Suplemen Majalah SAINS Indonesia. Edisi September Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/ :53:12

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. gizi yang terkandung dalam sayur dan buah. Sayuran dan buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB I PENDAHULUAN. A dan C, minyak atsiri, zat warna kapsantin, karoten. Cabai merah juga mengandung

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai (Capsicum annum L.) merupakan tanaman semusim yang

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa ayat di dalam Al-Qur an menunjukkan tanda-tanda akan

I. PENDAHULUAN. Masyarakat luas telah menyadari bahwa pestisida merupakan senyawa yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengendalian hama dan penyakit melalui insektisida

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan seperti tempe, tahu, tauco, kecap dan lain-lain (Ginting, dkk., 2009).

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 8

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. membantu menjaga kondisi tubuh agar tetap sehat. permukaan yang lebih kasar dibandingkan cabai merah besar, dan memiliki

UJI EKSTRAK DAUN MIMBA (Azadirachta indica) DAN EKSTRAK DAUN KLUWEK (Pangium edule) TERHADAP KEMATIAN ULAT GRAYAK (Spodoptera sp.

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. ketersediaan beras di suatu daerah. Salah satu hal yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

BAB I Pendahuluan. tropis sehingga tanahnya sangat subur dan cocok untuk pertanian dan. meningkatkan hasil-hasil pertanian serta perkebunan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. hortikultura yang memiliki nilai ekonomi penting di Indonesia. Cabai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Musaceae yang berasal dari Asia Tenggara. Di Indonesia, pisang merupakan buah

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Konsumsi per Kapita per Tahun Buah-Buahan di Indonesia Tahun

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor penting di Indonesia. Pembangunan pertanian

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis),

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia kaya akan berbagai jenis tanaman umbi-umbian, baik

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, diantaranya mengandung vitamin C, vitamin A, sejumlah serat dan

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sentra pertanaman kacang panjang yang mempunyai

MIMBA SEBAGAI PESTISIDA NABATI Tanaman Mimba

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,

BAB I PENDAHULUAN. oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Kerupuk bertekstur garing dan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemahaman masyarakat terhadap pentingnya pola hidup sehat semakin

BAB I PENDAHULUAN. terlebih keuntungan dalam sektor pertanian. Sektor pertanian terutama

TANAMAN PENGHASIL PATI

PENGARUH PERBANDINGAN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn) DAN JENIS JAMBU BIJI TERHADAP KARAKTERISTIK JUS

I. PENDAHULUAN. melalui makanan pokok (Nazarudin, 2009). Selada (lactuca sativa L.) merupakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, teh berasal dari tanaman teh (Camellia sinensis). Teh Camellia

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

Varietas Unggul Baru (VUB) Kentang Menjawab Kebutuhan Bahan Baku Olahan

UJI PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK PADA TEMPE DENGAN BAHAN DASAR JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata)

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Proyeksi konsumsi kedelai nasional

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

I. PENDAHULUAN. yang memadai akan mengakibatkan terjadinya kerawanan sosial berupa

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merang merupakan salah satu jenis jamur pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan permintaan pasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan. penduduk yang mempunyai angka pertumbuhan yang tinggi sekitar 1.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009

I. PENDAHULUAN. dan siap untuk dimakan disebut makanan. Makanan adalah bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. sampah atau limbah baik rumah tangga, pabrik, maupun industri lainnya. Sampah

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

BABI PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merupakan komoditas hortikultura penting di Indonesia yang

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

Transkripsi:

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd1 1 25/08/2016 12:53:12

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd2 2 25/08/2016 12:53:16

Ekstrak Biji Mimba, Ampuh Kendalikan Hama Penggunaan pestisida kimia di kalangan petani untuk menanggulangi hama tanaman masih dominan. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena dapat menyebabkan residu pada produk pertanian, biaya produksi tinggi, dan pencemaran lingkungan. Balitbangtan menyiapkan teknologi alternatif yang relatif murah, efektif membunuh hama, dan ramah lingkungan. Yakni ekstrak biji mimba sebagai pestisida nabati. Pestisida nabati terbuat dari tanaman yang mengandung biopestisida. Beberapa jenis tanaman telah diseleksi dan diteliti untuk mengetahui kemanjurannya. Salah satu yang tergolong manjur dan berpotensi untuk dikomersialkan sebagai pestisida nabati adalah tanaman mimba atau nimba (Azadirachta indica A. Juss). Tanaman nimba banyak dijumpai di sepanjang pantai utara Jawa. Umumnya, pohon ini tumbuh liar dengan biji yang dapat diolah sebagai pestisida. Berbagai referensi melaporkan bahwa biji mimba mengandung senyawa aktif pestisida, seperti azadirakhtin, salanin, nimbin, dan meliantriol yang diketahui efektif dalam pengendalian hama tanaman. Subiyakto, peneliti Balitbangtan sebagai penemu ekstrak biji mimba, telah melakukan penelitian proses ekstrak biji mimba dengan pelarut organik untuk pembuatan pestisida nabati. Melalui proses ekstrak yang sederhana dan murah, diperoleh hasil ekstraksi berupa ekstrak biji mimba kasar yang tahan Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd3 3 25/08/2016 12:53:17

Pestisida nabati ini lebih efektif dalam pengendalian hama tanaman dengan cara merusak perkembangan telur, larva, dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menghambat reproduksi serangga betina, dan bersifat mengusir serangga. disimpan hingga 24 bulan serta cepat larut dalam air dengan kandungan kimia yang lebih tinggi. Pestisida nabati ini lebih efektif dalam pengendalian hama tanaman dengan cara merusak perkembangan telur, larva, dan pupa, menghambat pergantian kulit, mengganggu komunikasi serangga, menghambat reproduksi serangga betina, dan bersifat mengusir serangga. Ekstrak biji mimba sudah diujicobakan untuk pengendalian hama pada beberapa jenis tanaman, di antaranya kapas, tembakau, kedelai, jeruk dan aneka sayuran. Salah satu hasil penelitian yang mengujicobakan ekstrak biji mimba dikombinasi dengan biopestisida Helicovera armigera Nuclear Polyhedrosis Virus (HaNPV) pada pengendalian ulat kapas (Helicoverpa sp) menunjukkan bahwa dapat menghemat biaya hingga 63,4% dan meningkatkan penerimaan sebesar 32,7% (Indrayani dan Winarno, 2006). Subiyakto juga mengklaim bahwa penggunaan pada komoditas tembakau cerutu mampu mensubstitusi 50% penggunaan pestisida kimia, dengan perlakuan rekomendasi aplikasi yang berseling antara pestisida kimia dan penggunaan ekstrak biji mimba ini. Kendati sudah teruji ampuh usir hama, namun dalam pengembangan dan perluasan adopsi pestisida nabati masih diperlukan edukasi dan sosialisasi kepada pengguna. Balitbangtan perlu bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk dengan dunia usaha, dalam pengembangan dan penerapan hasil inovasi ini. Pestisida nabati dari ekstrak biji mimba hasil penelitian Balitbangtan ini telah didaftarkan perlindungan hak kekayaan intelektualnya, dan siap dikerjasamakan dengan industri pestisida dalam rangka mendukung pengembangan pertanian ramah lingkungan. Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd4 4 25/08/2016 12:53:18

Foto-foto: Balitbangtan Prima dan Rabani Agrihorti Cabai Rawit Unggulan Balitbang Pertanian Cabai rawit merupakan salah satu komoditas pilihan untuk usaha tani komersial. Posisi cabai rawit cenderung semakin penting dalam konsumsi masyarakat Indonesia sebagai sayuran atau olahan bumbu masakan. Hal ini menandakan, cabai rawit memiliki peluang pasar yang semakin luas, baik untuk memenuhi permintaan konsumsi rumah tangga maupun untuk keperluan industri dalam negeri. Cabai merupakan salah satu komoditas sayuran yang banyak dibutuhkan masyarakat. Hal ini terbukti dengan kesukaan masyarakat Indonesia terhadap cabai yang cukup tinggi, di mana kebutuhan per kapita terhadap cabai yang berada pada kisaran 3 kg/kapita/tahun. Apabila jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta, berarti per tahunnya dibutuhkan sebanyak 750.000 ton. Jumlah sebesar ini tampaknya belum dapat dipenuhi oleh produksi dalam negeri. Di sisi lain, permintaan cabai terus meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan kesejahteraan masyarakat. Prima agrihorti. Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd5 5 25/08/2016 12:53:19

Keunggulan cabai prima dan rabani agrihorti yaitu memiliki buah yang sangat lebat, rasa yang pedas, bentuk buah elongate, warna merah tua untuk prima agrihorti sedangkan merah oranye untuk rabani agrihorti. Rabani agrihorti. Secara umum, cabai rawit mengandung zat gizi yang cukup lengkap yakni kalori, protein, lemak karbohidrat, mineral (kalsium, fosfor, besi), vitamin dan berbagai zat lain yang berkhasiat obat, misalnya aleoresin, capsaicin, bioflavonoid, minyak atsiri, karotenoid (kapsantin, kapsorubin, karoten, dan lutcin). Selain itu, komoditas ini juga mengandung flavonoid, antioksidan, abu, dan setrat kasar Sampai kini, cabai seringkali mengalami fluktuasi harga karena karakter biologis komoditas tersebut mudah sekali rusak dan distribusi yang tidak merata. Pada tahun 2014, kebutuhan cabai besar dan rawit berkisar sebanyak 0,37 dan 0,32 ton/tahun yang bila dibandingkan dengan produksi nasional 1,07 dan 0,8 juta sebenarnya sudah mencukupi. Untuk mengatasi permasalahan yang disebabkan oleh fluktuasi harga, Badan Litbang Pertanian melakukan berbagai upaya antara lain melalui pendekatan teknis dengan menyediakan varietas unggul cabai rawit varietas prima dan rabani agrihorti. Keunggulan cabai prima dan rabani agrihorti yaitu memiliki buah yang sangat lebat, rasa yang pedas, bentuk buah elongate, warna merah tua untuk prima agrihorti sedangkan merah oranye untuk rabani agrihorti. Kedua jenis cabai rawit tersebut juga mempunyai daya simpan antara 10-12 hari pada suhu 19-23 o C dan dapat dimanfaatkan baik dalam bentuk buah segar maupun olahan. Kedua varietas tersebut memiliki adaptasi yang baik pada dataran tinggi serta memiliki daya hasil yang tinggi mencapai 20,25 ton/ha untuk cabai prima agrihorti dan 13,18 ton/ha untuk cabai rabani agrihorti (RBP/MYK). Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd6 6 25/08/2016 12:53:23

Suplemen Majalah SAINS Indonesia Suplemen Pertanian (MSI 57).indd7 7 25/08/2016 12:53:23

Suplemen Pertanian (MSI 57).indd8 8 Suplemen Majalah SAINS Indonesia 25/08/2016 12:53:26