Bab Delapan Kesimpulan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks negara berembang, sistim perekonomian negara sering kali

BAB I PENDAHULUAN. diarahkan untuk mencapai sasaran pembangunan. Oleh karena itu peranan

BAB I PENDAHULUAN. untuk investasi, modal kerja, maupun konsumsi. Salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang berkelebihan untuk kemudian di salurkan kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. dalam beberapa tahun terakhir ini. Praktek perbankan Islam sebagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. keuangan syariah non bank yang banyak ditemui di masyarakat. BMT dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi hasil, bahkan memungkinkan bank untuk menggunakan dual system,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lembaga perbankan syariah didorong oleh adanya desakan kuat oleh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. oleh negara-negara sedang berkembang tetapi juga di negara-negara maju.

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana bertemunya pemilik, pengguna dan pengelola modal.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya

I. PENDAHULUAN A. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. dapat berkembang dibandingkan dengan sektor industri. Permodalan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan nonbank yang berbentuk koperasi berbasis syariah. BMT

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting didunia

BAB I PENDAHULUAN. Syariah (KSPPS), koperasi tersebut kegiatan usahanya bergerak di bidang

V. MODEL PEMBIAYAAN PENGEMBANGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BMT merupakan pelaku ekonomi baru dalam kegiatan perekonomian nasional yang beroperasi dengan menggunakan prinsip syariah. BMT melakukan fungsi

shahibul maal yang menyediakan seluruh modalnya, sedangkan pihak kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) SEBAGAI SARANA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB III PELAKSANAAN SANKSI ATAS NASABAH MAMPU YANG MENUNDA PEMBAYARAN DI BMT FAJAR MULIA UNGARAN. 1. Sejarah Berdiri BMT Fajar Mulia Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. pada masa Orde Baru terjadi kegoncangan ekonomi dan politik. Perusahaan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

Produk KPR Syariah. Lain-lain

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan bank syariah di Indonesia membawa angin segar bagi para

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. sektor perbankan. Berdasarkan sistem operasionalnya, perbankan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

WALIKOTA BENGKULU PERATURAN DAERAH KOTA BENGKULU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DANA BERGULIR SAMISAKE

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang membutuhkan modal yang besar tidak mungkin dipenuhi tanpa bantuan

(Survey pada Mahasiswa Akuntansi Di Universitas Muhammadiyah Surakarta)

Bab Lima Perbandingan Sistem Bagi Hasil dan Bunga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini perbankan syariah telah menjadi fenomena global,

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMILIH LEMBAGA KEUANGAN SYARI AH (Studi Kasus di BNI Syari ah Surakarta)

Jawaban UAS PLKS 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya akuntansi dalam pengelolaan keuangan usaha. Mereka hanya

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

Studi Kasus : PT Bank BNI Syariah Malang. Oleh : Maulida Luthfiyah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan bank dan lembaga keuangan syariah. Dimana perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pemberi layanan perbankan bagi masyarakat. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah ini salah satunya dicirikan dengan sistem bagi hasil (non bunga)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 20 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB II LANDASAN TEORI. pelanggan perusahaan tidak berarti apa-apa. Bahkan sampai ada istilah yang

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

PERSEROAN TERBATAS (PT) - LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM) SOLUSI PELESTARIAN DANA BERGULIR PNPM-MD

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mulai berpindah dan mempercayai Perbankan Syariah. Sesuai dengan

2015 ANALISIS TINGKAT PENGEMBALIAN PEMBIAYAAN D ITINJAU D ARI ASPEK KARAKTER NASABAH (STUD I KASUS PAD A BAITUL MAAL TAMWIL D I KOTA BAND UNG)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. juga semakin meningkat. Untuk mencari lapangan pekerjaan juga semakin

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN. terpuruk yang disebabkan oleh adanya krisis moneter (tahun 1997 tahun 1998),

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

UNIVERSITAS INDONESIA INSTITUSIONALISASI SYARIAH PADA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (LKM): STUDI SOSIOLOGIS BMT DI CIPULIR DAN BQ DI BANDA ACEH DISERTASI

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai lembaga

Transkripsi:

