BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODA PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan bebarapa tahapan yang dilakukan untuk

BAB III METODA PENELITIAN. mendapatkan hasil yang maksimal. Adapun tahapan yang dilakukan teruraikan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam

BAB III METODE PENELITIAN. geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi

Modul Pelatihan Geolistrik 2013 Aryadi Nurfalaq, S.Si., MT

PROSPEK DAN POTENSI AIR TANAH DI DAERAH LAPANGAN GOLF BADDOKA KOTA MAKASSAR BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

Tahanan Jenis (Ohm meter)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Alur Penelitian Pada bagian ini akan dipaparkan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. nilai resistivitas di bawah permukaan. Data primer yang didapat adalah data

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

Oleh : Dwi Wahyu Pujomiarto. Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Malang. Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Data geolistrik dan GPS (akusisi data oleh Pusat Survei Geologi)

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Indonesia mengalami serangkaian bencana

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2012,

BAB III DATA dan PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pengambilan data secara langsung (primer)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

PROGRESS v 3.0. dalam proses pengolahan data Geofisika metode Geolistrik, dalam hal ini dibahas

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

PENDUGAAN RESERVOIR DAERAH POTENSI PANAS BUMI PENCONG DENGAN MENGGUNAKAN METODE TAHANAN JENIS

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

IDENTIFIKASI POLA AKUIFER DI SEKITAR DANAU MATANO SOROAKO KAB. LUWU TIMUR Zulfikar, Drs. Hasanuddin M.Si, Syamsuddin, S.Si, MT

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

PENGUKURAN TAHANAN JENIS (RESISTIVITY) UNTUK PEMETAAN POTENSI AIR TANAH DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAYA. Oleh:

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

BAB 4 PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

IDENTIFIKASI INTRUSI AIR LAUT KE DALAM AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI PANTAI BAJULMATI MALANG

IDENTIFIKASI AKUIFER DI ZONA PATAHAN OPAK PASCA GEMPA YOGYAKARTA 2006 DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

ANALISA KONDUKTIVITAS HIDROLIKA PADA SISTIM AKUIFER

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

BAB III METODE PENELITIAN

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

METODE GEOLISTRIK UNTUK MENGETAHUI POTENSI AIRTANAH DI DAERAH BEJI KABUPATEN PASURUAN - JAWA TIMUR

Identifikasi Sebaran Aquifer Menggunakan Metode Geolistrik Hambatan Jenis Di Desa Bora Kecamatan Sigi Biromari Kabupaten Sigi

PENENTUAN RESISTIVITY TANAH DI DALAM MENETAPKAN AREA PEMASANGAN GROUNDING GARDU DISTRIBUSI

POLA SEBARAN AKUIFER DI DAERAH PESISIR TANJUNG PANDAN P.BELITUNG

Metode Vertical Electrical Sounding (VES) untuk Menduga Potensi Sumberdaya Air

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Lampiran 1. Peta administrasi Kota Tangerang Selatan. Sumber : BLH Kota Tangerang Selatan

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Nurun Fiizumi, Riad Syech, Sugianto.

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK DALAM SURVEY POTENSI HIDROTHERMAL (STUDI KASUS: SEKITAR SUMBER AIR PANAS KASINAN PESANGGRAHAN BATU)

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

PENDUGAAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI DESA TELLUMPANUA KEC.TANETE RILAU KAB. BARRU SULAWESI-SELATAN

IDENTIFIKASI SEBARAN BIJIH BESI DI DESA PANCUMA KECAMATAN TOJO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

IDENTIFIKASI KEDALAMAN AQUIFER DI KECAMATAN BANGGAE TIMUR DENGAN METODA GEOLISTRIK TAHANAN JENIS

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE EKSPERIMEN Tujuan

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

TUTORIAL DASAR IP2 WIN

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

BAB III METODE PENELITIAN

Dinisa Hanifa 1, Ibrahim Sota 1, Simon Sadok Siregar 1

PEMETAAN AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITAS WENNER SOUNDING (Studi Kasus Kampus II Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

ANALISA PENCEMARAN AIR TANAH BERDASARKAN METODE GEOLISTRIK STUDI KASUS TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH MUARA FAJAR KECAMATAN RUMBAI

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian untuk mempelajari karakteristik panas bumi di sepanjang lintasan

APLIKASI GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN POTENSI AKUIFER AIR TANAH: STUDI KASUS DI KECAMATAN MASARAN, KEDAWUNG DAN SIDOHARJO, KABUPATEN SRAGEN

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

KAJIAN PENYEBARAN LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN BERDASARKAN SIFAT KELISTRIKAN BATUAN DI LOKASI PEMBUANGAN AKHIR (LPA) BENOWO SURABAYA

