PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA

dokumen-dokumen yang mirip
Momentum, Vol. 12, No. 2, Oktober 2016, Hal ISSN

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, makanan harus baik, dan aman untuk dikonsumsi.

BERITA NEGARA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

CARA PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK INDUSTRI RUMAH TANGGA (IRT)

TATA CARA PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

PENGEMBANGAN USAHA SERABI DI NGAMPIN AMBARAWA

Regulasi sanitasi Industri Pangan

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : HK

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PENGUATAN USAHA PENGASAPAN IKAN SIDO MAKMUR KETAPANG KABUPATEN KENDAL. Jalan Menoreh Tengah X no 22 Semarang

BAB I PENDAHULUAN. Toko Daging & Swalayan Sari Ecco merupakan salah satu industri

BAB I PENDAHULUAN. yang terjangkau oleh daya beli masyarakat tercantum dalam UU no. 18, th Pangan yang aman merupakan faktor yang penting untuk

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

UPAYA PENINGKATAN KAPASITAS PRODUKSI DAN PENGUATAN USAHA OPAK SILI MELALUI PERANCANGAN ALAT PENGHALUS SINGKONG DAN PERBAIKAN PENGEMASAN

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan penyusunan dan penelitian tugas akhir ini dilakukan di Usaha Kecil Menengah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 38 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh globalisasi perdagangan pangan sudah mulai meluas ke berbagai

PELABELAN DAN IKLAN PANGAN

2 ekspor Hasil Perikanan Indonesia. Meskipun sebenarnya telah diterapkan suatu program manajemen mutu terpadu berdasarkan prinsip hazard analysis crit

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Adapun proses pengolahan Kue Bola-bola Wijen disajikan dalam

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2016

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pangan adalah bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SOSIALISASI DAN PENDAMPINGAN DIVERSIFIKASI KEMASAN KERIPIK DI CV. ASA-CIPTO ROSO (Didanai Hibah Hi-Link DIKTI) Oleh ABSTRAK

VT.tBVV^ WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TENTANG PERLINDUNGAN PANGAN

PENINGKATAN MUTU PROSES PRODUKSI KOPI BUBUK BAGI MASYARAKAT KLASTER KOPI DI DESA GAJAH KUMPUL KECAMATAN BATANGAN PATI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEAMANAN PANGAN PRODUK PETERNAKAN DITINJAU DARI ASPEK PASCA PANEN: PERMASALAHAN DAN SOLUSI (ULASAN)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG KEAMANAN PANGAN SEGAR ASAL TUMBUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG KETAHANAN PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN, MUTU DAN GIZI PANGAN

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK DEPTH INTERVIEW WAWANCARA MENDALAM. 1. Daftar wawancara Kepala Lembaga Pembinaan dan Perlindungan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam kehidupan keseharian manusia tidak bisa lepas

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM TOKOL (PENTOL BROKOLI) SEBAGAI JAJANAN KAYA GIZI BIDANG KEGIATAN: PKM KEWIRAUSAHAAN

IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK WANITA TANI DALAM PENGOLAHAN PRODUK BERBAHAN BAKU SUSU SAPI DI KELURAHAN CEPOKO KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

Undang-undang Pangan No. 7/1996

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2016

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini membahas tentang implementasi kebijakan sertifikasi keamanan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

I. PENDAHULUAN. Saat ini, plastik banyak digunakan sebagai kemasan makanan dan minuman.

Menimbang : Mengingat :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam beberapa tahun belakangan ini, media di Indonesia sangat gencar

Undang Undang No. 7 Tahun 1996 Tentang : Pangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH P

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

BAB I PENDAHULUAN. Makanan selalu dikonsumsi dalam kehidupan sehari-hari. Cara penyajian

The 7 th University Research Colloquium 2018 STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

Mengingat: Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (2), dan Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945;

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

IPTEKS BAGI MASYARAKAT ( IbM ) HOME INDUSTRI NATA DE COCO ( SARI KELAPA) Setia Iriyanto. Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Semarang

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 02/MEN/2007 TENTANG CARA BUDIDAYA IKAN YANG BAIK

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan yang berdampingan dengan teknologi yang mempermudah

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Palu setelah usaha pengolahan bawang goreng khas Palu. Pengusaha olahan

