BAB I PENDAHULUAN. terhadap Hak asasi manusia (HAM). Salah satu pilar hak asasi manusia yang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI BAB I Pendahuluan BAB II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat non disabilitas. Sebagai bagian dari warga negara Indoesia,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anggota masyarakat memiliki hak dan kewajiban yang setara untuk turut

ATMA JAYA YOGYAKARTA FAKULTAS HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT ATAS HAK MENDAPATKAN PEKERJAAN DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KETENAGAKERJAAN

JURNAL PELAKSANAAN PEMBERIAN KESEMPATAN KERJA BAGI PEKERJA PENYANDANG DISABILITAS DI PT.ALFA RETAILINDO (CARREFOUR) MAGUWOHARJO, SLEMAN

www. psld. uin-suka.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. disabilitas yang tidak menyadari dengan potensi yang mereka miliki. Sudah

PERLINDUNGAN HUKUM DARI DISKRIMINASI BAGI PENYANDANG DISABILITAS DALAM DUNIA KERJA

IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NO. 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT TERHADAP PEMENUHAN HAK ATAS PEKERJAAN DAN PENGHIDUPAN YANG LAYAK

Dampak Pelayanan Rehabilitasi Sosial terhadap Kemandirian Penyandang. Disabilitas Tubuh Panti Sosial Bina Daksa Bahagia Sumatera Utara Pasca

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 1 ayat (1) tentang. Penyandang Disabilitas mengatur bahwa;

BAB II PENGATURAN HUKUM TENTANG EKPLOISTASI PEKERJA ANAK. A. Pengaturan Eksploitasi Pekerja Anak dalam Peraturan Perundangundangan

MEMPERKUAT HAK-HAK MELALUI TERWUJUDNYA PERATURAN DAERAH UNTUK PERLINDUNGAN DAN PEMBERDAYAAN PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam diri manusia. Sebagai hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, hak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pola-pola hubungan antarnegara di level internasional. Perubahan besar itu terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kedaulatan rakyat ini juga dicantumkan di dalam Pasal 1 butir (1) Undang-Undang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CONVENTION ON THE RIGHTS OF PERSONS WITH DISABILITIES. Preamble. The States Parties to the present Convention,

Definisi dan Ruang Lingkup Praktek Konseling Rehabilitasi. Oleh Didi Tarsidi <a href=" Pendidikan Indonesia (UPI)</a>

Disabilitas dan Pendidikan Inklusif pada Jenjang Pendidikan Tinggi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENDEKATAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP FCTC. Ifdhal Kasim

CHARTER OF THE NETWORK OF INDONESIAN MAYORS FOR INCLUSIVE CITIES PREAMBLE

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75 TAHUN 2015 TANGGAL 22 JUNI 2015 RENCANA AKSI NASIONAL HAK ASASI MANUSIA TAHUN BAB I

JURNAL IMPLEMENTASI PERATURAN DERAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KESETARAAN DAN PEMBERDAYAAN DIFABEL DALAM PELAKSANAAN

Disampaikan dalam acara Temu Inklusi 2016 Oleh : Karel Tuhehay KARINAKAS YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan bernegara, ada yang namanya hak dan kewajiban warga

Jakarta, 6 September Nina Tursinah, S.Sos.MM. Ketua Bidang UKM-IKM DPN APINDO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2000 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENGESAHAN MARITIME LABOUR CONVENTION, 2006 (KONVENSI KETENAGAKERJAAN MARITIM, 2006)

SEMINAR MEWUJUDKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PENYANDANG DISABILITAS

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEKERJA DISABILITAS TERHADAP HAK MEMPEROLEH PEKERJAAN

HAK ANAK DALAM KETENAGAKERJAAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 sumber daya manusia, peran masyarakat, dan dukungan pendanaan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, diperlukan adanya upaya terarah, terpadu, dan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2003 tentang Pengesahan ILO Convention Nomor 81 Concerning Labour Inspection in Industry and Commerce

BAB I PENDAHULUAN. sesama perempuan yang bersosialisasi ditengah-tengah kehidupan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan dan dalam

RABU, 20 JANUARI 2016

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WAKTU KERJA LEMBUR DAN UPAH KERJA LEMBUR DI PERUSAHAAN MENURUT HUKUM POSITIF

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. Perlindungan terhadap tenaga kerja yang di maksudkan untuk