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

Identifikasi Daya Dukung Batuan untuk Rencana Lokasi Tempat Pembuangan Sampah di Desa Tulaa, Bone Bolango

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

POTENSI AIR TANAH DAERAH KAMPUS UNDIP TEMBALANG. Dian Agus Widiarso, Henarno Pudjihardjo *), Wahyu Prabowo**)

Penyelidikan Struktur Pondasi Jembatan Lamnyong Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner-Schlumberger

PENYELIDIKAN PENDUGAAN GEOLISTRIK UNTUK PENELITIAN AIR TANAH, DI ASRAMA RINDAM - SENTANI, KABUPATEN 7AYAPURA, PROPINSI PAPUA

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR ZONA RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE DI PAYUNG KOTA BATU

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

Unnes Physics Journal

ANALISIS DATA GEOLISTRIK UNTUK IDENTIFIKASI PENYEBARAN AKUIFER DAERAH ABEPURA, JAYAPURA

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

BAB IV PENGOLAHAN DAN INTERPRETASI DATA GEOFISIKA

APLIKASI METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER- SCHLUMBERGER UNTUK SURVEY PIPA BAWAH PERMUKAAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan beberapa langkah untuk mencapai tujuan penelitian. Langkah-langkah tersebut dapat ditampilkan seperti pada bagan 3.1 di bawah ini: 24

25 3.1 Diagram Alir Pegolahan Data, Interpretasi dan Analisis Data Pengukuran Geolistrik dan GPS Data GPS (koordinat LS, BT dan ketinggian) Peta lintasan Geolistrik (Surfer) Input data ke Surfer (koordinat LS,BT, GL dan ketinggian) Peta Topografi 3D Data Geolistrik (I, V, AB/2 dan MN/2) Diolah dengan Excel (R, K dan ρ) Input data ke IPI2Win (ρ, AB/2 dan MN/2) Kurva Matching / smoothing Output (ρ, h, d dan eror) Diolah di Excel (Klasifikasikan berdasarkan data tiap lintasan) Input data ke Surfer (ρ, h dan GL tiap lintasan) Diolah di Excel (masukkan data ketinggian ke kedalaman) Penampang Lintasan 2D (Kedalaman, jarak dan ρ secara sounding) Penampang Lintasan 3D dengan atap berupa Topografi (Surfer, Photoshop dan corel DRAW) Interpretasi (Kedalaman, ketebalan, ρ dan jenis batuan tiap lapisan ANALISIS Bagan 3.1. Diagram alir pengolahan data

26 3.2 Peralatan Alat yang digunakan adalah buatan OYO JEPANG merk Mc OHM Mark-2 model 2115A, dengan spesifikasi alat sebagai berikut: Transmiter Input voltage Output current Operating votage.. 400 Vpp max 1, 2, 5, 10, 100, 200 ma 12V DC. Receiver Input inpedance.. Measurement potensial.. Resolution 10 OM-ohm. 25 mv, 250 mv, 3500 mv 1 uv S/N ratio 90 db ( 50/60 Hz ) Stack count. 1, 4, 16, 64. Time of one measurement cycle. 3.7 sec. Elektroda C 1, C 2 ; P 1, P 2 menggunakan stanless steel dengan panjang 100 cm. 3.3 Pengambilan Data Data diperoleh dari Pusat Penelitian Geoteknologi Laboratorium Komputasi Geofisika LIPI Bandung. Kemudian diolah dengan menggunakan rumus-rumus yang ada dan software komputer, sehingga diperoleh sebaran titik resistivitas sebenarnya, lalu sebaran titik tersebut dibuat profil lapisan-lapisan bawah permukaan bumi di setiap titik. Pengukuran geolistrik ini dimulai dengan bentangan 1,5 meter (AB/2) sampai dengan 500 meter. Data resistivitas yang

27 diperoleh terdapat pada lampiran 1 dan pada lampiran 2 adalah data GPS daerah Warukin. Pada penelitian ini pengambilan data di lapangan menggunakan metode geolistrik dengan konfigurasi elektroda Schlumberger. Pada konfigurasi Schlumberger spasi antara dua elektroda potensial dibuat tetap, karena dianggap sangat kecil dan nilainya dapat disesuikan. Sedangkan dua elektroda arus jaraknya dirubah-rubah (diperbesar) berdasarkan skala logaritmik. Tahap-tahap pengambilan data di lapangan adalah sebagi berikut: 1. Tancapkan elektroda pada permukaan tanah dengan spasi yang teratur. 2. Setelah elektroda ditancap dibentangkan kabel yang digunakan sebagai penghantar arus dan potensial yang menghubungkan antar elektroda dengan alat resistivitymeter. 3. Pasang kabel ke elektroda untuk menghubungkan kabel dengan elektroda agar arus atau potensial dapat terhubung pada elektroda. 4. Setelah semua elektroda terhubung dengan terminal kabel, dan kabel sudah terhubung dengan resistivitymeter, maka pengukuran telah siap dilakukan seperti gambar 3.2 di bawah ini: Gambar 3.1 Konfigurasi Schlumberger

