PERTUMBUHAN HUTAN TANAMAN JATI (Tectona grandis Linn.f.) DI KALIMANTAN TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Perhutani sebanyak 52% adalah kelas perusahaan jati (Sukmananto, 2014).

Jurnal Hutan Tropis Volume 13 No. 1 Maret 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. pertukangan dan termasuk kelas kuat dan awet II (Martawijaya et al., 1981). sebagai pilihan utama (Sukmadjaja dan Mariska, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Jati (Tectona grandis Linn F.) merupakan salah satu produk kayu mewah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu jenis kayu keras tropis yang paling berharga di pasar

I. PENDAHULUAN. Hutan jati merupakan bagian dari sejarah kehidupan manusia di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Pertanian dan sektor-sektor yang terkait dengan sektor agribisnis

Balai Besar Penelitian Dipterokarpa Samarinda Jl. A. Syahrani Samarinda Telp. (0541) Fax (0541)

RIAP TANAMAN ULIN (Eusideroxylon zwageri Teijsm & Binn) DI KHDTK SAMBOJAKECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Teknik dan Biaya Budidaya Jabon (Anthocephalus cadamba Miq.) oleh Petani Kayu Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang menjadi sentra penanaman jati adalah puau Jawa (Sumarna, 2007).

ANALISIS INVESTASI PERMODELAN LAHAN HUTAN DENGAN SISTEM AGROFORESTRI LANDSKAP Forest Land Investment Analysis with Modeling Agroforestry Landscape

KOMPOSISI TEGAKAN SEBELUM DAN SESUDAH PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. dapat disediakan dari hutan alam semakin berkurang. Saat ini kebutuhan kayu

ANALISA PERTUMBUHAN TEGAKAN MUDA MERANTI (Shorea sp.) DENGAN TEKNIK SILVIKULTUR INTENSIF (SILIN) DI PT. TRIWIRAASTA BHARATA KABUPATEN KUTAI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. mandat oleh pemerintah untuk mengelola sumber daya hutan yang terdapat di

PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran 1. Peta Areal Hutan Tanaman Acacia mangium PT. Sumatera Riang Lestari Sektor Sei Kebaro

SINTESA HASIL PENELITIAN PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI LESTARI KOORDINATOR: DARWO

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang berkaitan

KERUSAKAN TEGAKAN TINGGAL AKIBAT PEMANENAN KAYU DI HUTAN ALAM RAWA GAMBUT

INVENTARISASI TEGAKAN TINGGAL WILAYAH HPH PT. INDEXIM UTAMA DI KABUPATEN BARITO UTARA KALIMANTAN TENGAH

DERAJAT KESTABILAN TEGAKAN KARET (Havea brasiliensis) DI KELURAHAN MARGOMULYO KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

STUDI PENGEMBANGAN USAHA PERKEBUNAN DI KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis tinggi. Menurut Bermejo et al. (2004) kayu jati merupakan salah satu

Sugeng Pudjiono 1, Hamdan Adma Adinugraha 1 dan Mahfudz 2 ABSTRACT ABSTRAK. Pembangunan Kebun Pangkas Jati Sugeng P., Hamdan A.A.

PENGARUH KLON DAN WAKTU OKULASI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PERSENTASE HIDUP OKULASI JATI (Tectona grandis )

IV. KONDISI UMUM. Gambar 3. Peta Lokasi PT. RAPP (Sumber: metroterkini.com dan google map)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

MODEL PREDIKSI RIAP TINGGI JENIS PINUS (Pinus mercusii) PADA HUTAN RAKYAT DI TANA TORAJA

ABUBAKAR M. LAHJIE ISMAIL

BAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae

BAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan manusia. Pengelolaan hutan merupakan sebuah usaha yang

Asef K. Hardjana dan Lydia Suastati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CAPAIAN KEGIATAN LITBANG

PERTUMBUHAN TINGGI AWAL TIGA JENIS POHON MERANTI MERAH DI AREAL PT SARPATIM KALIMANTAN TENGAH

PENDUGAAN POTENSI KANDUNGAN KARBON PADA TEGAKAN JATI (Tectona grandis LINN.F) DI AREAL KPH CIANJUR PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. kering tidak lebih dari 6 bulan (Harwood et al., 1997). E. pellita memiliki

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. V, No. 2 : (1999)

I. PENDAHULUAN. penyedia bahan baku untuk industri kayu nasional dan peningkatan. ketahanan pangan masyarakat di desa sekitar hutan.