PENERAPAN PRODUKSI PANGAN YANG BAIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUK UBI JALAR

IbM Kelompok Tani Buah Naga

Pengembangan Kelembagaan Pangan di Indonesia Pasca Revisi Undang-Undang Pangan. Ir. E. Herman Khaeron, M.Si. Wakil Ketua Komisi IV DPR RI

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

I. PENDAHULUAN. mengharapkan produk pangan yang lebih mudah disiapkan, mengandung nilai

Lampiran 1. Pengukuran tingkat penerapan Good Manufacturing Practice

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah individu yang berusia tahun. Masa remaja

Transkripsi:

PENGUATAN USAHA PRODUKSI KEMBANG GOYANG DI NGAMPIN AMBARAWA Suwardiyono 1*, Indah Hartati 1, Helmy Purwanto 2 1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 1 Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang 50236. *Email: suwardiyono@unwahas.ac.id Abstrak Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan solusi bagi permasalahan mitra pembuat makanan kembang goyang di Desa gelagahombo Ngampin Kecamatan Ambarawa, yakni: memberikan pelatihan penguatan usaha berupa penyuluhan mengenai kemasan produk pangan dan penyuluhan mengenai CPPB. Adapun target kegiatan adalah pelatihan desain kemasan kembang goyang dan pelatihan CPPB. Metode yang akan digunakan guna mencapai tujuan adalah pelatihan desain kemasan hingga mendapatkan desain kemasan kembang goyang yang baik dan menarik. Pelatihan dilaksanakan melalui ceramah, diskusi dan praktek. Pelatihan CPPB diberikan melalui ceramah dan diskusi. Kegiatan yang sudah dilakukan meliputi pelatihan CPPB dan penyuluhan mengenai kemasan produk pangan. Kata Kunci: kembang goyang, kemasan, pelatihan PENDAHULUAN Ambarawa adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Dalam Bahasa Jawa, amba berarti luas dan rowo berarti rawa, jadi Ambarawa berarti rawa yang luas. Menurut masyarakat, ini merujuk ke rawa yang ada di Ambarawa yaitu Rawa Pening. Kelurahan Ngampin adalah salah satu kelurahan yang terdapat di Kecamatan Ambarawa. Kelurahan Ngampin memiliki luas wilayah sebesar 31500 m 2 dengan batas sebelah: barat berbatasan dengan kelurahan Panjang, timur berbatasan dengan kelurahan Gondorio, selatan berbatasan dengan desa Ngrapah, serta sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Pasekan. Kelurahan Ngampin terdiri dari 6 Dusun yaitu: RW 1 Dusun Krajan, RW 2 Dusun Ngampin Kulon, RW 3 Lonjong, RW 4 Seneng, RW 5 Gelagahombo, dan RW 6 Garung. Kondisi pendidikan warga Kelurahan Ngampin masih cukup memprihatinkan dengan tingginya angka tamat SD, SMP, SMA. Jumlah penduduk yang tamat Diploma, Strata I, Strata II berturut-turut yaitu: 114, 189, dan 12 jiwa. Jumlah penduduk kelurahan Ngampin yang belum menempuh jenjang pendidikan ada 714 jiwa dan yang tidak tamat SD ada 304 (Anonim, 2015). Dominasi lapangan pekerjaan yang digeluti di Kelurahan Ngampin adalah pegawai swasta dengan jumlah pekerja1174. Kelurahan Ngampin merupakan wilayah yang memiliki jiwa wirausaha cukup tinggi yaitu sekitar 9% dari total jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan yaitu 5320. Wiraswasta di Kelurahan Ngampin terdiri dari komunitas penjual serabi, usaha cutting stiker, usaha makanan tradisional dan restoran/rumah makan. Salah satu usaha kecil yang ada di Ngampin, khususnya di Gelagahombo, yang bergerak dibidang produksi makanan kecil tradisional adalah usaha pembuatan kembang goyang yang dijalankan oleh beberapa ibu rumah tangga. Kembang goyang adalah makanan tradisonal terbuat dari tepung beras yang goreng dengan cetakan berbentuk bunga. Tahapan proses pembuatan kembang goyang terdiri atas: (i) pembuatan adonan, (ii) penggorengan, dan (iii) pengemasan. Kendala yang dihadapi oleh pembuat kembang goyang adalah mereka belum memiliki wawasan dan ketrampilan mengenai peningkatan kualitas produk khususnya membuat kemasan yang baik. Kendala yang lain adalah para pelaku usaha kecil yang bergerak dibidang usaha pembuatan makanan belum mengetahui dan menerapkan cara produksi pangan yang baik. Oleh karena itu dalam kegiatan ini dilakukan penguatan usaha melalui pelatihan CPPB dan pengemasan makanan. 23

