Rancangan Alat Timbang Berbasis Serat Optik Mikrobending Menggunakan Mikrokontroler ATmega32

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III. Tahap penelitian yang dilakukan terdiri dari beberapa bagian, yaitu : Mulai. Perancangan Sensor. Pengujian Kesetabilan Laser

BAB III PERANCANGAN DAN SISTEM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Nama : Timbangan Bayi. 2. Jenis : Timbangan Bayi Digital. 4. Display : LCD Character 16x2. 5. Dimensi : 30cmx20cmx7cm

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

AN2014 : Pembuatan Jam Digital dengan Development System DST -R8C

PEMBUATAN ALAT UKUR KETEBALAN BAHAN SISTEM TAK SENTUH BERBASIS PERSONAL COMPUTER MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12-IR

BAB IV PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Studi literatur. Pengujian daya optik pada sensor serat optik

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2014 sampai dengan Januari 2015.

BAB III PERANCANGAN ALAT

PERANCANGAN SISTEM PENGONTROLAN PENGUKURAN BERAT PADA TIMBANGAN KENDARAAN SECARA AUTOMATIS

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

PEMBUATAN ALAT UKUR JARAK BERBASIS PC MENGGUNAKAN SENSOR GP2D12 MELALUI SERIAL PORT. Dwi Riyadi M

BAB III METODE PENELITIAN

Rancang Bangun Timbangan Digital Dengan Kapasitas 20Kg Berbasis Microcontroller ATMega8535

ADC (Analog to Digital Converter)

Clamp-Meter Pengukur Arus AC Berbasis Mikrokontroller

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

UJI COBA DAN ANALISIS SENSOR SERAT OPTIK UNTUK WEIGHT IN MOTION (WIM) PADA REPLIKA KENDARAAN STATIS DAN DINAMIS

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dwi Harjono, 2014 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS RANGKAIAN ELEKTRONIK

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB IV PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Real Time Clock Menggunakan I2C Bus pada Modul DST-52

BAB II. PENJELASAN MENGENAI System-on-a-Chip (SoC) C8051F Pengenalan Mikrokontroler

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 3.1 Susunan perangkat keras sistem steel ball magnetic levitation

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2014 sampai November

RANCANG BANGUN ALAT PENDETEKSI KADAR ALKOHOL PADA MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN SENSOR MQ-3 BERBASIS ATmega328

2015 UJI COBA DAN ANALISIS SENSOR SERAT OPTIK UNTUK WEIGHT IN MOTION (WIM) PADA REPLIKA KENDARAAN STATIS DAN DINAMIS

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

APLIKASI PENGOLAHAN DATA DARI SENSOR-SENSOR DENGAN KELUARAN SINYAL LEMAH

III. METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada bulan April 2015 sampai dengan Mei 2015,

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE PENELITIAN. alat pendeteksi frekuensi detak jantung. Langkah langkah untuk merealisasikan

A. PRINSIP KERJA. Mikrokontroller AVR ATmega16

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

Alat Pengolah Kecambah Kacang Hijau Berbasis Mikrokontroler Diterapkan Pada Petani Di Desa Singosari Malang

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

III. METODE PENELITIAN. Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan Maret 2014.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

DAFTAR ISTILAH. : perangkat keras sistem : perangkat lunak sistem. xiii

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN MANOMETER DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8. Dedi Supriadi D

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

BAB III PERANCANGAN ALAT

RANCANG BANGUN SISTEM TELEMETRI TEMPERATUR MULTICHANNEL MULTIBIT MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMega8535 DENGAN PEMROGRAMAN BORLAND DELPHI 7 TUGAS AKHIR

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

PERANCANGAN ALAT PENGUKUR BERAT BADAN IDEAL TERINTEGRASI DENGAN WEBSITE BERBASIS MIKROKONTROLER BS2P40 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Osiloskop merupakan alat ukur elektronika yang berfungsi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB 1 PENDAHULUAN. penting pada kemajuan teknologi dalam berbagai bidang. Teknologi instrumentasi