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Komponen Kebutuhan Hidup Layak

Pertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

K168. Konvensi Promosi Kesempatan Kerja dan Perlindungan terhadap Pengangguran, 1988 (No. 168)

MAKALAH. Mengenal Konvensi-konvensi. Oleh: M. Syafi ie, S.H., M.H.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan dan berkedudukan sama di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 / HUK / 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. penyandang disabilitas. Namun data dari The World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Disabilitas (Convention On the Rights of Persons with Disabilities) dengan UKDW

PERNYATAAN. Nama : Cinintya Putri Deany. Nomor Pokok Mahasiswa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015, No Mengingat : perlu dilanjutkan dengan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Tahun ; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan

Diversitas dalam Dunia Kerja: Peluang dan Tantangan bagi Disabilitas. Diversity in Work Realm: Opportunity and Threat to Disability

Kajian Cepat Ketenagakerjaan untuk Penyandang Disabilitas

Di akhir sesi paket ini peserta dh diharapkan mampu: memahami konsep GSI memahami relevansi GSI dalam Pendidikan memahami kebijakan nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan ini manusia mempunyai kebutuhan yang beraneka ragam,

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 / HUK / 2014 TENTANG

Ekspose Vol. XXVI, Nomor 1, Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Perdagangan dan Eksploitasi Manusia di Indonesia

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR

KEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR

Penyandang Disabilitas di Indonesia: Fakta Empiris dan Implikasi untuk Kebijakan Perlindungan Sosial

m^w^^^^mi^^^^m m M &&&?zmi Hpj

KEWENANGAN PEMERINTAH PROVINSI BALI TERHADAP PERLINDUNGAN DISABILITAS

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Hotel Le Meridien Jakarta, 25 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan peralihan antara masa kanak-kanak menuju

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 16 TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 / HUK / 2014 TENTANG

Kerangka Analisis untuk Mengintegrasikan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dengan Kewajiban Pemenuhan Hak-hak Asasi Manusia untuk di Indonesia

PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI KARANGANYAR PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG STANDAR REHABILITASI SOSIAL PENYANDANG DISABILITAS OLEH LEMBAGA DI BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

REPUBLIK INDONESIA CONCERNING SISTER CITY COOPERATION

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang melekat pada

Pedoman Pemasok Olam. Dokumen terakhir diperbarui. April Pedoman Pemasok Olam April

BAB I PENDAHULUAN. persepsi negatif dan mengarah pada diskriminasi dalam berbagai aspek kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini menarik perhatian masyarakat Indonesia yang notabene negara

COMPANY POLICY OF EMPLOYMENTS 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Terkait dengan isu Social Development: Eradication of Poverty, Creation of

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menjunjung tinggi perlindungan terhadap Hak asasi manusia (HAM). Salah satu pilar hak asasi manusia yang menjadi perhatian serius Indonesia adalah perlindungan hukum bagi Penyandang Disabilitas. Hal ini terlihat dari tindakan aktif Indonesia dengan meratifkasi Convention on the Right of Persons with Disabilities (CRPD) atau Konvensi tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengesahan Convention on the Right of Persons with Disabilities pada tanggal 11 November 2011. Salah satu hak vital yang dilindungi melalui pengaturan CRPD tersebut adalah hak untuk bekerja. Berdasarkan Pasal 27 CRPD yang telah diratifikasi Indonesia, menyatakan bahwa: States Parties recognize the right of persons with disabilities to work, on an equal basis with others; this includes the right to the opportunity to gain a living by work freely chosen or accepted in a labour market and work environment that is open, inclusive and accessible to persons with disabilities. States Parties shall safeguard and promote the realization of the right to work, including for those who acquire a disability during the course of employment, by taking appropriate steps, including through legislation, to, inter alia: (a) Prohibit discrimination on the basis of disability with regard to all matters concerning all forms of employment, including conditions of recruitment, hiring and employment, continuance of employment, career advancement and safe and healthy working conditions; (b) Protect the rights of persons with disabilities, on an equal basis with others, to just and favourable conditions of work, including equal opportunities and equal remuneration for work of equal value, safe and healthy working conditions, including protection from harassment, and the redress of grievances; 1

