BAB V GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan koperasi atau Lembaga Keuangan (LKM) yang dikenal dengan nama

BAB I PENDAHULUAN. adalah antara lain, bertambah atau berkurangnya penduduk, dan penemuanpenemuan

Dana pihak ke-1 dan kepemilikan saham pada bank syariah bukopin tahun 2013

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2012 NOMOR : 14 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

Syarat Pendirian Bank dengan Besarnya Modal Dasar dan Modal Disetor

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

ANGGARAN RUMAH TANGGA KOPERASI MITRA SEJAHTERA JAKARTA. BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN DAN DAERAH KERJA Pasal 1

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. VI.1. Sejarah Singkat Unit Simpan Pinjam Swamitra Pekanbaru

V. MODEL PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN USAHA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. serta menyediakan jasa jasa dalam lalu lintas pembayaran. masyarakat. Fungsi perbankan yang demikian disebut sebagai perantara

7. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1999 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Perusahaan Daerah;

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 2/ 23 /PBI/2000 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) GUBERNUR BANK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulpen

Skripsi. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Analisa Kredit dengan Agunan : Studi Kasus pada Koperasi Swamitra Tugu Sejahtera Semarang

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Koperasi Pegawai Pemerintah Kota Bandung (KPKB) berdiri tanggal 11

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang saat ini menghadapi banyak

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. modal dasar pada saat itu berjumlah Rp ,- (dua ratus lima

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 9 /PBI/2012 TENTANG UJI KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Dari tahun ke tahun, perekonomian di Indonesia selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Peran

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pendirian perusahaan nomor 11 tanggal 21 Februari 2003 dihadapan notaris

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/23/PBI/2004 TENTANG PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN (FIT AND PROPER TEST) BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB IV ANALISIS. Daftar Pajak Penghasilan Pasal 23 yang Dipotong PT.PLN (Persero) Area Garut Periode Tahun 2010

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 486/KMK.017/1996 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BAB III PRAKTIK PENGALIHAN BENDA JAMINAN MILIK ANGGOTA UNTUK JAMINAN HUTANG PIHAK KETIGA YANG DILAKUKAN OLEH KOPERASI SERBA USAHA DUA TIGA

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank merupakan tempat untuk meminjam

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.118, 2009 DEPARTEMEN KEUANGAN. Infrastruktur. Perusahaan. Pembiayaan.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga timbul berbagai permasalahan yang semakin kompleks di

I. PENDAHULUAN. berkembang, terlebih mengingat kondisi perekonomian negara yang tidak stabil

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. mencegah dan mendeteksi penggelapan (fraud). Sistem pengendalian yang baik

CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN

BAB V PENUTUP. kesimpulan dari uraian pada bab sebelumnya antara lain: perbankan. Perbankan merupakan industri jasa yang penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Penelitian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN. Cimahi. Koperasi PT. PLN ini diberi nama Koperasi Usaha Kita. Koperasi PLN

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

BAB II PT. PERMODALAN NASIONAL MADANI (PERSERO) akan kekuatan sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN MODAL VENTURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

No. 11/ 25 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA

BUPATI JEMBER PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG

PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 43 TAHUN 2006 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PENYALURAN KREDIT PADA USP.SWAMITRA RAMBAH PASIR PENGARAIAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. pelaksanaan atau pengoperasiannya bisa disebut tidak berbeda dengan Bank-bank

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

BAB 3 ANALISIS SISTEM. perusahaan serta akibat yang ditimbulkan masalah tersebut. dimana masih berstatus sewaan dari orang lain.

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 32 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 32 TAHUN 2005 TENTANG

- 2 - e. ketentuan mengenai pengangkatan anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang harus memperoleh pers

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. No. KPTS. 49/VI Juni 1987 Tentang Badan Kredit Kecamatan Kabupaten

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 1997 TENTANG PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI

Angket Penelitian Penerapan E-Procurement Pada Sistem Pelayanan Publik Menuju Good Corporate Governance Pada PT.PLN Wilayah Sumatera Utara

SURAT KUASA MEMBEBANKAN HAK TANGGUNGAN Nomor : 14

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan, baik yang baru berdiri maupun yang sudah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. pelayanan customer service serta manajemen perusahaan itu sendiri. Dari ke tiga

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2012

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT

Transkripsi:

33 BAB V GAMBARAN UMUM USAHA SIMPAN PINJAM 5.1 Gambaran Umum USP Swamitra Cileungsi 5.1.1 Latar Belakang Pendirian USP Swamitra Cileungsi terbentuknya berawal dari minimnya pengetahuan Koperasi Pasar (Koppas) Cileungsi mengenai manajemen koperasi terutama cara yang benar dalam mengelola usaha kredit simpan pinjam serta kurangnya permodalan dalam memenuhi kebutuhan para anggota dalam pendanaan pinjaman yang mulai meningkat. Usaha Simpan Pinjam (USP) yang dijalankan Koppas Cileungsi tidak mampu melayani semua anggota maupun calon anggotanya karena keterbatasan dana dan pengetahuan mengenai pengelolaan simpan pinjam yang benar dan terarah, sedangkan potensi untuk mengembangkan USP sangat besar sekali. Koppas Cileungsi mengajukan proposal permohonan kepada Bank Bukopin dalam rangka kerjasama pelaksanaan kemitraan antara Koperasi dan Bank Bukopin mengenai pengelolaan usaha simpan pinjam, melalui rekomendasi dari Kantor Wilayah Departemen Koperasi maka pada tanggal 10 Agustus 1998. Berdasarkan analisa kelayakan yang dilakukan oleh Bank Bukopin terhadap kegiatan usaha Koppas Cileungsi dalam pengajuannya untuk bergabung dalam wadah kelembagaan Swamitra, akhirnya pada tanggal 9 September 1998 disepakati perjanjian kerjasama antara Bank Bukopin dengan Koppas Cileungsi mengenai pengelolaan Usaha Simpan Pinjam. Usaha Simpan Pinjam (USP) Swamitra Cileungsi dalam mengelola transaksi keuangannya dijalankan oleh manajemen Bank Bukopin melalui jaringan teknologi

34 modern sehingga secara periodik Bank Bukopin akan menyampaikan laporan keungan kepada Koppas Cileungsi atas pengelolaan usaha Swamitranya. USP Swamitra Cileungsi berlokasi di Pasar Cileungsi Ruko Blok C-10 No.5 Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor, dengan jumlah karyawan sebanyak lima orang. 5.1.2. Struktur dan Organisasi USP Swamitra Cileungsi MOU BANK BUKOPIN PENGURUS KOPERASI INTERNAL KONTROL MANAGER SWAMITRA BAGIAN OPERASI KOORDINATOR ADMINISTRASI PINJAMAN TELLER PEMBINA PEMBINA PEMBINA PINJAMAN KOLEKTOR PINJAMAN Gambar 3. Struktur Organisasi USP SWAMITRA KOPPAS Cileungsi Sumber : PT. Bank Bukopin, Tbk, 2004. Organisasi USP Swamitra Cileungsi terkait dengan Bank Bukopin dan dalam MOU pendirian USP, Bank Bukopin bekerjasama dengan pengurus koperasi yang diawasi oleh internal control. USP Swamitra Cileungsi ini dipimpin oleh Manajer

35 Swamitra lalu membawahi bagian operasi dan koordinator, untuk lebih jelasnya adapun struktur organisasi USP Swamitra Cileungsi tergambarkan pada Gambar 3. 5.2 Sejarah dan Perkembangan Koperasi KILAT a. Sejarah Singkat Koperasi KILAT Koperasi Warga Instalasi Listrik atau yang lebih dikenal Koperasi KILAT berdiri pada tahun 1990, tepatnya 4 Januari 1990. Koperasi ini sesuai dengan namanya, yang selalu berusaha memenuhi permintaan anggotanya secara kilat dan perkembangan usahanya pun tumbuh secara kilat. Berdasarkan permintaan PLN Distribusi Jabar agar instalatir di Wilayah kerja PLN Cabang Bogor untuk mendirikan Lembaga koperasi yang bertujuan untuk menunjang upaya peningkatan usaha dan kesejahteraan bagi pengusaha dan karyawan Kontraktor listrik di Wilayah Kerja Cabang Bogor yang tergabung dalam Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI). Nama Koperasi Warga Asosiasi Kontraktor Listrik Kotamadya Bogor KILAT akhirnya terbentuk, dengan memperoleh pengesahan dari Kantor Departemen Perkoperasian Propinsi Jawa Barat Pada tanggal 17 Februari 1990 dengan Nomor Badan Hukum 9218/BH/KWK.10/22 yang pada saat itu anggotanya sebanyak 63 orang, sedangkan simpanan anggota modal awal Rp 1.575.000,00. Kegiatan usaha yang dikelola pada saat itu, pada awalnya hanya meliputi pengadaan alat-alat listrik untuk Instalasi Rumah (IR) sistem paket kantong yang diberi kepercayaan dari PLN Cabang Bogor. Kantor yang pertama untuk memulai kegiatan usaha di Jl. Sawojajar No. 3A dengan sistem kontrak. Tahun 1992 Koperasi KILAT membeli gedung di jalan Merdeka Nomor 139 Bogor. Perkembangan usaha sudah