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

KARAKTERISASI FIBER BRAG GRATING TERHADAP SUHU MENGGUNAKAN TEKNIK SAPUAN PANJANG GELOMBANG LASER

FABRIKASI SENSOR PERGESERAN BERBASIS MACROBENDING SERAT OPTIK

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SENSOR BEBAN BERBASIS SERAT OPTIK DENGAN PRINSIP MIKROBENDING SKRIPSI CINDY AL KINDI

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

Menggunakan ADC 16-bit DST-R8C

SISTEM PERANCANGAN TIMBANGAN BUAH DIGITAL DENGAN KELUARAN HARGA DAN MASSA BERBASIS ATMEGA 32 TUGAS AKHIR ANNA MARIA NAIBAHO

BAB III PERANCANGAN. Pada bab ini akan menjelaskan perancangan alat yang akan penulis buat.

PENGEMBANGAN TIMBANGAN BUAH ANALOG MENJADI DIGITAL BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 DAN TERINTEGRASI ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN: Sistem Logger Suhu dengan Menggunakan Komunikasi Gelombang Radio

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Rancangan Alat Timbang Berbasis Serat Optik Mikrobending Menggunakan Mikrokontroler ATmega32 Dwi Hanto 1, Dessy Hervina Sari 2, Andi Setiono 1, Bambang Widiyatmoko 1 dwi.hanto@lipi.go.id 1 Group Tera-Hertz Photonics, Bidang Instrumentasi dan Optoelektronika, Pusat Penelitian Fisika, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kompleks Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, 15314, Indonesia 2 Departemen Fisika, FakultasMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sumatera Utara, Jalan Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 2155, Indonesia Abstrak Telah dirancang alat timbang berbasis serat optik mikrobending dengan pengolah utama mikrokontroler Atmega 32. Alat timbang ini dapat menampilkan beban yang terukur pada layar LCD karakter berukuran 4 x 4 dengan menampilkan informasi beban yang terukur dalam satuan kilo gram dan disertai kapan data tersebut diambil. Perancangan alat ukur beban ini cukup sederhana yang terdiri dari sensor beban serat optik, mikrokontroler, dua buah push button, RTC, dan LCD. Alat ukur ini diuji dengan diberikan beban secara statik antara sampai dengan 1 kg dengan memberikan performa statis yang baik dari segi validitas maupun tingkat akurasi. Kata kunci : Alat Timbang, Serat optik, Mikrobending, Mikrokontroler I. PENDAHULUAN Semakin maraknya tingkat kecelakaan lalu lintas memberikan kekhawatiran bagi pengguna sarana dan prasarana transportasi contohnya jalan raya. Kelebihan muatan kendaraan menjadi salah satu pemicu terjadinya kecelakaan lalu lintas. Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan pengukuran beban pada setiap kendaraan. Telah banyak dijumpai penelitian tentang sistem ataupun alat untuk mengukur beban kendaraan, misalnya sensor load cell, strain gauge, dan sebagainya. Di samping load cell dan starin gauge, saat ini telah banyak penelitian yang mengembangkan serat optik sebagai sensor beban. Pemilihan serat optik ini disebabkan kestabilan dan daya tahannya. Dalam dekade terakhir, sensor berat serat optik, didasarkan pada perubahan parameter sinyal optik karena regangan serat optik di bawah berat kendaraan yang lewat, telah mendapat perhatian. Pada tahun 199-an, muncul sensor gaya berbasis serat optik untuk penimbang dan kontrol sistem gerak pada kendaraan atau transportasi. Sensor ini lebih tahan lama, relatif murah dalam pembuatan dan pengerjaannya. Tetapi, sensor serat optik ini memiliki kekurangan yaitu akurasi pengukuran rendah ketergantungan tinggi terhadap kondisi cuaca [1]. Pada prinsipnya, dalam penggunaan fiber optik ditemukan istilah bending baik itu dalam bentuk makrobending ataupun mikrobending. Prinsip mikrobending yaitu adanya tekanan pada permukaan serat optik dengan ukuran kecil, sehingga mengakibatkan kerugian daya optik, dimana besar rugi-rugi yang terjadi dapat dihitung dan dikorelasikan dengan nilai beban. Pada penerapan sensor juga dibutuhkan alat pembaca guna menunjang proses pengukuran. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian untuk merancang alat timbang berbasis sensor serat optik mikrobending dengan menggunakan mikrokontroler ATmega32. II. DASAR TEORI Serat optik merupakan sebuah konduktor cahaya dimana cahaya yang dapat ditransmisikan di dalamnya, dipantulkan oleh sisi-sisi serat. Sumber cahaya yang digunakan adalah LED atau dioda laser semikonduktor. Serat optik menghasilkan pulsa-pulsa cahaya yang akan dikonversikan menjadi sinyal listrik LPF1352-1