(c) Ensure that persons with disabilities are able to exercise their labour and trade union rights on an equal basis with others; (d) Enable persons with disabilities to have effective access to general technical and vocational guidance programmes, placement services and vocational and continuing training; (e) Promote employment opportunities and career advancement for persons with disabilities in the labour market, as well as assistance in finding, obtaining, maintaining and returning to employment; (f) Promote opportunities for self-employment, entrepreneurship, the development of cooperatives and starting one s own business; (g) Employ persons with disabilities in the public sector; (h) Promote the employment of persons with disabilities in the private sector through appropriate policies and measures, which may include affirmative action programmes, incentives and other measures; (i) Ensure that reasonable accommodation is provided to persons with disabilities in the workplace; (j) Promote the acquisition by persons with disabilities of work experience in the open labour market; (k) Promote vocational and professional rehabilitation, job retention and return-to-work programmes for persons with disabilities. States Parties shall ensure that persons with disabilities are not held in slavery or in servitude, and are protected, on an equal basis with others, from forced or compulsory labour. (Negara-Negara Pihak mengakui hak penyandang disabilitas untuk bekerja, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya; ini mencakup hak atas kesempatan untuk membiayai hidup dengan pekerjaan yang dipilih atau diterima secara bebas di bursa kerja dan lingkungan kerja yang terbuka, inklusif dan dapat diakses oleh penyandang disabilitas. Negara-Negara Pihak harus melindungi dan memajukan pemenuhan hak untuk bekerja, termasuk bagi mereka yang mendapatkan disabilitas pada masa kerja, dengan mengambil langkah-langkah tertentu, termasuk melalui peraturan perundang-undangan, untuk, antara lain: (a) Melarang diskriminasi atas dasar disabilitas terhadap segala bentuk pekerjaan, mencakup kondisi perekrutan, penerimaan dan pemberian kerja, perpanjangan masa kerja, pengembangan karir dan kondisi kerja yang aman dan sehat; (b) Melindungi hak-hak penyandang disabilitas, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya, untuk mendapatkan kondisi kerja yang adil dan menguntungkan, termasuk kesempatan dan remunerasi atas pekerjaan dengan nilai sama, kondisi kerja yang sehat dan aman, termasuk perlindungan dari pelecehan dan pengurangan kesedihan; (c) Menjamin agar penyandang disabilitas dapat melaksanakan hak berserikat mereka atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya; (d) Memungkinkan penyandang disabilitas untuk mempunyai akses efektif pada program panduan keahlian teknis umum dan 2

keterampilan, pelayanan penempatan dan keahlian, serta pelatihan keterampilan dan berkelanjutan; (e) Memajukan kesempatan kerja dan pengembangan karier bagi penyandang disabilitas di bursa kerja, demikian juga bantuan dalam menemukan, mendapatkan, mempertahankan, dan kembali ke pekerjaan; (f) Memajukan kesempatan untuk memiliki pekerjaan sendiri, wiraswasta, pengembangan koperasi, dan memulai usaha sendiri; (g) Mempekerjakan penyandang disabilitas di sektor pemerintah; (h) Memajukan pemberian kerja bagi penyandang disabilitas di sektor swasta melalui kebijakan dan langkah yang sesuai yang dapat mencakup program tindakan nyata, insentif dan langkahlangkah lainnya; (i) Menjamin agar akomodasi yang beralasan tersedia di tempat kerja bagi penyandang disabilitas; (j) Memajukan peningkatan pengalaman kerja para penyandang disabilitas di bursa kerja yang terbuka; (k) Meningkatkan rehabilitasi keahlian dan profesional, jaminan kerja dan program kembali kerja bagi penyandang disabilitas. Negara-Negara Pihak harus menjamin bahwa penyandang disabilitas tidak berada dalam kondisi diperbudakkan atau diperhambakan, dan dilindungi, atas dasar kesetaraan dengan yang lainnya, dari kerja paksa atau wajib. Data dari WHO, Bank Dunia dan ILO menunjukan, saat ini jumlah penyandang disabilitas di dunia diperkirakan sebesar 15% dari jumlah penduduk dunia atau sebesar 1 miliar orang, dan paling sedikit terdapat 785.000.000 (tujuh ratus delapan puluh lima juta) orang penyandang disabilitas masuk dalam usia kerja. Di Indonesia sendiri, berdasarkan data Kemensos sampai dengan tahun 2010 jumlah penyandang disabilitas mencapai 11.580.117. Sedangkan data dari Kementerian Ketenagakerjaan jumlah tenaga kerja penyandang disabilitas pada tahun 2010 dapat dilihat melalui Tabel 1 sebagai berikut; 1 No Jenis Disabilitas Jumlah (orang) 1 Suara Pembaruan, BUMN Wajib mempekerjakan Disabilitas, http://sp.beritasatu.com/home/bumn-wajib-pekerjakan-penyandang-disabilitas/80805, diakses pada tanggal 26 Juli 2015. Jumlah Penyandang Disabilitas di Indonesia menurut Data Kementerian Ketenagakerjaan dan Kementeriaan Sosial Republik Indonesia yang terbaru diperbaharui sampai saat ini adalah tahun 2010. Belum ada perubahan informasi yang juga tercantum secara resmi melalui Kementerian Terkait maupun Badan Pusat Statistik. 3

