KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia dewasa ini mengalami perkembangan dan

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu bank adalah untuk pencapaian profitabilitas yang maksimal, maka perlu

SURVEI PERBANKAN PERBANKAN SEMAKIN OPTIMIS KREDIT 2015 TUMBUH SEBESAR 17,1%

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. Perlambatan ekonomi dunia, saat ini telah dirasakan di beberapa negara

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Kebijakan moneter Bank Indonesia dilaksanakan dalam rangka mencapai

KREDIT/PEMBIAYAAN PERBANKAN BABEL TRIWULAN II 2008 MAKIN EKSPANSIF

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Perkembangan Uang Beredar (M2)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi. Nov. Okt. Grafik 1. Pertumbuhan PDB, Uang Beredar, Dana dan Kredit KOMPONEN UANG BEREDAR

meningkat % (yoy) Feb'15

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Dr. Harry Azhar Azis, MA. WAKIL KETUA KOMISI XI DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia banca berarti tempat

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar. aruhi

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

DAFTAR ISI. I. DAFTAR ISI i. II. PENJELASAN ii. III. DAFTAR SINGKATAN iv. IV. DAFTAR ISTILAH v. V. DAFTAR RASIO vi. VI.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

Kinerja BNI Semester I Kredit Tumbuh Double Digit & Laba Bersih Meningkat 46,7%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar Mar Apr'15 % (yoy)

% yoy. Jan*

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio keuangan Capital

Banking Sector. Kinerja Perbankan Grafik Pertumbuhan DPK Bank Umum (miliar Rupiah)

I. PENDAHULUAN. Sistem keuangan terdiri dari lembaga keuangan, pasar keuangan, serta

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

abungan, baik dalam rupiah giro valuta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia perbankan merupakan salah satu institusi yang sangat berperan

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbankan berperan dalam mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi dan

Boks 2 SURVEI INDIKATOR PERBANKAN RIAU TAHUN I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

SURVEI PERBANKAN * perkiraan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengar

I. PENDAHULUAN. Sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang memegang. peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan terutama dalam

Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Mempengaruhi

BAB V PENUTUP. terhadap profitabilitas perbankan yang listed di Bursa Efek Indonesia pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

RINGKASAN EKSEKUTIF : : :

P u s d a l i s b a n g B a p p e d a J a w a B a r a t

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. global tahun 2012 menunjukan pertumbuhan yang negatif. Dana Moneter

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

BAB II URAIAN TEORITIS

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

aruhi Uang Beredar (M2) dan Faktor yang Memen

BAB I PENDAHULUAN. hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana dan atau kedua-duanya

1.1. Latar Belakang Industri perbankan Indonesia pada masa pra-krisis merupakan salah satu sektor yang mengalami pertumbuhan yang pesat antara tahun

KATA PENGANTAR. Jakarta, April 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

Teman Anda Dalam Usaha. P.T. BANK BUMI ARTA Tbk. PUBLIC EXPOSE. Jakarta, 11 Juni 2014 BANK BUMI ARTA

KATA PENGANTAR. Jakarta, Agustus 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan Global Financial

BAB I PENDAHULUAN. nilai rupiah terhadap dolar Amerika serikat telah menghancurkan sendi-sendi ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN DI ACEH

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

I -1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KATA PENGANTAR. Jakarta, Oktober 2005 BANK INDONESIA Direktorat Perizinan dan Informasi Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit)

Transkripsi:

KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan posisi yang sama tahun sebelumnya. Adapun komposisi sumber dana bank umum adalah sebagai berikut : Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Dana Pihak Ketiga Kewajiban Kepada BI Antarbank Surat Berharga Pinjaman yang Diterima Kewajiban lainnya Setoran Jaminan Total Keterangan : P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date A.2. 1.392,67 9,57 121,03 16,82 14,27 17,39 3,50 1.575,24 1.510,83 9,11 137,79 17,33 14,32 24,89 4,69 1.718,97 1.526,03 8,22 157,10 14,44 14,13 22,15 4,73 1.746,80 P yoy 9,58-14,04 29,80-14,12-0,95 27,36 35,21 10,89 P ytd 1,01-9,70 14,01-16,68-1,31-11,02 0,85 1,62 Pada, DPK tumbuh sebesar 1,01%, padahal pada periode yang sama tahun lalu DPK mampu tumbuh 8,19%. Rendahnya pertumbuhan dana antara lain disebabkan oleh tren suku bunga perbankan yang selama lima bulan pertama cenderung stagnan atau bahkan turun. Kondisi ini membuat investasi di bank menjadi kurang menarik bagi masyarakat. Selain itu, faktor krisis finansial global juga turut menjadi pertimbangan masyarakat dalam menyimpan dana di bank karena pada saat tersebut besarnya simpanan di bank yang dijamin pemerintah hanya hingga seratus juta rupiah. Berkurangnya proporsi dana pihak ketiga juga dimungkinkan karena masyarakat mengalihkan investasinya ke reksa dana maupun surat berharga lainnya. Tentunya hal ini harus dikaji lebih lanjut dengan melihat pertumbuhan investasi pada reksa dana maupun surat berharga. 1

A.3. Giro Tabungan Deposito Total DPK Komposisi Dana Pihak Ketiga Komposisi DPK per terdiri atas giro Rp384,16 Triliun (25,170, tabungan Rp449,94 Triliun (29,84%) dan deposito Rp691,93 Triliun (45,34%).Adanya krisis keuangan global akan membuat pemilik dana lebih hati-hati dalam menempatkan dananya. Selama ini deposito dianggap sebagai instrument investasi yang relative aman daripada instrumen lain. Tabel 2 Komposisi Dana Pihak Ketiga (Rp Triliun) Jenis Simpanan P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date A.4. 381,419 371,04 640,23 1392,68 405,55 438,57 666,71 1.510,83 384,16 449,94 691,93 1.526,03 P yoy 0,72 21,26 8,08 9,58 P ytd -5,28 2,59 3,78 1,01 Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Kelompok Bank Berdasarkan kelompok bank, DPK perbankan masih dikuasai kelompok Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) devisa dengan pangsa 41,73%. Berikutnya secara berturut-turut dipegang bank persero dengan pangsa 35,07%, Bank pembangunan daerah (BPD) 9,59%, bank asing 7,47%, bank campuran 4,03% dan BUSN non devisa 2,11%. Besarnya proporsi BUSN dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga salah satu faktornya adalah jumlah BUSN devisa yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan bank umum lainnya yaitu 33 dari 127 atau 26,89 % total jumlah bank umum. Sementara itu BUSN non devisa berjumlah 35 bank atau 27,5% dari total jumlah bank umum namun proporsi dana pihak ketiga nya paling kecil dibandingkan dengan bank-bank lain. Jadi, selain karena faktor jumlah bank, penghimpunan dana pihak ketiga oleh bank juga dipengaruhi oleh lingkup kegiatan perbankan, jangkauan perbankan kepada nasabah, kebijakan bunga perbankan serta layanan dan fasilitas yang ditawarkan perbankan. 2

