PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERLAKUAN PEMANASAN AWAL ELEKTRODA TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN FISIK PADA DAERAH HAZ HASIL PENGELASAN BAJA KARBON ST 41

I. PENDAHULUAN. selain jenisnya bervariasi, kuat, dan dapat diolah atau dibentuk menjadi berbagai

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia industri saat ini tidak lepas dari suatu konsruksi bangunan baja

Pengaruh Jenis Elektroda Pada Pengelasan Dengan SMAW Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Pada Baja Profil IWF

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II PENGELASAN SECARA UMUM. Ditinjau dari aspek metalurgi proses pengelasan dapat dikelompokkan

Penelitian Kekuatan Sambungan Las pada Plat untuk Dek Kapal Berbahan Plat Baja terhadap Sifat Fisis dan Mekanis dengan Metode Pengelasan MIG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seperti diketahui bahwa, di dalam baja karbon terdapat ferrite, pearlite, dan

TUGAS AKHIR. PENGARUH JENIS ELEKTRODA PADA HASIL PENGELASAN PELAT BAJA St 32 DENGAN KAMPUH V TUNGGAL TERHADAP STRUKTUR MIKRO DAN KEKUATAN TARIKNYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengembangan teknologi di bidang konstruksi yang semakin maju tidak

BAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya

Ir Naryono 1, Farid Rakhman 2

STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGAN ELEKTRODA E 7018

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyambungan batang-batang terutama pada bahan besi tuang

Pengaruh Variasi Waktu dan Tebal Plat Pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

I. PENDAHULUAN. keling. Ruang lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam konstruksi. transportasi, rel, pipa saluran dan lain sebagainya.

BAB IV DATA DAN ANALISA

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Pengaruh Variasi Temperatur Anneling Terhadap Kekerasan Sambungan Baja ST 37

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK-MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

BAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan

Jl. Menoreh Tengah X/22, Sampangan, Semarang *

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki andil dalam pengembangan berbagai sarana dan prasarana kebutuhan

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS

KARAKTERISTIK HASIL PENGELASAN PIPA DENGAN BEBERAPA VARIASI ARUS LAS BUSUR LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENGELASAN TUNGSTEN INERT GAS TERHADAP KEKUATAN TARIK, KEKERASAN DAN MIKRO STRUKTUR PADA PIPA HEAT EXCHANGER

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang sangat penting dalam rekayasa serta reparasi

PENGARUH HEAT TREATMENT

I. PENDAHULUAN. sampah. Karena suhu yang diperoleh dengan pembakaran tadi sangat rendah maka

BAB II DASAR TEORI Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh arus pengelasan

ANALISIS PENGARU ARUS PENGELASAN DENGAN METODE SMAW DENGAN ELEKTRODA E7018 TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN PADA BAJA KARBON RENDAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. atau non ferrous dengan memanaskan sampai suhu pengalasan, dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi ( filler metal ).

Gambar 2.1. Proses pengelasan Plug weld (Martin, 2007)

ANALISA PENGARUH TEBAL PELAT PADA PENGELASAN LISTRIK TERHADAP KEKERASAN DAERAH HAZ BAJA KARBON St-37. By Nurfa Anisa Universitas Soerjo

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prosiding SNATIF Ke -4 Tahun 2017 ISBN:

PENGARUH FILLER DAN ARUS LISTRIK TERHADAP SIFAT FISIK- MEKANIK SAMBUNGAN LAS GMAW LOGAM TAK SEJENIS ANTARA BAJA KARBON DAN J4

Pengaruh variasi kampuh las dan arus listrik terhadap kekuatan tarik dan struktur mikro sambungan las TIG pada aluminium 5083

INFO TEKNIK Volume 14 No. 2 Desember 2013 ( ) PENGARUH ARUS TERHADAP KEKERASAN HASIL PENGELASAN BAJA ST 60 MENGGUNAKAN PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. dimana logam menjadi satu akibat panas las, dengan atau tanpa. pengaruh tekanan, dan dengan atau tanpa logam pengisi.

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BESAR ARUS LISTRIK DAN PANJANG BUSUR API TERHADAP HASIL PENGELASAN.

