II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi.

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Menurut Erwin Raisz dalam Rosana (2003 ) peta adalah gambaran konvensional

MATA KULIAH PEMBUATAN PETA TEMATIK. Dr. Sumi Amariena Hamim, ST, MT

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Dalam rangka mendukung penelitian ini, dikemukakan beberapa teori menurut

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. diproyeksikan kedalam bidang datar dan disekalakan serta dilengkapi dengan simbolsimbol

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar. nonverbal antara pembuat peta dengan pengguna peta.

BAB 1:MENGGENAL PRINSIP DASAR PETA DAN PEMETAAN.

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

Pengantar Teknologi. Informasi (Teori) Minggu ke-11. Geogrphical Information System (GIS) Oleh : Ibnu Utomo WM, M.Kom UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB 11: GEOGRAFI SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksploratif. Menurut Moh. Pabundu Tika

Adipandang YUDONO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimesional. (Dedy Miswar,

III. METODOLOGI PENELITIAN. suatu sistem pemiikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Penelitian

SISTEM INFORMASI GEOGRAFI. Data spasial direpresentasikan di dalam basis data sebagai vektor atau raster.

PEMETAAN DATA MONOGRAFI KECAMATAN PRINGSEWU TAHUN 2014 (JURNAL) Oleh KOKO SETIAWAN

I. PENDAHULUAN. tersebar di muka bumi, serta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PP Nomor 10 Tahun 2000 (dalam Indarto,2010 : 177) Secara umum peta

Sistem Informasi Geografis (SIG) Geographic Information System (SIG)

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

I. PENDAHULUAN. Peta merupakan gambaran permukaan bumi yang disajikan dalam bidang datar

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

PEMETAAN GEOLOGI. A. Peta Geologi. B. Pemetaan Geologi

A. Pendahuluan Sistem Informasi Geografis/GIS (Geographic Information System) merupakan bentuk cara penyajian informasi terkait dengan objek berupa

METODE PENELITIAN. deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara deskriptif. Selain itu, beberapa website

MANAJEMEN AGROEKOSISTEM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Geodesi dan Keterkaitannya dengan Geospasial

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kunci dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas. Menurut Undang-

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. a. Surat permohonan kerja praktik dari Fakultas Teknik Universitas. lampung kepada CV.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014

Home : tedyagungc.wordpress.com

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

Peta Tematik. Jurusan: Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri Palembang

BAB 9: GEOGRAFI PETA DAN PEMETAAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. teori menurut para ahli yang berkaitan dengan penelitian yaitu:

PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 70 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN I.1.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II KAJIAN TEORI. dibuat mengikuti ukuran sama luas, sama bentuk, sama jarak, dan sama arah.

Sistem Infornasi Geografis, atau dalam bahasa Inggeris lebih dikenal dengan Geographic Information System, adalah suatu sistem berbasis komputer yang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG KETELITIAN PETA RENCANA TATA RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Session_02. Session_02 (Lebih Lanjut dengan PETA) MATAKULIAH KARTOGRAFI

BAB III KEGIATAN KERJA PRAKTIK. Persiapan

PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK PEMETAAN WISATA ALAM DAN BUDAYA SEBAGAI USAHA PERKEMBANGAN KABUPATEN SUKOHARJO

Session_01. - Definisi SIG - Latar Belakang - Keunggulan SIG dibanding sistem perpetaan konvensional - Contoh pemanfaatan SIG

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB II PEMBAHASAN 1. Pengertian Geogrhafic Information System (GIS) 2. Sejarah GIS

penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah (pasal 6 huruf d).

