IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

dokumen-dokumen yang mirip
IV. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA: PENDEKATAN METODE QUALITY FUNCTION DEVELOPMENT DAN SENSITIVITY PRICE ANALYSIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Alat perencanaan yang digunakan untuk mekondisi desain karawo

IV. METODE PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN (BAGIAN EVALUASI KINERJA PELAYANAN DENGAN METODE QFD)

ANALISIS SENSITIVITAS HARGA DAN LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP MINYAK GORENG MEREK BIMOLI DI KOTA BOGOR INDRA UTAMA NASUTION A.

VI ANALISIS SIKAP KONSUMEN BERAS ORGANIK SAE

METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK INFORMASI PENYEMPURNAAN PERAKITAN VARIETAS MELON

IV. METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

METODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Dalam pengertian paling luas, manajemen operasi berkaitan dengan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Deskripsi Data

ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. Perancangan adalah tindakan mewujudkan sebuah gagasan atau konsep

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian adalah produk shoulder bags untuk wanita usia 17 sampai

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, beras tetap menjadi sumber utama gizi dan energi bagi lebih dari

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

Analisis Kepuasan Pelanggan Terhadap Pelayanan Hotel Lido Graha dengan Metode Quality Functions Deployment (QFD)

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. sebanyak 30 buah. Kemudian dilakukan uji valliditas dan reliabilitas.

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi mengenai kebutuhan data penelitian. Adapun obyek yang. dijadikan penelitian adalah Kopma UNY core.

DAFTAR ISI. repository.unisba.ac.id. BAB I Pendahuluan Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. pasar semakin kompetitif dan tidak mungkin terhindarkan lagi. Salah satu

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI. I ii Iii iv V vi vii viii x xi xvi xvii

lingkup perkantoran pemerintah Kota Depok. Adapun kegiatan tersebut dilakukan 1 hari dalam seminggu yaitu pada hari Selasa. Seluruh pegawai negeri sip

3. METODE PENELITIAN. Lukman Arhami. Perencanaan strategi..., FT UI., Universitas Indonesia

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DIVERSIFIKASI PRODUK MINUMAN PADA CV FAUZI KABUPATEN BEKASI PROPINSI JAWA BARAT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah Hotel Bintang Griyawisata Jakarta.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN PASIEN UNIT INSTALASI RAWAT JALAN (IRJ) RUMKITAL

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN ANALISIS SENSITIVITAS HARGA PADA PENGEMBANGAN PADI VARIETAS UNGGUL HIBRIDA

PERBAIKAN KEMASAN KEJU GOUDA MUDA DENGAN MENGGUNAKAN QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

KATA PENGANTAR. memberikan rahmat-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di wilayah Malang Raya. Waktu dilaksanakan

EVALUASI KUALITAS PELAYANAN JASA PURNA JUAL ALAT FITNES DI PT. PRIMA FITINDO JAYA SKRIPSI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Product Design & Development Hubungan Kebutuhan Pekerja Terhadap Karakteristik Teknik Pada Perancangan Alat Pengepres Melinjo Dengan Metode QFD

Seminar Tesis. Sri Hariani Eko Wulandari Dosen Pembimbing: Prof. Dr. M.Eng.Sc. Ir., Udisubakti

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi, daya beli masyarakat semakin meningkat. Peluang ini

III. METODOLOGI PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperkuat dan mendukung analisis penelitian adalah:

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

IV. METODE PENELITIAN

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 1 Pada Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENGAMBILAN KEPUTUSAN

3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Analisis dan Perancangan Gambar Konsep Produk

Peningkatan Kualitas Layanan General Affair Menggunakan Metode ServQual dan QFD pada PT. Meratus Line

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

INTEGRASI METODE QFD DAN AHP DALAM PENGEMBANGAN DESAIN KEMEJA BATIK PRIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mempertimbangkan portofolio dari proyek pengembangan produk untuk

METODOLOGI PENELITIAN

PERBAIKAN RANCANGAN ALAT LARYNGEAL MIRROR PADA RSU DR. PIRNGADI MEDAN MENGGUNAKAN METODE QFD, MARKOV CHAIN DAN AXIOMATIC DESIGN

METODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Langkah langkah (flow chart) pemecahan masalah. Mulai. Observasi Pendahuluan. Penetapan Tujuan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. HALAMAN MOTTO...