PENGARUH POLA GERAKAN ELEKTRODE DAN POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKERASAN HASIL LAS PADA BAJA ST60

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISA KUAT LENTUR DAN PENGELASAN PADA PEMEGANG KURSI MOBIL

Pengaruh Kondisi Elektroda Terhadap Sifat Mekanik Hasil Pengelasan Baja Karbon Rendah

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan efisiensi penggunaan BBM. Penggantian bahan pada. sehingga dapat menurunkan konsumsi penggunaan BBM.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DASAR-DASAR PENGELASAN

Pengaruh Variasi Arus dan Tebal Plat pada Las Titik terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Sambungan Las Baja Karbon Rendah

PENGARUH ARUS LISTRIK TERHADAP DAERAH HAZ LAS PADA BAJA KARBON

I. PENDAHULUAN. Dalam dunia konstruksi, pengelasan sering digunakan untuk perbaikan dan

PENGARUH VARIASI TEMPERATUR ANNEALING TERHADAP KEKERASAN SAMBUNGAN BAJA ST 37

BAB IV PERUBAHAN BENTUK DALAM PENGELASAN. tambahan untuk cairan logam las diberikan oleh cairan flux atau slag yang terbentuk.

Kata Kunci: Pengelasan Berbeda, GMAW, Variasi Arus, Struktur Mikro

STUDI PENGARUH VARIASI KUAT ARUS PENGELASAN PELAT AISI 444 MENGGUNAKAN ELEKTRODA AWS E316L

I. PENDAHULUAN. berperan dalam proses manufaktur komponen yang dilas, yaitu design,

KEKERASAN DAN TEGANGAN TARIK LASAN BAJA ST-37 PADA POSISI VERTIKAL DAN HORIZONTAL ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. panas yang dihasilkan dari tahanan arus listrik. Spot welding banyak

Studi Karakteristik Hasil Pengelasan MIG Pada Material Aluminium 5083

ANALISIS KEKUATAN TARIK BAJA ST37 PASCA PENGELASAN DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGIN MENGGUNAKAN SMAW. Yassyir Maulana

Analisis Perbandingan Laju Korosi Pelat ASTM A36 antara Pengelasan di Udara Terbuka dan Pengelasan Basah Bawah Air dengan Variasi Tebal Pelat

PENGARUH TEBAL PELAT BAJA KARBON RENDAH LAMA PENEKANAN DAN TEGANGAN LISTRIK PADA PENGELASAN TITIK TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS

BAB XX DEFORMASI PADA KONSTRUKSI LAS

PENGARUH VARIASI KUAT ARUS LAS LISTRIK PADA SUDUT KAMPUH V GANDA TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN KETANGGUHAN IMPACT DARI MATERIAL ST 37

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Normen) adalah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi kebutuhan teknologi maupun kebutuhan rumah. berpengaruh pada penurunan kualitas barang produksi seperti

PENGARUH KELEMBABAN FLUKS ELEKTRODA E 6013 LAS SMAW PADA KEKUATAN SAMBUNGAN TUMPUL BAJA PADUAN BERKEKUATAN TARIK TINGGI AISI 4340

Analisa Kekuatan Tarik Baja Konstruksi Bj 44 Pada Proses Pengelasan SMAW dengan Variasi Arus Pengelasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EFFECT OF POST HEAT TEMPERATURE TO HARDNESS AND MACROSTRUCTURE IN WELDED STELL ST 37

RANCANG BANGUN SPESIMEN UNTUK KEBUTUHAN ULTRASONIC TEST BERUPA SAMBUNGAN LAS BENTUK T JOINT PIPA BAJA. *

BAB II DASAR TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. Kekuatan tarik adalah sifat mekanik sebagai beban maksimum yang terusmenerus

Gambar 4.1. Hasil pengamatan struktur mikro.

