Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang bersifat non progresif yang terjadi pada proses tumbuh kembang. CP

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

Brain Development in Infant Born with Small for Gestational Age

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

BAB I PENDAHULUAN. Negara menggunakannya sebelum abad ke-18. Hal ini masih tradisi di

CEREBRAL PALSY DEFINISI KLASIFIKASI KLINIS

KEMAMPUAN BERJALAN PADA CEREBRAL PALSY

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

PENGARUH PEMBERIAN HOME PROGRAM TERHADAP PENINGKATAN FUNGSIONAL DUDUK PADA ANAK CEREBRAL PALSY SPASTIC DIPLEGI NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan merupakan pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh

BAB I PENDAHULUAN. mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dikenalkan pada anak. menyikapi fenomena perilaku anak ( Gleen doman, 2005 )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

LAPORAN STATUS KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak adalah kondisi Cerebral Palsy (Rosenbaum, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia, 2015). Seperti artinya membopong atau memanggul,

PELAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI ATAKSIA DI PEDIATRIC NEURODEVELOPMENTAL THERAPY CENTRE (PNTC) KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

BAB I PENDAHULUAN. hari. Pergerakan normal sangat diperlukan dalam menunjang aktivitas seharihari

BINA GERAK DISAMPAIKAN DALAM DIKLAT PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GURU 2009 OLEH: NIA SUTISNA

Naskah Publikasi. Diajukan Guna Melengkapi Tugas dan Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi.

Perilaku gerak pada anak sudah muncul saat masih dalam kandungan ibu dan bulan

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan oleh Allah subhanahuwata aladalam Al-Qur an sesuai. firmannya pada surat Al-Mu min ayat 67 sebagai berikut:

BAGIAN ILMU PENYAKIT SARAF FAKULTAS KEDOKTERAN MEI 2015 UNIVERSITAS HASANUDDIN REFERAT CEREBRAL PALSY. Disusun Oleh: Yessi Pratiwi Okviani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ada beberapa bentuk metode atau tipe latihan yang dapat diaplikasikan oleh pasien stroke diantaranya adalah :

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

Disusun oleh: AYUNINGTYAS SITADESI SETIAWAN J

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

Trauma Lahir. dr. R.A.Neilan Amroisa, M.Kes., Sp.S Tim Modul Tumbuh Kembang FK Unimal 2009

BAB I PENDAHULUAN. Pada konsep paradigma menuju Indonesia sehat 2010, tujuan. pembangunan kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelainan berupa kecacatan bentuk dan atau fungsi tubuh. Salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang. merokok dan minum-minuman keras. Mereka lebih memilih sesuatu yang

KONSEP ANAK TUNADAKSA. Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

DRA. SRI WIDATI, M.Pd. NIP JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2009

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CEREBRAL PALSY DIPLEGI SUSPECT AUTISM ET CAUSA HYDROCEPHALUS DI YAYASAN PENDIDIKAN ANAK CACAT (YPAC) SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK DAN REFLEKS FISIOLOGIS, PATOLOGIS DAN PRIMITIF

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sistem motorik mengurus pergerakan Rangkaian neuron-neuron dan otot : - Upper motor neuron (UMN) - Lower motor neuron (LMN) - Sambungan saraf otot

Ada beberapa prinsip umum mengenai reflek : 1. Lesi UMN cenderung akan mengakibatkan peningkatan reflek, kecuali : a. stadium akut

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Menyelesaikan Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan dan bentuk tubuh, yang

MANFAAT METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA KASUS CEREBRAL PALSY SPASTIK ATHETOID HEMIPLEGI DEXTRA DI PNTC KARANGANYAR

Lampiran 1 Informed Consent PERSETUJUAN TINDAKAN FISIOTERAPI DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

BAB I PENDAHULUAN. yang abnormal, gerakan tak terkendali, dan kegoyangan saat. dengan sifat dari gangguan gerakan yaitu spastic, athetoid,

PERKEMBANGAN MOTORIK PLAY GROUP DAN TAMAN KANAK-KANAK OLEH: ENDANG RINI SUKAMTI, M.S DOSEN FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

FARDHANA ADI SUSILO J

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa stroke adalah

CEREBRAL PALSY DEFINISI

BUKU PANDUAN MANUAL SKILL BLOK 18. SISTEM MUSKULOSKELETAL.