Tabel 3 Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp Triliun) Kelompok Bank P yoy P ytd Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total DPK P yoy : Pertumbuhan year on year P ytd : Pertumbuhan year to date 495,955 559,781 27,214 152,525 50,596 106,596 1.392,68 571,008 606,932 30,491 134,287 54,934 113,182 1.510,83 535,128 636,820 32,208 146,383 61,504 113,981 1.526,03 7,90 13,76 18,35-4,03 21,56 6,93 9,58-6,28 4,92 5,63 9,01 11,96 0,71 1,01 B. Kredit Perbankan B.1. Selama delapan bulan pertama, kredit perbankan tumbuh sebesar 34,96% sedangkan DPK tumbuh sebesar 9,58%. Kelompok Bank Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total : Pertumbuhan B.2. Tabel 4 Posisi Kredit Berdasarkan Kelompok Bank (Rp Triliun) 2006 287,91 315,26 19,11 55,96 40,83 73,23 792,30 356,15 407,74 23,86 71,88 58,52 83,86 1.002,01 23,70 29,34 24,85 28,46 43,32 14,51 26,47 Kredit Menurut Jenis Penggunaannya 35,54 40,69 2,38 7,17 5,84 8,37 315,35 359,10 22,68 68,98 49,71 77,67 893,50 422,63 493,86 26,15 91,48 72,99 98,73 1.205,85 34,02 37,53 15,31 32,61 46,83 27,11 34,96 Dari sisi penggunaan,pangsa dan pertumbuhan kredit modal kerja adalah yang paling besar masing-masing yakni 52,61% dan 37,42%. Sementara, pangsa kredit investasi dan konsumsi masing-masing sebesar 18,69% dan 28,70%. 35,05 40,96 2,17 7,59 6,05 8,19 Bank-bank swasta menjadi penggerak utama pertumbuhan kredit konsumsi. Per, bank swata devisa mencatat pertumbuhan kredit konsumsi sebesar 39,82%. Sementara, bank swasta non devisa mencatat pertumbuhan 19,86%. Pertumbuhan kredit konsumsi bank campuran adalah yang paling tinggi yaitu 52,97%. Investor asing melalui bank-banknya yang beroperasi di Indonesia memang sudah lama ingin menjadikan Indonesia sebagai pasar kredit konsumsi dengan tingkat margin yang tinggi. 3

Kelompok Bank A. Bank Persero B. BUSN Devisa C. BUSN Non Devisa D. BPD E. Bank campuran F. Bank Asing G. Total : Pertumbuhan 2006 287,91 148,68 62,93 76,31 315,26 166,00 67,70 81,56 19,11 7,86 1,84 9,42 55,96 13,12 4,57 38,26 40,83 29,88 7,64 3,32 73,23 49,21 6,54 17,48 792,30 414,75 151,21 226,34 Tabel 5 Kredit Menurut Jenis Penggunaannya Berdasarkan Kelompok Bank (Rp Triliun) 356,15 188,05 73,73 94,37 407,74 218,72 88,03 101,00 23,86 8,95 2,21 12,70 71,88 15,71 5,69 50,48 58,52 44,48 10,13 3,92 83,86 57,34 6,43 20,09 1.002,01 533,24 186,22 282,55 B.3. 23,70 26,49 17,17 23,67 29,34 31,76 30,03 23,83 24,85 13,88 20,26 34,90 28,46 19,73 24,40 31,94 43,32 48,84 32,61 18,16 14,51 16,50-1,56 14,92 26,47 28,57 23,15 24,84 35,54 52,80 20,70 26,50 40,69 53,64 21,59 24,77 2,38 37,51 9,25 53,24 7,17 2185 7,92 70,23 5,84 76,00 17,30 6,69 8,37 68,37 7,67 23,95 100 53,22 18,58 28,20 315,35 161,87 69,10 84,39 359,10 187,56 81,01 90,52 22,68 8,47 2,13 12,08 68,98 15,84 5,07 48,07 49,71 34,97 11,35 3,40 77,67 53,00 5,78 18,91 893,50 461,68 174,44 257,37 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi 422,63 224,67 82,83 115,14 493,86 261,27 106,02 126,57 26,15 9,11 2,56 14,48 91,48 20,69 7,96 62,83 72,99 51,64 16,16 5,20 98,73 67,07 9,80 21,86 1.205,85 634,45 225,32 346,07 34,02 38,80 19,87 36,44 37,53 39,30 30,86 39,82 15,31 7,57 20,21 19,86 32,61 30,61 56,93 30,71 46,83 47,68 42,38 52,97 27,11 26,56 69,50 15,56 34,96 37,42 29,17 34,46 35,05 53,16 19,60 27,24 40,96 52,90 21,47 25,63 2,17 34,84 9,80 55,36 7,59 22,61 8,70 68,69 6,05 70,75 22,13 7,12 8,19 67,93 9,93 22,14 100 52,61 18,69 28,70 Sektor perdagangan, restoran dan hotel merupakan sector bisnis yang paling banyak menyerap kredit perbankan yaitu sebesar Rp249,04 Triliun. Namun ada sejumlah sektor lain yang pada sangat diminati perbankan seperti sektor komunikasi, transportasi dan pergudangan yang menerima kucuran kredit sebesar Rp53,83 Triliun. Kendati porsinya relatif kecil, pertumbuhan kredit ke sektor ini meningkat menjadi 83,03%. 4