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kota Bandar Lampung yaitu di beberapa

Kata Kunci : Penilaian Konsumen, Kualitas Produk, Metode QFD (Quality Function Deployment)

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

PERANCANGAN DESAIN PRODUK TABLE VASE DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENGOPTIMALKAN KEPUASAN KONSUMEN BERDASARKAN METODE QFD-ANP

ANALISIS QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) UNTUK MENGETAHUI KEINGINAN DAN HARAPAN KONSUMEN

ANALISIS PENINGKATAN MUTU PELAYANAN SMU ISLAM YMI DENGAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan dan persaingan dalam era globalisasi pasar

Transkripsi:

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu di Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu Kecamatan Cianjur Kabupaten Cianjur. Lokasi dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa Kabupaten Cianjur sebagai salah satu wilayah produksi padi di Jawa Barat, sebagian besar petani di Kabupaten Cianjur melakukan usaha produksi padi, dan merupakan daerah yang termasuk dalam Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) yang dicanangkan pemerintah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi beras dengan menggunakan benih padi hibrida. Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu merupakan gabungan kelompok tani yang menjalani program SL-PTT (Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman dan Sumberdaya Terpadu) dan mendapatkan bantuan benih padi hibrida dari pemerintah. Penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2011. 4.2 Jenis dan Sumber Data Penelusuran dan pencarian informasi data penelitian menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dengan penelusuran bahan pustaka berupa buku, hasil penelitian, Website serta lembaga pemerintahan. Data primer diperoleh melalui pengisian kuisioner yang dilakukan dengan wawancara responden yaitu petani padi hibrida dan pemulia padi hibrida. Kuisioner yang diberikan berupa pertanyaan terstruktur (tertutup) dan terbuka. Pertanyaan terstruktur adalah pertanyaan yang jawabannya telah disediakan. Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang alternatif jawabannya tidak disediakan. Data primer juga diperoleh langsung di tempat penelitian dan wawancara dengan petugas penyuluh pertanian. Data primer merupakan data mentah sehingga masih diperlukan pengolahan terlebih dahulu sebelum menggunakannya untuk tujuan-tujuan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan. Jenis dan sumber data terdapat pada Tabel 2. 35

Tabel 2. Jenis dan sumber data 1. Data Primer Jenis Data Atribut Ideotipe Padi Hibrida Konsumen a. Atribut kepentingan konsumen b. Penilaian tingkat kepentingan konsumen terhadap produk dan kualitas layanan c. Penilaian tingkat poin penjualan d. Penilaian tingkat kepuasan produk dan penilaian kepuasan dari produk kompetitor Pemulia Padi Hibrida a. Persyaratan teknik b. Hubungan antar persyaratan teknik c. Derajat kesulitan tiap persyaratan teknik d. Nilai sasaran setiap persyaratan konsumen dan persyaratan teknis 2. Data a. Dokumen Badan Penelitian dan Kelompok Tani, Gambaran umum Balai Penelitian dan Kelompok Tani b. Konsep Quality Function Deployment (QFD) Sumber Data Dr. Ir. Hajrial Aswidinnoor, MSc. (Peneliti padi pada Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor) Dr. Suwarno (Pemulia padi pada Kebun Muara, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementrian Pertanian) Petani di Kecamatan Cianjur Pemulia padi hibrida di Balai Besar Penelitian Padi Sukamandi, Jawa Barat Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur Balai Besar Penelitian Padi Literatur 4.3 Metode Pengambilan Sampel Penentuan sampel dilakukan dengan cara sengaja (purposive). Metode ini dipilih karena tidak semua petani dalam kelompok tani yang mendapatkan bantuan benih padi hibrida dari pemerintah menanam benih padi hibrida tersebut. Sampel dipilih mengikuti perbandingan jumlah petani di setiap desa yang terpilih. 36