PENENTUAN UKURAN OPTIMAL PLOT CONTOH UNTUK PENDUGAAN BIOMASSA

Penyiapan Benih Unggul Untuk Hutan Berkualitas 1

PERTUMBUHAN KLON JATI ASAL CEPU DAN MADIUN UMUR 10 TAHUN PADA LAHAN BERBATU DI GUNUNG KIDUL

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR PUSTAKA. Agus, Cahyono Bahan Assistensi dan Petunjuk Praktikum Ilmu Tanah Hutan. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

KEMAMPUAN TANAMAN MERANTI (Shorea leprosula) IUPHHK-HA PT ITCIKU KALIMANTAN TIMUR

PROSPEK PENGEMBANGAN HUTAN TANAMAN DI INDONESIA *) Prof. Dr. Mohammad Na iem Fakultas Kehutanan UGM

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENINGKATAN RIAP PERTUMBUHAN TANAMAN TEMBESU MELALUI BEBERAPA PERLAKUAN SILVIKULTUR

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. . Gambar 4 Kondisi tegakan akasia : (a) umur 12 bulan, dan (b) umur 6 bulan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar belakang. mebel dan lain sebagainya. Tingginya kebutuhan manusia akan kayu tersebut

Abdurachman dan Farida H. Susanty

BAB I PENDAHULUAN. Kayu jati (Tectona grandis L.f.) merupakan salah satu jenis kayu komersial

PENYUSUNAN TABEL VOLUME POHON Eucalyptus grandis DI HUTAN TANAMAN PT. TOBA PULP LESTARI, Tbk SEKTOR TELE, KABUPATEN SAMOSIR

D. 9. Ahad Fitriadi 1, Abubakar M. Lahjie 2 dan Rochadi Kristiningrum 3

KONSEPSI HUTAN, PENGELOLAAN HUTAN DAN PENERAPANNYA DALAM PENGELOLAAN HUTAN ALAM PRODUKSI DI INDONESIA

PENYIAPAN BENIH UNGGUL UNTUK HUTAN BERKUALITAS 1

BAB I PENDAHULUAN. jati memiliki kelas awet dan kelas kuat yang tinggi seperti pendapat Sumarna

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

PERTUMBUHAN TANAMAN GAHARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

POTENSI PENGEMBANGAN KEDELAI DI KAWASAN HUTAN

Pembangunan Uji Keturunan Jati di Gunung Kidul Hamdan A.A, Sugeng P, dan Mahfudz. Hamdan Adma Adinugraha 1, Sugeng Pudjiono 1 dan Mahfudz 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini kebutuhan kayu di Indonesia semakin meningkat. Peningkatan

III. METODOLOGI PE ELITIA

BAB I PENDAHULUAN. menutupi banyak lahan yang terletak pada 10 LU dan 10 LS dan memiliki curah

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman (tegakan seumur). Salah satu hutan tanaman yang telah dikelola dan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN KONSEPTUAL MODEL PERTUMBUHAN DAN HASIL TEGAKAN HUTAN SITI LATIFAH. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

oleh/by: Krisdianto & Ginuk Sumarni 1 Abstract Teak wood (Tectona grandis L.f.) has been popularly used as furniture and

PEMACUAN RIAP DIAMETER GMELINA ARBOREA ROXB. DENGAN PENJARANGAN DI PT ITCI KARTIKA UTAMA KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI SIDANG

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Pemanasan tersebut

ANALISIS FINANSIAL SISTEM AGROFORESTRI JATI, SUNGKAI DAN RUMPUT GAJAH DI KECAMATAN SAMBOJA KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan. Terkait dalam peningkatan jumlah penduduk, tuntutan

MODEL PERTUMBUHAN DAN HASIL HUTAN TANAMAN Eucalyptus grandis HILL EX MAIDEN DI AEK NAULI SIMALUNGUN SUMATRA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. unsur unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam tanah, air, vegetasi serta

Rehabilitasi dan Reklamasi Pasca Tambang

Jurnal Manajemen Hutan Tropika Vol. 6 No. 1 : 1-5 (2000)

PERTUMBUHAN TANAMAN UJI KETURUNAN JATI PADA UMUR 7 TAHUN DI GUNUNG KIDUL, YOGYAKARTA

PENDUGAAN CADANGAN KARBON TEGAKAN EUKALIPTUS PADA UMUR dan JENIS BERBEDA STUDI DI AREAL HUTAN TANAMAN INDUSTRI PT.TOBA PULP LESTARI SEKTOR AEK NAULI