ANALISA PENGARUH PENGELASAN FCAW PADA SAMBUNGAN MATERIAL GRADE A DENGAN MATERIAL GRADE DH 36. Oleh :

Kekuatan Tarik Dan Kekerasan Sambungan Las Baja ST 37 Dengan Menggunakan Variasi Elektroda

PENGARUH SUHU NORMALIZING TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS PENGELASAN BAJA PLAT KAPAL. Sutrisna*)

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN SAMBUNGAN LAS BAJA ST 37 DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI ELEKTRODA

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

Pengaruh Variasi Arus terhadap Struktur Mikro, Kekerasan dan Kekuatan Sambungan pada Proses Pengelasan Alumunium dengan Metode MIG

JURNAL PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL PADA HASIL PENGELASAN TIG TERHADAP SIFAT FISIS DAN MEKANIS BAJA TAHAN KARAT 316L

III. METODOLOGI PENELITIAN. 2. Badan Latihan Kerja (BLK) Bandar Lampung sebagai tempat pengelasan

BAB III TEKNOLOGI PENGELASAN PIPA UNTUK PROSES SMAW. SMAW ( Shielded Metal Arc Welding ) salah satu jenis proses las busur

Oleh Wahyu Ade Saputra ( ) Dosen Pembimbing 1. Ir. Achmad Zubaydi, M.Eng., Ph.D 2. Ir. Soeweify, M.Eng

Jurnal Dinamis Vol.II,No.14, Januari 2014 ISSN

PENGARUH VARIASI ARUS PENGELASAN TERHADAP SIFAT MEKANIK PADA PROSES PENGELASAN SMAW

BAB I PENDAHULUAN. logam menjadi satu akibat adanya energi panas. Teknologi pengelasan. selain digunakan untuk memproduksi suatu alat, pengelasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

ANALISA PENGARUH VARIASI ARUS TERHADAP HASIL LAS GMAW

Transkripsi:

Widya PENGARUH Teknika Vol.22 VARIASI No.1; Maret AMPERE 2014 PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] ISSN 1411 0660: 47-51 PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN PLAT BAJA ST 36 TERHADAP BEBAN TEKAN BENGKOK DAN KERUSAKAN PERMUKAAN Agus Suyatno 1 Dadang Hermawan 2 ABSTRAK Teknologi las merupakan teknologi penyambungan yang telah banyak digunakan sejak zaman prasejarah. Sebagai contoh, pada masa-masa itu telah dilakukan pembrasingan logam paduan emas-tembaga dan pematrian paduan timbal-timah. Pada mulanya hanya digunakan sambungan-sambungan dan reparasi-reparasi yang kurang penting, tetapi sekarang telah banyak digunakan dalam konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. Penelitianpenelitian tentang metalurgi las, tegangan sisa dalam pengelasan, kepekaan retak dan rambatan retak pada hasil lasan, dan salah satunya perlu adanya pengujian pada pengelasan yaitu dengan pengujian bending setelah dilakukan pengelasan. Hal ini dapat diketahui seberapa kuat hasil pengelasan pada plat baja dalam menahan beban yang diberikan dengan beberapa macam variasi ampere pengelasan. Pada penelitian menggunakan metode eksperimen, dengan melakukan pengelasan plat baja ST 36, Tekanan Bending dan Keretakan Pengelasan pada sambungan.. Hasil penelitian didapatkan dengan pengelasan 60 A pada plat Baja ST 36 didapatkan deformasi sebesar 52,62 dengan panjang retak 0,5 mm, jadi semakin besar deformasi pada plat baja ST 36 dengan ampere pengelasan yang lebih besar didapatkan panjang retak yang lebih kecil. Pada plat baja ST 36 dengan ampere pengelasan yang lebih tinggi dapat menambah beban yang lebih besar dengan panjang retak yang lebih kecil. Kata Kunci: Ampere Pengelasan, Tekanan Bending, Panjang Retak. PENDAHULUAN Deutche Industrie Norman (DIN) mendefinisikan las adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilakukan dalam keadaan cair atau lumer. Dari definisi tersebut dapat dijabarkan bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang logam dan paduannya dengan memanfaatkan energi panas. Tujuan proses pengelasan adalah untuk menyambung dua atau lebih bagian logam atau logam paduan, dan untuk memperbaiki hasil coran (mengisi lubang -lubang kecil yang terdapat pada permukaan hasil coran). Di samping digambar: Pada daerah lasan terdiri dari 4 bagian yaitu [1] : 1. Logam Lasan (weld metal) 2. Garis gabungan (fusion line) 3. HAZ (Head affected zone) 4. Logam Induk (parent metal) 5. Gambar 1. Daerah lasan. Gambar 2. Daerah lasan. Keterangan : a. Logam Lasan (weld metal) Weld deposit (endapan las) berasal dari filter metal (logam pengisi) adalah dari logam yang pada waktu pengelasan mencair dan kemudian membeku. b. Garis hubungan (fusionline) Adalh gabungan antara weld metal dengan HAZ, daerah ini adalah batas bagian liquit dan solit dari sambungan las. c. HAZ ( Head Affected zone. Adalah daerah pengaruh panas atau daerah dimana logam dasar yang bersebelahan dengan logam yang selama pengelasan mengalami siklus thermal pemanasan dan pendinginan dengan cepat. Daerah ini merupakan daerah yang sulit sekali diawasi dan (poor) dari semua bagian sambungan las. Hal ini disebabkan karena pada daerah ini struktur mikronya berubah. lagi yaitu sekitar kurang lebih 15 sampai 20 mm. d. Logam Induk (Parent Metal) 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang; e-mail agussuyatno@gmail.com 2 Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin Universitas Widyagama Malang; e-mail dadanghermawan@yahoo.co.id 47

WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 47 51 Logam induk adalah bagian yang tidak terpengaruh oleh pemanasan dan suhu pengelasan dan suhu pengelasan yang tidak menyebabkan terjadinya perubahan struktur dan sifat-sifatnya. PENGELASAN (WELDING) Kemampuan las didefinisikan sebagai kemampuan dari logam atau bermacam-macam logam untuk dilas dalam suatu kondisi fabrikasi untuk menjadi struktur yang layak dan dapat beroperasi secara memuaskan dalam kondisi yang direncanakan [2]. Dengan melihat kondisi diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan las merupakan suatu sifat logam yang sangat kompleks. Suatu logam dikatakan mempunyai mampu las yang baik apabila logam tersebut dapat dilas dengan mudah tanpa mengalami perlakuan-perlakuan yang khusus dan dapat menghasilkan sambungan las yang mempunyai sifat-sifat mekanis yang baik dan konstan. Dari tinjauan metalurgi hal terebut berarti bahwa dalam proses pengelasan logam las dan logam dasar bersatu dengan suatu proses difusi. Demikian juga diharapkan bahwa hasil pengelasan ini mempunyai kemampuan untuk berada dalam kondisi tertentu pada temperatur tinggi maupun temperatur rendah. Pengelasan pada Beberapa Jenis Logam Setiap jenis logam masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Perbedaanperbedaan tersebut telah memberikan pengaruh semakin berkembangnya teknologi pengelasan sehingga dihasilkan cara-cara pengelasan yang beraneka ragam sebagaimana ditunjukkan pada gambar 5.1. Uraian berikut ini akan memberikan pengetahuan secara ringkas tentang cara-cara pengelasan pada beberapa jenis logam yang biasa digunakan dalam konstruksi bangunan dan mesin [3]. a. Pengelasan Besi dan Baja Besi dan baja termasuk ke dalam kelompok bahan logam ferrous, yaitu bahan yang unsur utama besi (Fe) dan karbon (C). Kandungan karbon pada logam ferrous biasanya berkisar antara 0 45 %. Logam ferrous sendiri dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: - Besi, dengan kadar karbon 0 0,008 % - Baja, dengan kadar karbon 0,008 2,0 %, dan - Besi tuang, dengan kadar karbon 2,0 4,5 % Secara umum besi dan baja memiliki sifat mampu las ( weldability) yang sangat baik. Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain: - Jenis las yang dipilih - Temperatur pengelasan - Jenis logam pengisi - Jenis elektroda Pada beberapa jenis baja tertentu, pengelasan dapat mengakibatkan terjadinya perubahan sifat mekanik pada daerah HAZ (Heat Affected Zone), seperti: kekerasan, keuletan, ketangguhan, kekuatan tarik, dan lain-lain. Kualitas Hasil Pengelasan Kualitas hasil pengelasan tergantung pada pemilihan parameter pengelasan dan ketrampilan operator. Jika pemilihan parameter tidak tepat atau operator kurang terampil dalam melakukan pengelasan, maka akan timbul ketidaksempurnaan atau cacat pada lasan. Beberapa ketidaksempurnaan pada hasil lasan antara lain [4,6]: Cacat pada pengisian atau kampuh. Contohcontoh cacat ini ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Gambar 3. Bentuk-bentuk hasil pengelasan (1) Adanya rongga pada alur pengelasan atau bagian sudut. Adanya rongga tersebut terjadi karena peleburan yang tidak sempurna ( incomplete fusion). Contohnya adalah sebagaimana ditunjukkan pada gambar di bawah ini. Incomplete fusion Gambar 4. Ketidaksempurnaan peleburan pada pengelasan (2) Retak pada daerah las Retak pada daerah las dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok retak dingin dan kelompok retak panas. Retak dingin adalah retak las yang terjadi pada daerah las pada suhu di bawah suhu transformasi martensit (sekitar 300 o C), sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi pada suhu di atas 550 o C. (3) Retak panas dibagi menjadi dua kelas, yaitu retak karena pembebasan tegangan pada daerah pengaruh panas yang terjadi pada suhu 550 700 48