Petani dalam penelitian ini didasarkan pada petani yang pernah menanam padi hibrida dan padi varietas ciherang. Jumlah sampel sebagai responden petani sebagai konsumen dalam penelitian sebanyak 30 orang dengan melakukan screening terlebih dahulu (Lampiran 6) terdiri dari 9 petani responden dari Desa Sayang, 4 petani responden dari Desa Nagrak, 9 petani responden dari Desa Mekarsari dan 8 petani responden dari Desa Sukamaju. Penentuan padi varietas hibrida yang digunakan adalah varietas varietas Intani-2 (PT BISI) dan varietas SL-8-SHS (SLAgritech) karena varietas-varietas tersebut adalah merupakan varietas bantuan yang diberikan oleh Pemerintah kepada Gabungan Kelompok Tani Sugih Rahayu. Penentuan padi varietas inbrida yang digunakan adalah varietas inbrida ciherang dengan pertimbangan bahwa varietas ciherang adalah varietas inbrida yang paling banyak ditanam di Indonesia. Hasil survei pada tahun 2008 menunjukkan areal tanam padi varietas Ciherang meningkat menjadi 48,3 persen dari 41,5 persen pada tahun 2007. Padi varietas unggul baru lainnya yang mendominasi areal pertanaman padi adalah IR64 (9 persen), Cigeulis (5,9 persen), Cibogo (3 persen), dan Ciliwung (5,2 persen). (Departemen Pertanian, 2007) Jumlah responden dari sisi organisasi dalam hal ini pemulia padi adalah enam responden yang dapat dilihat pada Tabel 3. 4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis lebih lanjut untuk memperoleh hasil yang dijadikan jawaban dari masalah penelitian. Dalam menganalisis kualitas mutu benih padi hibrida digunakan metode QFD melalui matriks HOQ. Alat analisis yang digunakan untuk mengolah data-data dalam penelitian ini adalah analisis Microsoft Office Excel 2007. 37

Tabel 3. Responden Organisasi No. Nama Jabatan Penentuan 1. Dr. Ir. Hajrial (Peneliti padi pada Atribut ideotipe padi hibrida Aswidinnoor, MSc. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor) 2. Dr. Suwarno (Pemulia padi pada Atribut ideotipe padi hibrida Kebun Muara, Balitbang Kementrian Pertanian) 3. Dr. Satoto Penanggung jawab Merumuskan persyaratan teknik, penelitian dan hubungan antara persyaratan pemuliaan padi hibrida Balai Besar Penelitian Padi konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik, 4. Indrastuti Apri Peneliti (pemulia) padi Merumuskan persyaratan teknik, Rumanti Cand Dr. hibrida Balai Besar hubungan antara persyaratan Penelitian Padi konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik, 5. Yuni Widyastuti, SP Peneliti (pemulia) padi Merumuskan persyaratan teknik, hibrida Balai Besar hubungan antara persyaratan Penelitian Padi konsumen dan persyaratan teknik, hubungan antar persyaratan teknik, penilaian kompetitif teknik, nilai sasaran konsumen, derajat kesulitan, nilai sasaran persyaratan teknik, 4.4.1 Tabulasi Deskriptif Tabulasi deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah tabel frekuensi. Data ditabulasikan dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama 38

kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah seluruh konsumen. Persentase yang paling besar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diteliti. Tabulasi deskriptif ini digunakan untuk mengetahui karakteristik konsumen, ideotipe benih padi hibrida yang diinginkan konsumen (persyaratan pelanggan), tingkat kepentingan, dan poin penjualan dari setiap persyaratan pelanggan dan hasilnya digunakan dalam metode QFD kecuali karakteristik konsumen. 4.4.2 Quality Function Deployment (QFD) QFD adalah sebuah alat perencanaan yang digunakan untuk memenuhi harapan konsumen. Alat perencanaan utama yang digunakan dalam Quality Function Deployment adalah House Of Quality (HOQ). House Of Quality menerjemahkan suara konsumen (voice of customer) ke dalam persyaratan desain yang memenuhi nilai tujuan spesifik dan mencocokannya, dengan bagaimana perusahaan akan memenuhi persyaratan tersebut. Analogi untuk menggambarkan struktur QFD adalah suatu matriks yang berbentuk rumah. Istilah yang sering digunakan adalah House Of Quality (HOQ). Langkah-langkah dalam penyusunan matriks HOQ adalah sebagai berikut (Besterfield, 1999) : 1. Mendaftar Persyaratan Konsumen (What) QFD diawali dengan sebuah daftar tujuan. Daftar ini disebut sebagai apa yang konsumen butuhkan atau harapkan dalam sebuah produk khusus. Daftar persyaratan konsumen terdiri dari dua yaitu persyaratan konsumen primer dan persyaratan konsumen sekunder. Daftar persyaratan konsumen primer biasanya bersifat umum. Definisi lebih jauh dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan konsumen sekunder baru dan lebih detail yang dibutuhkan untuk mendukung persyaratan konsumen primer, dengan kata lain sebuah persyaratan konsumen primer mungkin meliputi banyak persyaratan konsumen sekunder. Pada langkah ini digunakan kuesioner yang harus diisi oleh responden (konsumen). Hasil dari kuesioner ini adalah daftar persyaratan konsumen. Walaupun item dari daftar persyaratan konsumen sekunder menunjukkan detail yang lebih baik daripada persyaratan konsumen primer, persyaratan konsumen 39