Bab Delapan Kesimpulan Hasil temuan lapangan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: pertama, LKMS di Jawa Tengah mengalami perkembangan yang positif pada tahun 2009-2014, hal ini dikarenakan jumlah lembaga keuangan mikro syariah di Jawa Tengah selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dalam hal peningkatan jumlah lembaga keuangan mikro syariah yang aktif dan penurunan lembaga keuangan mikro syariah yang tidak aktif, sehingga jika dilihat dari sisi status kelembagaannya, lembaga keuangan mikro syariah menunjukkan pertumbuhan yang sangat pesat dan positif. Begitu juga dari segi omset dan asset, lembaga keuangan mikro syariah di Jawa Tengah juga mengalami perkembangan yang sangat baik karena omset dan asetnya yang sangat besar. Dari analisis kedua faktor tersebut yaitu faktor jumlah lembaga keuangan mikro syariah dan faktor omset serta aset lembaga keuangan mikro syariah menunjukan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat bagus. Temuan kedua adalah mengenai Perbandingan Sistem Bagi Hasil antara LKMS dan LKMK dalam hal: 1) Simpanan, di KSU BMT Rizky Prima anggota tidak dapat mengetahui besaran bonus atau bagi hasil dari simpanan mereka karena tergantung dari besaran simpanan anggota, proporsi yang disepakati, pendapatan yang diperoleh KSU BMT Rizky Prima, jumlah seluruh simpanan yang dapat dikumpulkan di KSU BMT Rizky Prima. 2).Pembiayaan, di KSU BMT Rizky Prima terdapat akad bagi hasil musyarakah (anggota yang mengajukan pembiayaan di KSU BMT Rizky Prima yang disepakati di awal adalah besaran proporsi bagi hasilnya, dan ketika proporsi disepakati maka itulah yang dijadikan acuan bagi hasil, jadi besaran bagi hasil adalah pendapatan bersih anggota dikalikan dengan 181

Keadilan Distributif: Studi tentang Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Jawa Tengah proporsi, sehingga besaran bagi hasil setiap bulannya berbeda tergantung dari pendapatan anggota). Akad jual beli murabahah (KSU BMT Rizky Prima sebagai penjual menawarkan kepada anggota dan anggota menawar kepada KSU BMT Rizky Prima, ketika disepakati maka transaksi dianggap syah). Akad sewa ijarah (KSU BMT Rizky Prima sebagai perantara sewa menawarkan harga sewa kepada anggota, ketika anggota sepakat maka transaksi dianggap syah. 3) Bila anggota terlambat membayar, tidak dikenakan denda jika masih dalam bulan berjalan, ketika keterlabatan sudah masuk bulan selanjutnya dikenakan denda 1% dari pokok angsuran, yang akan dimasukkan ke dalam dana infaq. Sedangkan Sistem Bunga pada LKMK dalam hal : 1) Simpanan, di KSU Cari Makmur mengunakan sistem jasa atau bunga, besaran jasa atau bunga anggota dapat diketahui di awal, ketika pendapatan koperasi sedang naik maupun turun, anggota tetap mendapatkan besaran jasa atau bunga sebesar 1%. 2) Pembiayaan, di KSU Cari Makmur menggunakan konsep konvensional dengan penetapan jasa atau bunga flat rate, maka besaran bunga yang harus dibayar tidak ada tawar menawar, ketika anggota mengakses pembiayaan, maka angsuran tiap bulan sudah dapat diketahui dan sesuai dengan pokok angsuran dan besaran bunga atau jasa sebesar 2-2,8%, konsekuensinya adalah ketika anggota mengalami kerugian pun anggota tetap membayar angsuran. 3) Keterlambatan angsuran, dalam 1 hari maupun 20 hari dikenakan denda sebesar 2 % dari angsuran. Temuan lapangan ketiga dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan adanya kontribusi LKM Syariah terhadap usaha anggota dalam dimensi keadilan distributif. LKM KSU BMT Rizky Prima memiliki kontribusi dalam membantu mengatasi kemiskinan, yaitu dengan memberikan pinjaman modal dengan plafon yang sangat kecil untuk pengembangan usaha masyarakat miskin, serta membantu biaya pendidikan kepada orang miskin sehingga anak-anak mereka bisa bersekolah, dan memobilisasi dana zakat yang dikumpul dari pendapatan dana bagi hasil anggota. Karena Zakat sebagai sistem yang mendasar diharap dapat menjadi pemecahan masalah kemiskinan dalam menolong sesama masyarakat. Penelitian ini juga 182

Kesimpulan menyimpulkan adanya sisi positif dari hubungan antara LKM Syariah dengan UKM atau jenis nasabah lainnya yaitu terbentuknya prinsip saling membutuhkan, saling membantu, saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan antara LKM dan UKM. Temuan penelitian ini juga yang membedakannya dengan penelitian-penelitian terdahulu yaitu penelitian ini dapat menyajikan perbandingan perhitungan balas jasa kedua koperasi yang menggunakan sistem yang berbeda yaitu konvensional dan syariah. Sehingga penelitian ini dapat menyajikan kontribusi secara riil LKMS dalam ikut mewujudkan keadilan distributif dalam masyarakat dalam kaitannya dengan pemberian kesempatan yang lebih luas kepada kelompok masyarakat menengah ke bawah untuk mengakses permodalan sehingga mereka dapat mengembangkan usahanya guna peningkatan kesejahteraan mereka. Jika dihubungkan dengan perspektif konsep keadilan distributif menurut John Rawls, pemberian modal yang dilakukan oleh LKMS kepada kelompok sosial yang kurang beruntung dapat dipandang sebagai suatu bentuk pemberian kesempatan (opportunity) kepada kelompok ini agar memiliki akses terhadap sumber ekonomi yang pada gilirannya dapat mengkondisikan penciptaan keadilan di dalam masyarakat. Temuan keempat adalah implikasi kebijakan pemerintah terhadap LKMS di Jawa Tengah, menunjukan bahwa peran pemerintah dalam melakukan pendampingan bagi LKMS, dengan penyusunan studi kelayakan usaha yang dilanjutkan dengan pembiayaan bersama lembaga keuangan bagi 325 UMKM, serta memberikan bantuan hibah sarana dan prasarana produksi, melalui: Lembaga Penjaminan Dana Bergulir (LPDB) dalam bentuk dana bergulir, serta kredit bagi UMKM. Selain itu juga pemerintah melakukan pelatihan-pelatihan yang diadakan untuk memperbaiki kinerja para pengelola LKM Syari ah maupun Konvensional. Untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia dari pengurus atau pengelola UMKM, Dinas Koperasi melalui UPTD Balai Latihan Koperasi telah menyelenggarakan pelatihan bagi 1.150 pengurus atau pengelola UMKM dalam bidang: akuntansi, manejemen usaha kecil, 183

Keadilan Distributif: Studi tentang Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Jawa Tengah kewirausahaan, keterampilan usaha produktif, dan achievement motivation training (AMT). Di samping melakukan pendampingan bagi LKMS, pemerintah juga menyediakan landasan hukum bagi operasional lembaga LKM Syariah maupun Konvensional dengan mengeluarkan UU No.1 tahun 2013 pasal 3 tentang lembaga keuangan mikro yang bertujuan: a) Meningkatkan akses pendanaan skala mikro bagi masyarakat b) Membantu peningkatan pemberdayaan ekonomi dan produktivitas masyarakat c) Membantu peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat terutama masyarakat miskin atau berpenghasilan rendah. Pemerintah memberikan bantuan untuk pengembangan usaha koperasi dan anggotanya, dalam upaya penanggulangan kemiskinan dan pengangguran. Adapun sasaran pemberian dana bantuan yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kesempatan lapangan kerja, kewirausahaan di kalangan koperasi anggota, jumlah dan partisipasi anggota koperasi, kualitas dan kuantitas produk koperasi, serta pelayanan koperasi kepada anggota dan masyarakat. Implikasi Teoritis Merujuk teori keadilan distributif John Rawls yang tertuang dalam bukunya yang berjudul A Theory of Justice, bahwa setiap orang berhak memiliki hak yang setara dengan kebebasan dasar yang paling luas sesuai dengan kebebasan yang serupa untuk orang lain, maka dalam menentukan sejumlah dasar hak asasi seperti kehidupan, kebebasan, dan pengejaran kebahagiaan, seyogyanya menggunakan prinsip tersebut sebagai pedoman, tanpa memperhati-kan ras, agama, suku, jenis kelamin, kedudukan dan lain sebagainya. Salah satu hak dasar yang dimaksud yaitu hak mendapat keadilan distributif bagi hasil yang disesuaikan dengan masyarakat bawah. Sebagaimana hasil penelitian ini, sistem bagi hasil seharusnya dilakukan secara transparan, sehingga semua pihak (BMT dan UKM/nasabah) dapat mengevaluasi jalannya usaha secara bersama-sama. 184 John Rawls menyatakan bahwa keadilan adalah kebajikan

Kesimpulan utama dalam institusi sosial. Masyarakat yang tertata dengan baik adalah jika dilihat dari segi peningkatan kesejahteraan anggotanya, namun secara efektif diatur oleh konsepsi publik mengenai keadilan. Dalam hal ini prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh John Rawls bisa diterapkan dalam konteks peran LKMS dalam ikut membangun keadilan distributif di dalam masyarakat dalam hal: 1) LKMS maupun nasabah menerima dan mengetahui bahwa mereka menganut prinsip keadilan yang sama, yang dalam hal ini bersumber dari aturan-aturan dalam ekonomi syariah. 2) Lembaga keuangan syariah pada umumnya sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. Lembaga dianggap adil ketika tidak ada pembedaan sewenang-wenang antar orang dalam memberikan hak dan kewajiban dan ketika aturan menentukan keseimbangan yang pas antara klaim-klaim yang saling berseberangan demi kemanfaatan kehidupan sosial. 3) Adanya prinsip keseimbangan dan kelayakan pada pembagian keuntungan dalam kehidupan sosial. Keadilan sosial di sini melibatkan persoalan tentang efisiensi, koordinasi dan stabilitas. Dalam hal ini, makna keadilan sebagai fairness bukan merupakan prinsip yang berdiri sendiri, melainkan melibatkan persoalan tentang bagi hasil atau margin serta bunga maupun jasa. Agar dapat menerapkan prinsip keadilan, maka seharusnya profesionalisme di bidang lembaga keuangan mikro syariah dikembangkan, usaha pencapaian keadilan bagi hasil disetarakan baik di daerah maupun kota, bagi anggota maupun calon anggota yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur/sejahtera. Implikasi Kebijakan Berdasarkan temuan fakta-fakta di lapangan, pemerintah memiliki peran penting untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam kerangka keadilan distributif melalui pemberdayaan LKMS. Dalam hal ini LKMS perlu didorong untuk meningkatkan kualitas usaha ekonomi dengan memprioritaskan kesejahteraan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dalam konteks ini, perlu 185

Keadilan Distributif: Studi tentang Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) di Jawa Tengah dipastikan agar jargon syariah tidak hanya dipakai sebagai slogan saja sebab animo masyarakat sudah sangat besar untuk dapat mengakses jasa modal dari LKMS. Permintaan pinjaman sangat banyak diajukan oleh masyarakat bawah (grass root). Meskipun jika dilihat dari volume permintaan jasa modal pada LKMS terhitung kecil-kecil, namun bila dijumlahkan secara keseluruhan cukup besar. Bila penerapan jasa atau bagi hasil sama rata akan membuat mereka susah untuk maju, dan pemberian modal sebaiknya ada hubungan yang sinergi antara UKM dan pengelola LKMS serta pemerintah selaku pengawas dalam kinerja LKMS yang sudah mendapatkan bantuan dari pemerintah supaya dalam penyaluran dana bisa terkoordinir dengan baik sehingga jika terjadi penyimpangan, pemerintah bisa mengambil tindakan tegas bila ternyata masih ada LKMS (dan LKM Konvensional) yang menerapkan bunga atau jasa atau bagi hasil yang sangat tinggi. Begitu juga perlu diterapkan bunga atau pun bagi hasil yang sama antara LKMS dan LKM Konvensional supaya tidak ada perbedaan antara daerah perkotaan dengan pedesaan. Dengan aturan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, pemerintah bisa membuat aturan atau keputusan yang adil terhadap masyarakat maupun LKMS, meskipun cara mengentaskan kemiskinan bisa dengan pemberian bantuan secara langsung, misalnya pangan, kesehatan, pemukiman, pendidikan, keluarga berencana. Namun saat ini masyarakat perlu pemberian kebebasan kemandirian supaya bisa keluar dari kemiskinan, dengan mematahkan mitos bahwa orang miskin sulit untuk mengembalikan hutang ke LKMS. Risiko pemberian pinjaman kepada masyarakat bawah sangat kecil dengan melihat banyaknya LKMS yang berkembang maju. Bila peneliti kolaborasikan dengan prinsip keadilan distributif ala John Rawls, maka peneliti sangat setuju manusia secara kodrati mempunyai rasa setia kawan yang kuat yang tidak begitu saja membiarkan sesamanya hidup menderita. Oleh karena itu usaha apapun untuk menjamin suatu kehidupan yang layak bagi mereka akan sangat diterima sebagai hal yang sah dan adil serta tidak memberatkan kedua belah pihak. Dengan demikian kesejahteraan dan keadilan akan terwujud. 186

Kesimpulan Rekomendasi Berdasarkan hasil penelitian, dapat direkomendasikan beberapa hal yang perlu menjadi dasar pertimbangan bagi para perumus kebijakan (pemerintah) dalam mewujudkan keadilan distributif sebagaimana yang digagas oleh John Rawls. Pertama, Pengembangan secara optimal sistem bagi hasil atau profit and loss sharing system. Kedua, Penegakkan institusi zakat dalam rangka implementasi pelarangan riba perlu diiringi dengan pengembangan instrumen syariah lainnya sehingga dapat berjalan dengan baik. Ketiga, Pelarangan israf, yaitu suatu perbuatan yang sifatnya terlalu berlebihan, termasuk menarik jasa bagi hasil yang terlalu tinggi. Keempat, Pengembangan institusi mudharabah, yaitu adanya kerja sama antara pemilik dan pengelola dana untuk melakukan kegiatan usaha. Kelima. Mengupayakan agar margin yang diambil oleh penyedia jasa dalam sistem bagi hasil tidak melebihi sistem riba yang dikembangkan secara konvensional. Keenam, pemerintah memberi solusinya supaya BMT memiki status dan perundangan yang jelas, karena BMT masih menginduk pada perundangan koperasi walaupun berbeda mekanisme kerjanya. 187