Sistem Pengenalan Individu Berdasarkan Warna Iris Mata

dokumen-dokumen yang mirip
Pencarian Citra Berdasarkan Konten Warna dengan Menggunakan Parameter Ukur Similaritas dan Disimilaritas Histogram

BAB I PENDAHULUAN. masalah, rumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, dan sistematika penulisan

PEMANFAATAAN BIOMETRIKA WAJAH PADA SISTEM PRESENSI MENGGUNAKAN BACKPROPAGATION NEURAL NETWORK

EVALUASI SISTEM TEMU KENALI CITRA BERBASIS KONTEN WARNA

PENERAPAN METODE DETEKSI BULUMATA UNTUK PENINGKATAN AKURASI PENGENALAN PERSONAL BERBASIS CITRA IRIS

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENALAN OBJEK PADA CITRA BERDASARKAN SIMILARITAS KARAKTERISTIK KURVA SEDERHANA

SEMINAR TUGAS AKHIR M. RIZKY FAUNDRA NRP DOSEN PEMBIMBING: Drs. Daryono Budi Utomo, M.Si

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Rumusan Masalah

PENGEMBANGAN SISTEM PEROLEHAN CITRA BERBASIS ISI PADA CITRA BATIK MENGGUNAKAN METODE INTEGRATED COLOR AND INTENSITY CO-OCCURRENCE MATRIX (ICICM)

APLIKASI CONTENT BASED IMAGE RETRIEVAL DENGAN FITUR WARNA DAN BENTUK

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

SEGMENTASI CITRA MENGGUNAKAN PENGHAPUSAN TEKSTUR DAN K-MEANS DENGAN BATASAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan, pembatasan masalah, metodologi, dan sistematika

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR CHAIN CODE ABSTRAK

Sistem Pengenalan Wajah Dengan Metode Face Features

Pengujian Pengenalan Wajah Menggunakan Raspberry Pi

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL LINE BINARY PATTERN (LLPB)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk identitas citra adalah nama file, tanggal pengambilan,

PENGHITUNGAN LAJU LUAS AREA HUTAN BERBASIS ALGORITMA SEGMENTASI WARNA LOKAL

SISTEM VERIFIKASI WAJAH MENGGUNAKAN JARINGAN SARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

Verifikasi Citra Wajah Menggunakan Metode Discrete Cosine Transform Untuk Aplikasi Login

Gambar 1.1 Tahapan Penelitian

SISTEM VERIFIKASI ONLINE MENGGUNAKAN BIOMETRIKA WAJAH

Adiguna¹, -². ¹Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

IMAGE COLOR FEATURE. Achmad Basuki Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV ANALISA HASIL SISTEM. Lingkup uji coba aplikasi web ini adalah pada komputer yang terdapat web server

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA SILUET ORANG BERJALAN MENGGUNAKAN SUDUT SETENGAH KAKI

BAB I PENDAHULUAN. a. Universal (universality), dimana karakteristik yang dipilih harus dimiliki oleh setiap orang.

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

BINARISASI CITRA MENGGUNAKAN PENCOCOKAN PIKSEL

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Extraksi Fitur Mata Sebagai Deteksi Wajah Dengan Menggunakan Algoritma Smallest Univalue Segment Assimilating Nucleus (SUSAN)

IDENTIFIKASI IRIS MATA MENGGUNAKAN TAPIS GABOR WAVELET DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ)

BAB 3 PROSEDUR DAN METODOLOGI. perhitungan LSI dan juga interface yang akan dibuat oleh penulis.

Identifikasi Tanda Tangan Dengan Ciri Fraktal dan Perhitungan Jarak Euclidean pada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur

REALISASI PERANGKAT LUNAK UNTUK MEMVERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCALITY PRESERVING PROJECTION

Gambar 15 Contoh pembagian citra di dalam sistem segmentasi.

