TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

dokumen-dokumen yang mirip
Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017

MATERIAL SAFETY DATA SHEET (MSDS) atau LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB)

Pedoman Penyusunan Program Kedaruratan PLB3

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PENCEMARAN LINGKUNGAN OLEH LIMBAH B3

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

Kata Pengantar. Daftar Isi

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G

Organisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DALAM PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

2012, No Instalasi Nuklir, Reaktor Nuklir, dan Bahan Nuklir adalah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang Keten

2014, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disin

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

KERENTANAN (VULNERABILITY)

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

O L E H : A B I S A R W A N S A T Y A W E N D A ( )

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

(SMKP) ELEMEN 6 DOKUMENTASI SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN PERTAMBANGAN (SMKP) MINERAL DAN BATUBARA

BAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

PT. SUCOFINDO CABANG MAKASSAR JLN. URIP SUMOHARJO NO 90A MAKASSAR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG KESELAMATAN DAN KEAMANAN INSTALASI NUKLIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

LEMBAR DATA KESELAMATAN

MANAJEMEN BENCANA PENGERTIAN - PENGERTIAN. Definisi Bencana (disaster) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

DAFTAR LAMPIRAN SISTEM HARMONISASI GLOBAL KLASIFIKASI DAN LABEL PADA BAHAN KIMIA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN

SEKOLAH TINGGI ENERGI DAN MINERAL

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN (Berdasarkan PP 50 Tahun 2012) Nama : Alamat : Jabatan : Lama Bekerja : NO Isi pertanyaan Kel.

PT. BINA KARYA KUSUMA

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBAR DATA KESELAMATAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN

FORMULIR PERMOHONAN REKOMENDASI PENGANGKUTAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAHAN LEMBARAN DATA KESELAMATA

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

LEMBAR OBSERVASI PERSYARATAN PERILAKU SELAMAT PADA PENGEMUDI KENDARAAN PENGANGKUT BAHAN KIMIA BERBAHAYA

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2002 TENTANG KESELAMATAN PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

BAB 1 PENDAHULUAN. dihasilkan dari proses produksi terkadang mengandung potensi bahaya yang

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

KUISIONER PENELITIAN

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan usaha pertambangan mempunyai risiko yang tinggi terhadap

Lembar Data Keamanan Bahan Butyl Diglycol Ether

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

2015, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Aspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:

Lembar Data Keamanan Bahan Butyl glycol ether

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN

VII. TATA LETAK PABRIK

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN

IDENTIFIKASI & TEKNIK PENYIMPANAN LIMBAH B3

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN Menurut peraturan ( UE ) no.1907/2006

BAB III METODOLOGI. 3.1 Pendahuluan Penelitian Tugas Akhir ini dilakukan dengan alur metodologi sebagai berikut pada Gambar 3.1: Identifikasi Bahaya

Transkripsi:

TANGGAP DARURAT BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3) Direktorat Pengelolaan B3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2017 1

Lepasnya 40 metrik ton methyl isocyanate ke udara dari pabrik Union Carbide Pesticides India. Menewaskan ± 3000 jiwa. 2

BAHAN KIMIA...B3 Bahan kimia secara natural ada di alam dan menjadi bagian penting di alam. Tanpa kita sadari, kita menggunakan bahan kimia dalam keperluan seharihari. Namun, pada jumlah dan kondisi tertentu bahan kimia yang bermanfaat tersebut dapat berubah menjadi beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Chemical accidents do happen, at home and in the community www.redcross.org 3

FAKTA & DATA 1. Saat ini ada ratusan ribu jenis bahan kimia di pasar. Estimasi yang beredar di pasar Uni Eropa sebanyak 140.000 jenis bahan kimia (GCO, 2013) 2. Setiap tahun volume produksi meningkat dan bertambah sekitar 700 jenis/tahun. Di Asia Pacific produksi bahan kimia diperkirakan bertumbuh sebanyak 46% dari tahun 2012-2020 (GCO, 2013) 4

Bagaimana Manusia Terpapar Bahan Kimia?? Lingkungan Udara air tanah 5

Keselamatan & Keamanan Bahan Kimia/B3 Chemical/Hazardous Substances Safety & Security Keselamatan bahan kimia/b3 merupakan upaya melindungi manusia & lingkungan dari kecelakaan yang disebabkan oleh paparan bahaya bahan kimia. Keamanan bahan kimia/b3 merupakan upaya melindungi bahan kimia/b3 dari ancaman bahaya yang disebabkan oleh manusia dengan sengaja (penyalahgunaan, pencurian, sabotase) Dapat diterapkan dengan cara: 1. Meminimalkan penggunaan B3. 2. Meminimalkan pasokan B3. 3. Membatasi akses ke B3. Tahu B3 apa yang dimiliki. Tahu bagaimana menyimpan, menangani dan membuang B3 yang Anda miliki. Tahu siapa yang dapat memiliki akses ke B3 (pengetahuan dan keahlian) 4. Merencanakan apa yang harus dilakukan dalam keadaan darurat Terciptanya budaya Keselamatan & Keamanan B3 adalah jaminan terlaksananya pencegahan terjadinya kecelakaan dan penyalahgunaan B3 oleh pihak yang berniat buruk 6

