PENDAHULUAN Latar Belakang Melihat besarnya potensi pengembangan perikanan budidaya serta didukung peluang pasar internasional yang baik maka perikanan budidaya di Indonesia merupakan salah satu komponen yang penting di sektor perikanan. Hal ini berkaitan dengan perannya dalam menunjang persediaan pangan nasional, penciptaan pendapatan dan lapangan kerja serta mendatangkan penerimaan negara dari ekspor. Perikanan budidaya juga berperan dalam mengurangi beban sumber daya laut. Di samping itu perikanan budidaya dianggap sebagai sektor penting untuk mendukung perkembangan ekonomi pedesaan (Grandiosa, 2010). Keberadaan penyakit di dalam lingkungan perairan merupakan salah satu kendala di dalam pengembangan subsektor budidaya perikanan. Penyakit tersebut terdiri atas penyakit infeksi atau menular (infectious disease) yang disebabkan oleh organisme patogen infektif dan penyakit non infeksi (non infectious disease) yang disebabkan oleh faktor fisika dan kimia lingkungan, pakan dan metabolisme, stress sebagai bagian reaksi psikologis ikan. Serangan penyakit infeksi maupun non infeksi menyebabkan produktivitas budidaya terganggu dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan serta kerugian bagi para pembudidaya (Kurniawan, 2012). Disamping bakteri beberapa jamur dapat menimbulkan penyakit infeksi pada ikan budidaya, baik ikan air tawar maupun ikan laut atau payau, ikan konsumsi ataupun ikan hias. Salah satunya adalah jamur Saprolegnia sp., ikan yang terserang penyakit ini dipenuhi benang-benang putih seperti kapas yang
tumbuh pada kulit, sirip, insang mata dan telur ikan. Serangan jamur ini menyebabkan kematian pada ikan yang dapat merugikan (Widya, 2013). Manusia memegang peranan penting dalam upaya mencegah terjadinya serangan penyakit pada ikan budidaya, baik di kolam, keramba, tambak, maupun di wadah budidaya lainnya, yaitu dengan cara memelihara keserasian interaksi antara tiga komponen di atas. Ini berarti, kerugian yang diderita karena serangan penyakit sebenarnya dapat dihindari apabila petani mempunyai pengetahuan yang memadai mengenai cara menjaga keserasian antara ketiga komponen penyebab penyakit ikan. Di samping itu, ketelitian dan kecermatan petani juga sangat menentukan keberhasilan dalam pencegahan serangan penyakit ikan tersebut (Kordi, 2004). Penggunaan bahan alami untuk mengobati maupun mencegah penyakit pada ikan, termasuk parasit perlu dikembangkan seiring dengan semakin berkurang dan dilarangnya penggunaan bahan kimia. Efek samping yang dihasilkan oleh bahan alami dapat dikatakan tidak signifikan terhadap kerusakan lingkungan, resistensi bibit penyakit, residu yang tidak terakumulasi di dalam jaringan atau organ, dan aman baik komoditas budidaya maupun konsumen. Indonesia memiliki banyak sekali tanaman herbal yang dapat dijadikan obat bagi penanggulangan penyakit dalam bidang budidaya perikanan. Banyak jenis tanaman yang mengandung senyawa yang bersifat antimikroba, baik bakterisidal, bakteristatik, fungisidal, dan sebagainya. Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa fitofarmaka efektif mengatasi penyakit ikan dan memiliki beberapa keuntungan, seperti dapat menjadi bahan alami pengganti antibiotik untuk pengendali penyakit. ramah terhadap lingkungan, mudah hancur atau terurai, tidak
menyebabkan residu pada ikan dan manusia, mudah diperoleh dan tersedia cukup banyak, harganya ekonomis dan cukup murah (Kurniawan, 2012). Manggis (Garcinia mangostana) merupakan salah satu buah tropika unggulan nasional Indonesia dan menjadi primadona penghasil devisa negara. Kulit buah manggis (KBM) merupakan bagian terbesar dari buah manggis yang dikategorikan sebagai limbah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa KBM memiliki sifat fungsional bagi kesehatan karena mengandung berbagai senyawa antioksidan, seperti senyawa fenolik atau polifenol termasuk didalamnya xanthone dan epikatekin, disamping senyawa antosianin dan tanin. Senyawa xanthone memiliki sifat antioksidan, antidiabetic, antikanker, anti-imflammatory, hepatoprotective, immuno-modulation, dan antibakteria, mampu menekan pembentukkan senyawa karsinogen pada kolon, antifungal, serta antiplasmodial (Widayanti, dkk., 2009). Pemanfaatan ekstrak kulit buah manggis untuk pengendalian penyakit pada ikan belum pernah dilakukan, maka dari itu perlu dilakukan penelitian pengaruh ekstrak kulit buah manggis (Garcinia mangostana) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. yang merupakan penyebab penyakit pada ikan. Perumusan Masalah 1. Apakah kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam kulit buah manggis? 2. Apakah ekstrak kulit buah manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan jamur patogen pada ikan? 3. Apakah ekstrak kulit buah manggis toksik terhadap Artemia salina Leach?
Tujuan Penelitian 1. Mengidentifikasi senyawa kimia yang terkandung dalam ekstrak kulit buah manggis. 2. Mengetahui daya antimikroba ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri uji Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. secara in vitro. 3. Mengetahui daya toksisitas ekstrak kulit buah manggis terhadap Artemia salina Leach dengan metode uji Brine Shrimp Lethality Test. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang alternatif penggunaan bahan antimikroba yang lebih ekonomis dan aman untuk mengendalikan penyakit ikan yang disebabkan oleh Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. serta untuk meningkatkan produksi budidaya perikanan di Indonesia. Kerangka Pemikiran Penelitian Masalah utama yang banyak dihadapi oleh para pembudidaya adalah penyakit yang menyerang ikan. Pengendalian mikroba penyakit pada ikan seringkali menggunakan bahan kimia yang efek penggunaannya dapat menimbulkan resistensi dan pencemaran lingkungan karena bahan kimia yang digunakan sudah jelas tidak ramah lingkungan. Oleh sebab itu pengendalian mikroba penyakit pada ikan menggunakan alternatif penggunaan bahan alami yang lebih ekonomis dan aman serta mudah didapat. Salah satu alternatif bahan
alami yang dapat dijadikan obat alami yaitu Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana). Adapun kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Intesifikasi Budidaya Ikan Mikroba Penyebab Penyakit Ikan Aeromonas hydrophila Edwardsiella tarda Saprolegnia sp. Pengendalian Mikroba Penyebab Penyakit Ikan Alternatif penggunaan obat alami dengan Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian Hipotesis Penelitian 1. Kulit buah manggis mengandung senyawa kimia terpenoid, steroid, saponin, alkaloid, senyawa golongan fenolik (tanin dan flavonoid). 2. Ekstrak kulit buah manggis dapat menghambat bakteri Aeromonas hydrophila, Edwardsiella tarda dan jamur Saprolegnia sp. karena mengandung senyawa antimikroba. 3. Ekstrak kulit buah manggis menunjukkan toksisitas yang rendah.