sekunder sering tidak langsung dilakukan oleh staf teknisi dan masih membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga mungkin dibutuhkan persyaratan konsumen tersier. 2. Mendaftarkan Persyaratan Teknik (How) Tujuan dari HOQ adalah untuk mendesain atau mengubah desain dari sebuah produk dalam cara yang memenuhi atau melebihi harapan konsumen. Setelah kebutuhan dan harapan konsumen ditunjukkan dalam persyaratan konsumen, tim QFD harus menyusun karakteristik teknik atau persyaratan teknik (bagaimana) yang akan mempengaruhi satu atau lebih persyaratan konsumen. Daftar persyaratan teknik dibagi menjadi hierarki persyaratan teknik primer, sekunder, dan tersier. Definisi lebih jauh dari persyaratan teknik dilakukan dengan mendefinisikan sebuah daftar persyaratan teknik sekunder yang mewakili detail yang lebih baik daripada yang ada dalam daftar persyaratan teknik primer. Seringkali persyaratan teknik sekunder masih belum dapat langsung dilakukan melainkan masih membutuhkan definisi lebih jauh, sehingga dibutuhkan persyaratan teknik tersier. 3. Mengembangkan Matriks Hubungan antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik Langkah selanjutnya adalah membandingkan persyaratan konsumen dan persyaratan teknik, dan menentukan hubungannya masing-masing. Mencari hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik bisa menjadi sangat membingungkan karena setiap persyaratan konsumen mungkin mempengaruhi lebih dari satu persyaratan teknik, dan sebaliknya. Salah satu cara untuk mengurangi kebingungan dalam menentukan hubungan antara persyaratan konsumen dengan persyaratan teknik yaitu dengan menggunakan sebuah matriks hubungan. Matriks ini diisi oleh tim QFD. Matriks hubungan digunakan untuk menunjukkan dengan grafik derajat pengaruh antara setiap persyaratan teknik dan setiap persyaratan konsumen. Sudah menjadi hal biasa untuk menggunakan simbol untuk menunjukkkan derajat hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik, sebagai contohnya yaitu : Δ : Sebuah segitiga menunjukkan hubungan kuat, bernilai 9 40

: Sebuah lingkaran kosong menunjukkan hubungan medium, bernilai 3 : Sebuah lingkaran penuh menunjukkan hubungan lemah, bernilai 1 : Sebuah kotak kosong menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai 0 Matriks hubungan antara persyaratan konsumen dan persyaratan teknik dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Matriks Hubungan Antara Persyaratan Konsumen dan Persyaratan Teknik Persyaratan Primer Primer Konsumen Persyaratan Pelanggan Primer Primer Setelah matriks hubungan telah lengkap, dilakukan evaluasi untuk baris dan kolom kosong. Sebuah baris kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan konsumen tidak dituju oleh setiap persyaratan teknik. Oleh karena itu, harapan konsumen tidak terpenuhi. Persyaratan teknik tambahan harus dipertimbangkan untuk memuaskan persyaratan konsumen tersebut. Sebuah kolom kosong mengindikasikan bahwa sebuah persyaratan teknik tidak mempengaruhi setiap persyaratan konsumen dan setelah dilakukan penyelidikan secara hati-hati, mungkin dihilangkan dari HOQ. 4. Mengembangkan Matriks Hubungan antar Persyaratan Teknik Hubungan antar persyaratan teknik disebut matriks korelasi dan berada pada atap HOQ. Matriks ini digunakan untuk mengidentifikasi setiap hubungan antar setiap persyaratan teknik. Persyaratan teknik mana saja yang saling mendukung dan saling bertentangan satu sama lain. Matriks korelasi adalah sebuah tabel segitiga yang menghubungkan persyaratan teknik. Simbol digunakan untuk menjelaskan kekuatan hubungan, sebagai contohnya yaitu : : Menunjukkan hubungan positif kuat, bernilai (+9) : Menunjukkan hubungan positif lemah, bernilai (+3) 41