Pembelajaran/ Media. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi Media OHP,LCD. Metode Ceramah, Tanya jawab,diskusi Media OHP,LCD

Pengertian Sistem Informasi Geografis

BAB 3 IDENTIFIKASI DAN INVENTARISASI UU NOMOR 4 TAHUN 2011 MENGENAI INFORMASI GEOSPASIAL TEMATIK KELAUTAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA SUMURUP. Sebelah barat berbatasan dengan desa sengon. 60. Gambar 4.1 Batasan Wilayah Kecamatan

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN KETERBATASAN. 1.1 Kesimpulan. Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Tengah, Lampung Timur, dan Lampung Selatan, maka dibuat peta lahan. daya alam dan manusia serta memperluas lapangan pekerjaan dan

Panduan Membaca Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan

SKEMA DAN MEKANISME PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CAGAR BUDAYA Peta Sebaran Lokasi Cagar Budaya

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.59/Menhut-II/2013 TENTANG TATA CARA PENETAPAN BATAS DAERAH ALIRAN SUNGAI

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS E - WAKAF PADA KEMENTRIAN AGAMA KOTA SURAKARTA

TUGAS UTS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN DAERAH RAWAN BANJIR DI SAMARINDA

Pengenalan Peta & Data Spasial Bagi Perencana Wilayah dan Kota. Adipandang Yudono 13

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

PDF Compressor Pro BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGEMBANGAN POTENSI WISATA ALAM KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KARTOGRAFI TEMATIK (KPG

Karena tidak pernah ada proyek yang dimulai tanpa terlebih dahulu menanyakan: DIMANA?

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG TINGKAT KETELITIAN PETA UNTUK PENATAAN RUANG WILAYAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

I. PEDAHULUAN. disekalakan serta dilengkapi dengan tanda pengenal berupa keterangan-keterangan

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL : B.84/BIG/DIGD/HK/08/2012 TANGGAL :13 AGUSTUS Standard Operating Procedures tentang Pengelolaan Data Batas Wilayah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

I. PENDAHULUAN. segala sesuatu tentang peta, mulai dari sejarah, perkembangan, pembuatan,

SIG DALAM PEMETAAN SEBARAN GURU IPS DAN GEOGRAFI DI WILAYAH KOTA METRO (JURNAL) Oleh: RIKI TRI KURNIAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun 2009 PENDAHULUAN

Kesesuaian Lahan dan Geographic Information System (GIS)

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Survei adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri

SIG (SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS) Oleh : Djunijanto

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMETAAN DAN PENENTUAN POSISI POTENSI DESA

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2018 TENTANG

KARTOGRAFI TEMATIK. (Bahan Ajar) Oleh Dedy Miswar, S.Si. M.Pd.

Pengantar Sistem Informasi Geografis O L E H : N UNUNG P U J I N U G R O HO

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (S I G )

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian atau metodologi suatu studi adalah rancang-bangun

Transkripsi:

8 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Geografi Geografi merupakan ungkapan atau kata dari bahasa Inggris Geography yang terdiri dari dua kata yaitu; Geo yang berarti bumi dan Graphy (yang dalam bahasa Yunani Graphein) yang berarti pencitraan, pelukisan atau deskripsi. Jadi dalam arti katanya geografi adalah pencitraan, pelukisan, atau deskripsi tentang bumi. Menurut IGI (1988) dalam Sumadi (2010: 19), Geografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan sedangkan menurut Bintarto (1981) dalam Sumadi (2010: 19), Geografi mempelajari hubugan kausal gejala-gejala muka bumi, baik yang fisik maupun yang menyangkut mahluk hidup beserta permasalahannya, melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan. Dari definisi geografi di atas dapat disimpulkan bahwa geografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fenomena geosfer (fisik dan nonfisik) dan permasalahan yang ada yang dikaji melalui sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks keruangan. Persamaan dan perbedaan fenomena geosfer ini akan dijadikan perbandingan untuk pembangunan dan perencanaan setiap wilayah.

9 2. Peta a. Definisi Peta Menurut ICA 1973 ( International Cartographic Association 1973) peta adalah suatu representasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau diskalakan. Erwin Raiz dalam Dedy Miswar (2012:14) mengemukakan bahwa peta adalah gambaran konvensional dari permukaan bumi yang diperkecil sebagai kenampakannya jika dilihat dari atas dengan ditambah tulisan-tulisan sebagai tanda pengenal. Menurut Prihanto(1988) dalam (Riyanto dkk 2009:4) mengungkapkan bahwa peta merupakan penyajian grafis dari bentuk ruang dan hubungan keruangan antara berbagai perwujudan yang diwakili sedangkan Dedy Miswar (2012:2) menyatakan bahwa peta merupakan gambaran permukaan bumi yang diperkecil, dituangkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensional. Melalui sebuah peta kita akan mudah melakukan pengamatan terhadap permukaan bumi yang luas, terutama dalam hal waktu dan biaya. Dari pengertian peta menurut beberapa ahli di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa peta merupakan suatu gambaran atau representasi permukaan bumi yang digambarkan dalam selembar kertas atau media lain dalam bentuk dua dimensi yang diproyeksikan dengan sistem proyeksi tertentu dan diskalakan serta diberi simbol-simbol tertentu sebagai penunjuk atau pemberi keterangan suatu objek yang ada dalam peta.