Konsep Keselamatan dan Keamanan B3 Hazard Exposure RISK Hazard : sifat B3 yang dapat menyebabkan bahaya (harm) Exposure : konsentrasi atau jumlah B3 yang terpapar ke organisme, sistem, atau (sub)populasi pada durasi tertentu Risk : peluang/kemungkinan munculnya bahaya, kerugian Risiko B3 dapat dikendalikan (dihilangkan / dikurangi) dengan mengelola Hazard suatu B3 dan mengendalikan exposure B3 ke lingkungan dan manusia. Pengendalian B3 berkaitan erat dengan manajemen risiko dan prosedur tanggap darurat. Kegiatan manajemen risiko memainkan peran penting dalam pencegahan keadaan darurat akibat B3. 7

Definisi Keadaan Darurat Keadaan Darurat akibat B3 adalah suatu kejadian yang tidak diinginkan di dalam pabrik, kantor, bengkel, fasilitas pendukung sekitarnya atau di jalan, dari suatu kondisi yang tidak normal berdasarkan ketentuan yang ada, seperti kebocoran, tumpahan, kebakaran dan peledakan dari B3. 4 Goals of emergency management: 1. Save Lives 2. Prevent Injuries 3. Protect Property 4. Protect Environment 8

EMERGENCY MANAGEMENT CYCLE 9

Tahapan Utama Emergency Management Prevention Pencegahan Pencegahan/Mitigasi, meliputi upaya untuk mencegah dan meminimalkan kemungkinan terjadinya keadaan darurat. Preparedness Kesiapsiagaan Kesiapsiagaan, adalah proses pengembangan rencana untuk mengelola keadaan darurat dan mempersiapkan sumber daya yang diperlukan saat keadaan darurat. Emergency Response Tanggap Darurat Tanggap Darurat, merupakan tindakan yang harus dilakukan segera setelah atau saat terjadi keadaan darurat sehingga dampak yang timbul dapat ditekan seminimal mungkin. Recovery Pemulihan Pemulihan, merupakan upaya untuk memulihkan kembali kondisi dan fungsi tenaga kerja, masyarakat, lingkungan serta tempat kerja. 10

1. Pencegahan (Prevention) Tujuan utamanya adalah mencegah kecelakaan yang membahayakan kesehatan, lingkungan atau properti dan (memastikan bahwa kecelakaan yang melibatkan B3 seminimal mungkin atau bahkan tidak terjadi) Dilakukan dengan cara melakukan/menerapkan: Hazard Identification and Risk Management Safety Culture Design and Contruction, Operation Maintanance, Modification 11

Identifikasi Bahaya dan Pengelolaan Risiko B3 Safe Use of Chemicals Risk Assessment Simbol, Label & LDK Identifikasi kelas bahaya 12

Identifikasi Bahaya dan Pengelolaan Risiko Untuk mengidentifikasi B3, secara umum diperlukan data-data berikut: Nama B3 Sifat fisik & kimia (fasa, densitas, tekanan uap, titik beku, titik nyala, kelarutan, dll) Identifikasi hazard dan toksisitas (mudah meledak, menyebabkan iritasi, karsinogenik, LD50, LC50, Nilai Ambang Batas, dll) Inkompatibilitas; ketidakcocokan atau ketidaksesuaian antara dua B3 atau lebih 13

Identifikasi Bahaya dan Pengelolaan Risiko Identifikasi bahaya (hazard) dilakukan dengan memperhatikan simbol, label dan LDK yang tertera pada B3 14

Identifikasi Bahaya dan Pengelolaan Risiko Tabel Inkompatibilitas 15

Menerapkan Safety Culture di perusahaan Safety policy Safety management systems Safety reporting Melakukan perencanaan kedaruratan sejak tahap rancang bangun, konstruksi serta pemilihan B3 untuk proses produksi Melakukan pemeliharaan alat di pabrik secara berkala Senantiasa melakukan optimasi dan rekayasa untuk meminimalkan potensi kedaruratan 16

