BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. permainan yang cukup cantik dan menarik bagi siapapun.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai. Beberapa perkembangan tersebut, misalnya digunakanya bola pintar,

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

pemassalan harus dimulai pada usia dini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belum menunjukkan prestasi yang membanggakan. Akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pliometrik merupakan salah satu bentuk latihan yang sudah tidak asing lagi bagi dunia olahraga.

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Sepakbola merupakan olahraga yang merakyat dan telah dikenal ditanah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB II KAJIAN TEORITIS. kaki, kepala, dan dada. Hanya penjaga gawang yang disahkan memakai tangan.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik merupakan faktor resiko tertinggi ke-empat terhadap mortalitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

SKRIPSI. Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Prodi PENJASKESREK FKIP UNP KEDIRI.

SKRIPSI. Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

I. PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari program pendidikan umum yang

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. demikian itu berolahraga dapat dilakukan dimana saja. Salah satu olahraga yang

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus manusia untuk mengulangi masalah-masalah yang di hadapi

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Sepak bola. akan tetapi dituntut suatu prestasi yang optimal.

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. lama yang dimainkan dan ditonton oleh jutaan orang. Sepak bola merupakan jenis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. pada pemain yang bekerja dalam kombinasi. Untuk menguasai bola dan

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Permainan sepakbola merupakan permainan yang paling populer dewasa ini di seluruh

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan permainan sepakbola saat ini sangat pesat sekali, hal ini bisa

BAB II KAJIAN TEORI. regu, masing masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan manusia yang tidak dapat di pisahkan dari usaha-usaha pendidikan

2.11 Kekuatan Kekuatan Otot Tungkai Kecepatan Pelatihan Pliometrik... 39

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

II. TINJAUAN PUSTAKA. regu yang saling berhadapan dengan masing-masing regu terdiri dari sebelas

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepakbola adalah suatu permainan yang dimainkan oleh

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Hakikat Menendang Bola dengan kaki bagian dalam

BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu dan teknologi serta bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

BAB I PENDAHULUAN. sampai menjadi permainan sepakbola yang modern seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

I. PENDAHULUAN. telah cukup tumbuh dan berkembang. Hal ini ditandai dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu,

BAB 1 PENDAHULUAN. melalui olahraga. Budaya olahraga harus terus di kembangkan guna

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tujuan dari olahraga adalah untuk pendidikan, rekreasi, dan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Sepak bola adalah olahraga terpopuler di jagad raya ini. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat disetiap kegiatan-kegiatan olahraga.menurut Harsuki dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk menjaga kondisi fisik agar tetap fit dan bisa bekerja lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Juni 2016

Hal ini sesuai dengan Permenkes No.80 tahun 2013 tentang penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

Journal of Sport Sciences and Fitness

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang masuk ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri adalah pemainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas

GAMBARAN KETERAMPILAN SHOOTING DAN PASSING SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) TALAWI PUTRA USIA DI BAWAH 17 TAHUN KECAMATAN TALAWI KOTA SAWAHLUNTO JURNAL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu olahraga yang paling terkenal di dunia. Olahraga ini dapat menarik perhatian banyak penonton, memiliki sisi tontonan atau hiburan yang seru dan kemampuan memainkan bola dari setiap pemain yang mengundang decak kagum. Permainan sepakbola dimainkan secara tim yang setiap tim terdiri dari sebelas orang sehingga diperlukan suatu kerjasama tim dan keterampilan dari masing-masing individu yang memiliki beberapa unsur kondisi fisik yang harus diperlukan dalam permainan sepakbola. Sepakbola sampai saat ini merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Penggemar olahraga ini mulai dari anak usia dini sampai dewasa, laki-laki maupun perempuan, tidak pandang agama maupun suku bangsa. Tujuan permainan sepakbola ini selain sebagai sarana rekreasi juga sebagai sarana untuk mencapai prestasi. Upaya pencapaian prestasi sepakbola diperlukan pembinaan sejak usia dini sampai dewasa baik melalui jalur pendidikan maupun jalur dari masyarakat. Pembinaan Prestasi Sepakbola POK FKIP UNS sebagai salah satu klub program pembinaan sepakbola di UNS ikut berperan nyata dalam pembinaan sepakbola khususnya bagi mahasiswa di universitas tersebut. Program ini berdiri dengan tujuan untuk mengajarkan teknik dasar dan keterampilan dalam permainan sepakbola. Teknik dasar dalam permainan sepak bola merupakan hal wajib yang harus benar-benar dikuasai oleh para pemain sepak bola. Menurut Sutrisno dan Khafadi (2010: 2-6) terdapat beberapa teknik dalam permainan sepak bola, di antaranya menendang, mengontrol, menyundul, dan menggiring bola. Cara menguasai teknik-teknik sepak bola ini adalah dengan latihan yang tekun dan rutin sehingga mampu menguasai sepenuhnya setiap teknik dasar dari permainan ini. 1