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

SISTEM PENGENALAN INDIVIDU MELALUI IDENTIFIKASI TELAPAK TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN MATRIKS DISKRIMINATOR SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA TELINGA DENGAN MENGGUNAKAN METODE TRANSFORMASI HOUGH ABSTRAK

SISTEM PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE EIGENFACE DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN (JST)

SISTEM PENDETEKSI WAJAH MANUSIA PADA CITRA DIGITAL (PROPOSAL SKRIPSI) diajukan oleh. NamaMhs NIM: XX.YY.ZZZ. Kepada

SIMULASI DAN ANALISIS SISTEM PENGENALAN WAJAH TAMPAK SAMPING MENGGUNAKAN METODE LOCAL BINARY PATTERN (LBP)

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pikir

Deteksi Posisi dan Ekstraksi Fitur Wajah Manusia Pada Citra Berwarna

VERIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FILTER GABOR ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman dan teknologi, teknik pengenalan individu secara

Tugas Teknik Penulisan Karya Ilmiah. M.FAIZ WAFI Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

ANALISA DETEKSI KELOMPOK USIA DAN GENDER BERDASARKAN KONTUR WAJAH DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ekstraksi Fitur Warna, Tekstur dan Bentuk untuk Clustered- Based Retrieval of Images (CLUE)

Implementasi Deteksi Mata Otomatis Menggunakan Pemfilteran Intensitas dan K-Means Clustering

Sistem Pendeteksi Gambar Termanipulasi Menggunakan Metode SIFT

PENGENALAN WAJAH DENGAN METODE ADJACENT PIXEL INTENSITY DIFFERENCE QUANTIZATION TERMODIFIKASI

REVIEW ALGORITMA PENGENALAN SIDIK JARI MENGGUNAKAN PENCOCOKAN CITRA BERBASIS FASA UNTUK SIDIK JARI KUALITAS RENDAH

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

PENGARUH PROSES DOWNSAMPLE PADA KINERJA PENGENALAN WAJAH DENGAN PENDEKATAN ROBUST REGRESSION

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

prototype perangkat lunak yang akan mengidentifikasi manusia sesuai database yang telah ada.

Pengantar Mata Kuliah Pengolahan Citra

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDETEKSIAN TITIK TITIK JANGKAR UNTUK VERIFIKASI FACE 3D

PENCOCOKAN OBYEK WAJAH MENGGUNAKAN METODE SIFT (SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM)

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

UJI KINERJA FACE RECOGNITION MENGGUNAKAN EIGENFACES

PERBAIKAN KUALITAS CITRA IRIS MATA UNTUK PENGENALAN POLA (BIOMETRIC) RINGKASAN

PENDETEKSI DOCKING STATION MENGGUNAKAN ROTATION INVARIANT LOCAL BINARY PATTERN PADA VISUAL BASED SERVICE ROBOT

Pengukuran Blok Window Terbaik Berdasarkan MSE...

SISTEM PELACAKAN WAJAH METODE HAAR

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI PENGGANTI BACKGROUND PASFOTO DENGAN METODE L1-METRIC DAN INPUT CHANNEL RGB

INOVASI TEKNOLOGI UNTUK KEMANDIRIAN BANGSA

IMPLEMENTASI TEKNIK STEGANALISIS MENGGUNAKAN METODE IMPROVEMENT DIFFERENCE IMAGE HISTOGRAM PADA STEGANOGRAFI LSB

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENGENAL KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PENDEKATAN LOGIKA FUZZY

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR LOCAL BINARY PATTERN ABSTRAK

EKSTRAKSI CIRI GEOMETRIS UNTUK APLIKASI IDENTIFIKASI WAJAH. Oleh: Kholistianingsih

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengurangi adanya false positive dan false negative. False positive dalam hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. dan bahan, agar mendapatkan hasil yang baik dan terstruktur. Processor Intel Core i3-350m.

BAB III METODE PENELITIAN

Bulu mata. Generalisasi= Jumlah pola dikenali dengan benar x 100% Jumlah total pola

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengembangan Sistem Pengenalan Wajah 2D

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PANKREAS MELALUI IRIDOLOGY MENGGUNAKAN METODE BAYES UNTUK PENGENALAN DIABETES MELLITUS

PERBANDINGAN SEGMENTASI CITRA BERWARNA DENGAN FUZZY CMEANS CLUSTERING PADA BEBERAPA REPRESENTASI RUANG WARNA

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem analog menjadi sistem komputerisasi. Salah satunya adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. keakuratan dari penglihatan mesin membuka bagian baru dari aplikasi komputer.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa proses yang dilakukan yaitu proses peminjaman buku, proses