2. Kesiapsiagaan (Preparedness) Menyusun infrastruktur organisasi kedaruratan Menyusun sistem komunikasi organisasi saat keadaan darurat Membuat dokumen perencanaan pengendalian potensi bahaya Membuat pemetaan potensi bahaya dan prosedur evakuasi Penyediaan lembar data keselamatan bahan (LDK/SDS). Mempekerjakan petugas K3 Kimia dan Ahli K3 Kimia. Membangun fasilitas peringatan dini keadaan darurat Melaporkan setiap perubahan nama B3 dan kuantitas B3, proses dan modifikasi instalasi yang digunakan. melakukan pemeriksaan dan pengujian faktor kimia yang ada di tempat kerja. melakukan pemeriksaan dan pengujian instalasi yang ada di tempat kerja. melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja secara berkala. 17

Contoh Struktur Organisasi Unit Tim Tanggap Darurat Sumber: Google, https://sistemmanajemenkesela matankerja.blogspot.co.id/2013/ 09/struktur-susunan-unit-timtanggap.html 18

Pelatihan dan Geladi Kedaruratan Pendidikan dan latihan dalam menghadapi keadaan darurat, dimaksudkan selain untuk memastikan perlindungan yang maksimal bagi jiwa dan properti ( gedung, mesin/peralatan, kendaraan dan lain-lain), juga untuk mengurangi timbulnya situasi dengan akibat yang merugikan Melatih seluruh karyawan untuk: melaksanakan rencana tanggap darurat perusahaan waspada pada setiap lepasan B3 tahu bagaimana memilih dan menggunakan alat pelindung diri, mengontrol lepasan, memperlambat penyebaran bahan berbahaya, dan mencegah paparan. menghentikan lepasan bahan berbahaya dengan menambal, menyumbat, atau memperbaiki kemasan atau wadah yang bocor melakukan operasi pengurungan tingkat lanjut; dan mampu mengidentifikasi personil yang menunjukkan gejala paparan. 19

Beberapa hal yang harus diperhatikan Memastikan Lembar Data Keselamatan (LDK/SDS) harus mudah dijangkau oleh karyawan sebagai acuan pada saat terjadi keadaan darurat bahan kimia. Memastikan semua kemasan B3(seperti tangki, drum, botol, dus, dll.) harus diberi simbol dan label dengan benar dan mudah dilihat. Memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) 20

Contoh : Kesiapsiagaan (Perencanaan) untuk pengangkutan B3 (Kendaraan Darat) Mempertimbangan untuk rute pengiriman dengan waktu tercepat Ketersediaan fasilitas tanggap darurat di kendaraan (SOP, serbuk kayu, cone, dll) Ketersediaan APD Memastikan kendaraan yang laik jalan Memberikan pelatihan kepada sopir Dll. 21

3. Penanggulangan Kedaruratan (Emergency Response) Keefektifan dan keefisienan tanggap darurat bergantung pada pemahaman semua orang terhadap peran masing-masing dan perlengkapan yang dibutuhkan. Maka, pelatihan dan perencanaan sebelumnya sangatlah penting. Penanggulangan kedaruratan meliputi kegiatan: identifikasi keadaan darurat (berdasarkan tingkat paparan maksimum yang diizinkan) penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup 22

Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup Penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan dengan cara: pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup kepada masyarakat; pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; evakuasi sumber daya untuk menjauhi sumber pencemar dan/atau kerusakan lingkungan hidup; penggunaan alat pengendalian pencemaran; identifikasi dan penetapan daerah berbahaya; dan penyusunan dan penyampaian laporan penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup penghentian proses produksi; penghentian kegiatan pada fasilitas yang terkait dengan sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; tindakan tertentu untuk meniadakan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup pada sumbernya; dan 23 penyusunan dan penyampaian laporan

Contoh Penanggulangan Tumpahan B3 Orang Pertama Yang Mengetahui Tumpahan Amankan orang yang terkena Beritahu yang lain agar hatihati Hubungi Supervisor Jelaskan lokasi tumpahan Sebutkan nama anda bekerja Ulangi keterangan di atas Shift Supervisor Menuju lokasi tumpahan Tentukan status tumpahan Hubungi Security untuk memanggil team pengendali darurat Lakukan tugas sesuai fungsi regu Security Yang Mendapatkan Informasi Hubungi team pengendali kondisi darurat sesuai instruksi atasan Hubungi Bagian K3LH Mengaktifkan alarm sesuai kondisi darurat yang terjadi Melakukan tugas sesuai fungsi regu Shift Operator Hentikan seluruh pekerjaan Tunggu instruksi selanjutnya 24 Pihak Lain Area Yang Tidak terkena Teruskan aktivitas Waspada terhadap perubahan Jangan pergi ke area kejadian

Mewujudkan pengelolaan B3 yang berwawasan lingkungan (Environmental Sound Management) merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan TERIMA KASIH 25