2 Salah satu teknik dasar permainan sepakbola adalah tendangan lambung jauh. Seorang pemain yang memiliki teknik menendang yang baik akan mampu bermain secara efisien. Tujuan menendang bola adalah untuk menggumpan (passing), menembak ke gawang (shooting), dan beberapa upaya penyelamatan terhadap gawang dan menggagalkan serangan lawan dengan membuang bola jauh ke depan. Pemain kelompok umur 19-21 tahun Pembinaan Prestasi Sepakbola POK FKIP UNS Tahun 2015 dalam melakukan tendangan lambung jauh sering kurang maksimal sehingga banyak peluang untuk menciptakan gol terbuang dengan percuma dan juga sering terjadi kesulitan dalam melakukan tembakan sepakbola. Faktor-faktor yang mempengaruhi tendangan lambung jauh perlu ditelusuri penyebabnya dengan cara mengkaji faktor-faktor tersebut terlebih dahulu agar pendekatan pembelajaran yang akan diterapkan dapat dirancang dengan baik. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam melakukan tendangan lambung jauh salah satu adalah kekuatan (power) otot tungkai yang maksimal. Jibriel (2013: 28) menyatakan dengan mempunyai power yang besar maka akan menghasilkan kekuatan yang besar pula pada kaki, artinya bahwa semakin kuat kaki seseorang maka akan semakin kuat dalam menendang bola tentunya dengan disertai teknik menendang yang baik, yang nantinya akan memberikan hubungan yang berarti pada saat menendang bola. Selain itu juga kekuatan otot tungkai berhubungan terhadap keseimbangan tubuh pada saat menendang karena sebagai penopang atau tumpuan saat menendang bola, sehingga diharapkan akurasi tendangan ke gawang akan terjaga. Dengan kekuatan, pemain akan dapat berlari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien. Berdasarkan pengamatan awal pada pertandingan persahabatan antara PP Sepakbola UNS dengan tim dari Klub Zetle Meyer Karanganyar di stadion Kentingan dengan hasil 1-2. Kesebelasan PP Sepakbola UNS sebenarnya memiliki kesempatan untuk dapat unggul dari Klub Zetle Meyer Karanganyar, hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa kesempatan tendangan lambung yang masih dapat ditangkap oleh penjaga gawang lawan. Tendangan lambung PP Sepakbola UNS kurang memiliki daya serang karena tendangannya terlalu lemah.

3 Banyak tendangan-tendangan lambung yang dapat dimanfaatkan oleh pemain untuk shooting, namun karena lemahnya daya tahan tubuh dan lemahnya kekuatan otot tungkai sebagai faktor penting dalam menendang sehingga tidak dapat menghasilkan gol. Berdasarkan data pengamatan awal di atas, dapat diketahui permasalahan yang menyebabkan ketidakberhasilan pemain PP Sepakbola UNS dalam melakukan tendangan lambung adalah lemahnya daya tahan tubuh dan kekuatan otot tungkai. Kekuatan atau power otot tungkai berfungsi untuk melakukan gerak secara cepat dan memerlukan pengerahan tenaga yang sepenuhnya dalam menendang bola. Tidak semua pemain yang mempunyai bentuk kaki besar maupun tungkai yang panjang bisa melakukan tendangan lambung jauh yang keras dan akurat. Hal tersebut tergantung dari kekuatan otot tungkai yang pemain miliki. Lemahnya kekuatan otot tungkai menyebabkan tendangan lambung tidak maksimal. Tendangan lambung merupakan salah satu faktor penentu kemenangan sebuah tim. Tendangan lambung jauh sering dilakukan oleh setiap pemain, karena selain digunakan untuk menciptakan gol, juga dapat digunakan untuk memberikan umpan kepada teman satu tim. Misalnya saja pemain belakang dari daerah pertahanan memberikan umpan kepada pemain depan. Tendangan lambung jauh pun dapat digunakan untuk tendangan penjuru, tendangan bebas dan dapat digunakan untuk membuang bola dari serangan lawan. Sehingga tendangan lambung jauh dalam permainan sepakbola sangat dibutuhkan dan mempunyai arti sangat penting. Hal ini berarti latihan menendang bola menjadi salah satu latihan inti dalam program sepakbola. Tim PP Sepakbola UNS memiliki agenda pelatihan tetap. Agenda pelatihan tetap tersebut dalam pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik karena beberapa anggota tim PP Sepakbola UNS kurang disiplin dalam mengikuti latihan, contohnya X yang lebih memilih mengikuti latihan di klub luar PP Sepakbola UNS. Kasus X tersebut tidak menjadi jaminan akan keberhasilan latihan yang diikuti X di klub luar PP Sepakbola UNS.

