BAB V PENUTUP. sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
Kekerasan fisik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit, atau luka berat.

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM TERHADAP PENANGANAN ANAK KORBAN KEKERASAN SEKSUAL DI PPT SERUNI KOTA SEMARANG

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 122 TAHUN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PEREMPUAN DAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Chandra Dewi Puspitasari

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

- Secara psikologis sang istri mempunyai ikatan bathin yang sudah diputuskan dengan terjadinya suatu perkawinan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan UU Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga

BAB III BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA KABUPATEN JEPARA DAN PERANNYA DALAM PENYELESAIAN KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

I. TINJAUAN PUSTAKA. kekerasan itu tidak jauh dari kebiasaan kita. Berdasarkan Undang-undang (UU) No. 23 Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ibu NN, ibu SS dan ibu HT mendapatkan kekerasan dari suami. lain yaitu kakak kandung dan kakak iparnya.

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya menikah. Pada hakikatnya pernikahan adalah ikatan yang

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. merumuskan kesimpulan yang bersifat umum yaitu UPT P2TP2A berperan

LEMBARAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN TENTANG

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI KABUPATEN JEPARA

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN TERHADAP PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

JAWA TIMUR MEMUTUSKAN : PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

BUPATI PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu yang berkeluarga mendambakan kehidupan yang harmonis

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

KEKERASAN BERBASIS GENDER: BENTUK KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Oleh: Khoirul Ihwanudin 1. Abstrak

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK,

BAB II PENGATURAN HUKUM MENGENAI KEKERASAN YANG DILAKUKAN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI. A.Kajian Hukum Mengenai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004

BUPATI PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASER NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN TERHADAP TINDAK KEKERASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan salah satu tempat pembentukan kepribadian seseorang. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbicara terkait kasus-kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

BAB V PENUTUP. A. KESIMPULAN 1. Bentuk-bentuk Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) pada Mantan Pekerja Seks Komersial

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. dalam dan terjadi di seluruh negara di dunia termasuk Indonesia. Kekerasan

BAB III KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PRESPEKTIF HUKUM POSITIF (UNDANG-UNDANG R.I NOMOR 23 TAHUN 2004)

Wajib Lapor Tindak KDRT 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Komnas perempuan tahun 2014 yang dirilis pada 6 Maret Jumlah kasus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 16 Tahun : 2012 Seri : E

Daftar Isi TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA. Penyusun: Justice for the Poor Project. Desain Cover: Rachman SAGA. Foto: Luthfi Ashari

BAB I PENDAHULUAN. yang bahagia dan kekal berdasarkan KeTuhanan Yang Maha Esa. memberikan jaminan bahwa orang berhak membentuk suatu keluarga guna

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III DESKRIPSI PASAL 44 AYAT 4 UU NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG KETENTUAN PIDANA KEKERASAN SUAMI KEPADA ISTERI DALAM RUMAH TANGGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK DI KABUPATEN KENDAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KORBAN KEKERASAN BERBASIS GENDER

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa menangani masalahnya dapat mengakibatkan stres. Menurut

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

Naskah ini telah diproses oleh Pusat Studi Hukum & Kebijakan Indonesia dan ditampilkan di

PENANGANAN KASUS KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT) DI BADAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN KELUARGA BERENCANA (BPPKB) KABUPATEN JEPARA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJASAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. berpendidikan menengah ke atas dengan penghasilan tinggi sekalipun sering

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PUSAT PELAYANAN TERPADU PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN ANAK

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. korban diskriminasi, pengniayaan, kekerasan seksual dan lainya. 2 Penanganan. KDRT khususnya terhadap korban KDRT.

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kepribadian setiap anggota keluarga. Keluarga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kekerasan terhadap Anak (KtA) merupakan semua bentuk tindakan/perlakuan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM TERHADAP ANAK KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DI LEMBAGA REHABILITASI YAYASAN JAWOR KOTA SEMARANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI DOMPU PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. ciptaan makhluk hidup lainnya, Hal tersebut dikarenakan manusia diciptakan dengan disertai

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN KERJA SAMA PEMULIHAN KORBAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

BUPATI PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBENUR PAPUA NOMOR 24 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN PENYEDIA LAYANAN TERPADU PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

2015 PENGARUH PROGRAM BIMBINGAN INDIVIDUA TERHADAP KEHARMONISAN KELUARGA

BAB II KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DALAM PERSPEKTIF BIMBINGAN DAN KONSELING KELUARGA ISLAM

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Kekerasan adalah perbuatan yang dapat berupa fisik maupun non fisik,

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang khususnya berkaitan dengan hukum, moralitas serta ketidakadilan.

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN KEKERASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KHUSUS KEPADAANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUALMELALUI UPAYA REHABILITASI (STUDI KASUS DI PUSAT PELAYANANTERPADU SERUNI)

PEDOMAN WAWANCARA KONSELOR

BAB I PENDAHULUAN. atau adopsi; membentuk suatu rumah tangga tunggal; saling berinteraksi dan berkomunikasi

Transkripsi:

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap sumber data dan analisa pada bab sebelumnya, dapat penulis ketengahkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor penyebab terjadinya kasus KDRT yang ditangani oleh BPPKB Kabupaten Jepara, antara lain: a. Budaya patriarki yang menempatkan posisi pihak yang memiliki kekuasaan merasa lebih unggul. Hal ini laki-laki dianggap lebih unggul dari pada perempuan dan berlaku tanpa perubahan, dan bersifat kodrati. b. Pandangan dan pelabelan negatif (stereotype) yang merugikan, misalnya laki-laki kasar, sedangkan perempuan lemah, dan mudah menyerah jika mendapatkan perlakuan kasar. c. Interpretasi agama yang tidak sesuai dengan nilai-nilai universal agama. Agama sering digunakan sebagai legitimasi pelaku kekerasan terutama dalam lingkup keluarga, padahal agama menjamin hak-hak dasar seseorang, seperti memahami nusyuz, yakni suami boleh memukul istri dengan alasan mendidik atau ketika istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suami maka suami berhak memukul dan ancaman bagi istri adalah laknat. d. Kekerasan berlangsung justru mendapatkan legitimasi masyarakat dan menjadi bagian dari budaya, keluarga, negara, dan praktek di 86

masyarakat, sehingga menjadi bagian kehidupan yang sulit dihapuskan, kendatipun terbukti merugikan semua pihak. e. Antara suami dan istri tidak saling memahami, dan tidak saling mengerti. Sehingga jika terjadi permasalahan keluarga, komunikasi tidak berjalan baik sebagaimana mestinya. 2. Proses penanganan terhadap KDRT di BPPKB Kabupaten Jepara, antara lain: a. Pendekatan hukum, jika korban KDRT tersebut benar-benar mengalami kekerasan fisik yang kemudian menjadikan dirinya trauma bahkan cacat fisik pada tubuhnya. BPPKB memberikan jembatan untuk menyalurkan kasus ini kepada hukum, karena korban KDRT benar-benar tidak dapat menerima atas perlakuan kekerasan yang terjadi pada dirinya. Hal ini bekerjasama dengan kepolisian, kejaksaan negeri, dan pengadilan negeri Kabupaten Jepara. b. Pendekatan agama, jika korban KDRT membutuhkan pencerahan agama yang belum mereka ketahui, dapat dijelaskan bahwasanya KDRT dilarang oleh agama. Penerangan spiritual agama ini dilakukan dan disesuaikan oleh agama masing-masing yang dipercayai korban kasus KDRT. Sehingga diharapkan pada diri korban KDRT mempunyai iman yang kuat untuk menerima segala bentuk ujian maupun cobaan yang telah dialami. c. Pendekatan psikologi, dalam hal ini yang ditangani secara intensif oleh BPPKB Kabupaten Jepara. Salah satu upaya yang diduga dapat 87

