PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

dokumen-dokumen yang mirip
Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI KAYU

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

TAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK

IMPLEMENTASI INFERENCE ENGINE DENGAN RANGKAIAN MUNDUR PADA SISTEM PAKAR UNTUK SIMULASI SELEKSI TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam bab ini akan menjelaskan pengertian sebuah sistem pakar, komponen

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

Visualisasi Konsep Umum Sistem Pakar Berbasis Multimedia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

MENGENAL SISTEM PAKAR

APLIKASI DESKTOP SISTEM PAKAR REAKSI JARINGAN TERHADAP KELAINAN DAN TRAUMA MUSKULOSKELETAL MENGGUNAKAN STRAWBERRY PROLOG (LIGHT EDITION)

BAB 2 LANDASAN TEORI

DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE PENELUSURAN FORWARD CHAINNING-DEPTH FIRST SEARCH

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PAKAR MENDIAGNOSA PENYAKIT UMUM YANG SERING DIDERITA BALITA BERBASIS WEB DI DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Implementasi Metode Forward Chaining untuk Mendiagnosa PenyebabPenyakit Tanaman Singkong

APLIKASI SISTEM PAKAR BUDIDAYA ANGGREK HYBRID DENGAN SISTEM KONVENSIONAL

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

SISTEM PAKAR MENGIDENTIFIKASI PENOLAKAN FILM RADIOLOGI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Untung Subagyo, S.Kom

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

By: Sulindawaty, M.Kom

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

MANAGEMENT INFORMATION SYSTEMS Raymond McLeod, Jr. and George Schell

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Struktur Sistem Pakar

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sistem Pakar Kerusakan pada Perangkat Keras (Hardware) di SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Menggunakan Metode Forward Chaining diperoleh berdasarkan referensi yang

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan Dan Manfaat

PENERAPAN SISTEM PAKAR DALAM MENGANALISIS PENGARUH RELAKSASI MANAJEMEN STRES

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK IDENTIFIKASI GENUS THRIXPERMUM DI SULAWESI

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penerapan Sistem Pakar Untuk Informasi Kebutuhan Energi Menggunakan Metode Forward Chaining

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT PADA BURUNG MURAI MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

Wawan Yunanto

APLKASI SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK MENDIAGNOSA AWAL PENYAKIT JANTUNG

REPRESENTASI RULE DENGAN TEKNIK INFERENSI FORWARD CHAINING UNTUK SISTEM PAKAR PEMELIHARAAN BIBIT IKAN LELE

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

inferensi yang dimiliki oleh komputer dalam memanfaatkan pengetahuan yang

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

FORWARD & BACKWARD CHAINING SISTEM PAKAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

BAB II LANDASAN TEORI

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PADA MESIN FOTOCOPY CANON MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17

PAKAR PEMILIHAN RESEP MAKANAN INDONESIA

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TAKARIR. Aedes aegypti : nyamuk yang menularkan penyakit demam. Database : kumpulan file atau tabel yang saling

RANCANG BANGUN APLIKASI KNOWLEDGE BASED SYSTEM BERBASIS FENG SHUI UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL RUMAH PADA PROPERTY AGENT

Definisi Sistem Pakar

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

PENGEMBANGAN SISTEM PENENTUAN UNIT KERJA KARYAWAN PADA PT. ANEKA MODE INDONESIA BERDASARKAN PSIKOTEST MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI DINI PADA PENYAKIT TUBERKULOSIS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

Transkripsi:

Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita Irawati Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No 100 Pondok Cina Depok E-mail: ana, marliza, dyahcita@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam program komputer sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu implementasi yang dapat diterapkan adalah dalam bidang pertanian. Pada makalah ini akan dipaparkan tentang pembuatan sistem pakar yang dapat digunakan untuk identifikasi jenis anggrek. Sistem ini dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Java, dan dapat berjalan di dua sistem operasi yaitu Windows dan Linux. Hasil penelitian ini adalah aplikasi sistem pakar yang dapat digunakan untuk identifikasi jenis anggrek. Kata Kunci : sistem pakar, identifikasi, anggrek, Java. I. PENDAHULUAN Sistem pakar merupakan program komputer yang meniru proses pemikiran dan pengetahuan pakar untuk menyelesaikan suatu masalah yang spesifik. Implementasi sistem pakar banyak digunakan untuk kepentingan komersial karena sistem pakar dipandang sebagai cara penyimpanan pengetahuan pakar dalam bidang tertentu ke dalam program komputer sedemikian rupa sehingga dapat memberikan keputusan dan melakukan penalaran secara cerdas. Salah satu implementasi yang dapat diterapkan adalah dalam bidang pertanian. Ruang lingkup bidang pertanian sangat luas, pada makalah ini bidang pertanian yang dimaksud adalah tanaman anggrek. Anggrek banyak dibudidayakan. Anggrek mempunyai jenis yang sangat beragam, sehingga para pencinta anggrek mengalami kesukaran dalam menidentifikasi jenis anggrek. Dengan demikian, salah satu alternatif pemecahan masalah tersebut adalah mengembangkan suatu program komputer yang dapat meniru keahlian suatu atau beberapaorang tenaga ahli atau pakar anggrek. Sistem ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis anggrek. Sistem ini dapat digunakan oleh pembudidaya anggrek, para pemula pencinta anggrek atau siapa pun yang ingin mempelajari jenis anggrek. Manfaat yang diharapkan adalah sistem ini dapat membantu siapa saja yang ingin mengetahui jenis anggrek. Hasil dari sistem ini adalah mengidentifikasi jenis anggrek dengan memasukkan data dari ciri-ciri anggrek tersebut. II. SISTEM PAKAR 2.1. Definisi Sistem Pakar Pada tahun 1956, mulai diperkenalkan istilah Kecerdasan Buatan (AI), yang kemudian ditegaskan lagi pada tahun 1961 oleh suatu tulisan Marvin Minsky dari MIT tentang "Steps A-074

towards AI". Semenjak itu istilah AI menjadi semakin populer, dan kemajuan bidang ini mencapai puncaknya dengan munculnya pengetahuan tentang Sistem Pakar. Di dalam perspektif ilmu pengetahuan dan teknologi, sistem cerdas merupakan bagian dari bidang kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Istilah expert system berasal dari knowledge-based expert system (sistim cerdas berbasis pengetahuan), dimana suatu sistem yang menggunakan pengetahuan manusia (human knowledge) yang dimasukkan ke dalam komputer untuk memecahkan masalah yang umumnya memerlukan keahlian seorang pakar (expert). Dapat juga dikatakan, sistem pakar adalah sebuah program komputer yang menggunakan pengetahuan dan teknik inferensi (pengambilan kesimpulan) untuk memecahkan persoalan seperti yang dilakukan oleh seorang pakar. Penggunaan Knowledge-based expert system (sistem pakar berbasis pengetahuan) ini tidak menjamin solusi yang lebih akurat, tetapi paling tidak mampu menghasilkan keputusankeputusan yang didasari informasi relatif lebih banyak/terstruktur. 2.2. Komponen Sistem Pakar Komponen sistem pakar terbagi menjadi empat bagian seperti ditunjukkan oleh Gambar 1, yaitu: 1. Knowledge Base (Basis Pengetahuan) Knowledge Base merupakan inti dari program sistem pakar karena basis pengetahuan itu merupakan presentasi pengetahuan atau knowledge representation basis pengetahuan adalah sebuah basis data yang menyimpan aturan-aturan tentang suatu domain knowledge/pengetahuan tertentu. Basis pengetahuan ini terdiri dari kumpulan objek beserta aturan dan atributnya (sifat atau cirinya). Contoh : If hewan merupakan sayap dan bertelur then hewan jenis burung. 2. Working Memory (Basis Data atau Memori Kerja) Working memory adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta baik fakta awal pada saat sistem beroperasi maupun fakta-fakta pada saat pengambilan klesimpulan sedang dilaksanakan selama sistem pakar beroperasi basis data berada di dalam memori kerja. 3. Inference Engine (Mesin Inferensia) Inference Engine adalah bagian yang menyediakan mekanisme fungsi berfikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Mesin ini akan dimulai pelacakannya dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Dua teknik Inference Engine, yaitu: a. Backward Chaining (Pelacakan kebelakang) Melalui penalarannya dari sekumpulan hipotesis menuju fakta-fakta yang mendukung tersebut,jadi proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan kesimpulan yang akan dicari baru kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal Driven. b. Forward Chaining (Pelacakan ke depan) Forward Chaining merupakan kebalikan dari Backward Chaining yaitu mulai dari kumpulan data menuju kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui atau data driven. 4. User Interface (Antarmuka Pemakai) Antarmuka pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian memungkinkan pengguna untuk memasukkan instruksi dan informasi ke dalam sistem pakar serta menerima penjelasan dan kesimpulan. A-075

Gambar 1. Komponen Utama Sistem Pakar III. METODOLOGI Pembuatan sistem ini menggunakan teknik inferensi alur mundur (backward chaining) dan metode representasi pengetahuan yang digunakan adalah production rule. Teknik inferensi alur mundur (backward chaining) menggunakan kinerja sistem dalam pencapaian kesimpulan didasarkan pada langkah berikut : 1. Memulai penalaran dari sekumpulan hipotesa. 2. Menemukan ciri-ciri yang sesuai hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesa tersebut. 3. Begitu selanjutnya sampai pada kesimpulan tercapai. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perancangan Sistem Pada bagian perancangan sistem ini akan dipaparkan perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan. Untuk perangkat keras, Sistem ini dapat berjalan pada dua sistem operasi yaitu Microsoft Windows dan Linux. Sedangkan untuk perangkat lunak, sistem ini dibangun dengan menggunakan software NetBeans Enterprise Pack 5.5 dapat diakses pada Java 2 Platform Standard Edition Development Kit 5.0 untuk menjalankan aplikasi yang ditulis dengan bahasa pemrograman java. 4.2. Tahapan Penelitian A. Penerimaan Pengetahuan Untuk melakukan identifikasi jenis anggrek diperlukan pengetahuan mengenai jenis-jenis anggrek. Pada tahap ini dilakukan proses untuk mengorganisasikan pengetahuan. Seorang Knowledge enginer harus dapat melakukan penerimaan pengetahuan yang diperoleh dari pakar. Metode penerimaan pengetahuan yang digunakan adalah interview (wawancara) dan tracking the reasoning proses (proses berpikir). Hasil dari tahap ini adalah diperlukan informasi mengenai: o Untuk mencirikan daun diperlukan informasi: bentuk (tersusun,bertangkai,tebal), jumlah daun (satu atau banyak). o Untuk mencirikan batang diperlukan informasi: pertumbuhan ujung batang (monopodial atau simbodial), bentuk dan pertumbuhannya (tegak atau merambat). o Untuk mencirikan bunga informasi yang diperlukan: struktur bunga, perbungaan tumbuh dari (ujung batang, sisi umbi semu atau ketiak daun), warna, ukuran dan jumlah kuntum bunga (tunggal, banyak, bercabang dan bergerombol). o Tempat tumbuh : tanah dan epifit. A-076