4 Tendangan bola lambung dalam permainan sepak bola sebenarnya dapat digunakan sebagai salah satu senjata bagi pemain untuk menghasilkan gol. Tendangan bola lambung memerlukan otot tungkai yang kuat, agar dapat menendang bola hingga melambung jauh ke atas, serta memiliki daya ledak yang kuat ke arah penjaga gawang. Otot yang dominan terhadap power tendangan bola lambung adalah otot tungkai. Pada gerakan menendang bola untuk menghasilkan tendangan melambung jauh dibutuhkan power otot tungkai yang maksimal, otot-otot yang bekerja yaitu m. Gluteus, m. Ilio psoas, m. Adductor hip, m. Quadriceps, m. Hamstring. M. Sartorius, m. Gastrocnemius, m. Tibialis anterior, dan m. Plantar fleksor tarsal. Dalam permainan Sepakbola untuk bisa menghasilkan tendangan melambung jarak jauh lebih tepat bila menggunakan kura-kura kaki bagian dalam, karena akan menghasilkan tendangan bola yang parabola sehingga jarak yang akan ditempuh semakin jauh. Dibutuhkan power otot tungkai yang maksimal agar tendangan menjadi lambung dan keras, oleh karena itu perlu melatih power otot tungkai. Pelatihan power otot tungkai ini dapat menggunakan salah satu metode latihan yaitu dengan latihan Plyometric. Plyometrics adalah latihan yang memungkinkan otot untuk mencapai kekuatan (power) maksimal dalam waktu sesingkat mungkin dengan memunculkan siklus peregangan singkat dari serat otot. Urutan kejadian dimulai dengan peregangan otot dan dengan demikian menyimpan energi elastis sebelum pembakaran. Semakin keras dan cepat fase pra-peregangan otot, semakin keras dan cepat kontraksi otot, semakin kuat gerakan. Latihan plyometric merupakan komponen vital dalam meningkatkan kecepatan maksimal seorang atlet dan seharusnya disertakan dalam program pengkondisian untuk olahraga yang membutuhkan kecepatan (Wanlass, 2014: 104). Dari sudut pandang praktis latihan plyometrics relatif mudah diajarkan dan dipelajari, serta menempatkannya lebih sedikit tuntutan fisik tubuh daripada latihan kekuatan atau daya tahan. Plyometrics dengan cepat menjadi bagian integral dari program latihan keseluruhan dalam cabang olahraga, maksudnya latihan plyometrics telah menjadi satu bagian dari program-program latihan pada semua cabang olahraga.

5 Latihan plyometric ini terdapat macam-macam bagian tubuh yang dilatih yaitu tungkai dan pinggul, togok, dan tubuh bagian atas. Banyak macam latihan plyometric khusus sepakbola yang melatih tungkai dan pinggul, bentuk latihan plyometric menurut Redcliffe dan Farentinos (1999: 43-45) seperti bounding, hopping, jumping, leaping, skipping, dan ricochet. Pengorganisasian latihan plyometric ini mengikuti konsep rangkaian power. Sebagian besar latihan adalah khusus gerakan tungkai dan pinggul, karena kelompok otot ini merupakan pusat power gerakan olahraga. Komponen yang mendukung serta memungkinkan pemain dapat melakukan gerakan tendangan lambung jauh yaitu dengan mempunyai daya ledak otot tungkai, agar tendangan lambung jauh dapat memperoleh hasil yang maksimal, diperlukan power otot tungkai yang baik. Oleh karena itu perlu melatih power otot tungkai, dalam melatih power otot tungkai dapat digunakan salah satu latihan yaitu dengan latihan plyometric. Adapun latihan plyometric untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai yang berguna untuk meningkatkan tendangan lambung jauh adalah latihan plyometric barrier hops dan multiple box to box. Menurut Chu dan Myer (2013: 135) latihan Plyometric Barrier Hops adalah latihan yang dilakukan pada gawang-gawang atau rintangan-rintangan yang tingginya (12-36 inci atau antara 30-91 cm) diletakkan di suatu garis dengan jarak yang ditentukan dengan kemampuan. Rintangan akan jatuh bila atlet membuat kesalahan, start dimulai dengan berdiri di belakang rintangan, gerakan meloncat yang melewati rintangan-rintangan dengan kedua kaki secara bersamaan. Gerakan dimulai dari pinggang dan lutut merenggang, kemudian gunakan ayunan kedua lengan untuk menjaga keseimbangan dan mencapai ketinggian. Materi latihan Plyometric Barrier Hops untuk meningkatkan daya ledak otot tungkai pada pemain adalah loncat ke depan melewati gawang. Latihan loncat ke depan melewati rintangan berupa gawang dengan pengulangan beberapa kali mampu meningkatkan power otot tungkai yang bekerja yaitu m. Gluteus, m. Ilio psoas, m. Adductor hip, m. Quadriceps, m. Hamstring, M. Sartorius, m. Gastrocnemius, m. Tibialis anterior, dan m. Plantar fleksor tarsal, sehingga