X : Menunjukkan hubungan negatif lemah, bernilai (-3) XX : Menunjukkan hubungan negatif kuat, bernilai (-9) : Menunjukkan tidak ada hubungan, bernilai (0) 5. Penilaian Kompetitif Penilaian kompetitif adalah sepasang tabel bobot (atau grafik) yang melukiskan item demi item bagaimana produk kompetitif dibandingkan dengan produk organisasi. Tabel penilaian kompetitif dipisahkan menjadi dua kategori, yaitu penilaian konsumen dan penilaian teknik. a. Penilaian Konpetitif Konsumen Penilaian kompetitif konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan konsumen dalam HOQ di sisi kanan dari matriks hubungan. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom evaluasi kompetitif untuk mengidentifikasikan sebuah peringkat dari 1 untuk terburuk sampai 4 untuk yang terbaik. b. Penilaian Kompetitif Teknik Penilaian kompetitif teknik membuat sebuah blok baris berhubungan dengan setiap persyaratan teknik dalam HOQ di bawah matriks hubungan kemudian produk organisasi dan pesaing dievaluasi untuk setiap persyaratan teknik. Sama dengan penilaian kompetitif konsumen, uji data diubah menjadi angka 1 sampai dengan 4, dimana 1 untuk yang terburuk dan 4 untuk yang terbaik. 6. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Konsumen Prioritas persyaratan konsumen membuat sebuah blok kolom berhubungan dengan setiap persyaratan pelanggan dalam HOQ di sisi kanan penilaian kompetitif konsumen. Prioritas persyaratan konsumen ini mencakup kolom untuk kepentingan bagi konsumen, nilai sasaran, faktor skala kenaikan, poin penjualan dan sebuah bobot absolut. a. Kepentingan bagi Konsumen Meranking setiap persyaratan konsumen dengan menunjukkan sebuah rating. Angka 1 sampai dengan 4 didaftarkan dalam kolom kepentingan bagi konsumen untuk mengindikasikan sebuah rating 1 untuk tingkat kepentingan 42

paling rendah sampai dengan 4 untuk sangat penting. Semakin penting persyaratan konsumen semakin tinggi ratingnya. b. Nilai Sasaran Persyaratan Konsumen Kolom nilai sasaran berada pada skala yang sama dengan penilaian kompetitif konsumen (1 untuk terburuk dan 4 untuk terbaik). Kolom ini adalah kolom dimana tim QFD memutuskan apakah mereka ingin mempertahankan produk mereka tidak berubah, memperbaiki produk atau membuat produk lebih baik daripada kompetitor. c. Faktor Skala Kenaikan Faktor skala kenaikan adalah rasio antar nilai sasaran dengan rating produk yang diberikan dalam penilaian kompetitif konsumen. Semakin tinggi nilainya, semakin banyak usaha yang dibutuhkan. d. Poin Penjualan Poin penjualan memberitahukan tim QFD seberapa baik sebuah persyaratan konsumen akan menjual. Tujuannya adalah untuk mempromosikan persyaratan konsumen yang terbaik dan setiap persyaratan konsumen yang akan menolong dalam penjualan produk. Nilai yang digunakan untuk poin penjualan yaitu : 1,0 = tidak menolong dalam penjualan produk 1,2 = cukup menolong dalam penjualan produk 1,5 = menolong dalam penjualan produk e. Bobot Absolut Persyaratan Konsumen Bobot absolut dihitung dengan mengalikan kepentingan bagi konsumen, faktor skala kenaikan dan poin penjualan : Bobot Absolut = (Kepentingan bagi Konsumen)(Faktor Skala Kenaikan)(Poin Penjualan) Setelah menjumlahkan semua bobot absolut, sebuah persentase dan ranking untuk setiap persyaratan konsumen dapat ditentukan. Bobot kemudian dapat digunakan sebagai pedoman dalam fase perencanaan dari pengembangan produk. 43

