BAB I PENDAHULUAN. industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. paling umum. Sebagian besar cedera pada tangan merupakan cedera

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dimana terjadi kerusakan bentuk dan fungsi dari tulang tersebut yang. dapat berupa patahan atau pecah dengan serpihan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi sehat jasmani, rohani, dan sosial. Tidak hanya bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyembuhan (kuratif) dan upaya pemulihan (rehabilitatif), yang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna untuk

PENATALAKSANAAN INFRA MERAH, MASSAGE DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST ORIF CLOSED FRAKTUR ANTEBRACHII DEXTRA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASKA OPERASI FRAKTUR OLECRANON DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSAL DR. RAMELAN SURABAYA

KARYA TULIS ILMIAH Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur yang lebih dikenal dengan patah tulang.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat, berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. atau permukaan rawan sendi. Karena tulang dikelilingi oleh struktur jaringan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga, setiap individu, keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan dengan tindakan operasi pemasangan Plate and Screw, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya pembangunan di bidang industri yang sangat maju yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini Bangsa Indonesia sedang giat-giatnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. lalu lintas yang cukup tinggi. Data Kepolisian RI tahun 2009 menyebutkan

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya hubungan (diskontinuitas) tulang radius dan

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

BAB I PENDAHULUAN. bebas dari penyakit, cacat, bahkan kelemahan maka dalam sistem kesehatan. menyeluruh, dan dapat terjangkau masyarakat luas.

BAB I PENDAHULUAN. karena musibah yang diberikan oleh-nya hendaknya tidak mudah berputus asa,

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleknya masalah dibidang kesehatan yang timbul dewasa ini, disertai

Oleh: IDA WAHYU NINGSIH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat progresif, dimana keilmuan khususnya dibidang kesehatan akan

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI POST OPERASI CLOSE FRAKTUR RAMUS PUBIS DEXTRA DAN SINISTRA

BAB 1 PENDAHULUAN. Citra diri merupakan sebuah keadaan dalam pikiran tentang diri. Anda, kehilangan citra dirinya dan merasa buruk tentang diri mereka

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hidup dalam masyarakat.pembangunan kesehatan, yaitu: menggerakkan. memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar belakang. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. yang semakin meningkat seiring dengan perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang kesehatan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bersama dengan kemajuan zaman yang dirasakan dan perkembangan ilmu

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF CLOSE FRAKTUR CLAVICULA DEXTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW DI RSO PROF. DR. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penulisan, dan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTURE ANTEBRACHII 1/3 PROXIMAL NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Fraktur adalah rusaknya kontinuitas struktur tulang, tulang rawan dan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar terwujud derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sesuai dengan fitrah manusia. Maka Islam menegaskan perlunya

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS POST ORIF FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SALATIGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penyakit pada anggota gerak yang disebabkan oleh traumatik. Trauma merupakan

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. atau keadaan patologis (Dorland,1994) tungkai bawah yang terdiri dari tulang tibia dan

BAB 1 PENDAHULUAN. fisik yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur. Kebanyakan fraktur

BAB I PENDAHULUAN. trauma atau aktifitas fisik dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada. dan terjadi fraktur radius 1/3 (Thomas, 2011).

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. patah dapat berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung (Sjamsuhidajat,

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan manusia. Banyak anak-anak dibawah umur yang

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri ini lebih sering menginfeksi organ paru-paru dibandingkan bagian lain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tangan terentang. Sebagian besar fraktur tersebut ditangani dalam unit

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh: ILSA ROVIATIN AGUSTINA J Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan akibat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. proses penurunan tensil strength dan stiffnes jaringan kolagen yang menyebabkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. patah tulang adalah setiap retak atau patah pada tulang yang utuh (Reeves C.J,

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST ORIF FRAKTUR OLECRANON SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RS. PROF.DR.SOEHARSO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA PASIEN PASKA OPERASI PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTURE ANTEBRACHII 1/3 PROXIMAL

BAB I PENDAHULUAN. sering terjadi di masyarakat. Nyeri punggung bawah sering dijumpai dalam

Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat yang ditentukan oleh berat ringannya luka dan berat ringannya fraktur.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya di bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia sebagai alat pergerakan yang membantu manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang terlibat dalam. yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur dapat terjadi pada semua tingkat umur (Perry & Potter, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. sendi secara pasif maupun aktif karena keterbatasan sendi, fibrosis jaringan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRACTURE CAPUT HUMERI DISERTAI DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DENGAN MODALITAS INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan guna mencapai kesadaran, kemauan

BAB I PENDAHULUAN. langsung, kelelahan otot, atau karena kondisi-kondisi tertentu seperti

BAB I PENDAHULUAN. memajukan pembangunan dibidang kesehatan. Dalam pembukaan UUD 1945

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

Oleh : RIGI RAMDANI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. kesehatan yang optimal, maka diperlukan kemauan dan kemampuan akan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