10 Saat ini dengan perkembangan teknologi, peta tidak hanya dituangkan atau ditampilkan dalam selembar kertas, akan tetapi juga bisa ditampilkan menggunakan monitor (komputer/laptop) atau media penampil lain seperti smart phone. b. Fungsi Peta Menurut Dedy Miswar (201 2:15) peta mempunyai fungsi untuk mencatat atau menggambarkan secara sistematis lokasi data permukaan bumi, baik data yang bersifat fisik maupun budaya yang sebelumnya sudah ditetapkan. Peta menggambarkan fenomena geografikal dalam wujud yang diperkecil dan mempunyai kegunaan yang luas apabila didesain dengan tujuan khusus sedangkan menurut Sinaga dalam Dedy Miswar (2012:15) kegunaan peta antara lain untuk kepentingan pelaporan, peragaan, analisis, dan pemahaman dalam interaksi dari obyek atau kenampakan secara keruangan (spatial relationship). Dalam penelitian yang berorientasi pada wilayah atau ruang tertentu yang ada di muka bumi peta sangat diperlukan. Peta berfungsi sebagai penunjuk tempat atau wilayah, sebagai penentu keputusan pengambilan sampel di lapangan, sebagai alat analisis untuk mencari satu output berdasarkan beberapa input peta dengan cara tumpang susun atas beberapa peta ( overlay), dan sebagai sarana untuk menampilkan berbagai fenomena hasil penelitian seperti peta daerah rawan longsor, peta curah hujan, peta sex ratio, peta kesesuaian lahan dan peta RTRW. Data yang dimasukkan dalam sebuah peta dapat berupa data kualitatif dan kuantitatif.

11 Peta yang sudah dibuat oleh pembuat peta kemudian peta tersebut akan digunakan oleh pengguna peta. Dalam keadaan yang seperti ini dapat dikatakan bahwa peta akan memiliki fungsi terhadap pengguna peta. Fungsi-fungsi itu adalah sebagai berikut: a. Peta berfungsi sebagai penunjuk letak atau posisi wilayah atau daerah tertentu terhadap daerah yang ada disekitarnya. b. Peta digunakan untuk menyajikan data tertentu suatu daerah. c. Peta digunakan untuk memperlihatkan kenampakan bentuk muka bumi, seperti laut, gunung dan pegunungan. d. Peta digunakan untuk menentukan luas wilayah atau jarak suatu objek berdasarkan skala yang ditentukan. Misalnya jarak Bandarlampung dengan Palembang dengan menggunakan kereta api. e. Peta berfungsi sebagai penyimpan informasi, misalnya peta persebaran pemukiman. Kemudian dalam situs http//:id.wikipedia.org.sistem_informasi_geografis.html menyebutkan bahwa peta memiliki fungsi dalam hal perencanaan wilayah, diantaranya: 1. Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan permukiman, pertanian, perkebunan, tataguna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana. 2. Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan. 3. Untuk bidang manajemen atau sarana prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik. 4. Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah. 5. Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemascetan dan kecelakaan.

