BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

1. Mengidentifikasi kasus untuk suatu studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. sekolah tersebut karena merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penyesuaian diri remaja panti asuhan. Menurut Sugiyono (2012:1) metode

angka statistik, melainkan dalam bentuk kualitatif.

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ditinjau dari tempat atau lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk

BAB III METODELOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. postpositivisme (realitas dipandang sebagai sesuatu yang konkrit, dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. oleh subjek penelitian secara holistik, dan mendeskripsikannya dalam bentuk

BAB III METODE PENELITIAN. berhenti merokok, sehingga peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. BERMUTU di MGMP Sub Rayon I Tanjungsari, sesuai dengan butir-butir

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian. kualitatif yang bersifat deskriptif untuk memandu peneliti dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. individual maupun kelompok (Sukmadinata: 2011: 60).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. pemahaman masing-masing manajemen pembiayaan bank syariah terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh data dan informasi yang objektif dibutuhkan data-data dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif.strauss dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II METODE PENELITIAN. research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang Fenomena Kehidupan Anak Pekerja Ojek Payung di

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, tahapan-tahapan

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan audit atas laporan keuangan pada KAP Drs. Joseph Munthe, M.S.,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. HalinisesuaidenganpendapatSugiyonoyangmendeskripsikan penelitian kualitatif sebagai berikut: 69

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif adalah penelitian yang berusaha memahami apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, dengan pendekatan studikasus. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Pemuda Hijau Indonesia) regional Yogyakarta ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. organisasi dalam badan sosial tersebut. cukup untuk diolah, maka peneliti akan memperpanjang waktu.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang tidak bisa dijelaskan dan dianalisa melalui data-data statistik sehingga

METODE PENELITIAN. mengungkapkan fenomena atau peristiwa sosial tertentu dan pemahaman atau

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penerapan lean manufacturing dalam mengurangi pemborosan dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto, (2006:118) obyek penelitian adalah Fenomena

BAB III METODE PENELITIAN. Pengemis, Pengamen dan Gelandangan di Kota Madiun ini, jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang berusaha memahami dan mengeksplorasi masalah-masalah manusia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualititif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. motivasi, tindakan dan lain secara holistik. 31 Sedangkan disebut deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. yang sesuai, dengan unsur-unsur pokok yang harus ditemukan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang tepat untuk melakukan sesuatu ; dan Logos yang artinya ilmu atau

III. METODE PENELITIAN. untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Sugiyono (2011:9)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan pendekatan penelitian kualitatif didasarkan atas pertimbangan bahwa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Lexy yang menyatakan bahwa : Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Dalam metoda penelitian pada prinsipnya tidak terlepas dari bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dan menganalisis data yang diperlukan dalam penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai manajemen di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan, penelitian ini bertujuan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Fokus Penelitian. Hardiness yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hardiness yang diartikan. B.

III. METODE PENELITIAN. 22) metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaporan Corporate Social

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Creswell (Herdiansyah, 2010) menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian ilmiah yang lebih dimaksudkan untuk memahami masalah-masalah manusia dalam konteks sosial dengan menciptakan gambaran menyeluruh dan kompleks yang disajikan, melaporkan pandangan terperinci dari pada sumber informasi serta dilakukan dalam setting yang alamiah tanpa ada intervensi apa pun dari peneliti. Menurut Moleong (2007) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. Menurut Sugiono (2013) penelitian kualitatif dilakukan pada situasi sosial tertentu dari situasi sosial yang tunggal, sampai masyarakat yang kompleks. Situasi sosial ditunjukkan pada gambar 3.1 berikut: Tempat (place) Situasi sosial Orang (actor) Aktivitas (activity) Gambar 3.1 Situasi sosial Inti dari situasi sosial adalah tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis. 32