IDENTIFIKASI SIDIK JARI DENGAN MENGGUNAKAN STRUKTUR MINUTIA

APLIKASI PENGENALAN SELAPUT PELANGI (IRIS) MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HAAR WAVELET

IDENTIFIKASI SESEORANG BERDASARKAN CITRA PEMBULUH DARAH MENGGUNAKAN EKSTRAKSI FITUR SCALE INVARIANT FEATURE TRANSFORM

Aplikasi Deteksi Wajah pada Foto Dijital dalam Sistem Pengenalan Wajah

kalangan yang berkecimpung di dalam sesuatu yang membutuhkan pengamanan (security) data yang sangat tinggi. Pengamanan akan data-data ini semakin dira

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA, UNIVERSITAS BUNDA MULIA Volume 10, Nomor 1, Juni 2014 PENGELOLA JURNAL

IDENTIFIKASI INDIVIDU BERDASARKAN CITRA SILUET BERJALAN MENGGUNAKAN PENGUKURAN JARAK KONTUR TERHADAP CENTROID ABSTRAK

Transkripsi:

Sistem Pengenalan Individu Berdasarkan Warna Iris Mata A. Ramadona Nilawati, Sarifuddin Madenda, Karmilasari rama,sarif,karmila@staff.gunadarma.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk membuat model baru pengenalan iris berdasarkan warna iris dengan bantuan histogram bin warna 3 dimensi. Model yang dihasilkan telah berhasil diimplementasikan dalam suatu perangkat lunak dengan uji coba terhadap 1877 citra iris dengan 322 sampel uji yang ada di dalam basis data dan 300 sampel uji yang tidak ada dalam basis data. Hasil analisa menunjukkan bahwa tingkat akurasi sistem yang dibangun relatif sangat baik. Kata kunci : Biometrik, iris mata, pengenalan individu, sistem keamanan Pendahuluan Teknologi biometrik merupakan sistem pengenalan individu yang didasarkan pada ciri khusus fisik dan karakteristik perilaku individu [Wildes, 1997]. Idealnya suatu sistem biometri memiliki ciri-ciri universal, permanent, distinctive, (4) robust, dan (5) acceptable [Jain, 2004; Wayman, 2000]. Secara umum peneliti biometrik menggunakan fitur pola/tekstur iris sebagai kunci pengenal individu, karena iris warna relative bersifat stabil [Lazlo Z. Bito,; Adam Matheny,; Karen J. Cruickshanks,; David M. Nondahl, MS; dan Olivia B, Carino, OD. 1997]. Sampai saat ini fitur warna masih jarang digunakan. Meskpun demikian sejumlah ruang warna telah dikembangkan oleh sejumlah peneliti di antaranya RGB, L*C*H, CIECAM02, HSV, HSL, L*u*v*, L*a*b* dan HCL [Hill B.,Roger, and Vorhagen.,1997][Horvath juraj and Zolotova.,2003][Ford A and Roberts Alan,1998]. Setiap ruang warna yang dikembangkan memiliki kelebihan dan kekurangan. Ruang warna yang sering dilakukan untuk analilis citra berwarna adalah HSL, L*C*H, CIECAM02 dan HCL [Sarifuddin and Missaoui.,2005]. Ruang warna HCL(Hue, Chromminance, Luminance) telah dikembangkan dengan mempertahankan kelebihan yang ada pada ruang warna HSL/HSV dan L*a*b* serta menutupi kekurangan yang ada pada keduanya [Madenda dan Missaoui 2005]. Tujuan dari penelitian ini dengan demikian adalah membuat model baru pengenalan iris berdasarkan warna iris dengan bantuan histogram bin warna 3 dimensi. Metode Penelitian Pembangunan model dilakukan dalam dua tahap (registrasi dan pengenalan iris), mengikuti langkah-langkah seperti yang ditunjukkan Gambar 1. Data uji yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari database yang umum digunakan dalam penelitian sistem pengenalan biometrik iris mata oleh para peneliti (UBIRIS dan University of Palacky), dan dapat diperoleh melalui internet. Hasil dan Pembahasan Tabel 1 memperlihatkan 5 contoh hasil ujicoba pengenalan iris query yang telah terregistrasi dalam database terhadap semua citra yang ada dalam database. Nama citra iris memiliki makna untuk membedakan iris setiap individu, misalnya 017L3 menunjukan iris dari individu ke-17, L menunjukan mata kiri dari individu ini (L = kiri dan R = kanan) dan angka 3 menunjukan akuisisi yang ke-3 dari citra iris ini. Ini berarti bahwa citra dengan nama 017L1, 017L2 dan 017L3 adalah citra iris yang sama dengan pengambilan 3 kali dalam waktu yang berbeda. Hal ini bermakna bahwa