28 3.4 Pengolahan Data Berikut ini akan diuraikan langkah-langkah dalam mengolah data Menggunakan software Microsoft Excel 2007, IP2Win, Surfer8, Adobe Photoshop 7.0 dan Corel DRAW 12. 3.4.1 Cara Membuat Peta Lintasan Berupa Titik-titik dari Data GPS dengan Menggunakan Software Surfer8 1. Buka sofware Surfer8. 2. Pilih menu Map + Post Map + New Post Map. 3. Buka data GPS (lampiran 2) hasil pengukuran di lapangan. 4. Setelah dibuka, kemudian akan muncul berupa titik yang tersebar seperti pada lampiran 4a. 5. Setelah terlihat titik tersebut, lalu buat lintasan yang sesuai dengan petunjuk dari peneliti dilapangan dengan cara menghubung-hubungkannya dengan garis. Buat sehingga bisa seperti pada lampiran 4b. 3.4.2 Cara Membuat Kurva Matching dengan Software IP2Win Kurva matching ini di buat untuk mendapatkan nilai resistivitas sebenarnya, kedalaman dan ketebalan, selain itu untuk mengetahui trend kurva pada masing-masing data pengukuran. 1. Buka sofware IP2Win. 2. Buka file lalu pilih menu New Ves Point. 3. Masukkan data lapangan (lampiran 1) untuk nilai resistivitas semu, MN dan AB/2.

29 4. Setelah dimasukkan maka akan muncul kurva hasil masukkan data tersebut dan tabel keluaran berupa nilai ressistivitas sebenarnya, kedalaman, ketebalan dan error. 5. Lalukan smoothing pada kurva sebaik mungkin seperti pada lampiran 3 secara manual. 6. Jika sudah dilakukan, copy kurva tersebut dengan cara klik pada bagian kurva lalu pilih menu file + Eksport + BMP. Simpan di tempat lain seperti di Microsoft Word. 7. Lakukan seperti langkah 6 untuk menyimpan hasil tabel yang telah di smoothing. 8. Lalu klik pada tabel hasil smoothing dan pilih menu edit + copy model & curve. 9. Lalu buka software Microsoft Excel, dan klik kanan pilih paste. 10. Setelah di paste, maka akan muncul nilai-nilai dari hasil tabel kurva matching. Lakukan pemilihan nilai dengan cara menghapus nilai-nilai pada urutan genap, lalu simpan data. 11. Lakukan tahap-tahap 1-10 diatas untuk masing masing data pengukuran di lapangan. Setelah membuat kurva matching, maka masukkan data hasil kurva matching yang tadi telah disimpan ke dalam software Surfer8. Hal ini dilakukan untuk membuat penampang dari masing-masing lintasan. Adapun langkahlangkah dalam membuat penampang lintasan akan dijelaskan selanjutnya.

30 3.4.3 Langkah-langkah Membuat Penampang Lintasan dengan Software Surfer8 1. Buka software surfer8. 2. Pilih menu Map + Post Map + New Post Map. 3. Buka data yang telah disimpan pada saat membuat kurva matching berupa data nilai resistivitas sebenarnya, ketebalan, dan kedalaman. 4. Setelah itu maka akan muncul kotak, klik kanan dua kali pada kotak tersebut maka akan muncul menu-menu untuk mengatur kotak tersebut. 5. Atur sedemikian rupa sehingga bisa memunculkan nilai resistivitas dari masing-masing titik GL. 6. Hal terpenting pada bagian ini adalah menentukan korelasi nilai resistivitas sesuai dengan jenis batuan yang telah dicocokkan dengan tabel acuan, untuk selanjutnya di buat penampang lintasan untuk masing-masing lapisan. 7. Lakukan langkah-langkah 1-5 untuk setiap data yang telah dibuat tiap lintasan. Setelah itu untuk lebih mempermudah dalam membaca keadaan yang sebenarnya maka buat penampang lapisan dengan bentuk 3D. Adapun langkahlangkah dalam membuat penampang lintasan 3D adalah sebagi berikut. 3.4.4 Langkah-langkah Membuat Penampang Lintasan 3D dengan Software Surfer8, Adobe Photoshop 7.0 dan Corel DRAW 12 1. Buka program Surfer8, kemudian klik menu File Import Input peta geologi Open.

