BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Transformasi Telkom Economic and Business School (TEBS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Telkom University Sejarah Telkom University

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Wakil Rektor IV Universitas Telkom Sumber : Surat Keputusan Pengurus YPT 20 Juni 2014 Dalam struktur organisasi Warek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Transformasi Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Mahasiswa Program Studi S-1 Ilmu Administrasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lapangan pekerjaan sehingga mengakibatkan sebagian orang tidak memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah Singkat Lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Universitas Telkom (Tel-U)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Penelitian Profil Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Institusi

BAB I PENDAHULUAN Logo Institut Manajemen Telkom Gambar 1.1 Logo Institut Manajemen Telkom

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya, dan belum sebanyak negara-negara lain yang telah. mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Jumlah entrepreneur

BAB I PENDAHULUAN. ketatnya persaingan antar kompetitor membuat perguruan tinggi terus

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Kota Bandung (Sumber: Pengadilan Negeri Bandung, 2017 )

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

Menumbuhkan dan Mengembangkan Jiwa Wirausaha Mahasiswa

BAB IV ANALISIS PENGEMBANGAN ARSITEKTUR. sistem informasi dan teknologi informasi saat ini di STIE Dharma Iswara

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

I. PENDAHULUAN jumlah pengangguran terdidik meningkat, yaitu sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Tingkat Pengangguran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kewirausahaan (entrepreneurship)merupakan salah satu alternatif bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangguran dan kemiskinan masih menjadi masalah besar di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Hal ini sejalan dengan Kementerian Pendidikan Nasional yang memiliki target

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia yaitu tingginya tingkat pengangguran. Berdasarkan

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN. mampu menciptakan peserta didik yang tidak hanya berprestasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baru yang bermunculan dengan berbagai inovasi dan variasi terbarunya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Umum Perusahaan

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Universitas Telkom

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Tangan Di Atas Visi dan Misi Tangan Di Atas

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP DI UNIVERSITAS MULTIMEDIA NUSANTARA (UMN) Dr. Ir. Winarno, M.Kom.

2014 FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN YANG MEMENGARUHI PEMBENTUKAN JIWA WIRAUSAHA SISWA SMK

Kampus UI Salemba Jl. Salemba No. 4, Jakarta T F Website:

MAGISTER SAINS FEB UGM

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

2 pengaruhnya. Pola baru ini melahirkan penyelenggaraan perguruan tinggi yang mengandalkan pengambilan keputusan berbasis kebijakan strategis, standar

ISSN : e-proceeding of Management : Vol.4, No.3 Desember 2017 Page 2172

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Kewirausahaan merupakan kendaraan untuk pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. macam suku bangsa, kebudayaan dan sumber daya alam serta didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. salah satu subtansi yang diperhatikan, karena mahasiswa merupakan penerjemah

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang berkualitas, bukan hanya kekayaan alam yang berlimpah. Sumber daya alam

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Sejarah Singkat Telkom University

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. global telah menciptakan multi crisis effect yang membuat perusahaan di

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

2015 PENGARUH KOMPETENSI SISWA TERHADAP DAYA SAING LULUSAN PADA PROGRAM ADMINISTRASI PERKANTORAN DI SMKN 11 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak sebanding dengan lapangan pekerjaan yang tersedia, sehingga membuat

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam prosesnya, PSG ini. relevansi pendidikan dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja.

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KATA PENGANTAR Mengamati dinamika perkembangan bisnis pada saat ini, baik di tingkat local maupun nasional, nampaknya masih menyimpan harapan yang cer

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rizki Silvina Rahmi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. berdampak keras terhadap perekonomian Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. jumlah lapangan kerja di Indonesia. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian Profil Program Studi S1 Ilmu Administrasi Bisnis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Konsentarsi Manajemen Industri dan Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai penyedia jasa pendidikan harus selalu siap dengan tuntutan

BAB I PENDAHULUAN. kerja kalah cepat dengan kenaikan jumlah lulusan. Sangat ironis bila kita