BAB I PENDAHULUAN. Osteoarthritis berasal dari bahasa Yunani yaitu osteo yang berarti tulang,

Ramot Arif Banamtuan Pembimbing Dr. Catharina Dian, SpA

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi otak, medulla spinalis, saraf perifer dan otot.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian pergerakan dengan manifestasi klinis yang. tampak pada beberapa tahun pertama kehidupan dan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi diperlukan manusia Indonesia yang berkualitas,

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY MONOPLEGI UPPER EXTREMITY SINISTRA DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam melakukan aktivitas kegiatan sehari-hari. Pergerakan tersebut dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. duduk terlalu lama dengan sikap yang salah, hal ini dapat menyebabkan

Palsi serebral (PS) adalah salah satu gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pada ketidakmampuan untuk mengendalikan fungsi motorik, postur/ sikap dan

INTERVENSI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN MOTORIK. Oleh: Dra. Sri Widati, M.Pd.

PENATALAKSANAAN BOBATH EXERCISE PADA KONDISI CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DI YAYASAN SAYAP IBU YOGYAKARTA

PERSETUJUAN TINDAKAN FISIOTERAPI DAN KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

Pengaruh Latihan Penguatan Duduk-Berdiri dengan Periodisasi terhadap Gross Motor Function Measure Dimensi D dan E Cerebral Palsy Spastik Diplegi

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian tertinggi pada. kelompok umur tahun, yakni mencapai 15,9% dan

Studi Pengaruh Desain Peralatan Postural pada Efisiensi Aktivitas dan Kestabilan Postur Pada Anak dengan Cerebral palsy

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

Transkripsi:

Cerebral Palsy Assessment

Assessment Cerebral Palsy Gangguan motorik UMN atau LMN? Keterlambatan perkembangan motorik atau CP? Fungsional: Kemampuan dan keterbatasan fungsi motorik Topografi: Letak gangguan di otak Etiologi: Penyebab dan saat terjadinya gangguan Penyakit atau penyulit penyerta

Upper Motor Neuron vs Lower Motor Neuron

UMN vs LMN UMN Spastik/ hipertonia Refleks fisiologis meningkat Refleks patologis (+) Tidak ada atrofi LMN Flaksid/ hipotonia Refleks fisiologis normal atau menurun Refleks patologis (-) Atrofi

Tonus UMN vs LMN Walaupun lesi UMN, bayi sering menunjukkan hipotonia pada awalnya Refleks fisiologis Meningkat sejak awal pada lesi UMN Bila refleks menurun atau negatif: hati-hati lesi LMN Refleks patologis Babinsky masih positif sampai umur 2 tahun Klonus masih dapat positif sampai 3 bulan Kelainan SSP yg lain menjuruskan ke UMN Mikrosefali, gangguan saraf kranialis dll.

Keterlambatan motorik sentral vs CP

Keterlambatan motorik sentral vs CP CP sedang-ringan Gejala baru stabil umur 2-3 tahun CP berat Gejala makin cepat terlihat dan menetap sejak dini Bila belum yakin bahwa gejala menetap: Keterlambatan motorik Russman. Muscle Nerve1997; 20 (suppl 6):S181-S193. Rosenbaum. BMJ 2003;326:970 4

Gejala awal

Sejak awal: Munculnya gejala CP Neonatus dengan fungsi neurologis abnormal Awalnya seperti normal, lalu gejala muncul tiba-tiba tiba setelah 3 bulan < 3 bulan: gerakan motorik lebih banyak diatur fungsi diensefalon (diencephalic motor level)

Adanya faktor risiko Gejala awal CP Mikrosefali, sutura bertumpuk, penutupan UUB terlalu cepat Hipotonia berlebihan Gerakan ektremitas terbatas Spastisitas di mulai dari tangan (tergenggam) dan kaki (fleksi plantar) Posisi menetap atau cramped

Gejala awal

Gejala awal Kesulitan makan, mengiler berlebihan Gagal tumbuh Refleks primitif menetap Refleks postural terlambat Ataksia, distonia, diskinetik sering baru muncul setelah gejala stabil, sulit dinilai pada bayi kecil