31 2. Klik menu Map Post Map New Post Map Input data pada lampiran 1 berupa koordinat dan label titik. 3. Lakukan penggabungan layer sehingga dapat terlihat sebaran titik GL dalam peta geologi. 4. Plot garis dari beberapa titik GL sehingga membentuk lintasan lurus atau mendekati lurus, kemudian berikan label. 5. Lakukan langkah (1) sampai (3) tetapi dengan input berupa peta geologi. 6. Buka program IP2Win, kemudian klik New Ves Point Input data pada lampiran 1 berupa AB/2, MN dan resistivitas semu Ok. 7. Lakukan tahap interpretasi manual dengan cara mengkorelasikannya niali resistivitas, sehingga setiap titik GL mempunyai korelasi yang akurat dengan titik lain dalam satu lintasan (lihat lampiran 9). 8. Buka program Surfer8, kemudian klik menu Map Post Map New Post Map Input data pada lampiran 9 berupa nilai resistivitas sebenarnya dan kedalaman (langkah ini hanya titik GL yang ada dalam lintasan saja), kemudian export file sebagai format *.Jpg. 9. Buka program Photoshop7, kemudian input file *.Jpg tadi. 10. Lakukan pemodelan manual masing-masing lintasan sampai antara titik GL terdapat korelasi dengan titik lainnya dan setiap lapisan dapat terbedakan, kemudian save file sebagai format *.Jpg. 11. Sementara buat pemodelan kontur topografi dengan menggunakan Surfer8, kemudian export file sebagai format *.Jpg (lampiran 6).

32 12. Buka program Corel draw12, kemudian input file penampang dan kontur topografi tadi. 13. Lakukan pemodelan manual hingga membentuk model 3D seperti hasil pada lampiran 5, kemudian berikan label. 3.5 Interpretasi Interpretasi ini dilakukan dengan melihat hasil penampang lintasan yang telah dibuat pada tahap pengolahan data. Pada tahap interpretasi ini nilai resistivitas sebenarnya di cocokkan dengan nilai resistivitas batuan yang terdapat pada tabel acuan. Pencocockan tersebut dilakukan untuk menentukan jenis batuan dari masing-masing lapisan pada penampang lintasan. Selanjutnya dari penampang lintasan yang telah dibuat, dapat ditentukan nilai kedalaman dan ketebalan untuk tiap lapisan. Pada tahap interpretasi ini akan di jelaskan mengenai informasi dari masing-masing penampang lintasan yang telah dibuat. 3.6 Analisis Pada bagian ini akan dianalisis hasil pengolahan data seperti yang telah dilakukan diatas. Dalam menganalisis penampang masing-masing lintasan maka harus dibuat suatu acuan sebagai standar. Standar tersebut fungsinya adalah sebagai referensi dalam mengklasifikasikan nilai resistivitas yang telah diolah sehingga dapat ditentukan jenis batuan untuk masing-masing lapisan dalam setiap penampang lintasan. Adapun pada bagian ini, variabel-variabel fisika seperti resistivitas, kedalaman, ketebalan dan ketinggian serta hubungannya terhadap

33 porositas dan permeabilitas akan dianalisis secara terperinci, untuk selanjutnya dari variabel-variabel fisika seperti diatas diharapkan dapat tercapai tujuan dari penelitian ini. Adapun acuan yang dibuat untuk menjadi stadar dalam menganalisis adalah seperti yang ditunjukan dalam tabel 3.1 dibawah ini: Tabel 3.1. Besar tahanan jenis dari berbagai macam air dan batuan secara umum sebagai patokan kualitatif Air atau Batuan Resistivitas (Ωm) Air laut (Eau de mer ) 0,2 Air dalam akuifer aluvial (Eau de nappes alluviales) 10 30 Air sumber ( Eau de sources) 50 100 Pasir dan kerikil kering (Sables et graviers secs) 1000 10000 Pasir dan kerikil terendam air tawar (Sables et graviers imbibes d'eau douce) 50 500 Pasir dan kerikil terendam air laut (Sables et graviers imbibes d'eau salee) 0,5 5 Lempung (Argiles) 2 20 Marl (Marnes) 20 100 Batugamping (Calcaires) 300 10000 Batupasir berlempung (Gres argileux) 50 300 Batupasir berkwarsa (Gres quartzites ) 300 10000 Tuf volkanik (Cinerites, tufs volcaniques) 20 100 Lava (Laves) 300 10000 Skis grafit (Schistes graphiteux) 0,5 5 Skis berlempung atau lapuk (Schistes argileux ou alteres) 100 300 Skis tak lapuk (Schistes sains) 300 3000 Gneis, granit lapuk (Gneiss, granite alteres) 100 1000 Gneis, granit tak lapuk (Gneiss, granite sains) 1000 10000 Lempung lunak 4-12 Tufa lempung 12-20 Tufa pasiran 20-50 Pasir tufa 50-100 (Astier, 1997)