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Telkom Economic and Business School adalah sekolah bisnis yang dikelola oleh Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) di bawah bendera Telkom University. Dewan Pembina YPT, secara ex-officio adalah Direksi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PT.Telkom). Telkom Economic and Business School didirikan sebagai bentuk tanggung jawab PT. Telkom untuk menjadi Good Corporate Citizenship yang ingin berkontribusi dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia. Tabel 1.1 Transformasi Telkom Economic and Business School (TEBS) Tahun Nama 1990 MBA Bandung 1994 Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB) 2004 Sekolah Tinggi Manajemen Bisnis Telkom (STMB Telkom) 2008 Institut Manajemen Telkom 2013 Telkom Economic and Business School (TEBS) Telkom Economic and Business School saat ini memiliki 1 (satu) program pasca sarjana dan 5 (lima) program strata satu (S1). Kampus Telkom Business School berada di 3 (tiga) lokasi, yaitu kampus Dayeuh Kolot, Gegerkalong, dan Setiabudi, dimana ketiganya berada di wilayah Bandung, Jawa Barat. 1

Tabel 1.2 Daftar Program Studi Telkom Economic and Business School Program Program Studi S1 Administrasi Bisnis (ADBIS). Akuntansi. Ilmu Komunikasi (IKOM). Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) Regular. Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika (MBTI) International Class. S2 Magister Manajemen (MM) Telkom Economic and Business School memiliki visi, misi, nilai, dan tujuan sebagai berikut: a. Visi Menjadi Lembaga Pendidikan Tinggi bidang Bisnis dan Manajemen Konvergensi yang unggul di Asia pada tahun 2021. b. Misi 1. Menyiapkan mahasiswa menjadi pemimpin Asia masa depan. 2. Mengembangkan Institusi knowledge enterprise kelas dunia. 3. Menghasilkan kontribusi yang determinant bagi kemandirian bangsa dalam persaingan global. c. Value 1. Integrity (Integritas). 2. Entrepreneurship (kewirausahaan). 3. Best for Excellence (Terbaik untuk keunggulan). 2

d. Tujuan 1. Menghasilkan lulusan yang profesional, berintegritas tinggi, serta memiliki semangat kewirausahaan. 2. Memiliki Program Studi yang terakreditasi A BAN-PT dan terakreditasi internasional seluruhnya. 3. Memiliki pusat penelitian bisnis dan manajemen konvergensi untuk seluruh level bisnis (korporasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah) yang mendapat pengakuan di Asia. 4. Memiliki market share dalam bidang konsultasi bisnis dan manajemen konvergensi yang terus meningkat baik secara nasional maupun secara regional di Asia. 5. Memiliki Jurnal TELKOM ECONOMIC and BUSINESS SCHOOL yang terakreditasi. Telkom Economic and Business school diproyeksikan untuk menyiapkan tenagatenaga ahli dibidang manajemen bisnis sesuai program studi yang ditawarkan berbasis Information and Communication Technology (ICT) atau informasi dan komunikasi (Infokom), dan entrepreneurship yang terampil dan berwawasan luas sebagai jawaban atas persaingan bisnis pada industri infokom yang dewasa ini semakin ketat. Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah mahasiswa TEBS angkatan 2010-2011, dimana jumlah mahasiswa aktif dari TEBS tahun 2013 angkatan 2010-2011 yaitu 2.128 mahasiswa. Tabel 1.3 Jumlah Mahasiswa Aktif Telkom Economic and Business School angkatan 2010-2011 Angkatan Jumlah Mahasiswa ( orang ) 2010 1.014 2011 1.114 Sumber: Data dari Badan Kemahasiswaan dan Alumni Telkom Economic and Business School 3