6 dapat menghasilkan tendangan bola melambung jauh. Istilah ini sering digunakan dalam menghubungkan gerakan lompat yang berulang-ulang atau latihan reflek regang untuk menghasilkan reaksi yang eksplosive. Mekanisme latihan Plyometric Barrier Hops dapat meningkatkan kemampuan tendangan melambung jauh dilihat dari perubahan proses fisiologis dalam tubuh atlet. Tubuh memiliki propioceptor atau reseptor yang sensitif terhadap ketegangan dan peregangan. Muscle Quadriceps, m. Hamstring, m. Gastrocnemius, merupakan propioseptor yang berperan aktif dalam gerak stretch reflex. Stretch reflex adalah respon yang tidak disadari berupa kontraksi melalui stimulus dari luar yang menyebabkan otot terulur. Intinya ketika Muscle Quadriceps, m. Hamstring, m. Gastrocnemius, itu terulur, maka akan mengirim sinyal ke spinal cord, yang mana sinyal tersebut diolah dan dikirim kembali ke otot yang menyebabkan kontraksi. Kuatnya respon muscle Quadriceps, m. Hamstring, m. Gastrocnemius, tersebut ditentukan oleh rata-rata penguluran. Penerapan suatu gerak di otot dengan lebih cepat dan kuat, maka gerakan yang lebih bertenaga saat kontraksi otot akan muncul. Latihan Multiple Box to Box menurut Chu dan Myer (2013: 160) adalah juga bentuk latihan plyometric dengan cara melompat melewati rintangan berupa 3-5 box atau kotak dengan tinggi yang sama disusun berjajar (tinggi box disesuaikan dengan kemampuan atlet). Menurut Romadhon (2010: 37) latihan multiple box to box dilakukan dengan melompat ke atas, maka beban otot tungkai menjadi lebih berat. Hal ini disebabkan karena pengaruh gaya gravitasi bumi yang menarik badan ke bawah. Dengan adanya gaya tersebut, maka beban otot tungkai menjadi lebih berat. Sehingga pada latihan ini memiliki kelebihan, yaitu dengan adanya beban berat badan pada otot tungkai, akan sangat baik untuk meningkatkan power otot tungkai. Dengan power otot tungkai yang besar, maka akan dapat meningkatkan kemampuan melakukan tendangan lambung jauh. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan di atas, maka penelitian ini berjudul Pengaruh Latihan Plyometric Barrier Hops (PBH) dan Multiple Box to Box (MBTB) Terhadap Hasil Tendangan Lambung Jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, kemudian diidentifikasikan berbagai masalah yang muncul. Masalah yang dimaksudkan di sini adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Masalah yang dapat diidentifikasi pada penelitian ini adalah kemampuan tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016 masih rendah dan kurang maksimal. Selain itu, belum diketahui manakah yang lebih baik antara latihan Plyometric Barrier Hops dan Multiple Box to Box dalam meningkatkan kemampuan tendangan lambung jauh. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam penelitian ini terbatas pada: 1. Teknik dasar bermain sepakbola hanya dibatasi pada kemampuan tendangan lambung jauh. 2. Latihan plyometric dengan Plyometric Barrier Hops dan Multiple Box to Box. 3. Pembinaan prestasi sepak bola pada kelompok umur 19-21 tahun pada POK FKIP UNS Tahun 2016. D. Rumusan Masalah Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Adakah pengaruh latihan Plyometric Barrier Hops terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016? 2. Adakah pengaruh latihan Multiple Box to Box terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016? 3. Manakah yang lebih baik antara latihan Plyometric Barrier Hops dan Multiple Box to Box terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada

8 Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh latihan Plyometric Barrier Hops terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016. 2. Pengaruh latihan Multiple Box to Box terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016. 3. Pengaruh yang lebih baik antara latihan Plyometric Barrier Hops dan Multiple Box to Box terhadap tendangan lambung jauh dalam Sepak Bola pada Pembinaan Prestasi Sepak Bola KU 19-21 Tahun POK FKIP UNS Tahun 2016. F. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Manfaat Teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat dalam rangka pengembangan metode latihan terhadap keterampilan tendangan lambung jauh. 2. Manfaat Praktis a. Pelatih dapat menggunakan metode latihan yang tepat untuk meningkatkan tendangan lambung jauh. b. Menambah teknik latihan yang sesuai dengan kondisi atlet sehingga menjadi pedoman pembina atau pelatih untuk menambah variasi latihan. c. Pemain dapat mengerti dan mengetahui cara-cara berlatih yang benar sehingga latihan yang dilakukan dapat berjalan efektif dan efisien.