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] o C dan retak yang terjadi pada suhu di atas 900 o C yang terjadi pada peristiwa pembekuan logam las. dilakukan untuk memeriksa ketidaksempurnaan pada hasil las, seperti keteraturan permukaan manik, bentuk kaki las, retak besar, panjang las, dan lain-lain. METODE PENELITIAN Alat-alat dan bahan penelitian : 1) Alat Uji Bending Gambar 5. Beberapa jenis retak pada hasil lasan Pengujian dan Pemeriksaan Hasil Las Pengujian pada hasil las biasanya dilakukan terhadap model yang dibuat khusus untuk pengujian dengan bahan logam, logam pengisi, cara pengelasan, dan parameter-parameter pengelasan yang samadengan konstruksi sebenarnya. Akan tetapi, yang paling sering dilakukan adalah pengujian pada batang uji dengan standar tertentu sesuai sifat mekanik yang ingin diketahui. Semua uji mekanik dapat diberikan pada hasil lasan, diantaranya: uji kekerasan, uji tarik, uji tumbuk-takik, uji tekuk, dan uji mikrostruktur [5,7]. Di samping pengujian, pada hasil pengelasan terkadang juga diperlukan pemeriksaan (non destructive test) untuk mengetahui adanya retak maupun rongga di dalam lasan. Cara pemeriksaan yang dapat dilakukan antara lain: - Pemeriksaan dengan radiografi ( radiography inspection), menggunakan sinar X atau sinar yang diarahkan pada logam induk atau tidaknya rongga di dalamnya. - Pemeriksaan dengan ultrasonik ( ultrasonic inspection), yaitu menggunakan gelombang suara frekuensi maupun logam las untuk mengetahui ada - tinggi yang dirambatkan ke dalam logam yang diuji oleh alat pengirim dan akan gelombang baliknya akan ditangkap oleh alat penerima. - Pemeriksaan dengan serbuk magnetik (magnetics particle inspection), digunakan untuk memeriksa logam ferromagnetik dengan menggunakan serbuk magnetik. - Pemeriksaan dengan penembusan zat warna (liquid penetrant inspection), digunakan untuk memeriksa ada atau tidaknya cacat yang halus pada permukaan, seperti retak, lubang halus, atau kebocoran. - Pemeriksaan dengan elektromagnetik (electromagnetics inspection), yaitu berdasarkan atas terjadinya arus eddy pada logam yang diuji. Besarnya arus eddy menunjukkan besarnya cacat yang terjadi. - Cara-cara pemeriksaan tersebut digunakan untuk mengetahui cacat yang tidak tampak oleh mata langsung. Cara pengamatan langsung dapat 2) Plat Baja ST 36 3) Manometer 4) Dial Indikator 5) Las Listrik Gambar 6. Uji Bending Gambar 7. Plat Baja Gambar 8. Las Listrik Variabel penelitian Variabel bebas 1. Tekanan Bending, 2. Keretakan Pengelasan Variabel terikat 1. Variasi Ampere Pengelasan 2. Daerah Pengelasan 3. Dimensi Plat 49

WIDYA TEKNIKA Vol.22 No.1; MARET 2014: 47 51 Prosedure Pengujian : Langkah-langkah pengujian bending : 1. Sambungkan dua plat (variasi plat) dengan Las Listrik 2. Ukur dimensi plat yang sudah tersambung 3. Letakkan plat pada anvil di Alat Uji Bending 4. Angkat anvil keatas pelan-pelan sampai mengenai indentor. 5. Catat tekanan dan tinggi bengkokan pada saat indentor menekan plat. 6. Pada Tekanan yang ditentukan lihat crak yang terjadi pada daerah pengelasan dan catat berapa panjangnya. 7. Ulangi pengujian untuk semua material. pengaruh deformasi pada sambungan plat baja ST 36 terhadap panjang retak didapatkan pada deformasi 52,62 mm panjang retak yang terjadi sebesar 0.5 mm, sedangkan untuk deformasi 14,52 mm yang dihasilkan panjang retak sebesar 1,6 mm. Semakin besar ampere pengelasan maka semakin besar deformasi yang terjadi tetapi untuk panjang retaknya semakin kecil. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Hasil penelitian : Gambar 11. Grafik pengaruh Pengelasan terhadap Panjang Retak Gambar 9. Grafik pengaruh Pengelasan Terhadap Deformasi pengaruh ampere pengelasan pada sambungan plat baja ST 36 didapatkan pada pengelasan 20 A deformasi yang terjadi sebesar 14,52 mm, sedangkan untuk ampere pengelasan pada 60 A deformasi yang dihasilkan sebesar 52,62 mm. Untuk plat tanpa pengelasa deformasi yang terjadi sebesar 70,76 mm. Semakin besar ampere pengelasan maka semakin besar deformasi yang terjadi. pengaruh pengelasan pada sambungan plat baja ST 36 terhadap panjang retak didapatkan pada Semakin besar ampere pengelasan maka semakin panjang retaknya semakin kecil. Pada pengelasan 20 A panjang retak 1,6 mm, sedangkan pengelasan 60 A panjang retak 0.5 mm. Gambar 12. Grafik pengaruh Beban terhadap Panjang Retak Gambar 10. Grafik pengaruh Deformasi Terhadap Panjang Retak pengaruh beban pada sambungan plat baja ST 36 terhadap panjang retak didapatkan dengan pembebanan 8,67 psi pada pengelasan 20 A panjang retak yang dihasilkan sebesar 1,6 mm, sedangkan pada pengelasan 60 A dengan beban 29 Psi didapatkan panjang retak sebesar 0.5 mm. Hal ini didapatkan pengelasan 60 A dapat menahan beban yang lebih besar. 50

PENGARUH VARIASI AMPERE PENGELASAN.. DAN KERUSAKAN PERMUKAAN [AGUS SUYATNO] Keretakan Pengelasan Pengaruh besarnya arus listrik pengelasan terhadap kerusakan pengelasan KESIMPULAN Dari pembahasan dapat disimpulkan : 1. Pada plat baja ST 36 yang dilakukan pengelasan dengan ampere yang lebih besar didapatkan deformasi yang lebih baik. 2. Semakin besar deformasi pada plat baja ST 36 dengan ampere pengelasan yang lebih besar didapatkan panjang retak yang lebih kecil. 3. Pada plat baja ST 36 dengan ampere pengelasan yang lebih tinggi dapat menambah beban yang lebih besar dengan panjang retak yang lebih kecil. DAFTAR PUSTAKA Gambar 13. Kerusakan Pengelasan 20 A Gambar 14. Kerusakan Pengelasan 40 A [1] Harsono Wiryosumarto, Toshie Okumura, 2000, Teknologi Pengelasan Logam, Salemba, Jakarta [2] Senji Ohyabu dan Yoshikazu Kubokawa, 1990. Politeknik Pusat Chiba, Welding Textbook, Lembaga Pelatihan Luar Negeri (OVTA ), Chiba 261-0021 Jepang [3] Katsuhiko Yasuda, 1985, Lembaga Pelatihan Kejuruan, Instruction Manual Welding Techniques,1-1 Hibino, Chiba 260 Jepang [4] Takuo Araki, 1985. Pusat Pelatihan Kejuruan Lanjut Narita, Workshop Manual Welding, 1-1, Hibino, Chiba 260 Jepang [5] A.C. Suhardi, 1990. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Las Busur Listrik Terendam, Surabaya, [6] Trisno, 1990. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik, Pedoman untuk Inspektur Las, Surabaya [7] Sentot Rahardjono, M.H. Achmaniar Parathon, M. Husni Sohar, 1998. Konstruksi Bangunan Gambar 15. Kerusakan Pengelasan 50 A KERUSAKAN PENGELASAN 60 A 51