apabila dilakukan pengenalan dimana iris query adalah salah satu dari ketiganya, maka ketiganya harus keluar pada urutan pertama. Nilai threshold menunjukkan tingkat akurasi sistem pengenalan iris yang dikembangkan. Semakin tinggi nilai threshold maka semakin akurat (semakin secure) sistem tersebut. Hasil uji-coba untuk citra query 017L3 memperlihatkan bahwa bila sistem pengenalan diset dengan nilai 100 tingkat akurasinya maka citra yang ditemukan hanya citra 017L3 yaitu iris itu sendiri sedang dua citra iris yang sama tidak dikenali. Keadaan ini dianggap salah dalam menolak (False Reject). Registrasi Iris Akuisisi Pre-Processing Grayscale Penentuan dan pemotongan area Pupil-Iris Potongan Iris Pupil dalam citra berwarna Ekstraksi Warna dan Pengkodean Database Akuisisi Pre-Processing Grayscale Segmentasi Area Pupil-Iris dan Pemotongan Area Potongan Iris Tersebut Pupil dalam citra berwarna Ekstraksi Warna dan Pengkodean Identifikasi Similaritas Pengenalan (Identifikasi dan Verifikasi ) Kandidat iris yang terindentifikasi similar Iris yang dinyatakan Similar Verifikasi Tingkat Kesamaan Gambar 1. Model Umum Pengenalan Individu Berbasis Warna Iris Mata NO Tabel.1 Hasil identifikasi uji similaritas dari iris query teregistrasi dalam database Nama Threshold citra iris 100 99 98 97 96 95 94 93 92 1 017L3 017L3 017L2 017L1 017R3 2 017R3 017R3 017R1 3 018L3 018L3 018L1 018R3 018R2 4 018R1 018R1 018R2 018R3 017R2 024R2 018L3 5 019L2 019L2 019L3 019L1 019R2 Selanjutnya bila nilai threshold di-set menjadi 99, maka ditemukan dua citra iris yaitu 017L3 dan 017L2, sedang citra 017L1 tidak dikenali. Keadaan ini juga dianggap salah dalam menolak [Syris, 2004]. Seterusnya bila nilai threshold di-set menjadi 96, baru dikenali citra iris 017L1, 017L2 dan 017L3. Hal ini menunjukkan bahwa citra query dinyatakan diterima dan tidak terjadi kesalahan dalam menolak. Tetapi bila nilai threshold di-set menjadi 95, selain dikenali citra iris 017L1, 017L2 dan 017L3 juga dikenali citra iris 017R3.