Gejala awal

Assessment

Pemeriksaan: Tonus

Panggul: Pemeriksaan: Muskuloskeletal Kontraktur fleksi, rotasi internal dan eksternal, aduksi, panjang tidak simetris Thomas test: kontraktur fleksi Ely test: kontraktur kuadriseps Aduksi, rotasi Lutut Sudut poplitea

Normal mendekati 0 o Sudut poplitea

Pemeriksaan: Muskuloskeletal Kaki dan pergelangan Kontraktur, torsi tibia Punggung Postur, skoliosis, asimetri Ekstremitas atas Posisi saat istirahat, gerak spontan, grip, koordinasi motor halus

Refleks tendon Pemeriksaan: Refleks Refleks patologis/ klonis Refleks primitif menetap Asymmetric tonic neck reflex Neck righting reflex Grasp reflex dll. Refleks protektif terlambat Parachute dll.

Cross-extensor Thomas test Klonus

Scissor-sign Spastisitas

ATNR Protective/ Parachute

Gangguan fungsi Sebaiknya dinilai dengan instrumen baku Gross Motor Function Classification System Lebih mudah, untuk dokter Gross Motor Function Measure Lebih sulit, untuk terapis

Gross Motor Function Classification System (GMFCS) Mengukur kemampuan mobilitas terbaik antara 6 bulan 12 tahun 5 level Perbedaan berdasarkan: Limitasi fungsional Perlu tidaknya bantuan Kualitas gerakan Palisano, Dev Med Child Neurol 1997;39:214-223

GMFCS < 2 tahun I. Duduk sendiri tanpa bertopang. Merangkak, menarik diri ke posisi berdiri tanpa bantuan II. Didudukkan bertopang pada tangan. Merayap pada perut, atau merangkak. Menarik tubuh ke posisi berdiri dan melangkah berpegangan III. Didudukkan dengan punggung bawah ditopang. Berguling dan merayap IV. Dapat mengontrol kepala tapi punggung perlu ditopang saat duduk. Berguling. V. Gerak terbatas, Kontrol kepala dan tubuh terganggu. Perlu bantuan untuk berguling

Level IV Level I

GMFCS 6-12 tahun I. Berjalan tanpa kesulitan, keterbatasan pada kemampuan yang lebih tinggi II. Berjalan tanpa bantuan, keterbatasan berjalan di luar rumah III. Berjalan dengan alat bantu, keterbatasan berjalan di luar rumah IV. Bergerak dengan keterbatasan, harus dibantu untuk berpindah atau menggunakan alat bantu mekanis. V. Kemampuan bergerak sangat terbatas, walaupun dengan menggunakan alat bantu.

Level III

Prognosis Bagaimana memperkirakan kemungkinan anak dapat berjalan di kemudian hari?

Kontrol kepala Kemungkinan berjalan Dapat mengontrol kepala pada umur: < 9 bulan Baik 9-20 Dibantu > 20 Buruk Kemungkinan berjalan Green, Primary care of children with CP, Clin Fam Pract, 2003

Kemungkinan berjalan Duduk Dapat duduk pada umur: Kemungkinan berjalan < 24 Baik 24-2626 Dibantu >36 Buruk Green, Primary care of children with CP, Clin Fam Pract, 2003

Merangkak Kemungkinan berjalan Dapat merangkak pada umur: < 30 bulan Baik 30-61 Dibantu > 61 Buruk Kemungkinan berjalan Refleks primitif menetap: tidak mungkin berjalan Gerak atetoid/ distonia menyulitkan berjalan

Kejang Lain Penyulit/ penyerta 20% dari CP hemiplegia dan kuadriplegia Penglihatan Juling, ROP, Gg. Lapang pandang Pendengaran: tuli pada Kern-icterus Fungsi oral-motor dan bicara Evaluasi ortopedik Fungsi kognitif dan perilaku Nutrisi Kualitas hidup Harapan hidup Keluarga

Standarized Mortality Ratio CP 120 100 97,1 108,5 Ringan-sedang 80 Berat 60 40 20 0 39,8 33 16,4 4,8 0-4 5-14 15-34 SMR = O/E All >1, p < 0.001 Strauss, 1999

Teknik baru Perbaikan nutrisi

1 st PEG pada pasien CP di Indonesia Dr. Hanifah Oswari SpA

Berat badan

Terimakasih