1 Tuna netra 7.126.409 2 Tuna daksa 1.852.866 3 Tuna rungu 1.567.810 4 Cacat Mental 712.641 5 Cacat Kronis 855.169 Sumber; Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia Tahun 2010 Dalam hal ketenagakerjaan, UU Penyandang Cacat memberikan jaminan mengenai hak penyandang disabilitas untuk mendapatkan pekerjaan. Pasal 14 UU penyandang disabilitas mengatur masalah kuota 1% (satu persen), yaitu perusahaan harus mempekerjakan sekurang-kurangnya 1 (satu) orang penyandang cacat yang memenuhi persyaratan dan kualifikasi pekerjaan yang bersangkutan, untuk setiap 100 (seratus) orang karyawan. Pada kenyataannya perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas masih sangat minim. 2 Oleh sebab itu, maka pada Penulisan hukum ini Penulis akan mengkaji bagaimanana pengaturan kebijakan nasional dan implementasi hak bekerja bagi Penyandang Disabilitas di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta setelah diratifikasinya CRPD dengan judul mengenai Tinjauan Evaluatif Kewajiban Pemerintah Indonesia dalam Melindungi Hak Bekerja Bagi Penyandang Disabilitas Setelah diratifikasinya Convention on the Rights of Persons With Disabilities (CRPD) Khususnya di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. 2 Suara Pembaruan, Penyandang Disabilitas Masih Alami Diskriminasi, http://sp.beritasatu.com/home/penyandang-disabilitas-masih-alami-diskriminasi/45903, diakses pada tanggal 26 Juli 2015. 4

B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini sudah mewadahi implementasi Pasal 27 Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD)? 2. Bagaimana implementasi perlindungan hak untuk bagi penyandang disabilitas di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan diadakannya penelitian ini terdiri dari: 1. Tujuan Subyektif Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. 2. Tujuan Obyektif Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian yang dilakukan guna menjawab guna menjawab rumusan masalah tersebut antara lain: 1) Untuk mengetahui apakah peraturan perundang-undangan di Indonesia saat ini sudah mewadahi implementasi Pasal 27 Convention on the Rights of Persons with Disabilities (CRPD); 2) Untuk mengetahui implementasi pelindungan hak untuk bekerja bagi penyandang disabilitas di Indonesia khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta; 5

D. Keaslian Penelitian Sejauh pengetahuan Penulis setelah melakukan penelusuran kepustakaan yang mengangkat tema mengenai hak asasi manusia, dan yang mengangkat mengenai Disabilitas secara khusus, ada beberapa penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian Penulis yaitu: 1) Deralina Aristia. 2012. Skripsi. Penerapan Pasal 27 Convention on the Rights of Persons With Disabilities terhadap Peran Negara dalam Upaya Perlindungan Bagi Penyandang Disabilitas untuk Memperoleh Pekerjaan di Wilayah DKI Jakarta. Penelitian ini memiliki fokus penelitian pada implementasi Pasal 27 CRPD terhadap hak bekerja penyandang disabilitas di wilayah DKI Jakarta. Dengan demikian jenis penelitian Penulis lebih bersifat yuridis empiris dengan mengkaji praktik di lapangan mengenai bagaimana perlindungan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia khususnya di DKI Jakarta terhadap akses penyandang disabilitas dalam dunia pekerjaan. Persamaan dengan penelitian Penulis adalah kesamaan dasar kajian yang digunakan dalam penelitian yakni Pasal 27 CRPD. Adapun perbedaanya dengan Penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah Penelitian yang dilakukan oleh Penulis untuk mengetahui bagaimana kewajiban Indonesia yang telah dilaksanakan setelah diratifikasi CRPD khususnya Pasal 27 CRPD, dalam hal ini Penulis melihatnya pada ketentuan hukum nasional Indonesia mengenai perlindungan hukum atas hak untuk bekerja bagi penyandang disabilitas 6