Bisnis telekomunikasi yang pasarnya terus tumbuh sejak memasuki abad ke -21 menjadi sektor yang terus diminati perbankan kendati krisis keuangan global terjadi. Sektor Ekonomi 1. Pertanian, Perburuan dan Sarana Pertanian 2. Pertambangan 3. Perindustrian 4. Listrik, Gas dan Air 5. Konstruksi 6. Perdagangan, restoran dan Hotel 7. Pengangkutan, Pergudangan dan Komunikasi 8. Jasa Dunia Usaha 9. Jasa Sosial/Masyarakat 10. Lain-lain Total : Pertumbuhan Perindustrian masih menjadi sektor andalan bagi perbankan untuk diberikan kredit. Walaupun sektor industri masih dibelit masalah daya saing dan resiko tinggi, kredit ke sektor industri tumbuh 27,33% atau menjadi Rp241,57 Triliun. Namun, daya tarik sektor industri bagi perbankan diperkirakan akan menurun seiring meningkatnya suku bunga dan resiko akibat krisi keuangan global. Sektor industri termasuk sektor yang turut menyebabkan tingginya kredit yang sudah disetujui namun tidak dicairkan (undisbursed loan). Beberapa tahun terakhir, undisbursed loan terus mengalami kenaikan dari Rp102,99 Triliun pada akhir 2003 menjadi Rp208,34 Triliun pada akhr dan naik lagi menjadi Rp232,90 Triliun pada. Tabel 6 Perkembangan Kredit Bank Umum Berdasarkan Sektor Ekonomi (Rp Triliun) 2006 45,18 14,09 184,02 7,22 33,09 163,44 27,07 78,46 12,04 227,69 792,30 56,90 26,21 205,61 7,92 44,09 216,87 36,81 109,75 13,88 283,97 1.002,01 25,94 86,09 11,73 9,63 33,24 32,69 35,98 39,89 15,30 24,72 26,47 5,68 2,62 20,52 0,79 4,40 21,64 49,09 61,99 26,27 3,67 10,95 1,39 28,34 18,96 189,72 7,64 40,94 191,75 29,41 95,68 12,31 258,00 893,50 30,89 241,57 10,69 57,32 249,04 53,83 137,33 14,65 348,54 1.205,85 62,95 27,33 39,85 40,02 29,88 83,02 43,53 19,07 35,09 34,96 5,14 2,56 20,03 0,89 4,75 20,65 4,46 11,39 1,22 28,90 5

C. Non Performing Loan (NPL) Pada, tingkat kredit macet menurun menjadi 3,42% dibandingkan dengan setahun sebelumnya yang mencapai 5,74%. Pada kurun waktu tersebut, NPL nominal perbankan turun dari Rp51,29 Triliun menjadi Rp41,20 Triliun. Pada saat yang sama, kredit total perbankan meningkat dari Rp893,50 Triliun menjadi Rp1.205,85 Triliun. Resiko kredit macet merupakan resiko yang selalu ada. Karena itu setiap bank sebaiknya mencadangkan resiko kredit dalam bentuk PPAP (Perhitungan Pencadangan Aktiva Produktif) yang besarannnya tergantung pada klasifikasi kredit bank tersebut. Selain itu, kredit lancar pun sejak direalisasikan sebaiknya dicadangkan resiko kredit macet yang besarannya misalkan 1% dari total nilai kreditnya. Untuk mencegah kinerjanya memburuk, saat ini bank-bank lebih fokus menjaga likuiditasnya dan mencegah munculnya kredit macet. Kredit hanya diberikan kepada debitur-debitur yang memiliki kepastian membayar. Kelompok Bank Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total Tabel 7 Kredit Bermasalah Perbankan Kredit Total NPL Nominal Rasio NPL Rasio NPL + (Rp Triliun) (Rp Triliun) DPK 315,35 359,10 22,68 68,98 49,71 77,67 893,50 422,63 493,86 26,15 91,48 72,99 98,73 1.205,85 31,80 12,61 0,57 1,33 0,94 4,05 51,29 21,23 11,25 0,51 1,60 0,99 5,61 41,20 10,08 3,51 2,52 1,93 1,89 5,21 5,74 5,02 2,28 1,95 1,75 1,36 5,69 3,42 19,66 8,64 6,10 4,00 9,44 15,12 12,72 12,16 6,15 6,03 3,74 6,13 12,73 8,61 D. Net Interest Margin (NIM) NIM merupakan selisih beban bunga yang ditanggung perbankan dari dana pihak ketiga (DPK) dengan pendapatan bunga dari kredit. Sampai dengan akhir, NIM perbankan sebesar 5,73%, sedangkan pada akhir NIM perbankan sebesar 5,78% atau sedikit mengalami penurunan. Penurunan NIM tersebut dipicu kenaikan bunga DPK karena naiknya BI rate secara berkala hingga menembus 9,50%. Kenaikan suku bunga DPK otomatis mempengaruhi NIM perbankan. 6

Sampai dengan, kelompok bank dengan NIM terbesar adalah adalah Bank Pembangunan Daerah (8,44%) sedangkan terkecil adalah bank campuran (3,70).Bank campuran memiliki NIM paling kecil karena bank campuran hanya menghimpun dana masyarakat dari kelas menengah ke atas, sementara kredit lebih banyak diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang berasal dari negaranya. Kelompok Bank A. Bank Persero 2. NIM B. BUSN Devisa 2. NIM C. BUSN Non Devisa 2. NIM D. BPD 2. NIM E. Bank campuran 2. NIM F. Bank Asing 2. NIM G. Total 2. NIM Tabel 8 Net Interest Margin (NIM) Berdasarkan Kelompok Bank 2006 31,55 5,77 30,26 5,67 1,51 6,80 9,39 8,20 2,88 4,59 7,49 4,91 83,09 5,80 37,42 6,03 34,40 5,43 2,33 7,98 10,38 7,24 3,35 4,03 8,53 4,70 96,41 5,70 18,61 13,66 54,30 10,57 16,20 13,77 16,03 Keterangan : NII : Net Interest Income (PendapatanBunga Bersih) : Pertumbuhan 38,82 35,68 2,42 10,77 3,47 8,84 24,68 6,14 22,69 5,54 1,50 8,11 6,63 7,13 2,16 4,13 5,41 4,68 63,07 5,78 28,16 6,17 25,62 5,32 1,70 7,58 8,39 8,44 2,54 3,70 6,22 4,46 72,63 5,73 14,08 12,93 13,48 26,60 17,69 15,08 15,16 38,77 35,28 2,34 11,55 3,50 8,56 7