33 Model penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah model studi kasus. Menurut Creswell (Herdiansyah, 2009) studi kasus adalah suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu sistem yang berbatas (bounded system) pada suatu kasus atau beberapa kasus secara mendetail, disertai dengan penggalian data secara mendalam yang melibatkan berbagai sumber informasi. Sedangkan menurut Maxfield (Nazir, 2011) studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas. Sistem yang terbatas (bounded system) disini maksudnya adalah adanya batasan dalam hal waktu dan tempat serta batasan dalam hal kasus yang diangkat (program, kejadian, aktivitas, atau subjek penelitian). Metode studi kasus juga memiliki keunikan dari segi kasus yang diangkat. Dalam penelitian ini peneliti melakukan penggalian data secara mendalam dan dengan melibatkan berbagai sumber informasi untuk menjawab mengenai gambaran penerimaan diri pensiunan PLN Distribusi Jawa Barat dan Banten. Dalam menghadapi masa pensiunnya setiap individu memiliki pandangan atau persepsi yang berbeda, sehingga penerimaan dirinya pun dapat berbeda-beda. Oleh karena itu kasus ini dapat dikatakan memiliki kekhasan. B. Definisi Operasional 1. Definisi Operasional Penerimaan Diri Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan penerimaan diri adalah kemampuan atau keyakinan yang dimiliki oleh seseorang yang baru saja mengalami masa pensiun, keyakinan ini mencakup pengakuan atas kemampuan yang dimiliki, prestasi yang dimiliki, dan juga dapat menerima kekurangan yang dimiliki. Gambaran penerimaan diri ini akan digali dengan wawancara mendalam. Pedoman wawancara dibuat berdasarkan karakteristik penerimaan diri yang diungkapkan oleh Sheerer (Cronbach, 1954), yaitu: a. memiliki keyakinan akan kemampuan dirinya dalam menjalani kehidupan,

34 b. menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain, c. tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal, sehingga individu lain dapat menerima dirinya, d. menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya, e. bertanggung jawab atas segala perbuatannya, f. mempercayai prinsip-prinsip atau standar hidupnya tanpa harus diperbudak oleh opini individu-individu lain, g. menerima pujian atau celaan secara objektif, h. tidak menyalahkan atas kekurangan yang dimiliki atau mengingkari kelebihan yang dimiliki, dan i. tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan dan emosiemosi yang ada pada dirinya. C. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri (Sugiyono, 2013). Peneliti sebagai human instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya. Seperti yang dikatakan oleh Nasution (Sugiyono, 2013), penelitian kualitatif tidak ada pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih harus dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya. Tetapi setelah masalahnya yang akan dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen, yaitu instrumen penelitian sederhana. Instrumen penelitian sederhana berupa pedoman wawancara, pedoman wawancara

35 dibuat dan digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, dan dilapangan nanti akan dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan respon dari subjek penelitian. Dibawah ini akan merupakan pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel 3.1 Pedoman wawancara untuk menggali penerimaan diri No. Variabel Karakteristik Pertanyaan 1. Penerimaan memiliki keyakinan diri akan kemampuan dirinya dalam menjalani kehidupan. menganggap dirinya berharga sebagai seorang manusia yang sederajat dengan individu lain tidak menganggap dirinya aneh atau abnormal, sehingga individu lain dapat menerima dirinya. menyadari dan tidak merasa malu akan keadaan dirinya Apa yang anda lakukan dalam menjalani kehidupan dimasa pensiun? Bagaimana penghargaan anda terhadap diri sebagai pensiunan? 1. Bagaimana hubungan anda dengan anggota keluarga? 2. Bagaimana hubungan anda dengan tetangga di sekitar rumah? 3. Bagaimana hubungan anda dengan rekan kerja anda di kantor pada saat masih bekerja? 4. Bagaimana hubungan anda dengan rekan kerja anda di kantor setelah pensiun? Bagaimana anda menyikapinya perubahan yang terjadi ketika menjadi seorang pensiunan? bertanggung jawab atas segala perbuatannya mempercayai prinsip -prinsip atau standar hidupnya tanpa harus diperbudak oleh o- pini individu-individu lain menerima pujian atau celaan secara objektif Bagaimana cara anda dalam mengambil suatu keputusan? Apakah prinsip hidup anda? Bagaimana anda menyikapi suatu pujian atau celaan yang diberikan oleh orang lain?