B. Representasi pengetahuan Metode representasi pengetahuan yang digunakan adalah production rule atau kaidah produksi. Ide dasar dari sistem ini adalah pengetahuan digambarkan sebagai production rules dalam bentuk pasangan kondisi-aksi, jika-maka atau if-then. Kaidah produksi dikatakan sebagai implikasi dua bagian yaitu bagian premise/kondisi dan bagian konklusi/maka. Apabila bagian premise dipenuhi maka bagian konklusi akan bernilai benar. Bila bagian premise tidak dipenuhi maka akan melompat ke premise lain dibawahnya. Suatu kaidah produksi dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise satu dengan premise yang lain dapat dihubungkan dengan atau atau dan. Untuk mengidentifikasi tumbuhan anggrek dapat dilihat dari ciri-ciri yang menonjol seperti tempat tumbuh, batang, daun dan stuktur bunga dan lain-lain. Sebelum menuangkan dalam suatu representasi pengetahuan terlebih dahulu dibuat disain struktur, pengkodean dan diagram pohon, hal ini dilakukan agar memudahkan dalam representasi pengetahuan. Untuk disain struktur anggrek dapat di lihat pada Tabel 1. Sedangkan untuk diagram pohon dapat dilihat pada Gambar 2. Diagram pohon pada Gambar 2 memberikan gambaran tentang ciri-ciri yang menonjol pada anggrek sehingga dapat di identifikasi jenis anggreknya. Tabel 1. Disain struktur ciri-ciri untuk identifikasi anggrek A-077

Epifit Tempat tumbuh Simpodial Batang Appendicula Tersusun di batang Daun Ukuran bunga kecil-kecil Daun kelopak bagian sisi Mempunyai tugu Jumlah cuping di bibir = 3 Bunga Jumlah polinia = 6 Jumlah bunga = banyak Perbungaan di ujung batang Gambar 2. Diagram Tree ciri-ciri identifikasi anggrek 4.3. Tampilan Sistem Pakar A. Tampilan Menu Utama Pada halaman ini berisi informasi judul sistem, gambar bunga anggrek dan menu untuk melakukan tes identifikasi jenis anggrek. Menu utama dapat di lihat pada Gambar 3 berikut ini Gambar 3. Tampilan Menu Utama B. Tampilan Halaman Menu Input Ciri-Ciri Anggrek Pada menu ini terdapat menu untuk menginput ciri-ciri anggrek. Terdapat 13 pertanyaan yang harus di jawab. Setelah semua ciri-ciri di masukkan, kemudian akan di proses. Apakah ciri-ciri anggrek yang di masukkan merupakan salah satu genus anggrek atau bukan. Menu ini dapat di lihat pada Gambar 4 berikut ini. A-078

Gambar 4. Tampilan Halaman Input Ciri-Ciri Anggrek C. Tampilan Halaman Menu Hasil Pada menu ini akan terdapat hasil dari data yang di masukkan, terdapat dua hasil yaitu : a. Hasil terdefinisi, akan berisi informasi jenis anggrek beserta gambarnya. b. Hasil tidak terdefinisi artinya ciri atau data yang dimasukkan tidak terdefinisi atau tidak terdapat pada database. Gambar menu hasil dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini. V. KESIMPULAN Gambar 5. Tampilan Halaman Hasil Dengan dikembangkan sistem pakar ini, diharapkan akan membantu para pembudidaya anggrek dalam mengidentifikasi jenis anggrek. Sistem ini dapat berjalan di dua sistem operasi yaitu Windows dan Linux. DAFTAR PUSTAKA [1] Rijalul Fitri, Pemrograman Java, Penerbit Array, 2008 [2] Suparman, Mengenal Artificial Intelligence, Penerbit ANDI OFFSET Yogyakarta, 1991. [3] Syifaun Nafisah, Nazrul Effendi, Implementasi Sistem Pakar Dalam Bidang Farmakologi Dan Terapi Sebagai Pendukung Pengambilan Keputusan Berbasis Web. [4] Turban, Efraim, Expert System and Applied Artificial Intelligence, California State University At Long Beach, 1992. [5] www. Anggrek.org, di akses tanggal Mei 2008 A-079