Pada keadaan ini dapat dikatakan bahwa sitem melakukan kesalahan dalam menerima atau dikenal dengan istilah False Accept [Syris, 2004]. Hal ini berarti bahwa pada nilai threshold 95 sistem sudah tidak secure. Analisis yang serupa juga berlaku untuk citra uji lainnya. Tabel 2 menunjukkan 5 contoh hasil ujicoba dari citra iris query yang belum terdaftar (registered) dalam database. Terlihat bahwa bila nilai threshold di-set menjadi 100, maka tidak ada satu pun citra iris yang ditemukan. Hal yang sama berlaku hingga threshold bernilai 97. Keadaan ini menunjukan bahwa sistem tidak melakukan kesalahan dalam menerima atau dengan kata lain sistem masih tetap secure. Namun pada nilai threshold mulai dari 96 ke bawah, sistem menyatakan bahwa query tersebut dikenali, sedang bila dilihat citra iris yang dikenali tidak sama dengan citra iris query. Pada keadaan ini dikatakan bahwa sistem melakukan kesalahan dalam menerima atau False Accept [Syris, 2004] No Tabel.2 Hasil identifikasi uji similaritas dari iris query yang tidak teregistrasi dalam database Nama citra iris 100 1 18_2_1-1 99 98 97 96 Threshold 95 94 93 92 6_2_ 2 18_2_ 6_2_ 3 18_2_3-1 4 18_2_6-1 5 130_2_1 6_2_ 6_2_ 2-1 Hal yang penting dilakukan dalam pengenalan iris ini adalah evaluasi tingkat akurasi system, yang diukur berdasarkan False Accept Rate / FAR dan False Reject Rate / FRR. FAR dan FRR dihitung menggunakan Persamaan (1) dan (2), dan nilianya ditunjukkan Gambar 1. Jumlah kejadian yang salah diterima FAR = Jumlah seluruh kejadian (1) FRR 100 Jumlah kejadian yang salah menolak = Jumlah seluruh kejadian (2) Dapat dilihat jika sistem yang dikembangkan di-set pada tingkat keamanan tertinggi (threshold = 100) maka tidak terjadi kesalahan dalam menerima tetapi kesalahan dalam menolak mencapai 100. Bila tingkat keamanan sistem sedikit diturunkan ke 98, kesalahan dalam menerima masih tidak ada (0) sedang kesalahan dalam menolak mencapai sekitar 50. Keadaan ini menunjukkan bahwa sudah dapat melakukan pengenalan hingga mencapai 59 tanpa ada kesalahan dalam meloloskan individu yang tidak terregistrasi. Berdasarkan semua sampel uji coba, terlihat bahwa bila threshold bernilai <90, kesalahan 100 dalam menolak individu yang terregistrasi mencapai 0, namun kesalahan dalam menerima bisa mencapai 100. Akibatnya sistem menjadi

tidak secure. Untuk itu perlu ditentukan nilai threshold terendah kesalahan menerima dan kesalahan dalam menolak (error rate terendah). Nilai ini dapat diperoleh dari perpotongan FAR dan FRR. FAR dan FRR pada model ini berpotongan pada nilai threshold kisaran 96. Pada nilai ini kesalahan sistem dalam FAR dan FRR berada pada kisaran 8. Ini berarti bahwa sistem yang dibuat dengan database iris seperti yang telah dijelaskan di atas dapat bekerja optimal dengan menggunakan nilai threshold pada kisaran 96 dengan tingkat kesalahan bisa mencapai 8. Kesalahan pengenalan EE Kesimpulan - Dari hasil uji-coba terhadap sistem pengenalan individu berbasis warna iris dengan dukungan algorima yang telah disebutkan di atas menunjukkan bahwa sistem yang dikembangkan memiliki tingkat akurasi yang terbaik pada nilai threshold 96 dengan nilai Equal Error Rate (ERR) sekitar 8. Daftar Pustaka Bito Laszlo, Matheny Adam, Cruickshanks K.J, Nondahl David M., Carino O.B. 1997. Eye Color Changes Past Early Childhood. The Louisville Twin Study. Ford Adrian,Roberts Alan 1998 Color Space Conversions. Gambar 7 FAR dan FRR model. Hill B., T. Roger, and F. Vorhagen, 1997 Comparative analysis of the quantization of color spaces on the basis of the cielab color-diference formula ACM Trans. On Graphics,16:109-154, April 1997. Jain A.K,Hong Ling, Pankanti S. 2000. Biometrics : Promising frontiers for emerging identificaticaon market. COMPUTER, Vol 33 no.2 Horvath Juraj and Zolotova Iveta, 2003, L*U*V* colorur Transformastion In Computer Vision. Departement of Cybernrtics and Artificial Intelegence, Technical University of Kosice, Slovakia. Madenda S. dan Missaoui, R. 2005, A New Perceptually Uniform Color Space with Associated Color Similarity Measure for Content-Base Image and Video Retrieval, Procesings of Multimedia Information Retrieval Workshop, 28 th annual ACM SIGIR Conferencw. Pp.1-8.

Syris. 2004. About FAR, FRR and ERR. Technical Document. Syris Technology Corp. Wayman, J. 2000. A Definition of Biometrics. National Biometric Test Center Collected Works 1997-2000 Wildes R. 1997. Iris Recognition : An Emerging Biometric Technology. Proceedings of the IEEE Vol 85 no. 9 pp 1348-1363