36 tidak menyalahkan atas kekurangan yang dimiliki atau mengingkari akan kelebihan yang dimiliki, tidak mengingkari atau merasa bersalah atas dorongan-dorongan dan emosiemosi yang ada pada dirinya 1. Menurut anda apa kelebihan yang anda miliki? 2. Menurut anda apa kekurangan yang anda miliki? Bagaimana perasaan anda menghadapi masa pensiun ini? Tabel 3.2 Pedoman wawancara untuk menggali faktor- faktor yang mempengaruhi penerimaan diri No. Faktor Pertanyaan 1 Pemahaman diri Bagaimana pemahaman diri anda tentang diri sendiri? 2. Harapan yang realistis Apakah anda mempunyai harapan untuk masa depan? 3. Bebas dari hambatan lingkungan Apakah anda merasa ada tuntutan di lingkungan sekitar? Tuntutan apa saja? 4. Sikap anggota masyarakat yang menyenangkan Bagaimana tanggapan anda tentang sikap keluarga, teman, tetangga setelah anda pensiun? 5. Tidak ada perasaan emosi yang terlalu menekan Bagaimana perasaan anda tentang masa pensiun? 6. Pengaruh keberhasilan Selama hidup, keberhasilan apa saja yang pernah anda raih? 7. Identifikasi dengan individu Menurut anda, bagaimana penyesuaian diri yang penyesuaian dirinya baik rekan pensiun anda terhadap masa pensiun ini? 8. Pendidikan yang baik pada masa kanak-kanak Bisa anda ceritakan bagaimana cara orang tua anda mendidik anda? 9. Konsep diri yang stabil Bagaimana anda memandang diri anda sebelum dan setelah pensiun? Tabel 3.3 Pedoman wawancara untuk menggali fase-fase pensiun

37 No Fase Pertanyaan 1. Fase jauh Persiapan apa saja yang anda lakukan sebelum pensiun? 2. Fase dekat Apakah di kantor anda ada program pra pensiun? Program apa saja yang diikuti? 3. Fase bulan madu Bagaimana perasaan anda saat awal-awal menjadi pensiunan? 4. Fase kecewa Setelah menjalani hari- hari sebagai pensiun apakah yang anda rasakan? 5. Fase reorientasi dan fase stabil 1. Apakah anda mempunyai hobi? 2. Apakah kegiatan anda sehari-hari setelah pensiun? 6. Fase akhir Bagaimana anda memenuhi kebutuhan sehari-hari? D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk menjawab tujuan penelitian ini adalah dengan wawancara mendalam (in-depth interview). Menurut Esterberg (Sugiyono, 2013) wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2013). Peneliti menggunakan wawancara semi terstruktur, jenis wawancara ini masuk dalam kategori in-dept interview, tujuan dari wawancara ini adalah menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, ideidenya. Dalam proses wawancara ini peneliti juga menggunakan petunjuk umum wawancara, yaitu mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang dirumuskan, tetapi pertanyaannya tidak harus ditanyakan secara berurutan. Petunjuk wawancara hanyalah berisi petunjuk secara garis besar tentang proses dan isi wawancara untuk menjaga agar pokok-pokok yang ingin ditanyakan dapat tercapai (Moleong, 2007). Dalam penelitian ini alat untuk pengumpul data saat wawancara adalah dengan menggunakan buku catatan, alat perekam, dan camera untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.

38 Selain wawancara, penelitian ini juga menggunakan metode observasi dan studi dokumentasi sebagai pendukung hasil wawancara. Marshall (Sugiyono, 2013) mengatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.