1.2 Latar Belakang Penelitian Tujuan dari pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia adalah mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2005, tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) menyatakan, tujuan pembangunan adalah difokuskan pada usaha mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Dilihat dari tingkat pendidikan, Badan Pusat Statistik per Febuari 2013 menunjukkan, angka pengangguran terbuka mencapai 7.170.523 orang, sebanyak 421.717 orang atau 5,88% di antaranya adalah dari sarjana. (http://www.bps.go.id, diakses 19 september 2013). Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia masih memandang gelar kesarjanaan sebagai sebuah gengsi dan kehormatan, dan dunia pendidikan yang tidak mampu menghasilkan tenaga kerja berkualitas sesuai tuntutan pasar kerja. Selain itu, hal tersebut juga dikarenakan mahasiswa sulit mau dan memulai untuk berwirausaha. Kewirausahaan sedang gencar dilakukan terutama dalam dunia pendidikan. Dirjen Pendidikan Tinggi (DIKTI) mencanangkan program kewirausahaan mahasiswa menjadi prioritas nasional sebagai upaya pembenahan sistem pendidikan agar terjadi keselarasan antara pendidikan dan dunia kerja. Telkom Economic and Business School juga turut berpartisipasi. Sesuai dengan visi, misi, dan nilai dari TEBS salah satunya adalah Entrepreneurship, institusi memiliki kewajiban untuk menciptakan iklim kewirausahaan yang kondusif dengan tujuan menumbuhkan entrepreneurs yang berhasil dari kalangan TEBS. Maka untuk mendukung hal tersebut, di dalam kurikulum program strata satu terdapat mata kuliah Entrepreneurship sebagai mata kuliah wajib untuk merubah mindset dari job seeker menjadi job creator dan membekali mahasiswa dengan memberikan paparan mengenai dasar-dasar kewirausahaan, rencana bisnis, dan model bisnis sehingga diharapkan dapat menumbuhkan minat dan karakter wirausaha dalam diri mahasiswa. Dengan berwirausaha, diharapkan ketergantungan untuk bekerja akan berkurang. Tujuan dari mata kuliah entrepreneurship di TEBS sendiri dapat dicapai, namun pada kenyataannya masih banyak faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa untuk berwirausaha, salah satunya adalah kurang adanya karakter wirausaha dalam diri mahasiswa yang turut mempengaruhi minat berwirausaha pada mahasiswa TEBS. Sebagian besar mahasiswa menyukai cara aman dari pada tantangan untuk berwirausaha, 4

selain itu pemikiran menjadi pegawai lebih baik dari pada berwirausaha menjadi salah satu faktor pertimbangan tersebut. Keantusiasan dalam mengikuti seminar-seminar atau mata kuliah kewirausahaan masih sangat kurang dalam diri mahasiswa. Berdasarkan observasi melalui pengamatan langsung yang dilakukan oleh penulis di kampus TEBS, banyak mahasiswa yang ingin memulai dan mengembangkan bisnis, akan tetapi rata-rata dari mereka ragu untuk memulai bisnis karena takut pada risiko. Bagaimanapun berwirausaha pasti selalu memberikan suatu risiko dibalik jaminan kemakmuran yang akan didapat. Mengelola risiko menjadi suatu peluang merupakan hal mutlak yang harus dipelajari oleh mahasiswa dalam berwirausaha. Mahasiswa masih menganggap berwirausaha adalah suatu tantangan yang harus dipikirkan seribu kali. Banyak pertimbangan yang ada dan yang paling utama ialah pendidikan dan modal. Pendidikan disini bukan berarti pengalaman dalam berwirausaha, tapi lebih ke arah pendidikan akademik yang sedang berjalan. Sebagian besar mahasiswa takut akan terjadinya penurunan prestasi akademik, dan takut akan lebih memprioritaskan bisnis dibandingkan kuliah. Hal tersebut menjadi alasan sebagian besar mahasiswa TEBS untuk enggan memulai bisnis. Memang pada dasarnya segala hal yang kita lakukan ada risikonya, tetapi risiko dapat diminimalisir dengan mengambil usaha yang risikonya dapat dikelola. Selain itu, berwirausaha juga dianggap akan mengganggu kenyamanan hidup bagi sebagian besar mahasiswa, dimana mereka sudah terbiasa dengan hidup yang serba mudah. Hanya fokus pada kuliah karena segala kebutuhan sudah dipenuhi oleh orang tua. Sehingga mereka merasa tidak perlu lagi memikirkan bagaimana cara untuk mendapatkan uang tambahan. Terlebih lagi kenyamanan waktu yang telah dimiliki, seperti banyaknya waktu luang untuk beristirahat dan bergaul bersama teman-teman membuat banyak mahasiswa kurang berminat untuk memulai bisnis. Menurut mereka bisnis akan sangat menyita waktu dan perhatian, dimana diperlukan tanggung jawab dan keseriusan dalam menjalankan sebuah bisnis, sehingga mereka merasa belum siap untuk mengemban tanggung jawab tersebut. Selain itu, masih banyak juga mahasiswa yang merasa gengsi dan malu untuk berbisnis hanya karena takut dianggap mahasiswa yang kekurangan uang. Pemikiran-pemikiran seperti ini lah yang dapat menghambat tumbuhnya young entrepreneurs dari kalangan mahasiswa TEBS. Dilain sisi, bagi sebagian mahasiswa TEBS yang sudah berani mencoba untuk memulai bisnis, mereka menjadikan bisnis sebagai sambilan dan sebagiannya lagi menjadikan 5