E. Laba Bank Umum Laba bank merupakan salah satu indikator untuk menilai suatu bank dikatakan sehat atau tidak. Secara nasional laba perbankan cenderung mengalami peningkatan. Namun ada dua kelompok bank yang mengalami penurunan laba yaitu bank campuran dan bank asing. Bank campuran mengalami penurunan laba sebesar 12,43% sedangkan bank asing mengalami penurunan laba sebesar 14,01%. Penurunan laba kedua kelompok bank tersebut disebabkan makin hatihatinya mereka dalam memberikan kredit. Tabel 9 Laba Bank Umum 1995 Tahun Posisi (Rp Triliun) 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 : Pertumbuhan 3,42 4,35 3,27-166,41-71,68 6,92 9,26 17,75 20,26 29,64 22,65 28,82 32,94 25,66 27,19-24,83-5.188,99 56,93 109,65 33,82 91,68 14,14 46,30-23,58 27,25 14,28 6,53 8

F. Fee Based Income Keuntungan bank selain dari bunga kredit adalah dari pendapatan operasional lain atau fee based income. Setelah krisis moneter 11 tahun lalu, fee based income menjadi andalan perbankan dalam mencari keuntungan. Besarnya fee based income yang didapat perbankan nasional per menandakan bahwa perbankan nasional masih memanfaatkan fee based income untuk mendapatkan laba. Bank yang ingin mendapatkan fee based income tentunyaharus menyiapkan infrastruktur, teknologi informasi dan kantor cabang yang strategis. Dengan cara tersebut nasabah akan mudah memanfaatkan jasa operasioanl perbankan. Kelompok bank yang berhasil mengumpulkan fee based income terbesar adalah Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) devisa. Perubahan orientasi penghimpunan laba dari Net Interest Income menjadi fee based income dimaksudkan agar cost of loanable fund dapat ditekan sehingga bank dapat memberikan pinjaman dengan suku buga yang lebih murah. Kelompok Bank Bank Persero BUSN Devisa BUSN Non Devisa BPD Bank Campuran Bank Asing Total Tabel 10 Fee Based Income Berdasarkan Kelompok Bank Per Aset Pendapatan Bunga Fee Based Income Rp Triliun Rp Triliun Rp Triliun 707,26 805,44 40,45 175,80 104,37 191,49 2.024,80 9,69 13,19 19,08-1,04 23,23 14,17 11,23 45,75 48,43 3,40 12,93 4,83 10,13 125,46 4,27 8,14 13,83 13,51 20,35 3,00 7,34 7,30 14,84 0,34 1,39 2,36 9,51 35,74 25,24 51,59-24,39 29,18 23,19 7,29 28,01 20,43 41,53 0,95 3,89 6,60 26,60 9

G. Prediksi 2009 1 G.1. Jika perlambatan ekonomi terus berlanjut hingga 2009, diperkirakan pertumbuhan kredit tahun 2009 akan lebih rendah. Sebab, bank-bank cenderung lebih selektif dalam memberikan kredit. G.2. G.3. G.4. G.5. Pada 2009, bank-bank akan menghadapi tantangan yang tidak mudah terutama dalam menjaga NPL sebab debitur dari sejumlah sektor bisnis saat ini sudah mulai terpukul oleh imbas krisis keuangan global. Pada paruh pertama 2009, kredit perbankan diprediksi akan rawan macet. Pada 2009, NIM perbankan diperkirakan akan mengalami penurunan karena perbankan akan lebih hati-hati dalam memberikan kredit. Ini dilakukan karena perbankan tidak ingin ada peningkatan kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) di masa depan. Laba perbankan pada 2009 diperkirakan tak berbeda dengan karena perbankan masih sulit memberikan kredit kepada masyarakat dengan alasan kesulitan likuiditas. Kalaupun memberikan kredit, perbankan akan mematok bunga besar kepada nasabahnya. Jika krisis ekonomi global masih menyelimuti perbankan nasional pada 2009 maka fee based income yang didapat perbankan pada 2009 tidak akan melebihi perolehan tahun. Sumber : 1. Infobank Outlook 2009 2. Kajian / Artikel Perbankan 1 Biro Riset Infobank 10