12 6. Untuk bidang sosial dan budaya, seperti mengetahui luas dan persebaran jumlah penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan permukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, saran hiburan dan perkantoran. Dalam sebuah penelitian yang berorientasi pada suatu wilayah, maka peta berperan sangat penting karena peta digunakan sebagai petunjuk lokasi pengambilan data di lapangan, dan bisa juga sebagai alat untuk analisis informasi yang berisi tentang fenomena dipermukaan bumi seperti misalnya lokasi kantor kecamata dan kantor kepala desa/kelurahan serta monografi kecamatan yang dihimpun berdasarkan fenomena yang terjadi di Kecamatan Pringsewu. c. Tujuan Pembuatan Peta Dalam pembuatan peta, pembuat peta memiliki tujuan terhadap peta yang akan dibuat artinya bahwa dalam setiap peta yang dibuat memiliki informasi di dalamnya. Kemudian menurut Samadi (2007:3) tujuan pembuatan peta secara umum adalah untuk menyimpan data tentang objek geografi di permukaan bumi dalam bentuk gambar. Data yang berada dibumi tidak hanya data spasial saja akan tetapi data atribut yang juga bisa disimpan dan disajikan dalam bentuk peta. Tujuan pembuatan peta adalaha sebagai berikut: a. Menunjukkan lokasi atau wilayah objek geografi b. Menunjukkan arah, jarak dan luas suatu wilayah. c. Menggambarkan objek atau kenampakan yang ada dimuka bumi dalam bentuk fisik maupun sosial. d. Menggambarkan fenomena perubahan (dinamika) alam. e. Untuk komunikasi ruang f. Untuk menyimpan informasi g. Membantu pekerjaan h. Analisis data spasial

13 Peta yang terkelolah dalam metode digital mempunyai keuntungan penyajian dan penggunaan secara konvensional peta garis cetak ( hard copy) dan keluesan, kemudahan penyimpanan, pengelolaan, pengolahan, analisis dan penyajiannya secara interaktif bahkan real time pada media komputer ( soft copy) Subagio (2003:4). d. Kelebihan dan Kekurangan Peta Pada kenyataannya saat sebuah media sudah diciptakan, misalnya peta dalam perkembangannya akan memiliki kelebihan dan kekurangan. Bukan hal baru lagi bahwa segala bentuk media yang diciptakan pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini merupakan kelebihan dan kekurangan peta: Kelebihan peta: 1. Memberikan informasi pada pengguna peta sesuai dengan informasi yang terkandung di dalamnya. 2. Mudah untuk dibawa. 3. Mudah dipakai 4. Data yang disajikan bisa dikemas dengan bahasa yang lebih sederhana. Kekurangan peta: 1. Bahan tidak stabil artinya perubahan yang terjadi di permukaan bumi relatif cepat sehingga pembaharuan peta sesuai data terbaru membutuhkan waktu cukup lama. 2. Dalam upaya pembaharuan tersebut mencari data dilapangannya membutuhkan biaya yang cukup besar. 3. Memerlukan kemampuan khusus dalam menginterpretasikan peta.

14 4. Rumit karena banyak menggunakan simbol-simbol, garis-garis dan area yang berbeda fungsi lahannya. e. Klasifikasi Peta Klasifikasi merupakan proses pengelompokkan peta berdasarkan hal tertentu. Dalam Dedy Miswar (2012: 16-19) Bos, ES (1977) mengklasifikasikan peta sebagai berikut: 1. Klasifikasi peta berdasarkan isi (content): a) Peta umum atau peta rupabumi atau peta topografi, yaitu peta yang menggambarkan bentang alam secara umum dipermukaan bum, dengan menggunakan skala tertentu.peta-peta yang bersifat umum masuk dalam kelompok ini seperti peta dunia, atlas dan peta geografi lainnya yang berisi informasi umum. b) Peta tematik adalah peta yang memuat tema-tema khusus untuk kepentingan tertentu, yang bermanfaat dalam penelitian, ilmu pengetahuan, perencanaan, pariwisata, peta kemamupuan lahan, peta kesesuaian lahan, peta daerah rawan longsor, dan masih banyak yang lainnya. c) Peta navigassi (chart), peta yag dibuat secara khusus atau bertujuan praktis untuk membantu para navigasi laut, penerbangan maupun perjalanan. Unsur yang digambarkan dalam chart meliputi route perjalanan dan faktor-faktor yang sangat berpengaruh atau sangat penting sebagai panduan perjaanan seperti lokasi kota-kota, ketinggian daerah, maupun kedalaman laut.