39 Tabel 3.4 Teknik Pengumpulan Data No Teknik Pengumpulan Data Sumber Informasi 1. Wawancara 1. Pensiunan PLN 2. Rekan dan keluarga dari pensiunan PLN 2. Observasi 1. Kondisi lingkungan kantor PLN Distribusi Jabar dan Banten 2. Perilaku yang muncul saat pengambilan data 3. Studi Dokumen 1. Company profile 2. Peraturan pemerintah 3. Artikel surat kabar (cetak dan online) Prosedur Pengumpulan Data 1. Wawancara tatap muka dengan menggunakan tape recorder. 2. Wawancara dengan pedoman wawancara semi terstruktur dan tidak menutup kemungkinan adanya pengembangan pertanyaan sesuai dengan situasi dan kondisi. 3. Setelah proses wawancara dan penulisan transkrip hasil wawancara. Hasil tersebut ditunjukkan kepada subjek 1. Observasi dilakukan secara langsung ke kantor PLN Distribusi Jabar dan Banten 2. Mengamati perilaku pensiunan 3. Pengamatan terhadap situasi dan interaksi petugas pemadam kebakaran dengan sesama petugas, atasan dan tamu yang datang. Mengamati dan memahami dokumendokumen yang telah didapatkan. Hasil yang Diharapkan 1. Untuk mendapatkan data tentang gambaran penerimaan diri pensiunan PLN Distribusi Jabar dan Banten 2. Pedoman wawancara sebagai panduan agar wawancara tidak keluar dari konteks masalah. 3. Untuk meminimalkan subjektivitas peneliti, dan menyamakan persepsi. 1. emberikan pemahaman dan mengecek data dari penyimpangan atau bias 2. Memberikan informasi tambahan dan gambaran yang kompleks mengenai masalah yang diteliti. Untuk menambah informasi sekunder mengenai masalah yang diteliti.

40 4. Foto lingkungan tempat kerja dahulu 5. Foto kegiatan yg dilakukan subjek setelah pensiun E. Subjek Penelitian Pemilihan subjek penelitian menggunakan teknik purposeful sampling yaitu subjek dipilih berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek, dan ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan dari penelitian. Subjek dalam penelitian ini berjumlah empat orang yang sudah pensiun, dengan karakteristik: 1. subjek seorang pensiunan pada perusahaan BUMN, 2. subjek berusia 55-59 tahun (usia dewasa madya). 3. subjek berdomisili di Kota Bandung. F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan oleh Miles and Huberman. Miles and Huberman (Sugiyono, 2013) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data ada tiga yaitu: 1. Reduksi data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan terperinci. Semakin lama peneliti ke lapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, komplek dan rumit. Untuk itu perlu segera melakukan analisis data melalui reduksi data. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya, mencarinya bila diperlukan.

41 Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti komputer dengan memberikan tanda atau kode pada aspek-aspek tertentu. 2. Penyajian data Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles and Huberman mengatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif. 3. Penarikan kesimpulan dan verivikasi Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan ferivikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah bila ditemukan buktibukti kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, didukung dengan buktibukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. G. Uji Keabsahan Data Dalam penelitian ini uji keabsahan data dilakukan sesuai dengan yang terdapat dalam buku Sugiyono (2013), yaitu: 1. triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 2 triangulasi, yaitu: a. triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang diperoleh dari beberapa sumber. b. triangulasi waktu dilakukan dengan cara mengecek data dengan waktu yang berbeda.

42 2. member check juga dilakukan untuk menguji kredibilitas. Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan dari member check ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. 3. uji dependability dilakukan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian yang dilakukan peneliti oleh auditor yang independen, dalam hal ini adalah dosen pembimbing dalam penelitian ini. Pembimbing mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Bagaimana peneliti mulai menentukan masalah/fokus penelitian memasuki lapangan, menentukan sumber data, melakukan analisis data, melakukan uji keabsahan data, sampai membuat kesimpulan harus dapat ditunjukkan peneliti.