live in the village of Saham, at Landak Regency are entirely Kanayatn Dayak ethnic. This enhnic community utilizes bamboo in daily life. The aim of this research was to investigate the use of bamboo by Kanayatn Dayak community who live in the village of Saham, at Sengah Temila subdistrict, at Landak regency. This research is conducted for three months, from April to June 2011. The method used is interview and observation. Based on the finding on the research in the village of Saham, at Sengah Temila Subdistrict, at Landak Regency, there are nine species of bamboo which are from four genera: Bambusa balcoa, Bambusa eutuldoide, Bambusa glaucophylla, Bambusa multiplex, Gigantochloa atter, Schizostachyum brachycladum, Schizostachyum lima, Schizostachyum sp dan Thyrsostachys siamensis. Kanayatn Dayak community in the village of Saham, at Sengah Temila subdistrict, makes use of bamboo for food, construction, crafts, musical instruments, ethnic ceremonies, and ornamental plants. Key words: ethnobotany, bamboo, Kanayatn Dayak community PENDAHULUAN Bambu memegang peranan sangat penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang baik untuk dimanfaatkan berupa batang yang kuat, serta kulit batang yang mudah dibentuk. Bambu banyak ditemukan di sekitar pemukiman daerah pedesaan, sehingga bambu menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat pedesaan. Bambu paling banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi sebagai bahan bangunan, karena memiliki batang yang kuat dengan ruas-ruas yang pendek (Mulyadi, 2010). Berdasarkan penelitian Arinasa (2004) terdapat 14 jenis bambu yang digunakan dalam upacara adat Pecaruan Rsighana di Bali, salah satunya yang paling banyak digunakan adalah jenis Gigantochloa atter. Kebaradaan bambu membawa arti cukup penting bagi masyarakat Dusun Mempahung Pada Kawasan Hutan Desa Nanga Sayan Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi, hal ini dapat dilihat dari pemanfaatan yang begitu beragam, mulai dari rebung untuk sayur, tempat memasak, kerajinan anyaman, sampai menjadi pelengkap konstruksi rumah (Umbara, 2007). Kawasan Hutan Gunung Semahung Desa Saham Kecamatan Sengah Temila terdapat 10 jenis bambu antara lain: yaitu bambu anyang (Bambusa maculata), bambu aur (Bambusa balcoa), bambu munti (Schizostachyum sp), bambu munti curit (Thyrsostachys siamensis), bambu kuning (Bambusa uetuldoide), bambu pasak (Schizostachyum lima), bambu lemang (Schizostachyum brachycladum), buluh putih (Bambusa glaucophylla), bambu pagar (Bambusa multiplex) dan bambu tarekng (Gigantochloa atter) (Yuyun, 2010). Masyarakat Dayak Kanayatn di desa Saham kecamatan Sengah Temila memanfaatkan bambu untuk keperluan makanan, konstruksi, kerajinan, alat musik, upacara adat dan tanaman hias. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat (Gambar 1). Metode yang digunakan adalah wawancara dan observasi. Jumlah responden untuk wawancara sebanyak 30 orang (Arikunto, 1996). Responden yang dipilih meliputi kepala dusun, pemuka masyarakat, dan masyarakat setempat yang 112