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 248 TAHUN 2006 TENTANG

PEMADATAN TANAH AKIBAT PENYARADAN KAYU DENGAN TEKNIK PEMANENAN KAYU BERDAMPAK RENDAH DI KALIMANTAN BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yaitu di Aceh, Tapanuli dan Kerinci. Dalam perkembangannya tanaman

BAB I. PENDAHULUAN. daerah tropis sebagai hutan tanaman. Di Indonesia saat ini spesies ini

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah suatu negara dengan potensi sumberdaya hutan yang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENDUGAAN POTENSI BIOMASSA TEGAKAN DI AREAL REHABILITASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT MENGGUNAKAN METODE TREE SAMPLING INTAN HARTIKA SARI

I. PENDAHULUAN. maupun sebagai sumber mata pencaharian sementara penduduk Indonesia.

Transkripsi:

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 PERTUMBUHAN HUTAN TANAMAN JATI (Tectona grandis Linn.f.) DI KALIMANTAN TIMUR Veronika Murtinah 1, Marjenah 2, Afif Ruchaemi 3, Daddy Ruhiyat 4 1 Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Mulawarman. Jalan Pasir Balengkong, Kampus Gunung Kelua, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia, 75119. E-mail: veronikamurtinah@gmail.com ABSTRAK Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati (Tectona grandis Linn.f.) Di Kalimantan Timur. Jati merupakan salah satu jenis kayu tropis yang sangat penting dalam pasar kayu internasional karena berbagai kelebihan yang dimilikinya dan merupakan jenis kayu yang sangat bernilai untuk tanaman kehutanan. Jati sudah dikenal dan diusahakan sejak lama, khususnya di Pulau Jawa. Di Kalimantan Timur, Jati telah dikembangkan oleh masyarakat dan perusahaan swasta, dengan pertumbuhan yang beragam. Pertumbuhan tegakan jati di Kalimantan Timur secara umum menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya umur tegakan; pertumbuhan diameter maupun tinggi tegakan tertinggi terjadi pada fase awal pertumbuhan yaitu pada kisaran umur 1-5 tahun, selanjutnya terjadi penurunan pertumbuhan secara berangsur dan terlihat semakin menurun setelah tegakan berumur 12 tahun; sampai tegakan berumur 12 tahun secara umum pertumbuhan jati di Kalimantan Timur menunjukkan pertumbuhan (riap) diameter dan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa lokasi tanaman jati di Pulau Jawa. Kata kunci : Jati, Tectona grandis, Pertumbuhan, Hutan Tanaman Jati,Kalimantan Timur ABSTRACT The Growth of Teak Plantation Forest in East Kalimantan. Teak is one of the most important tropical timber in the international timber market because of the various advantages it has and the type of wood that is very valuable for forestry plants. Teak has been known and cultivated for a long time, particularly in Java. In East Kalimantan, Teak has been developed by public and private companies, with a growth of diverse. The growth of teak stands in East Kalimantan in general showed a decline in growth with increasing stand age; diameter and height growth of stands highest in the early phase of growth in the range of 1-5 years of age, then decline gradually and growth has declined after the 12 year old stands; up to 12 year old stands generally teak growth in East Kalimantan showed growth (increment) in diameter and a height higher than the other locations teak plantation in Java. Key words : Teak, Tectona grandis, Growth, Plantation Forest, East Kalimantan 1. PENDAHULUAN Pertumbuhan merupakan pertambahan/perkembangan elemenelemen antara lain: tinggi pohon dan diameter batang pohon sampai dengan waktu tertentu. didefinisikan sebagai pertambahan pertumbuhan dimensi pohon (tinggi, diameter, bidang dasar, volume) atau dari tegakan yang dihubungkan dengan umur dalam satuan luas tertentu merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pengelolaan hutan produksi lestari (Ruchaemi, 2013). Jati (Tectona grandis Linn.f.) merupakan tanaman yang sangat populer sebagai penghasil bahan baku untuk industri perkayuan karena memiliki 287

Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati Veronika Murtinah et al. kualitas dan nilai jual yang sangat tinggi. Kekuatan dan keindahan seratnya merupakan faktor yang menjadikan kayu jati sebagai pilihan utama (Sukmadjaja dan Mariska, 2003). Jati merupakan salah satu jenis kayu tropis yang sangat penting dalam pasar kayu internasional karena berbagai kelebihan yang dimilikinya dan merupakan jenis kayu yang sangat bernilai untuk tanaman kehutanan (Bermejo dkk., 2004). Jati merupakan jenis yang sudah dikenal dan diusahakan sejak lama, khususnya di Pulau Jawa yang meliputi wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat. Di luar Pulau Jawa, jati ditemukan secara terbatas di beberapa tempat di Pulau Sulawesi, Pulau Muna, Pulau Sumbawa, Pulau Bali, Pulau Sumatra dan Pulau Kalimantan. Di Kalimantan Timur, tanaman jati dapat dijumpai di beberapa lokasi yang berada di dalam wilayah Kabupaten Berau, Kutai Timur, Kutai Kertanegara, Samarinda dan Balikpapan, dengan jumlah luasan diperkirakan mencapai lebih dari 1000 ha. Jati telah dikembangkan selain oleh masyarakat,juga oleh perusahaan swasta, meskipun bukan sebagai tanaman pokok, dengan memperlihatkan pertumbuhan yang beragam. Oleh sebab itu perlu diketahui pertumbuhan jati berupa riap diameter dan tinggi total tegakan jati yang tumbuh di wilaya Kalimantan Timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tegakan jati, yaitu rataan riap diameter dan tinggi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pertumbuhan tegakan jati di Kalimantan Timur. 2. METODA PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di areal UPHHK-HTI Trans PT Sumalindo Alam Lestari Unit II (PT.SAL II), Kabupaten Kutai Timur pada tegakan jati berumur 12 dan 19 tahun; areal UPHHK-HTI Trans PT Sumalindo Alam Lestari Unit I (PT. SAL I), Kabupaten Berau pada tegakan jati berumur 10, 12 dan 19 tahun dan di wilayah Teluk Pandan, Kabupaten Kutai Timur pada tanaman Jati masyarakat yang berumur 6 dan 8 tahun. Pada Bulan Maret-Juni 2015. 2.2. Bahan dan Peralatan Plot penelitian dibuat berbentuk bujursangkar berukuran 50x50 m, menggunakan kompas, meteran dan pita plastik. Penentuan titik koordinat plot-plot penelitian dilakukan dengan menggunakan GPS yang dilakukan lebih dari 3x untuk keakurasian titik koordinatnya. 2.3. Prosedur Penelitian Inventarisasi tegakan dilakukan dengan memberi nomor semua pohon di dalam plot menggunakan pita plastik yang ditempel menggunakan stappler tembak, kemudian dilakukan pengukuran diameter dan tinggi terhadap seluruh pohon penyusun tegakan. Diameter pohon diukur dengan phiband, sedangkan tinggi pohon diukur dengan clinometer dibantu galah setinggi 4 m. 2.4. Analisis Data Penghitungan jumlah pohon setiap hektar dilakukan dengan menghitung jumlah pohon dalam plot penelitian dikalikan empat. Diameter dan tinggi rataan dihitung dengan menjumlahkan diameter dan tinggi dari seluruh pohon di dalam plot kemudian dibagi dengan jumlah pohon. Luas bidang dasar perhektar 288