bisnis sebagai tujuan hidupnya. Karena bagi mereka bisnis merupakan sumber kemakmuran hidup dimasa depan kelak. Rata-rata dari mereka memulai bisnis hanya sekedar ingin mendapatkan tambahan uang saku (money oriented) untuk pemenuhan kebutuhannya. Selain itu juga untuk mengisi waktu luang, dari pada menganggur tidak ada pekerjaan, akan lebih produktif dengan cara memulai bisnis karna akan dapat lebih memaksimalan potensi dari dalam diri, tidak sedikit dari mereka yang mencoba memulai bisnis dengan alasan ini sekarang menjadikan bisnis sebagai tujuan hidupnya, karena keamanan financial yang sudah dapat dirasakan dari kegiatan bisnis yang dilakukannya. Mahasiswa yang memiliki keberanian untuk berwirausaha ini masih sangat minim jumlahnya, sehingga dibutuhkan perhatian khusus dari pihak institusi dan dosen terkait untuk lebih fokus pada penumbuhan dan pengembangan karakteristik berwirausaha dan tidak hanya fokus membahas mengenai cara membuat sebuah bisnis, karena mahasiswa membutuhkan dorongan dan motivasi yang kuat agar mampu dan berani mencoba memulai bisnis serta menjadikan risiko sebagai tantangan yang ingin dilewati. Kurangnya keberanian untuk berwirausaha juga terjadi pada alumni TEBS yang masih enggan untuk terjun langsung sebagai entrepreneurs. Berdasarkan survey area kerja alumni yang dilakukan oleh badan kemahasiswaan dan alumni (BKA) TEBS dengan menyebarkan 1500 kuesioner, telah diterima respon sebanyak 1036 orang alumni yang telah bekerja hingga bulan Desember tahun 2012. Dari 1036 orang tersebut 66,7% dari mereka memilih bekerja pada instansi, 31,85% lain-lain, dan alumni yang memilih untuk berwirausaha masih sangat minim jumlahnya yaitu hanya 1,45% dari total alumni yang telah bekerja. Menurut catatan statistik yang dikeluarkan oleh Pakar Entrepreneurship Internasional Mc Clleland, suatu negara akan berkembang dalam sektor usaha jika telah memiliki pelaku wirausaha sebesar 2% dari jumlah penduduknya. Data yang ada hingga periode 2013, menurut Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan bahwa jumlah pengusaha di Indonesia hanya sekitar 1,26% dari keseluruhan jumlah penduduk Indonesia. Jumlah wirausaha di Indonesia tersebut masih tertinggal jauh dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Berdasarkan fakta tersebut dapat dilihat adanya kesamaan persentase antara jumlah wirausaha dari alumni TEBS dengan jumlah wirausaha yang ada di Indonesia saat ini, yaitu hanya berkisar pada angka 1 sampai 1,5%. Penulis mengasumsikan fenomena tersebut dapat terjadi karena kurangnya karakteristik wirausaha dalam diri mahasiswa TEBS, sehingga sebagian besar dari mereka masih belum berani mencoba untuk memulai 6