7. Mengembangkan Prioritas Persyaratan Teknik Prioritas persyaratan teknik membuat blok baris berhubungan untuk setiap persyaratan teknik dalam HOQ di bawah penilaian kompetitif teknik. Prioritas persyaratan teknik ini mencakup derajat kesulitan teknik, nilai sasaran serta bobot absolut dan relatif. Tim QFD mengidentifikasikan persyaratan teknik yang paling dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan konsumen dan yang membutuhkan perbaikan. a. Derajat Kesulitan Banyak pengguna HOQ menambahkan derajat kesulitan untuk mengimplementasikan setiap persyaratan teknik yang ditunjukkan dalam baris pertama dari prioritas persyaratan teknik. Derajat kesulitan ditentukan dengan memberikan nilai untuk setiap persyaratan teknik dari 1 (paling tidak sulit) sampai dengan 4 (sangat sulit). b. Nilai Sasaran Persyaratan Teknik Sebuah nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik dimasukkan di bawah derajat kesulitan teknis. Hal ini merupakan sebuah ukuran objektif yang mendefinisikan nilai yang harus diperoleh untuk mencapai persyaratan teknis. Seberapa banyak nilai diambil untuk memenuhi atau melebihi harapan konsumen dijawab dengan mengevaluasi semua informasi yang dimasukkan ke dalam HOQ dan memilih nilai sasaran. Nilai sasaran untuk setiap persyaratan teknik ditentukan menggunakan skala 1 (terburuk) sampai dengan 4 (terbaik). c. Bobot Absolut Persyaratan Teknik Dua baris terakhir dari prioritas persyaratan teknik adalah bobot absolut dan bobot relatif. Sebuah metode yang populer dan mudah untuk menentukan bobot adalah dengan menunjukkan nilai bernomor kepada simbol dalam simbol matriks hubungan. Bobot absolut untuk persyaratan teknik ke-j kemudian diberikan dengan : dimana : a j R ij C i a j = ij Ci = Vektor baris dari bobot absolut untuk persyaratan teknik (j = 1,..,m) = Bobot yang ditunjukkan oleh matriks hubungan (i = 1,..,n, j = 1,..,m) = Vektor kolom dari kepentingan bagi konsumen untuk persyaratan 44

konsumen (i = 1,..,n) m = Nomor persyaratan teknik n = Nomor persyaratan konsumen d. Bobot Relatif Persyaratan Teknik Pada cara yang sama, bobot relatif untuk persyaratan teknik ke-j diberikan dengan mengganti derajat kepentingan untuk persyaratan konsumen dengan bobot absolut untuk persyaratan konsumen, yaitu : dimana : b j d i b j = Rij di = Vektor baris dari bobot relatif untuk persyaratan teknik (j = 1,..,m) = Vektor kolom dari bobot absolut untuk persyaratan konsumen (i = 1,..,n) Rating absolut dan relatif yang lebih tinggi mengidentifikasi area dimana usaha teknik butuh untuk dikonsentrasikan. Perbedaan utama antara kedua bobot ini adalah bobot relatif juga mencakup informasi faktor skala kenaikan dan poin penjualan. Bobot ini menunjukkan dampak dari karakteristik teknis pada persyaratan konsumen. Sejalan dengan derajat kesulitan teknis, keputusan dapat dibuat dengan memperhatikan dimana mengalokasikan sumberdaya untuk perbaikan kualitas. Adapun proses penyusunan matriks HOQ (Matriks Perencanaan Produk) dapat dilihat pada Gambar 6. Penerapan metode QFD pada produk pertanian memiliki kendala-kendala antara lain produk yang diinginkan oleh konsumen sesuai dengan hasil matriks HOQ-nya tidak bisa langsung dihasilkan karena memerlukan waktu yang lama dalam proses pembuatannya tidak seperti produk non pertanian. Matriks HOQ dasar dapat dilihat pada lampiran 7. 4.4.3 Analisis Sensitivitas Harga Pada penelitian digunakan riset harga yang diharapkan konsumen, dimana limit harga dan kisaran harga yang dapat diterima konsumen. Dalam hal ini konsumen menilai batas harga sangat murah, murah, mahal, dan sangat mahal yang dikaitkan dengan kualitas dari produk tersebut. Keunggulan dari menggunakan sistem pertanyaan tertutup adalah lebih mudah melihat range harga yang dipilih konsumen dalam menentukan titik 45