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 (G/ha)=. Rataan riap (diameter dan tinggi) tahunan (MAI) dihitung dengan membagi riap (diameter dan tinggi) dengan umur tegakan. 3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 3.1. Deskripsi tegakan jati pada plotplot penelitian Areal yang diusahakan oleh IUPHHK HTI-Trans PT SAL II dan PT SAL I merupakan areal bekas tebangan. Penyiapan lahan tanam dilakukan secara mekanis (tanpa bakar). Bibit jati yang ditanam berasal dari benih jati Perum Perhutani. Areal tanaman jati di PT SAL II seluas 302 ha dan di PT SAL I seluas 337 ha. Tanaman jati di Teluk Pandan penyiapan lahannya dilakukan secara manual, benih jati berasal dari Jawa. Jarak tanam yang dipergunakan pada areal tersebut adalah 3m 3m. Berdasarkan inventarisasi yang dilakukan di plot-plot penelitian, diperoleh informasi seperti disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 1. Hasil Inventarisasi Tegakan Jati pada Plot-plot Penelitian No. Lokasi Umur Rataan dsd Rataan T G N/ha (tahun) (m 2 /ha) 1. P2/PT SAL II 12 956 19,6 19,3 30,6 2. P1/PT SAL II 19 616 23,7 17,8 27,5 3. P1/PT SAL I 10 712 20,6 16,0 25,6 4. P3/PT SAL I 12 700 20,3 17,8 25,0 5. P2/PT SAL I 19 480 28,6 19,3 35,3 6. P1/KM16TP 6 1080 10,6 12,0 9,9 7. P2/KM14TP 8 752 10,1 11,6 7,3 Pada tabel di atas terlihat bahwa jumlah pohon penyusun tegakan di tiap areal penelitian semakin berkurang dengan bertambahnya umur tegakan, baik di areal PT SAL II, PT SAL I maupun di Teluk Pandan. Hal tersebut disebabkan oleh penjarangan dan atau kematian pohon secara alami. Pada umur masing-masing 12 dan 19 tahun, tegakan jati di PT SAL I memiliki ukuran rataan diameter lebih besar daripada di PT SAL II, sedangkan untuk rataan tinggi, pada umur 12 tahun, tegakan di areal PT SAL II lebih tinggi dibandingkan dengan di areal PT SAL I. Kondisi tersebut dapat dipengaruhi baik oleh adanya perbedaan tapak, khususnya tanah, maupun oleh faktor pengelolaan atau pemeliharaan tegakan. 3.2. Pertumbuhan Tegakan Jati Pengukuran parameter pertumbuhan berupa diameter dan tinggi tegakan jati pada plot-plot penelitian secara umum menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya umur. Hal tersebut diperkuat dengan pengukuran pada tegakan berumur 4 dan 11 tahun dari penelitian Murtinah (2006) yang kemudian dilakukan pengukuran ulang saat tegakan tersebut masing-masing berumur 12 dan 19 tahun. Berikut disajikan tabel pertumbuhan tegakan berupa riap diameter dan riap tinggi tegakan jati di beberapa lokasi penelitian ini dan hasil pengukuran dari penelitian sebelumnya. 289

Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati Veronika Murtinah et al. Tabel 2. Pertumbuhan Jati (Tectona grandis Linn.f) di Beberapa Lokasi di Kalimantan Timur Umur (Tahun) Lokasi Asal Benih/ Bibit Diameter Tinggi Total Diameter Tinggi Keterangan 1 Timur) Perhutani 4.80 6.10 4.80 6.10 Murtinah,2006 4 Timur) Perhutani 13.20 15.30 3.30 3.83 Murtinah,2006 6 Timur) Perhutani 11.50 10.80 1.90 1.80 Murtinah,2006 Teluk Pandan (Kutai Timur) Jawa 10.58 12.02 1.76 2.00 Penelitian ini 8 Teluk Pandan (Kutai Timur) Jawa 10.12 11.55 1.26 1.44 Penelitian ini 9 Timur) Perhutani 16.60 14.60 1.80 1.62 Murtinah,2006 10 PT SLJ I (Berau) Perhutani 20.58 15.97 2.06 1.60 Penelitian ini 11 Timur) Perhutani 19.10 16.40 1.74 1.49 Murtinah,2006 12 Timur) Perhutani 19.57 19.34 1.63 1.61 Penelitian ini PT SLJ I (Berau) Perhutani 20.30 17.80 1.69 1.48 Penelitian ini 19 Timur) Perhutani 23.74 17.78 1.25 0.94 Penelitian ini PT SLJ I (Berau) Perhutani 28.59 19.34 1.50 1.02 Penelitian ini Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa pertumbuhan diameter maupun tinggi tegakan tertinggi terjadi pada fase awal pertumbuhan yaitu pada kisaran umur 1-5 tahun, selanjutnya terjadi penurunan riap pertumbuhan secara berangsur dan terlihat semakin menurun setelah tegakan berumur 12 tahun. Sehubungan dengan fenomena tersebut, Bermejo dkk.(2003) dan Ladrach (2009) menyatakan bahwa pertumbuhan jati memang sangat cepat pada fase awal pertumbuhannya dan kemudian secara berangsur menurun. Saat tanaman berumur 10 tahun tegakan jati mencapai 85% dari tinggi potensialnya dan 50% dari diameter potensialnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan antara lain seperti dikemukakan oleh Kramer (1984) dalam Ruchaemi (2013) adalah tempat tumbuh (termasuk faktor fisik dan kimia) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon atau tegakan. Siregar (2005) mengemukakan bahwa pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh pemilihan bibit yang baik. Selain hal tersebut, penting juga untuk diperhatikan adalah faktor pemeliharaan yang diberikan pada tegakan selama masa pertumbuhannya. Sebagai pembanding terhadap pertumbuhan jati di Kalimantan Timur, berikut disajikan tabel pertumbuhan jati di berbagai lokasi tanaman jati. Tabel 3. Pertumbuhan Tegakan Jati di Berbagai Lokasi Tanaman Jati Umur (Th) Lokasi Asal Benih/ Bibit d h Total d h Keterangan 1 Ciamis, Jabar JPP 3.37 3.36 3.37 3.37 Pusbang SDH, Cepu Ciamis, Jabar JPP 4.62 4.89 4.62 4.62 Pusbang SDH, Cepu Bojonegoro, Jatim JPP 2.61 2.73 2.61 2.73 Pusbang SDH, Cepu 290

Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 Samboja, Kaltim - 5.50 3.66 5.50 3.66 Prabawa dkk., 2002 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 4.80 6.10 4.80 6.10 Murtinah,2006 3 Sumedang Perhutani 5,51 6,27 1,84 2,09 Supriatna, 2011 Perhutani 5,91 6,12 1,97 2,04 Supriatna, 2011 4 Ciamis, Jabar JPP 10.19 8.83 2.55 2.21 Pusbang SDH, Cepu Ciamis, Jabar JPP 12.13 10.78 3.03 2.70 Pusbang SDH, Cepu Bojonegoro, Jatim JPP 7.99 7.04 2.00 1.76 Pusbang SDH, Cepu Ngawi, Jatim JPP 9.56 8.77 2.39 2.19 Pusbang SDH, Cepu Cepu, Jateng JPP 8.89 7.89 2.22 1.97 Pusbang SDH, Cepu Samboja, Kaltim - 9.10 9.07 2.10 2.27 Prabawa, dkk, 2002 S. Durian, Kalsel Sragen 10.50 7.60 2.62 1.90 Rachmanadi dkk., 2003 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 13.20 15.30 3.30 3.83 Murtinah,2006 5 Samboja, Kaltim - 16.80 13.80 3.36 2.76 Marjenah, 2008 Samboja, Kaltim - 19.00 13.70 3.80 2.74 Marjenah, 2008 Teluk Dalam, Kaltim - 16.50 15.60 3.30 3.12 Marjenah, 2008 Magetan, Jatim JUN 12,61 14,53 2,52 2,91 Lukito, 2013 Banjar, Kalsel - 15,06 7,44 3,01 1,49 Fitriani, 2012 6 Cepu, Jateng JPP 10.82 11.76 1.80 1.96 Pusbang SDH, Cepu PT SLJ II, Kaltim Perhutani 11.50 10.80 1.90 1.80 Murtinah,2006 Teluk Pandan, Kaltim Jawa 10.58 12.02 1.76 2.00 Penelitian ini Sumedang, Jabar Perhutani 9,18 8,38 1,53 1,40 Supriatna, 2011 Sumedang, Jabar Perhutani 8,64 10,04 1,44 1,67 Supriatna, 2011 7 Sebulu, Kaltim - 19.20 14.90 2.74 2.13 Marjenah, 2008 Samboja, Kaltim - 9.90 10.80 1.40 1.54 Prabawa dkk., 2002 8 Inhutani II, Kalsel Cepu 17.20 14.80 2.15 1.85 Rachmanadi, dkk, 2003 Teluk Pandan, Kaltim Jawa 10.12 11.55 1.26 1.44 Penelitian ini 9 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 16.60 14.60 1.80 1.62 Murtinah,2006 10 PT SLJ I, Kaltim Perhutani 20.58 14.07 2.06 1.41 Penelitian ini 11 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 19.10 16.40 1.74 1.49 Murtinah,2006 12 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 19.57 19.34 1.63 1.61 Penelitian ini PT SLJ I, Kaltim Perhutani 20.30 16.17 1.69 1.35 Penelitian ini Sumedang, Jabar Perhutani 13,93 10,78 1,16 0,90 Supriatna, 2011 Sumedang, Jabar Perhutani 20,29 15,69 1,69 1,31 Supriatna, 2011 19 PT SLJ II, Kaltim Perhutani 23.74 17.78 1.25 0.94 Penelitian ini PT SLJ I, Kaltim Perhutani 28.59 19.34 1.50 1.02 Penelitian ini Pada Tabel di atas dapat dilihat bahwa secara umum pertumbuhan diameter dan tinggi tegakan jati sampai umur 12 tahun di beberapa lokasi yang pernah diteliti lebih tinggi dibandingkan di lokasi lain. diameter jati pada beberapa lokasi yang pernah diteliti relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tempat lain, kecuali pada umur 1 tahun yang lebih rendah dari tegakan jati di Wanariset, Samboja dan pada umur 12 tahun di PT SAL II yang lebih rendah dari tegakan jati di Sumedang, Jawa Barat yang memiliki riap diameter sama dengan di PT SAL I. 4. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Pertumbuhan tegakan jati yang ditunjukkan oleh riap diameter dan tinggi pada plot-plot penelitian secara umum menunjukkan terjadinya penurunan pertumbuhan seiring dengan bertambahnya umur. Pertumbuhan diameter maupun tinggi tegakan tertinggi terjadi pada fase awal pertumbuhan yaitu pada kisaran umur 1-5 tahun, selanjutnya terjadi penurunan pertumbuhan secara berangsur dan terlihat semakin menurun setelah tegakan berumur 12 tahun. Secara umum pertumbuhan jati di Kalimantan Timur sampai umur 12 tahun menunjukkan pertumbuhan (riap) diameter dan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa lokasi tanaman jati di Pulau Jawa. Disrankan Perlu dilakukan pemeliharaan tegakan jati yang baik sejak awal pertumbuhannya, antara lain: pewiwilan, pemangkasan dan penjarangan untuk meningkatkan pertumbuhan dan kualitas batang. Perlu dilakukan penelitian menyangkut perlakuan silvikultur pada tegakan jati. 291