bisnis meskipun sebenarnya sudah banyak dari mereka yang memiliki ide-ide bisnis, namun masih kurang percaya diri untuk menjalankannya. Fenomena tersebut ternyata memiliki kemiripan dalam sebuah penelitian terdahulu yang ditulis oleh Yonca Gurol pada tahun 2006, dimana minimnya jumlah entrepreneurs dan young entrepreneurs di Turki menjadi alasan Yonca untuk meneliti lebih lanjut tentang bagaimana fenomena kewirausahaan di Turki. Dalam penelitian tersebut Yonca menganalisis tentang karakteristik wirausaha pada mahasiswa-mahasiswa di Turki, dengan menggunakan teori karakteristik wirausaha Stewart et al.(1998). Dimana Stewart menyatakan bahwa setiap pengusaha yang berhasil harus memiliki karakteristik wirausaha yang kuat, diantaranya Risk Taking Propensity, Tolerance for Ambiguity, Locus of Control, Need for Achievemen, Innovativeness, dan Self Confidences. Dari analisis yang dilakukan Yonca dihasilkan kesimpulan bahwa sebagian besar mahasiswa di Turki cenderung lebih berani dalam mengambil risiko untuk menjalankan bisnis, memiliki keinginan untuk berprestasi yang lebih tinggi, kemudian memiliki kepercayaan diri untuk mewujudkan ide bisnis yang dimiliki, serta cenderung memiliki keinginan yang tinggi untuk menciptakan inovasi-inovasi bisnis. Melihat dari hasil penelitian terdahulu dan latar belakang tersebut, penulis juga bermaksud untuk melakukan suatu penelitian tentang karakteristik wirausaha pada mahasiswa, dimana yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 TEBS angkatan 2010-2011 ). Penelitian ini berjudul Karakteristik Wirausaha Pada Mahasiswa S1 Telkom Economic and Business School Angkatan 2010-2011 (Dengan Menggunakan Analisis Faktor) dimaksudkan untuk mencari tahu bagaimana karakteristik wirausaha yang terdapat pada diri mahasiswa TEBS angkatan 2010-2011. 1.3 Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah faktor-faktor karakteristik wirausaha apa saja yang terdapat dalam diri mahasiswa S1 Telkom Economic and Business School angkatan 2010-2011? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor karakteristik wirausaha yang terdapat dalam diri mahasiswa S1 Telkom Economic and Business School angkatan 2010-2011. 7

1.5 Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi TEBS untuk lebih memerhatikan faktor-faktor karakteristik wirausaha yang terdapat pada diri mahasiswa, sehingga dapat mendorong lahirnya young entrepreneurs sukses dari kalangan mahasiswa TEBS. 2. Kegunaan Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu entrepreneurship, khususnya yang terkait dengan faktor-faktor karakteristik wirausaha yang harus dimiliki mahasiswa. Serta penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan atau berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini disusun untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini berisi kajian pustaka dan uraian umum tentang teori-teori yang digunakan serta literature yang berkaitan dengan penelitian, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang metode penelitian yang digunakan, operasionalisasi variabel, data dan sumber data, serta analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan menjelaskan secara rinci tentang pembahasan Karakteristik Wirausaha Pada Mahasiswa S1 Telkom Economic and Business School Angkatan 2010-2011 (Dengan Menggunakan Analisis Faktor) yang berisi data-data yang telah dikumpulkan dan diolah untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berisi kesimpulan akhir dari analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya serta saran-saran yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa maupun instansi berkaitan dengan pembahasan Karakteristik Wirausaha Pada Mahasiswa S1 Telkom Economic and Business School Angkatan 2010-2011 (Dengan Menggunakan Analisis Faktor). 9