36 semakin meningkat secara kilat sesuai yang diharapkan, maka pada tahun 1995 Koperasi KILAT membeli gedung yang ke dua di jalan Merdeka Nomor 116 Bogor. b. Perkembangan Keanggotaan Koperasi KILAT pada awal berdirinya mengalami penambahan jumlah anggota dari 87 orang (1992) menjadi 115 orang (2006) yang terdiri dari instalatur atau disebut juga dengan Biro Teknik. Dari ke 115 orang biro teknik berasal dari 45 perusahaan instalasi listrik berbentuk CV maupun PT. Anggota yang gugur sebanyak sepuluh orang pada tahun 2006, tetapi juga ada anggota baru sebanyak tujuh orang. Status keanggotaan Koperasi KILAT terbagi menjadi tiga yaitu calon anggota, anggota penuh dan anggota luar biasa. Calon anggota adalah mereka yang permohonannya untuk menjadi anggota telah disetujui oleh pengurus tetapi belum memenuhi kewajibannya (simpanan pokok dan simpanan wajib). Anggota penuh adalah anggota yang dikukuhkan keanggotaannya dalam Rapat Anggota telah memenuhi kewajibannya dan telah didaftarkan dalam buku daftar anggota. Ketentuan bagi penerimaan anggota penuh koperasi yaitu: a). Mempunyai kemampuan penuh untuk melakukan tindakan hukum (dewasa, tidak dalam perwalian, sehat jasmani dan rohani). b). Bermata pencaharian sebagai berikut : 1) Kontraktor listrik anggota AKLI DPC Bogor yang lama, yang tercantum dalam SBUJK Elektrikal dan Mekanikal dan SPPJT di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Bogor dan Staff yang ditunjuk perusahaan (maksimal keanggotaan dari perusahaan tiga orang).

37 2) Untuk perusahaan anggota AKLI DPC Bogor yang baru, yang tercantum dalam SBUJK Elektrikal dan Mekanikal dan SPPJT di wilayah kerja PT. PLN (Persero) Distribusi Jawa Barat dan Banten APJ Bogor. 3) Telah melunasi Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. c. Organisasi dan Manajemen Koperasi KILAT merupakan bagian dari masyarakat listrik Indonesia dan secara bersama-sama dengan Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia (AKLI) ikut berperan serta dalam pembangunan kelistrikan nasional, sehingga KILAT yang memiliki badan hukum koperasi dengan tujuan utama untuk peningkatan usaha dan kesejahteraan anggotanya menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut: 1. Pembelian, penjualan, penyewaan alat-alat kerja instalatir listrik untuk kepentingan anggota dan masyarakat. 2. Penyediaan barang-barang cetakan untuk keperluan anggota dan masyarakat. 3. Unit usaha jasa perbengkelan untuk kepentingan anggota dan masyarakat. 4. Unit Usaha Simpan Pinjam (USP) berdasarkan Pengesahan Sekjen Dep. Koperasi dan PPK RI tanggal 10 Juli 1997, kemudian di tahun 2005 USP Koperasi KILAT bekerja sama dengan Bank Bukopin dalam memodernisasi usaha simpan pinjamnya dengan nama Swamitra KILAT. Pendirian usaha ini pada awalnya, pengurus Koperasi KILAT telah mengalami tiga kali penggantian kepengurusan koperasi karena masa jabatan bagi pengurus koperasi adalah tiga tahun, dapat dipilih kembali berdasarkan keputusan Rapat Anggota selama dua periode berturut-turut. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah kelancaran unit usahanya, maka pengurus dapat mengangkat pengelola beradasrkan keputusan rapat

38 pleno pengurus dan pengawas. Tugas, wewenang dan tanggung jawab pengelola serta pedoman pelaksanaannya ditetapkan oleh pengurus di dalam perjanjian kerja. Badan Pengawas yang diangkat dari anggota koperasi, bertugas mengawasi pelaksanaan tugas pengurus dan pengelola tentang kebenaran administrasi, organisasi usaha dan keuangan. Anggota koperasi berhak mendapatkan penjelasan dari pengurus dan pengelola, apabila anggota pengawas menemukan sesuatu yang meragukan. Struktur organisasi Koperasi KILAT terlihat pada Gambar 4. RAPAT ANGGOTA PENGURUS DEWAN PENGAWAS MANAJER UMUM USP Swamitra KILAT Usaha Pengadaan Barang Usaha Jasa Perbaikan A N G G O T A Gambar 4. Struktur Organisasi Koperasi KILAT Prinsip-prinsip manajemen modern nampak telah diusahakan untuk diterapkan dengan sebaik-baiknya, yaitu ditandai dengan: 1) Pengadaan pembagian kerja dengan mengembangkan unit usaha dan penugasan personil dengan kontrak, tugas, tujuan dan kegiatan yang jelas, 2) Pengelolaan yang diusahakan dengan prinsip Good Corporate Governance yaitu Tranparansi, Akuntabilitas, Keadilan,

39 Jaringan kerja sama dan kemitraan dengan pihak terkait dengan sebaik-baiknya dikembangkan, baik dengan lembaga perbankan seperti Bank Bukopin, Bank BRI, Bank Mandiri dan Bank BCA, serta kemitraan dengan Koperasi Sekunder Jawa Barat, CV Harapan Jaya, CV Duta Kencana, dan PT WECO. Hal itu dilakukan guna tercapainya prestasi dan penghargaan, yang merupakan nilai tambah usaha, antara lain sebagai berikut: Juara I Gerakan Tabungan Koperasi Tingkat Kodya Bogor Tahun 1992. Juara II Jenis Koperasi Lain-lain Tingkat Kodya Bogor Tahun1993. Juara III Jenis Koperasi Lain-lain Tingkat Kodya Bogor Tahun 1994. Juara I Koperasi Aneka Usaha Tingkat Jawa Barat Tahun 1996. Juara II Koperasi Aneka Usaha Tingkat Nasional Tahun 1996.