Pertumbuhan Hutan Tanaman Jati Veronika Murtinah et al. DAFTAR PUSTAKA [1] Bermejo, I.; I. Canellas; A.S. Miguel. 2004. Growth and Yield Models for Teak Plantations in Costa Rica. Forest Ecology dan Management (189): 97-110. Elsevier, http:/www.sciencedirect.com. [2] Fitriani, A. 2012. Evaluasi Pertumbuhan Tanaman Jati pada Areal Gerakan Rehabilitasi Hutan dan Lahan. Jurnal Hutan Tropis 13(1), Maret 2012. [3] Lukito, M dan A. Rohmatiah. 2013. Estimasi Biomassa dan Karbon Tanaman Jati Umur 5 Tahun (Kasus Kawasan Hutan Tanaman Jati Unggul Nusantara/JUN) Desa Krowe, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan. Jurnal Agri-Tek Volume 14 No. 1, Maret 2013. [4] Marjenah. 2008. Prospek Budidaya Tanaman Jati di Kalimantan Timur. Disertasi Program Doktor Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda. 153 h. [5] Murtinah, V, 2006. Studi Keperluan Hara Tegakan Jati di Areal HPHTI-Trans PT Sumalindo Lestari Jaya II Kabupaten Kutai Timur. Tesis Program Pascasarjana Magister Program Studi Ilmu Kehutanan Universitas Mulawarman, Samarinda. 182 h. [6] Prabawa, S.B, Yusliansyah, Ngatiman, Gunawan, H.R, A. Suyana, A. Kholik. 2002. Prospek Pengembangan Jati (Tectona grandis L.f.) Di Kalimantan Timur. Ekspos Hasil-hasil Penelitian BPPK Kalimantan: 69 74, Samarinda. [7] Rachmanadi, D, T.W. Yuwati, Rusmana. Kajian Pertumbuhan Tanaman Jati (Tectona grandis) Di Kalimantan. Prosiding Workshop Nasional Jati 29 Mei 2003. Pusat Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan: 71 84. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan, Jakarta. [8] Ruchaemi, A. 2013. Ilmu Pertumbuhan Hutan. Mulawarman University Press. Samarinda. Cetakan Pertama, Edisi Pertama. 187 H. [9] Sukmadjaya, D dan Mariska, I. 2003. Perbanyakan Bibit Jati Melalui Kultur Jaringan. Balai Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian. [10] Supriatna, A.H dan N. Wijayanto. 2011. Pertumbuhan Tanaman Pokok Jati (Tectona grandis Linn F) pada Hutan Rakyat di Kecamatan Conggeang, Kabupaten Sumedang. Jurnal Silvikultur Tropika 2 (3) Desember 2011: 130-135. 292