Wan Rita Mardhiya, S. Ked

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara berkembang dan menuju industrilisasi tentunya akan mempengaruhi peningkatan mobilisasi masyarakat terutama dalam bidang penggunaan alat transportasi/kendaraan bermotor, kususnya bagi masyarakat yang tinggal diperkotaan sehingga menambah arus lalulintas.arus lalu lintas yang tidak teratur dapat meningkatkan kecendrungan terjadinya kecelakaan kendaraan bermotor.angka kejadian kecelakaan di Jawa Tengah pada tahun 2014 yang dicatat oleh Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, 603 orang pengguna jalan raya meninggal, akibat berbagai kecelakaan yang terjadi selama semester pertama 2014. Angka kejadian tersebut meningkat dua kali lipat pada saat arus mudik dan arus balik hari raya idul fitri. Tingginya angka kejadian tersebut meningkatkan resiko terjadinya kematian dan kecatatan. Salah satu penyebab dari kematian dan kecatatan tersebut adalah patah tulang atau fraktur. Di Indonesia angka kejadian patah tulang atau insiden fraktur cukup tinggi, berdasarkan data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2013 didapatkan sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur yang berbeda dan penyebab yang berbeda. Dari hasil survey tim Depkes RI didapatkan 25% penderita fraktur yang mengalami kematian, 45% mengalami catat fisik, 15% mengalami stress spikilogis seperti cemas atau bahkan 1

2 depresi, dan 10% mengalami kesembuhan dengan baik (Depkes RI 2013). Sedangkan menurut World Hearth Oraganization (WHO) tahun 2013 menyebutkan bahwa kecelakaan lalu lintasmencapai 120.2226 kali atau 72% dalam setahun. Fraktur adalah terputusnya konstinuitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya (Smeltzer & Bare, 2007). Fraktur dibagi atas fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Fraktur terbuka merupakan suatu fraktur dimana terjadi hubungan dengan lingkungan luar melalui kulit (Solomon, 2010). Secara umum fraktur terbuka bisa diketahui dengan melihat adanya tulang yang menusuk kulit dari dalam, biasanya disertai perdarahan. Fraktur terbuka resikonya meningkat terhadap kontaminasi dan infeksi. Fraktur tertutup adalah fraktur dimana kulit tidak tertembus oleh frakmen tulang, sehingga tempat fraktur tidak tercemar oleh lingkungan diluar kulit. Fraktur tertutup bisa dikatahui dengan melihat bagian yang dicurigai mengalami pembengkakan, terdapat kelainan bentuk berupa sudut yang mengarah ke samping, depan, atau belakang. Selain itu ditemukan nyeri gerak, nyeri tekan, dan pemendekan tulang (Rasjad, 2008). Dalam kenyataan sehari-hari, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur ekstemitas dan fraktur vertebra. Fraktur ektremitas mencakup fraktur pada tulang lengan atas, lengan bawah, tungkai atas, tungkai bawah, tangan dan kaki. Salah satu fraktur yang sering terjadi dianggota gerak atas yaitu fraktur antebrachii.

3 Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna. Pada anak biasanya tampak angurasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masi berhubungan satu sama lain. Pada orang dewasa gambaran fraktur biasanya terjadi jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dengan dislokasi fragmen tulang (Smeltser dan Bare, 2007). Fraktur antebrachii dibagi atas tiga bagian perpatahan yaitu bagian proksimal, medial, serta distal dari kedua korpus tulang tersebut. Kerusakan frakmen tulang ekstrenitas memberikan menifestasi pada hambatan mobilisasi fisik dan akan diikuti dengan adanya spasme otot yang memberikan menifestasi deformitas pada ekstremitas yaitu pemendekan, apabila kondisi ini berlanjut tanpa dilakukan intervensi yang optimal maka akan memberikan risiko terjadinya malunion pada tulang yang mengalami fraktur tersebut. Prinsip penanggulangan cedera muskulosskeletal adalah recognition (mengenali), reduction (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan rehabilitation (rehabilitasi). Agar penanganannya baik, perlu diketahui kerusakan apa saja yang terjadi, baik pada jaringan lunaknya, maupun tulangnya. Mekanisme trauma juga harus diketahui, apakah akibat trauma tumpul atau tajam, langsung atau tidak langsung. Reduksi berarti mengembalikan jaringan atau fragmen keposis semula (reposisi). Dengan kembali kebentuk semula, diharapkan bagian yang sakit dapat berfungsi kembali dengan maksimal. Retaining adalah tindakan mempertahankan hasil reposisi dengan fiksasi (imobilisasi). Hal ini akan menghilangkan spasme otot pada ekstemitas yang sakit sehingga terasa lebih

4 nyaman dan sembuh lebih cepat. Rehabilitation berarti mengembalikan keampuan anggota gerak yang sakit agar dapat berfungsi kembali. Proses penyembuhan suatu fraktur normalnya terjadi 4-8 bulan tergantung dengan usia pasien, jenis fraktur, banyaknya displacement, lokasi fraktur, pasokan darah pada fraktur dan kondisi medis yang menyertai (Libeman, 2007). Proses penyembuhan dimulai sejak terjadi fraktur sebagai usaha tubuh untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang dialaminya. Penyembuhan dari fraktur dipengaruhu oleh beberapa faktor lokal dan faktor sistematik, adapun faktor lokal terdiri dari lokasi fraktur, jenis tulang yang mengalami fraktur, reposisi anatomis dan immobilasi yang stabil, adanya kontak antar frakmen, adatidaknya infeksi dan tingkatan dari fraktur. Adapun faktor sistematik terdiri atas keadaan umum pasien, umur, malnutrisi, penyakit sistematik. Penangana fraktur tersebut dibagi menjadi dua teknik konservatif dan operasi. Teknik konservatif terdiri dari proteksi, imobilisasi fisik tanpa reposis, seperti pemasangan gips, reposisi tertutup dan fiksasi gips dan traksi untuk reposisi secara perlahan dapat dilakukan reposisi serta reduksi dengan menggunakan pembidaian (gips). Untuk teknik operasi biasanya dilakukan dengan ORIF (Open Reduction Internal Fixation), ORIF adalah sebuah prosedur bedah medis, yang tindakannya mengacuh pada operasi terbuka untuk mengatur tulang kembali pada posisi anatominya. Fiksasi internal mengacu pada fiksasi Plate and Screw untuk memfasilitasi penyembuhan (Brunner &Suddart, 2003). Dari teknik penyembuhan menggunakan teknik operatif dari tindakan post operatif tersebut tentu menimbulkan adanya suatu

5 permasalahan yang meliputi gangguan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional, yaitu adanya keluhan nyeri akibat incise serta nyeri gerak, oedema, keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS), penurunan kekuatan otot, serta penurunan aktivitas kegiatan sehari-hari (AKS). Pada kondisi fraktur antebrachiidiperlukan penanganan medis yang optimal. Salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai tanggung jawab dalam mengatasi masalah mengurangi nyeri, mengurangi oedema, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta mengoptimalkan aktifitas kegiatan sehari hari (AKS) yaitu fisioterapi. Fisioterapi adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang hidup dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapi dan mekanis), pelatihan fungsi dan komunikasi (SK Menkes No.376, 2007). Teknik fisioterapi menggunakan modalistaterapi latihan yang dapat bermanfaat untuk mengurangi nyeri, megurangi oedema, meningkatkan keuatan otot, menigkatkan lingkup gerak sendi (LGS), serta melatih aktivitas fungsional seperti berpakaian, menyisir serta segala aktivitas yang melibatkan lengan dan tangan. Oleh sebab itu karena adanya berbagai macam gangguan tersebut, penulis tertarik untuk membuat karya tulis ilmiah yang berjudul Penatalaksanaan Terapi Latihan Pada Pasien Paska Oprasi Pemasangan Plate and Screw Pada Fraktur Antebrachii 1/3 Proximal

6 B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada kasus pasca operasi pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii 1/3 proximal dikemukakan masalah : (1) apakah terapi latihan dengan static contraction dapat mengurangi oedema sehingga nyeri berkurang, (2) apakah passive exercise dapat memelihara dan mengembalikan lingkup gerak sendi elbow, (3) apakah free active exercise dapat meningkatkan kekuatan otot, (4) apakah Terapi Latihan berupa static contraction, passive exercise, dan free aktive exercise dapat mengembalikan kemampuan fungsional aktivitas pada sendi elbow pasien. C. Tujuan Penulisan Dalam rumusan masalah yang telah ada, maka ada beberapa tujuan yang akan dicapai antara lain : 1. Tujuan Umum a. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelsaikan program pendidikan DIII Fisioterapi. b. Untuk memahami peranan Terapi Latihan dalam kasus pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii 1/3 proximal. 2. Tujuan Khusus. a. Untuk mengetahui manfaat static contraction terhadap pengurangan oedema sehingga nyeri dapat berkurang. b. Untuk mengetahui manfaat passive exercise terhadap pemeliharaan dan pengembalian lingkup gerak sendi elbow.

7 c. Untuk mengetahui manfaat free active exercise dalam meningkatkan kekuatan otot. d. Untuk mengetahui manfaat Terapi Latihan berupa static contraction, passive exercise, dan free aktive exercise dalam mengembalikan kemampuan fungsional aktivitas sendi elbow pasien. D. Manfaat Penulisan Manfaat penulisan Karya Ilmiah ini, pada penatalaksanaan terapi latihan pada pasien paska operasi pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii1/3 proximal adalah : 1. Bagi Penulis Menambah, memperdalam, dan memperluas wawasan tentang halhal yang berkaitan dengan penatalaksanaan terapi latihan pada pasien paska oprasi pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii 1/3 proximal. 2. Bagi Rumah Sakit Bermanfaat sebagai salah satu metode yang dapat digunakan dalam menentukan tindakan fisioterapi pada pasien dengan khasus pasca oprasi pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii 1/3 proximal. 3. Bagi Pembaca Bermanfaat sebagai salah satu sumber informasi dan pengetahuan yang lebih dalam tentang khasus paska operasi pemasangan plate and screw pada fraktur antebrachii 1/3 proximal, serta mengetahui cara penatalaksanaan fisioterapi pada kasus ini.