mengurangi problem psikis pada kasus KDRT dengan memberikan advokasi non hukum dengan dua cara penanganan, yaitu bimbingan dan konseling. Dapat dilakukan face to face antara korban KDRT dan konselor, hal ini dilakukan agar lebih sungguh-sungguh melakukan usaha untuk mendapatkan hasil yang maksimal mencari solusi yang tepat. Dan pemulihan kembali aspek psikologis yang dialami korban KDRT karena telah terjadi problem psiko sosial yang ada pada dirinya. Sehingga psikis korban KDRT diharapkan dapat normal kembali sesuai dengan situasi dan kondisi di masyarakat. d. Pendekatan medis, pendekatan ini digunakan untuk korban KDRT pada kekerasan fisik. Pendekatan medis dilakukan untuk penguatan kasus KDRT terhadap kekerasan fisik untuk visum, hasil visum tersebut untuk penguatan bukti jika kasus KDRT dibawa dalam jalur hukum. Kemudian pendekatan medis juga untuk penyembuhan luka pada tubuh korban KDRT akibat kekerasan fisik. Proses penanganan terhadap KDRT di BPPKB Kabupaten Jepara dengan menggunakan analisis bimbingan konseling keluarga Islam, antara lain: a. Tindakan preventif, untuk mencegah terjadinya kekerasan dalam keluarga, perlu dilakukan pembiasaan kepada anggota keluarga terintegrasi dengan penanaman nilai-nilai agama. Keluarga membiasakan diri menanamkan nilai agama terhadap pengukuhan imannya, karena jika akan terjadi melenceng maka ia akan kembali meluruskan diri dengan kekuatan iman. 88

b. Tindakan kuratif, tindakan ini diambil setelah terjadinya tindakan penyimpangan sosial. Tindakan ini ditujukan untuk memberikan penyadaran kepada para pelaku KDRT agar dapat menyadari kesalahannya dan mampu memperbaiki kehidupan selanjutnya. Sehingga dikemudian hari tidak mengulangi lagi. Pelaku KDRT diberikan pemahaman terkait tindakan menyimpang kekerasan terhadap orang yang dicintai yang telah ia lakukan. Bahwa kekerasan yang ia lakukan merupakan menyimpang dari nilai agama, karena setiap umat yang beragama tidak diperbolehkan untuk menyakiti satu sama lain. Sehinga diharapkan ia kembali ke jalan yang benar. c. Tindakan development, tindakan ini dilakukan untuk membantu keluarga memelihara dan mengembangkan situasi dan kondisi agar tetap baik dan menjadi lebih baik. Sehingga tidak memungkinkan menjadi sebab munculnya masalah KDRT kembali. B. Saran Setelah melakukan kajian dalam pembahasan dimuka, maka penulis mengungkapkan saran-saran sebagai berikut: a. Bagi masyarakat dapat memahami betul ajaran agama secara universal. Tidak hanya menanamkan pikiran bahwa, agama memperbolehkan jika perempuan berada dibawah kendala laki-laki. b. Bagi masyarakat untuk mewujudkan keluarga harmonis hendaklah tiap anggota menjalankan komunikasi yang harmonis sebagaimana mestinya. 89

Mengungkapkan apa yang sebenarnya diinginkan oleh kedua belah pihak itu sangat perlu untuk menjembatani perbedaan-perbedaan sebagai sumber konflik. c. Bagi pasangan suami istri hendaknya memposisikan kesetaraannya laki-laki dan perempuan. Laki-laki hendaknya memberikan ruang gerak terhadap istrinya untuk juga berkepentingan. d. Bagi korban KDRT hendaknya tidak sungkan menceritakan persoalan terhadap keluarga agar untuk mendapatkan dukungan dalam mengambil langkah keputusan yang tepat untuk selanjutnya. e. Bagi BPPKB Kabupaten Jepara untuk lebih meningkatkan program pelayanan KDRT dengan lebih intensif, karena mengingat pentingnya penyelesaian kasus KDRT. f. Bagi peneliti selanjutnya dengan tema KDRT untuk meningkatkan penanganan kasus KDRT dengan aspek yang lain. C. Penutup Alhamdulillah, penulisan skripsi ini telah selesai, sebuah keinginan dan pengharapan untuk memberikan bacaan yang intelektual meskipun dalam kadar yang kecil dan kurang dari kesempurnaan. Penulis telah berusaha melakukan penelitian untuk menghasilkan tulisan yang komprehensif. Namun, penulis menyadari dalam pembuatan skripsi ini, masih banyak kekurangan. Maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapan guna memperbaiki karya yang lebih bermakna 90

selanjutnya, semoga skripsi ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua. 91