oleh photodetektor. Serat optik memiliki kelebihan yaitu, kebal terhadap interferensi gelombang elektromagnetik, transmisi dengan rugi-rugi yang rendah, berukuran lebih kecil dan ringan, serta lebih tahan terhadap area berbahaya [2]. Disamping itu, serat optik juga memiliki kekurangan, salah satunya bending. Mikrobending disebabkan oleh tekanan yang terjadi pada permukaan serat optik yang menyebabkan deformasi pada inti serat optik. Kelemahan serat optik ini dapat dimanfaatkan untuk membuat sensor beban [1]. Pada penerapan sensor juga dibutuhkan suatu alat guna membaca dan mengolah data atau hasil dari sensor tersebut.. Mikrokontroler merupakan suatu sistem baca dan kontrol berupa device yang di dalamnya telah terintegrasi dengan I/O Port, RAM, ROM, sehingga dapat digunakan untuk dapat keperluan kontrol. Mikrokontroler Atmega 32 merupakan low power CMOS mikrokontroler 8-bit yang dikembangkan oleh Atmel dengan arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer) sehingga dapat mencapai throughput eksekusi instruksi 1 MIPS (Million Instruction Per Second). RTC (Real Time Clock) biasa digunakan untuk pewaktu dengan osilator terpisah. Komunikasi RTC dengan mikrokontroler adalah dengan I2C yaitu antarmuka dua jalur bus yaitu SDA (Serial DAta Line) dan SCL (Serial Clock Line). Setiap perangkat yang terhubung dialamatkan secara software dengan alamat yang unik. Pada jalur tersebut terdapat komunikasi master-slave diantara dua perangkat yang terhubung dengan kecepatan transfer sebesar 1 Kbit/s dalam mode standar, 4 Kbit/s dalam mode cepat, dan 3,4 Kbit/s dalam mode kecepatan tinggi [3]. laser RTC sensor Op Amp ADC MIKROKONTROLER ATMEGA 32 LCD 4 x 4 PHOTODETECTOR Pushbutton start Pushbutton stop Gambar 1. Blok Skematik Alat Timbang III. METODOLOGI Pada penelitian ini digunakan sensor beban menggunakan serat optik dengan prinsip mikrobending, sumber cahaya laser dioda dengan panjang gelombang 131 nm, dan photo dioda untuk mengkonversi daya optik menjadi tegangan listrik [4]. Gambar 2 menunjukkan rangkaian hardware sistem baca sensor yang merupakan modul pelengkap pada alat timbang baban dengan pengolah utama ATmega 32. Tegangan hasil keluaran photodetektor diamplifikasi dengan penguat instrumentasi dan dikonversi menjadi digital dengan ADC (Analog to Digital Converter) 1 bit dengan tegangan referensi internal. Push button start digunakan untuk memulai pengukuran sedangkan push button stop untuk mengakhiri pengukuran. Untuk menambahkan keterangan tanggal dan waktu, dapat ditambahkan rangkaian RTC. Informasi mengenai data beban yang terukur ditampilkan pada LCD karakter berukuran 4x4. Atmega 32 selaku pengolah utama dari alat penimbang dimasukkan program seperti pada flowchart pada Gambar 3. Secara garis besar program tersebut bermaksud untuk menampilkan pada layar LCD berupa header dan waktu pada saat stand by. Apabila terdapat beban di atas sensor setelah jeda beberapa menit user diminta untuk menekan push button start sehingga alat penimbang mulai untuk mengukur beban dimulai dari LPF1352-2

V out (volt) SEMINAR NASIONAL konversi ADC, menghitung rata-rata data, baru kemudian mengkonversi sinyal yang diterima menjadi beban dalam satuan kilogram (kg). LCD akan menampilkan secara langsung beban terukur dan waktu pada saat pengukuran. Namun apabila push button stop ditekan maka proses pengukuran selesai dan kembali pada kondisi stand by. Dalam proses validasi sensor dilakukan dengan menggunakan beban uji ; 2 kg; 4 kg; 6 kg; 8 kg; dan 1 kg. MENAMPILKAN JUDUL PADA LCD MULAI INISIALISASI PUSHBUTTON ON MENAMPILKAN DAN MENGHITUNG TANGGAL DAN WAKTU PADA LCD READ ADC V = (,24265) ADC R = (SUM/i) BEBAN = 21.94R 3-176.3R 2 + 476.3R -328 MENAMPILKAN NILAI V, R, DAN BEBAN Gambar 2. Rangkaian hardware alat timbang dengan mikrokontroler PUSHBUTTON OFF IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Keluaran tegangan dari sensor untuk jangkauan pembacaan sampai dengan 1 kg adalah seperti grafik pada Gambar 4. Pada jangkauan tersebut sensor hanya memiliki perbedaan nilai tegangan keluaran sebesar 8 mv. Apabila tegangan tersebut langsung dibaca dengan mikrokontroler akan digunakan menyebabkan resolusinya kurang baik, maka sebelum diproses dalam mikrokontroler tegangan tersebut dikuatkan dengan instrumentasi amplifier dan dipilih ADC 1 bit dengan referensi internal yang dapat diprogram pada Atmega32. Untuk rangkaian intrumentasi amplifier, dilakukan pengujian tegangan masukan (Vin) yang berasal dari sumber tegangan uji dan hasil tegangan keluaran (Vout) dengan voltmeter untuk memastikan penguatan tegangan 1 kali dan melihat linearitasnya. Hasil pengujian seperti yang ditunjukkan grafik pada Gambar 5 bahwa penguatan mendekati 1 kali dan memiliki korelasi yang linear. Gambar 3. Flowchart program pada Mikrokontroler ATmega 32 4,66 4,65 4,64 4,63 4,62 4,61 4,6 4,59 4,58 4,57 4,56 SELESAI 2 4 6 8 1 12 beban (kg) Gambar 4 tegangan keluaran sensor Untuk memperolah konversi tegangan digital dengan tegangan analog, pengujian dilakukan lagi dengan memberikan tegangan masukan yang sudah dikuatkan dibandingkan dengan nilai tegangan digital hasil konversi ADC. Hasil dari konversi tersebut ditunjukkan pada Gambar 6 dengan persamaan yang didapat yaitu, y =,24265x, dimana LPF1352-3