memanfaatkan bambu. Wawancara dilakukan dengan mendatangi langsung responden. Metode observasi dilakukan dengan mendatangi langsung lokasi pengambilan bambu dan melihat langsung proses pemanfaatannya. Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Tabel 1. Pemanfaatan Jenis-Jenis Bambu di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Berdasarkan Beberapa Kategori Manfaat Kategori Manfaat No. Nama Jenis Upacara Tanaman Lainlain Makanan Konstruksi Kerajinan Alat Musik Adat Hias 1 G.atter + + + - + - + 2 B.glaucophylla - - - - - + - 3 B.balcoa - + - - - - + 4 B.eutuldoide - - + + + + - 5 B.multiplex - - - - - + - 6 S.lima - - + - - - - 7 Schizostachyum. sp + + + 8 S.brachycladum - + - - + - - 9 T.siamensis + - + - - - - Keterangan: + ada pemanfaatan - tidak dimanfaatkan Hasil penelitian di Desa Saham Kecamatan Sengah Temila ditemukan 9 jenis bambu dari 4 genus yaitu Bambusa balcoa, Bambusa eutuldoide, Bambusa glaucophylla, Bambusa multiplex, Gigantochloa atter, Schizostachyum brachycladum, Schizostachyum lima, Schizostachyum sp dan Thyrsostachys siamensis. Pemanfaatan bambu di Desa Saham sangat beragam, dapat dikelompokkan dalam beberapa kategori manfaat, seperti makanan (pemanfaatan rebungnya), konstruksi (kandang ayam, pante, tangga dan dinding rumah), kerajinan (bakul, nyiru, topi dan sado), alat musik (suling), upacara adat (Tolak Bala dan Nabo Uma), tanaman hias (pagar halaman) dan lain-lain (Tabel 1). 113

Pembahasan Bagian bambu yang dimanfaatkan sebagai bahan makanan adalah rebung. Jenis-jenis bambu yang rebungnya dapat dimakan antara lain: G. atter, Schizostachyum sp dan T. siamensis (Tabel 1). Rebung G. atter bertekstur halus dan manis dengan berat rata-rata 5 kg/rebung, sedangkan Schizostachyum sp berwarna hijau tertutup bulu hitam kecoklatan pada pelepahnya, sedangkan rebung T. siamensis berwarna hijau pucat sampai hijau keunguan, berbulu hitam. Rebung G. atter, Schizostachyum sp dan T. siamensis banyak dimakan oleh masyarakat karena memiliki rasa yang manis. Dayak Kanayatn memanfaatan rebung untuk makanan yaitu dengan cara ditumis. Konstruksi rumah masyarakat Desa Saham tidak hanya menggunakan kayu sebagai bahan baku, tetapi bambu juga dijadikan pelengkap konstruksi rumah. Bambu yang digunakan untuk bahan konstruksi adalah dari jenis G. atter, Schizostachyum sp dan S. brachycladum. Bambu yang digunakan untuk bahan konstruksi biasanya dijemur terlebih dahulu, ini bertujuan agar bambu terhindar dari serangan serangga. Menurut Widnyana (2003) bambu paling rentan terhadap serangan serangga. Proses penjemuran bambu ini bertujuan untuk mengurangi kadar pati dan gula pada bambu. Masyarakat Dusun Mempahung Kabupaten Melawi menggunakan bambu untuk bahan konstruksi melalui proses penjemuran terlebih dahulu (Umbara, 2007). Pembuatan kandang ayam menggunakan bambu dalam bentuk utuh, dan ada juga yang dibelah. Bambu yang digunakan dalam bentuk utuh biasanya dibuat untuk dinding kandang. Bambu yang dibelah digunakan untuk pembuatan lantai kandang sekitar 1m -2 m. Bambu yang digunakan masyarakat untuk membuat kandang ternak dari jenis Schizostachyum sp dan S. brachycladum. Sitorus (1997) masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari membuat kandang ternak menggunakan bambu cerincing (Bambusa forbessi) dan bambu ampel (Schizostachyum zollingeri Pembuatan tempat untuk menjemur padi (pante) menggunakan bambu dalam bentuk utuh dengan panjang kira-kira 4-5 m. Masyarakat di Desa Saham umumnya membuat pante dengan cara gotong royong. Bambu yang digunakan untuk membuat pante dari jenis G. atter dan B. balcoa. Pembuatan tangga biasanya digunakan bambu dari jenis G. atter. Pembuatan tangga menggunakan bambu dalam bentuk utuh, dengan panjang kira 0,3-6 m. Bambu betung (Dendrocalamus asper) digunakan masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari untuk membuat tangga (Sitorus, 1997). Pembuatan dinding rumah menggunakan kulit batang bambu. Kulit bambu tersebut dianyam sesuai model yang diinginkan. Bambu yang digunakan untuk pembuatan dinding rumah adalah bambu dari jenis Schizostachyum sp. Masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan kulit batang bambu Schizostachyum sp. untuk pembuatan dinding rumah karena mudah dibentuk dan tidak mudah patah. Bambu Schizostachyum sp juga digunakan oleh masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Manokwari untuk membuat dinding rumah (Sitorus, 1997). Pembuatan pagar tanaman menggunakan bambu yang telah dibelah, dengan panjang kira-kira 1 m. Bambu yang digunakan untuk pagar tanaman dari jenis Schizostachyum sp. Masyarakat Desa Saham tidak hanya menggunakan rotan untuk kerajinan, bambu juga dijadikan bahan untuk kerajinan, seperti pembuatan bakul, nyiru (penampi beras), topi, dan sado. Bambu yang digunakan untuk kerajinan adalah G. atter, B. eutuldoide, S. lima, Schizostachyum sp dan T. siamensis. Menurut Nababan (1983) bambu Schizostachyum sp merupakan salah satu jenis bambu yang banyak dimanfaatkan untuk bahan-bahan kerajinan tangan. Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari untuk membuat kerajinan tangan adalah bambu talang (Schizostachyum brachycladum). Bambu ini digunakan masyarakat karena mempunyai ruas yang panjang, berdinding tipis, sehingga mudah untuk dibelah-belah, hasil belahannya tidak mudah patah. Pemanfaatan bambu untuk kerajinan oleh Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari berbeda dengan Masyarakat Desa Saham. Kerajinan tangan yang dibuat oleh Masyarakat Desa Margorukun Kabupaten Monokwari adalah bakul, penampi beras, besek (tempat mencuci beras), tompo (tempat nasi), bubu (alat penangkap ikan), dan panah (Sitorus, 1997). Pembuatan bakul oleh masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan kulit batang bambu dengan cara dianyam. Sebelum dianyam bambu terlebih dahulu dikuliti. Pembuatan bakul tidak hanya menggunakan bambu, tetapi juga menggunakan rotan dan tali. Bakul yang sudah dianyam setengah jadi, pada bagian atasnya dikelilingi rotan, kemudian diikat menggunakan 114

tali. Bakul digunakan oleh masyarakat Desa Saham untuk mencuci beras. Pembuatan nyiru (penampi beras) sama seperti pembuatan bakul, yaitu dengan dianyam, hanya saja anyamannya berbeda. Anyaman nyiru agak sedikit rumit dibanding topi, ini dikarenakan bentuk nyiru lebih besar daripada bakul. Pembuatan nyiru menggunakan rotan dan tali. Bagian tepi nyiru dikelilingi rotan yang kemudian diikat menggunakan tali. Pembuatan topi sama seperti pembuatan bakul dan nyiru yaitu dianyam. Pembuatan topi tidak menggunakan rotan, tetapi menggunakan tali. Masyarakat Dayak Kanayatn ada yang membuat topi untuk dijual. Topi digunakan oleh masyarakat Dayak Kanayatn untuk bekerja di sawah. Upacara adat yang dilakukan masyarakat Dayak Kanayatn dengan menggunakan bambu yaitu Tolak Bala dan Nabo Uma. Upacara adat Tolak Bala dan Nabo Uma menggunakan Pabayo. Bentuk pabayo menyerupai kembang yang dibuat melalui rautan tangan pada bambu dengan menggunakan pisau rautan (insaut) (Gambar 3). Pabayo menurut masyarakat Dayak Kanayatn sebagai simbol penyambutan terhadap kehadiran Jubata (Tuhan) pada upacara adat. Pabayo merupakan identitas atau ciri khas masyarakat Dayak Kanayatn. Adapun teknis