Penguatan Usaha Produksi... Suwardiyono dkk., METODE Solusi yang ditawarkan tim pengusul guna mengatasi permasalah mitra, adalah sebagai berikut: (i) Pelatihan desain kemasan guna mendukung pemasaran produk (1 x tatap muka) dan (ii) Pelatihan CPPB guna memberikan pengetahuan mengenai cara produksi pangan yang baik (1 x tatap muka) HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan yang sudah dilakukan meliputi kegiatan pelatihan Cara Produksi Pangan Yang Baik dan Pelatihan Desain Kemasan. Cara Produksi Pangan yang Baik (CPPB) merupakan salah satu faktor yang penting untuk memenuhi standar mutu atau persyaratan yang ditetapkan untuk pangan CPPB sangat berguna bagi kelangsungan hidup industri pangan baik yang berskala kecil, sedang, maupun yang berskala besar. Usaha pembuatan camilan kembang goyang (Gambar 1) di Ngampin Ambarawa ini merupakan usaha industri pangan yang berskala kecil. Besar harapan para pelaku usaha kecil tersebut agar usaha mereka tetap dapat terus bertahan. Agar dapat bertahan, pelaku usaha kecil harus menghasilkan produk yang bermutu. Gambar 1. Kembang Goyang Melalui penerapan CPPB, industri pangan dapat menghasilkan pangan yang bermutu, layak dikonsumsi dan aman bagi kesehatan. Dengan menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dikonsumsi, kepercayaan masyarakat niscaya akan meningkat, dan industri pangan yang bersangkutan akan berkembang pesat. Dengan berkembangnya industri pangan yang menghasilkan pangan yang bermutu dan aman untuk dkonsumsi, maka masyarakat pada umumnya akan terlindung dari penyimpangan mutu pangan dan bahaya yang mengancam kesehatan. Pada dasarnya pangan adalah segala sesuatau yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai pangan bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam prses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman (BPOM, 2003). Camilan kembang goyang merupakan salah satu produk pangan yang bersumber dari sumber hayati dan air, mengingat bahanbahan yang digunakan dalam proses produksinya (Gambar 2) terdiri atas: (i) tepung terigu, (ii) tepung hongkwe, (iii) telur, (iv) garam, (v) wijen, (vi) air dan (vii) minyak goreng. Beberapa istilah yang berkaitan dengan CPPB antara lain: (i) aman, (ii) layak, (iii) keamanan pangan, produksi pangan, sanitasi pangan dan industri rumah tangga. Aman untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan atau keselamatan manusia misalnya bahan yang dapat menimbulkan penyakit atau keracunan (BPOM, 2003). Produk kembang goyang dapat dinyatakan produk yang aman untuk dikonsumsi mengingat bahan baku kembang goyang tidak mengandung bahan yang membahayakan kesehatan dan keselamatan manusia. Layak untuk dikonsumsi adalah pangan tersebut keadaannya normal tidak menyimpang seperti busuk, kotor, menjijikkan dan penyimpangan lainnya. Produk kembang goyang layak untuk dikonsumsi mengingat produk tersebut tidak busuk, kotor ataupun menjijikkan. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan fisik yang dapat mengganggu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia. Berdasarkan hasil diskusi dan wawancara, dapat diketahui bahwa produsen kembang goyang menjaga keamanan pangan produknya melalui beberapa strategi, diantaranya dengan menggunakan bahan baku 24

berkualitas baik serta menjaga kebersihan proses produksinya. Upaya tersebut diharapkan dapat mencegah produk dari cemaran fisik, kimia maupun biologi. Gambar 2. Proses pembuatan Kembang Goyang Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas, mengemas kembali dan atau mengubah bentuk pangan. Cara Produksi Pangan yang Baik adalah suatu pedoman yang menjelaskan bagaimana memproduksi pangan agar bermutu, aman dan layak untuk dikonsumsi. Higiene pangan adalah kondisi dan perlakukan yang diperlukan untuk menjamin keamanan pangan di semua tahap rantai pangan. Sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan bertambah dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan patogen dalam pangan,peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan dan membahayakan manusia. Industri Rumah Tangga (disingkat IRT) adalah perusahaan pangan yang memiliki tempat 25