V out ( Volt ) SEMINAR NASIONAL variabel x merupakan nilai ADC. Dengan demikian persamaan ini dimasukkan ke dalam program untuk konversi nilai tegangan. 8 7 6 5 4 3 2 1 y = 9,428x +,31 R² =,991,2,4,6,8 V in ( Volt ) Gambar 5 Grafik tegangan masukan dan tegangan keluaran pada instrumentasi amplifier pada saat digunakan untuk mengukur beban sesungguhnya. Pada Gambar 8, Alat timbang digunakan dalam pengukuran beban. Tampilan LCD ini muncul setelah push button ditekan sehingga menampilkan header SENSOR BEBAN BERBASIS FIBER OPTIK pada baris 1, tanggal dan waktu saat pengukuran pada baris 2, keterangan tegangan dan rata-rata tegangan yang terukur dari sensor pada baris 3, dan Informasi beban dengan satuan kg pada baris 4. Sedangkan push button stop untuk menakhiri proses pengukuran. 12 1 8 y = 21.94x 3-176.3x 2 + 476.3x - 328. R² =.995 Setelah diperoleh hasil pengujian yang sesuai, rancangan alat timbang ini dilakukan validasi dengan masukan dari sensor dan keluaran dibaca dengan mikrokontroler. Validasi dilakukan dengan memberikan beban uji pada sensor dari sampai dengan 1 kg. Hasil validasi beban seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 dengan menghasilkan korelasi persamaan polynomial y = 21.94x 3-176.3x 2 + 476.3x -328 antara beban yang diberikan terhadap tegangan keluaran. Persamaan ini dimasukkan dalam program mikrokontroler untuk mengkonversi beban yang terbaca menjadi tampilan dengan satuan kilogram (kg). 6 4 2-2 1 2 3 Gambar 7. Grafik Validasi Beban 1,6 1,4 1,2 1,8,6,4,2 y =.24265 R² = 1 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 6 Grafik Penngujian ADC setelah penambahan op. amp Rancangan alat timbang sudah diuji dan divalidasi dengan beban, maka selanjutnya alat ini dilihat performansinya Gambar 8 Tampilan Alat Timbang Sedangkan karakteristik akurasi dari alat timbang ini ditunjukkan pada Tabel 1. Karakteristik ini diperoleh dari pengujian alat timbang dengan diberikan baban uji dari tegangan sampai dengan 1 kg. Tabel I. Perbandingan Beban, Tegangan, Dan Beban Terukur. Beban Real Beban terukur Deviasi (kg) (Kg) (Kg) 1.96 1,96 2 19.21,79 4 32.33 7,67 6 55.9 4,91 8 74.65 5,35 1 92.35 7,65 LPF1352-4

Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat bahwa hasil penimbangan beban terukur mendekati nilai beban yang sesungguhnya, dengan deviasi kurang dari 1 kg. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan, dengan mikrokontroler Atmega32 dapat dirancang suatu alat yang dapat digunakan sebagai alat timbang beban menggunakan sensor berbasis serat optik dengan prinsip mikrobending. Alat timbang ini bisa digunakan untuk mengukur beban secara statis dan portabel. Dengan adanya fitur tanggal dan waktu dapat memberikan tambahan catatan ketika digunakan alat timbang yang memfungsikan kejadian penimbangan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementrian Riset dan Teknologi atas biaya riset dari INSINAS 213 pada penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Imam Mulyanto dan Hendra Adinanta yang telah membuatkan laser dioda stabil rancangan percobaan mikrobending serta kepada Thomas Budi Waluyo yang bersedia diajak diskusi tentang mikrobending serat optik. DAFTAR PUSTAKA [1] Batenko, Anatoly, Grakovski, A., Kabashkin, I., Petersons, E., Sikerzhicki, Y., Weihgt-In-Motion (WIM) Measurements by Fiber Optic Sensor : Problems and Solutions, Transport and Telecommunication Institute, Volume 12, No 4, 27 33, pp. 27-33, 211 [2] Bolton, W.,Sistem Instrumentasi dan Sistem Kontrol, Penerbit Erlangga, 56, 26 [3] Setiono, Andi, Puranto, P., Widiyatmoko, B., Pembuatan dan Uji Data Logger Berbasis Mikrokontroler Atmega32 untuk Monitoring pergeseran Tanah, Bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPF-LIPI), Jurnal Fisika ISSN 854-346, Himpunan Fisika Indonesia Akreditasi: No. 242/Akred- LIPI/P2MBI/5/21, Vol. 1, No. 2, pp. 83-94, 21 [4] Hanto, Dwi, Al Kindi, Cindy, Setiono, Andi, Widiyatmoko, B., Analisa Pengaruh Mikrobending untuk Aplikasi pada Sensor Beban Berbasis Serat Optik,Unpublished LPF1352-5