pemasangannya yaitu pabayo ditancapkan di tanah tempat upacara adat diadakan. Pembuatan sado digunakan batang bambu yang dibelah bagian ujungnya dan dianyam menggunakan tali atau rotan (Gambar 2). Sado digunakan untuk ayam bertelur dan mengeram. Pembuatan bakul, nyiru, topi dan sado oleh masyarakat desa Saham hanya dilakukan oleh para wanita yang sudah lanjut usia. Gambar 3. Pemanfaatan Bambu Untuk Pabayo Gambar 2. Pemanfaatan Bambu Untuk Sado Alat musik yang dibuat masyarakat Dayak Kanayatn menggunakan bambu yaitu suling. Bambu yang digunakan untuk membuat suling adalah B. eutuldoide karena memiliki batang yang tidak terlalu besar dan apabila ditiup mengeluarkan suara yang merdu. Alat musik suling hanya dibuat pada jaman dahulu, ini dikarenakan tidak adanya generasi muda Dayak Kanayatn yang dapat membuat alat musik suling. Tolak Bala adalah upacara adat yang biasa dilakukan oleh masyarakat Dayak Kanayatn agar terhindar dari segala bahaya. Pabayo diletakkan di pinggir jalan di tiap tikungan tajam yang sering terjadi kecelakaan. Nabo Uma adalah upacara adat yang dilakukan di sawah, dilakukan pada bulan April saat padi mulai ditanam sampai berumur sekitar 2 bulan, upacara ini bertujuan agar hasil panen nantinya melimpah dan terhindar dari hama dan penyakit. Upacara adat Nabo Uma menggunakan pabayo yang diletakkan di tengahtengah sawah. Bambu yang digunakan untuk upacara adat adalah B. eutuldoide. B. eutuldoide dipercaya oleh masyarakat Dayak Kanayatn masih mempunyai kekuatan gaib. Penggunaan bambu oleh Masyarakat Bali berbeda dengan Masyarakat dayak Kanayatn di Desa Saham. Masyarakat Bali memanfaatkan Gigantochloa sp. dalam upacara adat Pecaruan Rsighana dan merupakan jenis bambu yang paling banyak dimanfaatkan di Bali, Arinasa (2004). Bambu yang digunakan untuk tanaman hias adalah B. glaucophylla, B. eutuldoide dan B. 115

multiplex. Bambu ini sengaja ditanam di depan rumah sebagai pagar halaman karena memiliki batang yang kecil dan warna yang menarik. Menurut Sitorus (1997) di Kecamatan Oransbari Kabupaten Monokwari jenis bambu yang digunakan masyarakat Desa Margorukun untuk pagar adalah bambu betung (Dendrocalamus asper). DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 1996, Prosedur Penelitian Suatu Penelitian. Renika Cipta, Jakarta Arinasa, IBK, 2004, Pemanfaatan dan Keanekaragaman Bambu Dalam Upacara Adat Pecaruan Rsighana di Kebun Raya Eka Karya, Bali. Mulyadi, S, 2010, Kajian Jenis dan Pemanfaatan Bambu di Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu Simon, H, 1998, Pengantar Ilmu Kehutanan, Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta Sitorus, R, 1997, Analisa Pemanfaatan Bambu di Daerah Transmigrasi Desa Margorukun Kecamatan Oransbari Kabupaten Monokwari, Skripsi, Jurusan Kehutanan Program Studi Manajemen Hutan Fakultas Pertanian Universitas Cenderawasih Manokwari Umbara, R, 2007, Tradisi Pengambilan dan Pemanfaatan Bambu Oleh Masyarakat Dusun Mempahung Pada Kawasan Hutan Desa Nanga Sayan Kecamatan Sayan Kabupaten Melawi, Skripsi, Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura, Pontianak Widnyana, K, 2003, Bambu Dengan Berbagai Manfaatnya, Skripsi, Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar, Bali Yuyun, 2010, Inventarisasi Jenis-Jenis Bambu di Hutan Gunung Semahung Desa Saham Kecamatan Sengah Temila Kabupaten Landak, Skripsi, Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tanjungpura, Pontianak 116