Penguatan Usaha Produksi... Suwardiyono dkk., usaha di tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan manual hingga semi otomatis. Pada dasarnya produsen kembang goyang telah menerapkan beberapa point dari prinsip-prinsip CPPB. Dalam pelatihan CPPB juga telah disampaikan tujuan penerapan CPPB. Berikut ini adalah tujuan penerapan CPPB-IRT: 1. Tujuan umum adalah menghasilkan pangan yang bermutu, aman dikonsumsi dan sesuai dengan tuntutan konsumen baik konsumen domestik maupun internasional. 2. Tujuan khusus adalah: a. Memberikan prinsip-prinsip dasar dalam memproduksi pangan yang baik; b. Mengarahkan IRT agar dapat memenuhi berbagai persyaratan produksi yang baik seperti persyaratan lokasi, bangunan dan asilitas, peralatan produksi, pengendalian hama, higiene karyawan, pengendalian proses dan pengawasan. Proses penyuluhan mengenai CPPB dilakukan melalui diskusi dan paparan yang disampaikan secara formal, bersamaan dengan dilakukannya proses pembuatan kembang goyang. Tujuan pemilihan metode penyampaian materi melalui diskusi ringan tersebut adalah agar pelaku usaha kecil merasa nyaman dan diharapkan isi materi dapat ditangkap oleh pelaku usaha kecil pembuatan kembang goyang. Gambar 3. Kemasan Kembang Goyang Sementara ini produk kembang goyang yang dihasilkan mitra masih dikemas dengan kemasan plastik sederhana tanpa label (Gambar 3). Pelatihan desain kemsan telah berhasil merumuskan label bagi produk kembang goyang (Gambar 4). Gambar 4. Label kemasan produk kembang goyang. 26

Pelatihan desain kemasan diberikan guna memberikan wawasan bagi pelaku usaha pembuatan kembang goyang. Beberapa hal yang disampaikan terkait pengemasan dan pelabelan (Rahmawati, 2013) adalah sebagai berikut: (i) Fungsi kemasan Kemasan berfungsi sebagai wadah, pelindung produk yang dikemas, penunjang cara penyimpanan dan transportasi serta sebagai alat persaingan dalam pemasaran. Pada kesempatan pelatihan tesebut, peserta pelatihan bertambah wawasannya mengenai urgensi dan nilai strategis dari pengemasan produk pangan. (ii) Syarat kemasan Beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan saat memilih dan menentukan bentuk serta bahan kemasan antara lain: tidak beracun, cocok dengan bahan yang dikemas, ukuran, bentuk, berat, kemudahan pemakaian, biaya, cetakan serta penampakan. (iii) Jenis-jenis bahan kemasan Jenis-jenis pengemasan yang dapat diaplikasikan dalam pengemasan produk pangan diantaranya kayu, logam, gelas, kertas dan palstik. Khusus untuk permen jelly dan manisan jenis bahan pengemas yang cocok antara lain plastik dan kertas. Pengemasan makanan dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kantung plastic yang diseal, namun dapat menggunakan mika yang berbentuk kotak maupun tabung. Pelatihan pengemasan juga disertai dengan pelatihan pelabelan. Pelatihan pelabelan memberikan wawan peserta mengenai definisi label, tujuan pelabelan dan peraturan mengenai pelabelan. Label pangan adalah setiap keterangan mengenai pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, atau merupakan bagian kemasan pangan. Adapun tujuan pelabelan adalah agar informasi mengenai pangan yang disampaikan kepada masyarakat adalah benar dan tidak menyesatkan serta agar tercipta perdagangan pangan yang jujur dan bertanggungjawab. KESIMPULAN Perbaikan proses produksi dilakukan melalui pelatihan CPPB dan pelatihan pengemasan. Pelatihan CPPB telah memberikan wawasan mengenai cara produksi pangan yang baik. Pelatihan pengemasan telah berhasil memberikan wawasan mitra mengenai pengemasan produk pangan dan pelabelan. DAFTAR PUSTAKA Anonim. (2015). Data Monograft Kelurahan Ngampin. BPOM. (2003). Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor : Hk. 00.05.5.1639 Tentang Pedoman Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah Tangga (Cppb-Irt) Rahmawati F. (2013). Pengemasan dan Pelabelan. Materi Pelatihan Kewirausahaan bagi kelompok UPPKS 27