maupun pelaksanaan pemerintah di lapangan serta peran yang dijalankan oleh pemerintah dengan lokasi di Provinsi DIY, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Deralina Aristia lebih menitikberatkan kepada implementasi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menerapkan Pasal 27 CRPD dan bagaimana pengawasan yang dijalankan oleh pemerintah dengan lokasi di DKI Jakarta. 2) Lastika Pebriana. 2014. Peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Terhadap Pemberian Kesempatan Kerja Bagi Pekerja Penyandang Cacat di Hotel Grand Quality Yogyakarta. Penelitian ini memiliki fokus penelitian pada Faktor-Faktor apa saja yang menyebabkan peranan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Yogyakarta bidang Pengawasan Ketenagakerjaan terhadap Pelaksanaan Pemberian Kesempatan Kerja bagi Pekerja Penyandang Cacat di Hotel Grand Quality Yogyakarta belum dapat berjalan dengan baik dan Hambatan-Hambatan apa saja yang menyebabkan penyediaan aksesibilitas bagi Pekerja Penyandang Cacat di Hotel Grand Quality Yogyakarta belum tersedia. Persamaan dengan penelitian Penulis adalah kesamaan kajian terhadap tenaga kerja penyandang disabilitas. Perbedaanya dengan Penelitian yang dilakukan oleh Penulis adalah Penulis lebih mendasarkan kajian rumusan masalahnya pada ketentuan hukum perdata bukan ketentuan hukum internasional. Berdasarkan uraian mengenai persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan Penulis dengan beberapa penelitian di atas, maka 7

dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memiliki kekhususan sekaligus memenuhi keaslian penelitian. E. Manfaat Penelitian Penulis berkeyakinan bahwa akan banyak manfaat dan kegunaan yang bisa diperoleh melalui penelitian ini, yaitu: 1) Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu hukum internasional pada umumnya dan secara khusus pada bidang hukum Hak Asasi Manusia dan Perjanjian Internasional. Dalam hal ini pemahaman mengenai tindakan aktif yang seyogyanya dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memberikan perlindungan hukum terhadap kepada hak untuk bekerja bagi penyandang disabilitas dengan memperhatikan variabel ketenagakerjaan yang harus dipenuhi dalam rangka mencapai efektifitas implementasi pada tataran nasional maupun daerah. 2) Manfaat Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai stakeholder terkait penelitian Penulis, antara lain a. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan mengenai pengaturan pemenuhan jumlah tenaga kerja dari kalangan penyandang disabilitas di perusahaan swasta, sektor pemerintah, maupun dengan usaha mandiri. Tidak hanya dari segi kuantitas, melainkan kualitas pemenuhan hak untuk bekerja ketika penyandang disabilitas tersebut sudah bekerja yakni mengenai masalah aksesibilitas, upah tenaga 8

kerja, pelatihan kerja, rehabilitasi sosial maupun perlakuan non diskriminatif lainnya demi terciptanya kondisi kerja yang nyaman dan aman sesuai dengan apa yang menjadi hak asasi penyandang disabilitas tersebut. b. Perusahaan swasta dan pemerintah, sebagai entitas ketenagakerjaan yang memberikan wadah bagi penyandang disabilitas untuk bekerja agar dalam menjalankan tugas dan kewajibannya memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pengaturan aturan hukum nasional mengenai kewajiban mempekerjakan penyandang disabilitas dan memberi perlakuan kerja yang sesuai dengan aturan tersebut sebagai upaya pemberdayaan kesejahteraan sosial penyandang disabilitas ke arah yang lebih baik. c. Penyandang disabilitas, sebagai right holder dalam bidang ketenagakerjaan agar dapat mengetahui hak-hak apa saja yang dimiliki, memiliki respon aktif mengenai pengaturan normatif pemerintah tentang hak untuk bekerja bagi penyandang disabilitas, serta dapat secara mandiri ikut serta dalam program pemberdayaan pemerintah agar tidak mengalami krisis kepercayaan diri dalam dunia kerja. 9