15 2. Klasifikasi peta menurut skala (scale) a) Peta skala sangat besar : < 1:10.000 b) Peta skala besar : 1:10.0000-1:100.000 c) Peta skala sedang : 1:100.000-1:1.000.000 d) Peta skala kecil : > 1:1.000.000 3. Klasifikasi peta berdasarkan kegunaannya (purpose) a) Peta pendidikan b) Peta ilmu pnengetahuan c) Peta navigassi d) Peta untuk aplikasi teknik e) Peta untuk perencanaan Kemudian Dedy Miswar (2012:19) dalam bukunya juga menjelaskan klasifikasi peta berdasarkan aspek tertentu. Klasifikasinya adalah sebagai berikut: 1. Peta berdasarkan skala a) Peta skala kecil : < 1:250.000 b) Peta skala menengah : < 1: 50.000-1:250.000 c) Peta skala besar : < 1: 250.000-1:50.000 d) Peta skala sangat besar : > 1: 2.500 2. Peta berdasarkan isinya a) Peta umum (topografi) b) Peta khusus (tematik) 3. Peta berdasarkan pengukurannya a) Peta terestris b) Peta fotogametri 4. Peta berdasarkan penyajiannya a) Peta garis b) Peta foto c) Peta digital 5. Peta berdasarkan hierarkinya a) peta manuskrip b) peta dasar c) peta induk d) peta turunan

16 pada penelitian ini peta yang akan dihasilkan nantinya berupa peta tematik (peta yang menyajikan data berdasarkan tema-tema tertentu). Peta tematik didapatkan dari peta administrasi Kecamatan Pringsewu yang nantinya diolah menjadi sebuah peta tentatif dan diberi masukkan berupa informasi tematik dan akhirnya akan menghasilkan sebuah peta dengan informasi tertentu berdasarkan data monografi Kecamatan Pringsewu yang sudah ditentukan. f. Tahap Pembuatan Peta Dalam pembuatan peta terdapat tahapan-tahapan yang harus dilakukan. Tahapantahapan ini merupakan regulasi dalam sebuah pemetaan agar peta yang dihasilkan memiliki nilai guna yang sempurna. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan pemetaan: 1. Kerja Lapangan Pada tahapan ini, kegiatan yang dilakukan meliputi observasi, pengukuran, serta pencatatan data dari pengukuran. Pada prinsipnya kegiatan pada tahap ini dapat dilakukan dengan alat-alat mulai dari yang paling sederhana seperti kayu ukur, rol meter, kompas, hingga alat yang lebih canggih seperti penyipat datar, theodolit, dan sebagainya. 2. Pengelolaan Data Hasil Pengukuran Pada tahap ini dilakukan penghitungan, pengolahan, dan koreksi data guna menentukan (koordinat) setiap titik hasil pengukuran dari wilayah yang dipetakan. Pada tahap ini perlu dilakukan koreksi karena bisa saja terjadi kesalahan dalam pengukuran baik dari human eror ataupun kesalahan yang bersumber dari alat.

17 3. Penyajian Peta Pada tahap ini dilakukan pembuatan peta dengan menggambar data sesuai dengan hasil pengukuran jarak maupun posisinya dalam peta. Di dalam pemetaan, pengukuran yang dilakukan dengan menggunkan alat ukur sederhana disebut dengan istilah pengukuran secara langsung. Hasil pengukuran ini diketahui saat itu juga. Dua unsur penting yang harus diukur di lapangan yaitu jarak antara dua titik dan sudut arah. 4. Tahapan Penggunaan Peta Tahapan ini sangatlah penting dalam pembuatan sebuah peta, karena dalam tahap ini menentukan baik atau tidaknya sebuah peta, berhasi atau tidaknya pembuatan peta. Dalam pembuat peta diuji apakah petanya dapat dimengerti oleh pengguna atau malah susah untuk dimengerti. Peta yang baik tentunya peta yang dapat dengan mudah dimengerti dan dicerna maksud peta oleh pengguna. Selain itu, pembeli dapat memberikan respon misalnya tanggapan, kritik, dan saran agar peta tersebut dapat disempurnakan sehingga terjadi timbal balik antara pembuat peta dengan pengguna peta. Dalam buku Desain dan Komposisi Peta Tematik karangan Juhadi dan Dewi Liesnoor, disebutkan bahwa tahapan pembuatan peta secara sistematis yang dianjurkan adalah: 1. Menentukan daerah dan tema yang akan dibuat 2. Mencari dan mengumpulkan data 3. Menentukan data yang akan digunakan 4. Mendesain simbol data dan simbol peta 5. Membuat peta dasar 6. Mendesain komposisi peta (layout), unsur peta dan kertas 7. Pencetakan peta 8. Lettering dan pemberian simbol