terendah dan tertinggi. Kelemahan dari penggunaan sistem ini adalah konsumen cenderung dibawa langsung untuk memilih harga terendah dan tertinggi dari batas bawah dan atas. Sedangkan keunggulan bila menggunakan sistem pertanyaan terbuka adalah konsumen lebih terwakili pendapatnya dalam menentukan range harga menurut pendapatannya. Tapi kelemahannya bila terlalu luas range harga yang ditentukan konsumen bisa jadi titik harga yang diharapkan tidak terbentuk. Harga benih padi hibrida di pasaran saat ini adalah Rp 50.000. Penentuan range harga dari batas bawah Rp 5.000 sampai batas atas Rp 65.000 karena benih padi hibrida yang digunakan petani adalah merupakan bantuan dari pemerintah (tidak membeli). Range yang digunakan tidak seperti range harga produk lain, sehingga dibuka range harga batas bawah sama dengan harga benih varietas unggul biasa di pasaran yang biasa petani gunakan yang berkisar antara Rp 5.000 Rp 7.000. Sedangkan range harga batas atas ditentukan di atas harga benih padi hibrida di pasaran saat ini yaitu Rp 65.000. Riset ekspektasi harga merupakan suatu teknik penetapan harga suatu produk. Hasilnya diolah dan disajikan dalam bentuk grafik yang terdiri atas lima titik harga yang diharapakn konsumen dan kisaran harga yang normal menurut konsumen. Lima titik harga tersebut adalah : 1. Indifferent Pricing Point (IPP) Titik perpotongan distribusi kumulatif harga murah-mahal yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga mahal. Pada tingkat harga jumlah konsumen maksimum yang perduli terhadap harga. 2. Optimum Pricing Point (OPP) Titik perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah-sangat mahal yaitu jumlah konsumen yang menganggap harga sangat murah sama dengan jumlah konsumen yang menganggap harga sangat mahal. Pada tingkat harga ini jumlah konsumen menganggap harga sangat mahal atau sangat murah, dengan kata lain harga tersebut optimum bagi produk. 46

3. Range of Acceptible Price (RAP) Kisaran harga yang terbentuk dari dua titik, yaitu antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan sangat murah dari perpotongan antara distribusi kumulatif mahal dan murah. Kisaran harga inilah yang dianggap sebagai kisaran harga yang dapat diterima oleh konsumen. 4. Marginal Cheap Price Point (MCP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga terendah bagi produk. Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat murah dan murah. Kisaran harga inilah konsumen mulai meragukan kualitas suatu produk. 5. Marginal Expensive Price Point (MEP) Kisaran harga yang menunjukkan tingkat harga tertinggi bagi produk. Kisaran harga ini terbentuk dari dua titik yang antara perpotongan distribusi kumulatif harga sangat mahal dan mahal. Kisaran harga inilah konsumen tidak lagi mau membeli produk. 47

Penyusunan atribut persyaratan konsumen Hasil wawancara dengan ahli padi Penyusunan persyaratan pelanggan Hasil wawancara dengan petani Penyusunan persyaratan teknik Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida Penentuan hubungan persyaratan konsumen dan persyaratan teknik Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida Penentuan hubungan antar persyaratan teknik Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida Penilaian kompetitif konsumen Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida Penilaian kompetitif teknik Hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida Penyusunan prioritas persyaratan konsumen : 1. Penilaian tingkat kepentingan konsumen 2. Nilai sasaran konsumen 3. Penilaian Faktor skala kenaikan 4. Penilaian poin penjualan 5. Bobot absolut persyaratan konsumen - Poin 1, 3, & 4 merupakan hasil wawancara dengan petani - Poin 2 merupakan hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida - Poin 5 dihitung menggunakan microsoft excel 2007 Penyusunan prioritas persyaratan teknik : 1. Derajat kesulitan 2. Nilai sasaran teknik 3. Bobot abslot persyaratan teknik 4. Bobot relatif persyaratan teknik - Poin 1 & 2 merupakan hasil wawancara dengan pemulia padi hibrida - Poin 3 & 4 dihitung menggunakan microsoft excel 2007 Gambar 6. Proses matriks HOQ (Matriks Perencanaan Produk) 48