18 9. Reviewing 10. Editing 11. Finishing 3. Monografi Kecamatan Monografi Kecamatan adalah himpunan data yang dilaksanakan oleh pemerintah kecamatan yang tersusun secara sitematis, lengkap, akurat, dan terpadu dalam penyelenggaraan pemerintahan. Tujuan penyusunan monografi kecamatan yaitu: a. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan b. Sebagai sarana pembinaan serta pengawasan penyelenggaraan kecamatan c. Sebagai kontrol data dan keberadaan masyarakat hukum adat dan lembaga kemasyarakatan d. Memberikan pedoman dan pelatihan e. Sebagai sarana yang menentukan dalam lomba-lomba tingkat kecamatan f. Sebagai pedoman untuk mengambil kebijakan program dan kegiatan akselerasi kesejahteraan masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan, penanganan bencana, peningkatan ekonomim masyarakat, peningkatan sarana dan prasarana, memanfaatkan sumber daya dan teknologi tepat guna serta pengembangan sosial budaya masyarakat. (Peraturan Bupati Pasaman No. 25 Tahun 2014 tentang monografi) Sedangkan kecamatan itu sendiri adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah, dipimpin oleh Camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui sekretaris daerah. Berdasarkan UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, pasal 126 ayat 3 yang mengatur Kecamatan, bahwa camat sebagai pimpinan kecamatan disamping melaksanakan tugas pelimpahan sebagian wewenang bupati untuk

19 urusan otonomi daerah, juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi: a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat b. Mengkoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundangundangan d. Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana dan fasilitas umum e. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa/kelurahan Pendataan oleh pihak kecamatan juga merupakan kewajiban bagi penyelenggara pemerintahn kecamatan sebagai pelaporan. Pada penelitian ini, Kecamatan pringsewu merupakan kecamatan yang dijadikan sebagai tempat penelitian. B. Kerangka Pikir Kantor Kecamatan sebagai pusat pemerintahan kecamatan dan sebagai penyelenggara pemerintahan harus memiliki peta administrasi yang sesuai dengan kaidah pemetaan. Setelah memilki peta administrasi, letak kantor kecamatan dan kantor kepala desa/kelurahan juga harus bisa dituangkan ke dalam peta tersebut agar dapat memberi informasi yang lebih jelas mengenai letak kantor pemerintahan. kecamatan. Kemudian dalam setiap kecamatan pasti memiliki monografi Data monografi Kecamatan Pringsewu merupakan data yang merepresentasikan suatu wilayah kecamatan berdasarkan tiap desa. Data monografi tersebut dapat dituangkan ke dalam peta sehingga nantinya akan menghasilkan sebuah peta tematik yang berisi informasi tertentu dalam sebuah

20 peta. Data monografi yang akan dituangkan ke dalam peta dipilih sesuai dengan kebutuhan sehingga peta yang dihasilkan mampu memberikan gambaran keadaan Kecamatan Pringsewu. Proses pembuatan peta tematik menggunakan perangkat lunak komputer. Dalam memasukkan data menjadi data vektor perangkat lunak yang digunakan adalah R2V dan ArcInfo, kemudian untuk menampilkan data yang telah diolah menggunakan aplikasi ArcView GIS. Data hasil ploting seperti letak kantor kecamatan dan kantor kepala desa/kelurahan dan data statistik yang akan dipetakan dimasukkan kedalam aplikasi ArcView GIS kemudian diolah dan kemudian dilayout untuk menghasilkan sebuah peta. Untuk lebih jelasnya perhatikan kerangka pikir di bawah ini. Data Monografi Kecamatan Pringsewu Tahun 2014 Pembuatan Peta Tematik Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir